RINGKASAN EKSEKUTIF

Nurdin, Echan Adam, Agustinus Moonti, Lisna Ahmad, Siswatiana R. Taha, Ramlan Mustafa

Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Ballroom Barakati Grand Q Hotel Kota Gorontalo, 20 – 23 Oktober 2022

Pelatihan ini dilaksanakan selama 4 hari, mulai tanggal 20 – 23 Oktober 2022 di Ballroom Grand Q Hotel Kota Gorontalo yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Dr. Ir. Muljadi Dg. Mario. Pada hari pertama pelatihan, peserta diberikan materi tentang Dinamika Kelompok oleh Bapak Wawan Tolinggi, SP, MSi. Selanjutnya, materi Membangun Motivasi dan Kerjasama Tim (Team Work)oleh Dr. Irwan Bempah, SP, MP. Materi selanjutnya adalah Konsep UPLAND dan Korporasi Petani yang diberikan oleh Bapak Sofyan Husin, SP, ME selaku Manajer Upland Project, serta materi kesekretariatan kelembagaan petani oleh Bapak Jamal Purwanto.

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan Pelatihan

Pada pelatihan hari kedua, peserta diberikan materi Laporan Keuangan Usahatani yang diberikan oleh Ibu Yuliana Bakari, SP., M.P, kemudian materi Pengembangan kemitraan organisasi dan investasi pertanian oleh Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP. Selanjutnya materi Koperasi yang diberikan oleh Bapak Syarifudin Nasaru, SE. Materi Manajemen Organisasi diberikan oleh Dr. Ir. Muljadi Dg. Mario, dilanjutkan dengan materi Good Agriculture Practices (GAP) yang diberikan oleh Ibu Rina Tayeb, SP, MSi dan materi Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang diberikan oleh Bapak M. Yusuf. Pelatihan hari ketiga adalah penutupan rangkaian kegiatan pelatihan ini. Penutupan ditutup oleh Kabid PSP Provinsi Gorontalo selaku PPK Upland Project non Fisik.

Gambar 2. Pemberian Materi Hari ke-1

Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa secara umum pelatihan ini telah dilaksanakan dengan baik, lancar dan sesuai dengan kerangka acuan kegiatan pelatihan ini. Seluruh materi pelatihan dan narasumber telah melaksanakan pelatihan ini dengan partisipasi peserta sebesar 96,75%. Kegiatan pelatihan ini telah meningkatkan pemahaman peserta dari awalnya hanya sebesar 19% menjadi sebesar 83% setelah pelatihan ini selesai. Adapun hambatan bagi peserta dalam menyerap materi antara lain: kondisi fisik peserta karena usia, peserta tidak hadir di beberapa sesi materi dan peserta terlambat mengikuti materi karena kesibukan lainnya (kedukaan).

Gambar 3. Pemberian Materi Hari ke-2

Berdasarkan hambatan yang dijumpai dalam pelatihan ini, maka disarankan: (1) persiapan pelatihan seyogyanya dilakukan 1 bulan sebelum pelaksanaan pelatihan agar peserta dapat mempersiapakan diri dalam mengikuti kegiatan., (2) memfokuskan pelatihan kelembagaan ini sesuai dengan tujuan dan luaran, dan (3) kesiapan administrasi pelatihan perlu dipersiapkan dengan waktu yang memadai. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, maka direkomendasikan: (1) perlu follow up sebelum kegiatan penanaman pisang gapi dilaksanakan., dan (2) petani dan kelompok tani harus dipersiapkan melalui kunjungan ke kelompok tani pisang yang sudah maju.

Gambar 4. Pemberian Materi Hari ke-3

Gambar 5. Pemberian Materi Hari ke-4 dan Penutupan

Funding: APBN TP Upland Project T.A 2022, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo-Swakelola Level 2.

Sumber: Laporan Akhir Pelatihan Pengembangan Kelembagaan Petani pada Kegiatan Upland Project (2022)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Nurdin, Echan Adam, Fauzan Zakaria, Zainudin Antuli, Agustinus Moonti, Ramlan Mustafa

Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Ballroom TC Dumhill UNG, 24 – 27 Agustus 2022

Pelatihan ini dilaksanakan selama 4 hari, mulai tanggal 24 – 27 Agustus 2022 di Ballroom TC Dumhill Umiversitas Negeri Gorontalo yang dibuka langsung oleh Bupati Gorontalo, Bapak Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd. Pada hari pertama pelatihan, peserta diberikan materi tentang Kebijakan Pembangunan Pertanian Dan Program UPLAND Secara Nasional oleh Ir. Rahmanto, M.Sc (dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian RI via Zoom. Selanjutnya, materi Arah Kebijakan Pertanian Dengan Intervensi Program UPLAND di Kabupaten Gorontalo diberikan oleh Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd, materi Strategi Dan Implementasi Program UPLAND di Kabupaten Gorontalo diberikan oleh Dr. Rahmat AW Pomalingo, Shut, MH selaku kepala dinas, serta materi penguatan kelembagaan petani oleh Bapak Faruk Ismail selaku ketua LSM Ayumalingo.

