TUJUAN KONSELING MENGGUNAKAN TEKNIK PENA (PENDEKATAN EMOSIONAL DENGAN NARASI DAN ANALOGI)
By. Jumadi Mori Salam Tuasikal
Tujuan konseling PENA (Pendekatan Emosional dengan Narasi dan Analogi) berfokus pada pemahaman dan transformasi narasi pribadi individu untuk mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi. Konseling PENA bertujuan untuk membantu individu membangun kembali cerita hidupnya dengan cara yang lebih memberdayakan dengan menggali dan membangun narasi yang lebih positif untuk membantu individu melihat kehidupannya dari perspektif yang lebih terbuka dan memungkinkan perubahan. Konseling ini memberikan individu alat untuk mengubah kehidupannya, meningkatkan kesejahteraan, dan mengatasi tantangan dengan cara yang lebih bermakna dan memberdayakan. Berikut adalah beberapa tujuan utama konseling PENA:
1. Membantu Individu Memahami Kisah Hidupnya
Salah satu tujuan utama konseling PENA adalah untuk membantu individu memahami dan mengeksplorasi narasi hidup merekasendiri dan dunia. Setiap individu memiliki cerita atau narasi yang membentuk siapa dirinya. Konselor akan membantu individu untuk menyadari bagaimana narasi ini terbentuk dan bagaimana cerita-cerita tersebut mempengaruhi pandangannya terhadap diri sendiri dan dunia.
2. Mengidentifikasi Narasi Dominan yang Merugikan
Konseling PENA bertujuan untuk mengidentifikasi narasi dominan yang membatasi atau merugikan individu. Narasi ini sering kali terbentuk dari pengalaman masa lalu yang negatif, tekanan sosial, atau keyakinan yang tidak sehat. Dengan mendeteksi narasi yang menghambat, konselor membantu individu untuk mengenali pola-pola pikir atau perilaku yang membatasi potensinya.
3. Membangun Narasi Alternatif yang Positif
Salah satu tujuan penting dalam konseling PENA adalah untuk membangun narasi alternatif yang lebih positif dan memberdayakan. Konselor membantu individu menggali momen-momen keberhasilan, kekuatan, dan kemampuan yang mungkin tersembunyi dalam hidupnya, dan mendorongnya untuk merangkum cerita yang dapat memberinya rasa kontrol, harapan, dan potensi untuk perubahan.
4. Mengubah Identitas yang Terbentuk dari Narasi Negatif
Tujuan lainnya adalah untuk membantu individu mengubah identitasnya yang terjebak dalam narasi negatif. Dalam konseling naratif, identitas seseorang tidak dianggap sebagai sesuatu yang tetap. Konselor bekerja dengan klien untuk mendekonstruksi narasi negatif yang membentuk identitasnya dan membantu menyusun cerita baru yang lebih sesuai dengan potensi sejatinya.
5. Mengurangi Stigma dan Labelisasi
Konseling PENA juga berfokus pada pengurangan stigma dan labelisasi yang sering diberikan kepada individu yang mengalami kesulitan, seperti perilaku salah suai. Dengan teknik externalisasi, di mana masalah dipisahkan dari individu, konselor dapat membantu klien mengatasi rasa malu dan ketidakmampuan yang sering terkait dengan masalah pribadinya.
6. Memperkuat Kekuatan dan Potensi Diri
Konseling PENA bertujuan untuk memperkuat kekuatan dan potensi individu. Teknik ini berfokus pada sisi positif individu, yaitu potensinya untuk tumbuh, berubah, dan mengatasi tantangan hidup. Konselor bekerja untuk membantu individu menyadari bahwa dirinya memiliki kapasitas untuk merubah cerita hidupnya dan mencapai tujuan meskipun menghadapi kesulitan.
7. Menyediakan Ruang untuk Eksplorasi Diri
Konseling PENA juga memberi individu ruang untuk eksplorasi diri, di mana dirinya dapat berbicara tentang pengalamannya tanpa takut dihakimi. Melalui percakapan yang mendalam dan reflektif, individu dapat menggali lebih dalam tentang cerita hidupnya, nilai-nilai, dan harapannya, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih sadar dan berdasar.
8. Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Tujuan lain dari konseling PENA adalah untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Dengan memahami bagaimana narasi mereka terbentuk, individu dapat lebih mudah mengidentifikasi pola-pola dalam hidupnya yang mempengaruhi cara dirinya merespons masalah. Konselor membantu individu mengembangkan keterampilan baru untuk merespons tantangan hidup dengan cara yang lebih adaptif dan produktif.
9. Memperkuat Relasi dengan Orang Lain
Konseling PENA juga membantu individu untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain. Dalam banyak kasus, masalah yang dihadapi seseorang berhubungan dengan narasi atau cerita yang diciptakannya tentang hubungan yang dibangun olehnya. Dengan membongkar cerita-cerita yang merusak dan menggantinya dengan cerita yang lebih positif, individu dapat mengembangkan hubungan yang lebih sehat dan penuh makna dengan orang-orang di sekitarnya.
