Kajian Permainan Penduduk Setempat untuk Menjadi Teknik Konseling
Konseling dengan budaya mewarisi berbagai tradisi dan prinsip-prinsip keilmuan dari psikologi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, dan ilmu ilmu sosial lainnya. Misalnya, konsep-konsep konseling generasi awal sangat bertumpu pada peranan faktor-aktor pembawaan teori tentang potensi individu dan aktualisasinya, tes inteligensi, skala sikap, inventori kepribadian dan tahapan-tahap diagnosis-prognosis-treatment sesuai dengan model atau pendekatan. Tradisi demikian berlaku di Indonesia, paling tidak hingga tahun 1980-an dan terus berkembang seiring dengan keberagaman yang ada dimasyarakat dan kebutuhan akan bantuan konseling yang memperhatikan berbagai faktor terutama lingkungan sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam setiap prosesnya (Adhiputra, 2013).
Beranjak dari itu, melihat perkembangan di Indonesia layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam trend bentuk adaptasi layanan bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan mengunakan pendekatan multikultural dinilai sangat tepat pada lingkungan berbudaya plural layaknya seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya dilandasan dengan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman.
Permainan penduduk setempat atau permainan tradisonal merupakan permainan rakyat, permainan tersebut tumbuh dan berkembang pada masa lalu terutama tumbuh di daerah masyarakat pedesaan setempat. Permainan tradisonal ini sangat terkenal di Indonesia di semua wilayah, hampir semua daerah memiliki permainan tradisonal sebagai warisan dari nenek moyang dan harus selalu dilestarikan daerah setempat sebagai ciri khas daerah tersebut. Permainan tradisional memiliki berbagai manfaat terutama bagi anak-anak. Seperti pada penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang melakukan permainan tradisional jauh lebih berkembang kemampuan, termasuk kemampuan kerja sama, sportifitas, kemampuan membangun strategi, serta ketangkasan (lari, loncat, keseimbangan) dan karakternya.
Permainan penduduk setempat merupakan warisan antar zaman yang mempunyai makna simbolis di balik gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang digunakan. Permainan penduduk setempat bukan hanya bertujuan sebagai sarana menghibur diri, namun juga memelihara keharmonisan, kenyamanan dan kerukunan sosial serta dapat membentuk karakter dari anak untuk dapat bersosialitas dengan teman sebayanya menjadi lebih baik lagi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat sekaligus belajar pada lingkungan sekitarnya sehingga anak tidak hanya mengenal lingkungan rumah saja. Saat bermain, anak-anak akan bermain berbagai macam permainan. Bermain dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan 11 kehidupan sosial anak di masa yang akan datang. Bermain dapat mengajari anak mengurangi egosentris karena usaha bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan haknya dan peduli dengan hak orang lain, sarana belajar berkomunikasi dan berorganisasi.
Permainan tradisional dapat dimakna sebagai bentuk ekspresi dan apresiasi dari tradisi masyarakat dalam menciptakan situasi serta kegiatan yang menyenangkan. Permainan traditional dikenal dengan istilah permainan rakyat dimana kegiatan ini bukan hanya bertujuan untuk sarana menghibur diri, melainkan juga memelihara keharmonisan, kenyamanan dan kerukunan sosial serta dapat menjadi saran bersosilasasi bagi anak. Dalam kajian ini, penulis akan mengkaji beberapa permainan tradisional yang ada di Indonesia yang memiliki implikasi positif terhadap pembentukan karakter maupun sebagai teknik atau pendekatan yang akan disampaikan dalam bentuk hasil penelitian ataupun artikel ilmiah. Permainan tradisional yang akan dikaji meliputi congklak, engklek, dan lompat tali.
