KATEGORI : Sciences

Dari Mana Asal Aroma "Khas" Saat Hujan

16 April 2019 23:11:07 Dibaca : 2802

Musim penghujan masih kerap turun dipertengahan april ini, sekalipun instensitasnya mulai menurun, jika dibandingkan puncaknya pada bulan februari lalu. Saat ini musim sulit diprediksi, BMKG sebelumnya memperediksi akhir musim penghujan di akhir februari. Namun sampai bulan keempat ditahun ini masih tetap saja hujan.

Gambar Panorama hujan di copy dari sini

BMKG menjelaskan hal ini merupakan fenomena global, yang diakibatkan oleh peristiwa El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang bersumber dari wilayah Ekuator Pasifik Tengah. Bacaan mengenai fenomena keanehan musim ini kerap juga saya temukan di Koran kompas, dimana faktor inkonsistensi musim ini lebih disebakan karena rusaknya ekosistem lingkungan kita. Sehingga berimplikasi pada peningkatan suhu bumi.


Kembali ketopik tulisan ini. Terkadang yang membuat kita rindu dengan musim hujan, selain karena suara gemerciknya yang meneduhkan, namun juga karena aroma khas yang ditimbulkan ketika hujan mulai turun membasahi tanah.

Dari mana sebenarnya aroma khas itu muncul?,


Apakah benar air hujan mengeluarkan aroma khas seperti itu?

Saya menemukan sebuah poster menarik yang saya peroleh dari laman compoundchem.com. Poster tersebut memberikan pemapran ilmiah mengenai penyebab timbulnya aroma hujan. Aroma hujan atau yang lebih dikenal dengan "Petrichor" diduga disebabkan oleh 3 faktor ini:


Faktor pertama yang paling sering dihubungkan dengan aroma hujan adalah bakteri. Melimpahnya bakteri Actinomycetes yang ditemukan ditanah, erat kaitannya dengan aroma khas tersebut. Actinomycetes menghasilkan produk metabolit berupa senyawa aromatis yaitu Geosmin. Ketika senyawa Geosmin ini dihidrolis oleh air hujan menyebabkan senyawa tersebut menguap dan menimbulkan aroma khas hujan. Geomsin juga yang diyakini berkontribusi terhadap aroma tanah pada beberpa jenis ikan air tawar, seperti ikan nila dan mujair.

A. Struktur Geomisin. B. Bacteri Actinomycetes. C. Akar tanaman yang menjadi Habitat Actinomycetes.

Faktor kedua yaitu Feromon. Feromon merupakan senyawa khas yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan berguna sebagai pertahanan diri. Senyawa ini terdiri dari dua jenis fatty acid saturated (asam lemak jenuh) yakni palmitic acid (asam palmitat) dan stearic acid (Asam stearat). Kedua jenis ama lemak ini masuk dalam daftar keluarga metabolit terpena (Isoprene). Feromon ini diyakini mengeuarkan aroma khas hujan ketika bereaksi dg air hujan.

Struktur Palmitic Acid dan Stearic Acid


Fakor ketiga adalah efek elekrolisis molekul O2 yg diakibatkn listrik (petir) yang menyebabkan terjadinyanya disosiasi molekul O2 mnjadi atom (Oxide). Saat di atmosfer atom ini kembali berikatan dg mol O2 untuk membentuk model allotropinya yakni O3 (Ozon). Proses Ollotropi ini yang diyakini menimbulkan efek aroma khas dari hujan.


Ketiga faktor inilah yang diyakini sebagai asbab aroma khas  yang selama ini kita hirup ketika hujan. Aroma khas tersebut yang menjadi aroma terapi penghilang penat, yang selalu dirindukan kehadirannya terutama saat musim kemarau.

Blogroll

  • Masih Kosong