10. Menciptakan Keberlanjutan dalam Perubahan
Tujuan jangka panjang dari konseling PENA adalah untuk menciptakan keberlanjutan dalam perubahan kehidupannya. Konseling ini berfokus pada pembuatan narasi yang bisa bertahan lama, dengan memberikan individu alat dan pemahaman untuk terus berkembang setelah sesi konseling berakhir. Dengan cara ini, perubahan yang terjadi dapat terus berlanjut meskipun individu kembali ke kehidupan sehari-harinya.
11. Meningkatkan Kesejahteraan Mental dan Emosional
Konseling PENA bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional. Hal ini meningkatkan harga diri, kebahagiaan, dan individu. Dengan membebaskan diri dari narasi negatif yang membatasi, individu dapat lebih merasa damai dengan dirinya sendiri. Ini meningkatkan rasa harga diri, kebahagiaan, dan kepercayaan diri, yang semuanya penting untuk kesejahteraan emosional.
12. Mengurangi Perilaku yang Merugikan Diri Sendiri
Dengan menggali narasi yang merugikan, konseling PENA dapat membantu individu mengurangi perilaku yang merugikan diri sendiri. Ini termasuk perilaku yang sering terkait dengan stres, kecemasan, depresi, atau gangguan lainnya. Dengan menceritakan ulang dan memperbarui cerita hidupnya, individu dapat meminimalkan atau mengubah perilaku yang merugikan ini menjadi pola yang lebih sehat.
Kategori
- ADAT
- ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- BERITA.MOLAMETO.ID
- BK ARTISTIK
- BK MULTIKULTURAL
- BOOK CHAPTER
- BUDAYA
- CERITA FIKSI
- CINTA
- DEFENISI KONSELOR
- DOSEN BK UNG
- HIPNOKONSELING
- HKI/PATEN
- HMJ BK
- JURNAL PUBLIKASI
- KAMPUS
- KARAKTER
- KARYA
- KATA BANG JUM
- KEGIATAN MAHASISWA
- KENAKALAN REMAJA
- KETERAMPILAN KONSELING
- KOMUNIKASI KONSELING
- KONSELING LINTAS BUDAYA
- KONSELING PERGURUAN TINGGI
- KONSELOR SEBAYA
- KULIAH
- LABORATORIUM
- MAHASISWA
- OPINI
- ORIENTASI PERKULIAHAN
- OUTBOUND
- PENDEKATAN KONSELING
- PENGEMBANGAN DIRI
- PRAKTIKUM KULIAH
- PROSIDING
- PUISI
- PUSPENDIR
- REPOST BERITA ONLINE
- RINGKASAN BUKU
- SEKOLAH
- SISWA
- TEORI DAN TEKNIK KONSELING
- WAWASAN BUDAYA
Arsip
- April 2025 (11)
- March 2025 (1)
- January 2025 (11)
- December 2024 (18)
- October 2024 (2)
- September 2024 (15)
- August 2024 (5)
- July 2024 (28)
- June 2024 (28)
- May 2024 (8)
- April 2024 (2)
- March 2024 (2)
- February 2024 (15)
- December 2023 (13)
- November 2023 (37)
- July 2023 (6)
- June 2023 (14)
- January 2023 (4)
- September 2022 (2)
- August 2022 (4)
- July 2022 (4)
- February 2022 (3)
- December 2021 (1)
- November 2021 (1)
- October 2021 (1)
- June 2021 (1)
- February 2021 (1)
- October 2020 (4)
- September 2020 (4)
- March 2020 (7)
- January 2020 (4)
Blogroll
- AKUN ACADEMIA EDU JUMADI
- AKUN GARUDA JUMADI
- AKUN ONESEARCH JUMADI
- AKUN ORCID JUMADI
- AKUN PABLON JUMADI
- AKUN PDDIKTI JUMADI
- AKUN RESEARCH GATE JUMADI
- AKUN SCHOLER JUMADI
- AKUN SINTA DIKTI JUMADI
- AKUN YOUTUBE JUMADI
- BERITA BEASISWA KEMDIKBUD
- BERITA KEMDIKBUD
- BLOG DOSEN JUMADI
- BLOG MATERI KONSELING JUMADI
- BLOG SAJAK JUMADI
- BOOK LIBRARY GENESIS - KUMPULAN REFERENSI
- BOOK PDF DRIVE - KUMPULAN BUKU
- FIP UNG BUDAYA KERJA CHAMPION
- FIP UNG WEBSITE
- FIP YOUTUBE PEDAGOGIKA TV
- JURNAL EBSCO HOST
- JURNAL JGCJ BK UNG
- JURNAL OJS FIP UNG
- KBBI
- LABORATORIUM
- LEMBAGA LLDIKTI WILAYAH 6
- LEMBAGA PDDikti BK UNG
- LEMBAGA PENELITIAN UNG
- LEMBAGA PENGABDIAN UNG
- LEMBAGA PERPUSTAKAAN NASIONAL
- LEMBAGA PUSAT LAYANAN TES (PLTI)
- ORGANISASI PROFESI ABKIN
- ORGANISASI PROFESI PGRI
- UNG KODE ETIK PNS - PERATURAN REKTOR
- UNG PERPUSTAKAAN
- UNG PLANET
- UNG SAHABAT
- UNG SIAT
- UNG SISTER
- WEBSITE BK UNG