Permainan congklak Berdasarkan sejarahnya, permainan tradisional congklak juga sering disebut sebagai "permainan gadis", maksudnya pada zaman dahulu permainan ini yang paling sering memainkan permainan ini adalah anak perempuan di kalangan bangsawan. Namun seiring perkembangannya, permainan tradisional congklak semakin dikenal luas oleh para penduduk dan orang awam dari berbagai strata hingga sampai saat ini permainan congklak pun mulai banyak dimainkan oleh masyarakat luas di Indonesia. Bermain adalah salah satu hal yang menjadi penting, karena bermain akan menjadi sebuah media pedagogik yang efektif untuk transfer value, dalam ilmu pendidikan khususnya pendidikan karakter dan sebagai sarana transfer knowledge. Anak akan mendapat berbagai informasi dengan bercerita pengalamannya kepada teman bermainnya, selain itu kadang kala bermain juga terdapat konflik didalamnya, disini anak juga akan belajar bagaimana caranya menangani permasalahannya sendiri. Permainan congklak ini dapat menjadi sarana bagi anak untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, kesabaran dan ketelitian, melatih jiwa sportivitas, melatih kemampuan analisa, melatih pengembangan diri, dan meningkatkan kreativitas anak. Oleh karena itu, permainan congklak ini dapat dijadikan sebagai media layanan Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan karakter siswa.
Permainan engklek Selain menjadi media hiburan, permainan tradisional engklek juga mempunyai makna-makna filosofis yang baik untuk perkembangan anak-anak. Mereka diajarkan untuk terus berusaha mendapatkan sesuatu yang mereka cita-citakan. Permainan engklek juga dapat digunakan sebagai media untuk proses bersosialisasi anak, karena dalam permainan tradisional engklek anak-anak yang bermain akan saling berinteraksi satu sama lain. Ada dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari "zonda mandag" yang berasal dari Belanda dan menyebar ke Nusantara pada zaman kolonial. Di Eropa sendiri, permainan tradisional engklek sudah sangat populer dikalangan anak perempuan pada masa perang dunia, sedangkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda banyak dijumpai anak-anak perempuan bermain permainan tradisional engklek.
Permainan tradisional engklek juga dapat digunakan sebagai media untuk proses bersosialisasi anak, karena dalam permainan tradisional engklek anak-anak yang bermain akan saling berinteraksi satu sama lain. Ada beberapa keterampilan sosial yang dapat dipelajari anak ketika anak bermain permainan tradisional engklek, yaitu kompetisi, negosiasi, dan komunikasi. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekitar. Penerapan modifikasi permainan tradisional engklek dalam bimbingan kelompok dapat dijadikan suatu alternatif untuk membantu meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa. Karena dalam modifikasi permainan tradisional engklek siswa dituntut untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan cara saling bekerja sama dengan teman satu anggota kelompok untuk menyelesaikan permainan tersebut, baik dilakukan secara verbal maupun nonverbal.
Lompat tali Permainan lompat tali atau biasa disebut lompat tali merdeka, atau biasa yang lebih dikenal dikalangan umum yaitu permainan karet merupakan permainan yang mengandung unsur kompetisi, masing-masing kelompok atau team akan bersaing, bekerja sama, membentuk anggota untuk aktif dan dapat menaati peraturan bermain untuk mencapai tujuan kelompok. Permainan tradisional lompat tali merupakan permainan yang sangat sederhana untuk dimainkan, namun dalam permainan tradisional lompat tali mengandung nilai-nilai yang sangat baik untuk ditanamkan dalam diri anak. Pengembangan karakter dalam diri siswa sangat penting untuk menjadi individu yang lebih baik dan mengerti akan nilai-nilai yang berlaku. Permainan tradisional seringkali dimainkan dengan cara berkelompok. Dengan demikian, Kerjasama akan menjadi hal penting dalam permaian. Berdasarkan jurnal yang penulis peroleh, menunjukkan temuan bahwa permainan tradisional lompat tali dapat dijadikan sebagai media dalam layanan Bimbingan Konseling. Dari hasil analisis yang telah diperoleh, memberikan kontribusi bahwa dalam permainan tradisional memiliki manfaat yang besar pada kerja sama siswa.
KesimpulanPermainan penduduk setempat atau permainan tradisonal merupakan permainan rakyat, permainan tersebut tumbuh dan berkembang pada masa lalu terutama tumbuh di daerah masyarakat pedesaan setempat. Permainan anak tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta menghargai orang lain. Dalam kajian ini, penulis akan menyajikan hasil penelitian dari jenis permainan fisik, lagu anak-anak dan bermain dengan benda-benda, yaitu congklak, engklek, dan lompat tali. Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional menjadi media atau sarana dalam pemberian layanan bimbingan serta melatih kontrol diri pada siswa