Gambar 1. Pembukaan dan Arahan kepada Peserta

Pada pelatihan hari kedua, peserta diberikan materi Sistem Pertanian Berkelanjutan Komoditi Pisang Berbasis GAP dan GHP (Sertifikasi Produk) yang diberikan oleh Bapak Bambang Haryanto, SP, MSi (BPP Lampung), kemudian materi Sertifikasi Benih oleh Bapak Ahmad Suryanto, STP, MSi (BPP Lampung). Selanjutnya materi Pemilihan Bibit yang diberikan oleh Bapak Dr. Patta Sidja, SP, MSi (BPTP Provinsi Gorontalo). Materi Teknologi Pengolahan Lahan diberikan oleh Ibu Dr. Nurmi, SP, MP (Ilmu Tanah UNG), dilanjutkan dengan materi Teknologi Pengelolaan Tanaman yang diberikan oleh Bapak Fauzan Zakaria, SP, MSi (Agronomi UNG) dan materi Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) yang diberikan oleh Bapak Dr. Muhamad Lihawa, SP, MP (Ilmu HPT UNG).

Gambar 2. Pemberian Materi Hari Ke-2

Pelatihan hari ketiga, peserta diberikan materi Panen dan Pasca Panen oleh Ibu Purnamaningsih Maspeke, STP, MSi (Teknologi Pertanian UNG), dilanjutkan dengan materi Digital Marketing yang diberikan oleh Bapak Agustinus Moonti, SE, MM (Agribisnis UNG) dan materi Product Branding yang diberikan oleh Bapak Dr. Supriyo Imran, SP, MSi (Agribisnis UNG). Kemudian materi Strategi  Adopsi Teknologi Petani yang diberikan oleh Bapak Dr. Irwan Bempah, SP, MP (Agribisnis UNG) dan materi Pola Perubahan Perilaku  Petani yang diberikan oleh Bapak Wawan K. Tolinggi, SP, MSi (Agribisnis UNG).

Gambar 3. Pemberian Materi Hari Ke-3

Pada hari ke empat ini, pelatihan dipandu langsung oleh ketua panitia pelaksana pelatihan yaitu Bapak Dr. Nurdin, SP, MSi dengan melaksanakan pembahasan komisi yang masing-masing komisi membahas tentang item-item SOP GAP Pisang Gapi. Setelah itu dilanjutkan dengan pleno masing-masing komisi SOP GAP. Pada sesi terakhir, dibacakan rumusan draft SOP GAP pisang gapi.

 

Gambar 4. Pemberian Materi Hari Ke-4

Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa secara umum pelatihan ini telah dilaksanakan dengan baik, lancar dan sesuai dengan kerangka acuan kegiatan pelatihan ini. Seluruh materi pelatihan dan narasumber telah melaksanakan pelatihan ini dengan partisipasi peserta sebesar 99,13%. Kegiatan pelatihan ini telah meningkatkan pemahaman peserta tentang SOP GAP Pisang Gapi dari awalnya hanya sebesar 15,80% menjadi sebesar 87,80% setelah pelatihan ini selesai. Adapun hambatan bagi peserta dalam menyerap materi antara lain: kondisi fisik peserta karena usia, peserta tidak hadir di beberapa sesi materi dan peserta terlambat mengikuti materi karena kesibukan lainnya sebagai staf/aparatur pemerintah.

Berdasarkan hambatan yang masih dijumpai dalam pelatihan ini, maka disarankan: (1) persiapan pelatihan ke depan seyogyanya dilakukan setidaknya 1 bulan sebelum pelaksanaan pelatihan agar seluruh pihak yang akan terlibat dapat mempersiapakan segala sesuatunya dalam mengikuti kegiatan ini., (2) memfokuskan pelatihan SOP GAP ini sesuai dengan tujuan dan luaran yang diharapkan, sehingga materi pelatihan lainnya yang belum berkaitan langsung dengan SOP GAP ini dapat dibuatkan sesi pelatihan tersendiri., dan (3)  kesiapan administrasi pelatihan perlu dipersiapkan sebelumnya dengan waktu yang memadai agar tidak menjadi penghambat pelaksanaan pelatihan ini.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, maka direkomendasikan: (1) akselerasi pelaksanaan workshop dan demonstasi plot (demplot) sebelum kegiatan penanaman pisang gapi secara masal dilaksanakan., (2) petani dan kelompok tani pisang gapi harus dipersiapkan secara baik melalui pelatihan sejenis dan pendampingan yang nantinya akan menerapkan SOP GAP dalam usahataninya., dan (3) pelibatan sarjana pertanian dan sarjana terkait sebagai pendamping usahatani pisang gapi, terutama yang berdomisili di sekitar areal pengembangan layak untuk menjadi pertimbangan.

Funding: APBN TP Upland Project T.A 2022, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo-Swakelola Level 2.

Sumber: Laporan Akhir Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf Pemerintah tentang Standard Operating Procedure Good Agricutural Practices (SOP-GAP) Komoditi Pisang Gapi pada Kegiatan Upland Project (2022)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Nurdin1, Djunaedi Abdul Rachim2, Darmawan2, Suwarno2, Mahludin Baruwadi1, Rustam Yusuf1, Fauzan Zakaria1

1Universitas Negeri Gorontalo

2Institut Pertanian Bogor

Dalam satuan lahan diperoleh sebanyak 49 satuan lahan dari grup landform aluvial, marin, fluvio-marin, karst, tektonik dan struktural serta volkanik dengan bahan induk bahan endapan halus dan kasar Aluvium, Aluvio-koluvium, Andesit, Andesit-Basal, Granodiorit, dan Granit serta 2 satuan lahan dari grup aneka, yaitu tubuh air dan pemukiman. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, perkebunan/tahunan, hortikultura dan tanaman industri menunjukkan bahwa lahan tergolong sesuai (kelas S1, S2, S3) mencakup luas  76.353,86 ha (36,74%) dan tidak sesuai (kelas N) seluas  129.403,93 ha (62,27%) dengan faktor penghambat terdiri atas ketersediaan air, ketersediaan oksigen, bahaya erosi, serta kondisi perakaran. 3. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman buah-buahan menunjukkan bahwa lahan tergolong sesuai (kelas S1, S2, S3) mencakup luas  101.757,53  ha (48,96%) dan tidak sesuai (kelas N) seluas  104.000,25 ha (50,04%) dengan faktor penghambat terdiri atas ketersediaan air, ketersediaan oksigen, bahaya erosi, serta kondisi perakaran.

Berdasarkan hasil analisis waktu tanam, maka Padi dapat ditanam pertama mulai November sampai Februari, kedua mulai Maret sampai Juni dan ketiga ditanam mulai Juli sampai Oktober atau diganti dengan tanaman palawija, bahkan bisa diberakan. Untuk tanaman pangan, hortikultura dan buah-buahan musiman dapat ditanam mulai Januari sampai Mei (padi gogo/ladang, jagung dan sayuran). Periode tanam kedua mulai bulan Juni sampai Oktober untuk tanaman Jagung, semangka, Cabai, Kedelei, kacang tanah, dan tembakau. Sedangkan bulan sisa sebaiknya diberakan Sedangkan untuk tanaman tahunan/perkebunan dan industri sebaiknya ditanam mulai bulan November dan dipanen pada Oktober.

Gambar 1. Seminar Awal

Analisis finansial untuk usahatani padi dan palawija, kecuali kacang tanah dengan pola tanam 2 kali per tahun untuk kesesuaian lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai marjinal (S3) menunjukkan hasil yang menggembirakan karena nilai BC rationya relatif besar (>1. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa penerimaan hasil usahatani tebu ini relatif menguntungkan dengan nilai RC ratio >1 untuk tebu I, tebu ratoon pertama, tebu ratoon kedua dan tebu ratoon ketiga. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa kakao dan kelapa layak diusahatanikan dengan Nilai BC ratio, NPV, IRR dan gross margin (GM) di atas standar minimal kelayakan usaha Pertanian tanaman tahunan. Hasil analisis LQ tanaman pangan menunjukkan bahwa padi merupakan komoditi basis di Kecamatan Wonosari dan Paguyaman dengan nilai LQ >1. Jagung dan kacang hijau merupakan komoditi basis di Kecamatan Dulupi, Tilamuta, Paguyaman Pantai dan Botumoito. Sedangkan kacang tanah merupakan komoditi basis untuk Kecamatan Paguyaman Pantai dan Botumoito.

Gambar 2. Survei Lapangan

Hasil analisis LQ tanaman hortikultura menunjukkan bawang merah merupakan komoditi basis di Kecamatan Mananggu, Wonosari dan Paguyaman Pantai dengan nilai LQ > 1. Tomat merupakan komoditi basis di Kecamatan Dulupi, Mananggu, dan Paguyaman. Cabai merupakan komoditi basis untuk Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Wonosari dan Paguyaman Pantai. Hasil analisis LQ tanaman buah-buahan menunjukkan bahwa Pisang merupakan komoditi basis di Kecamatan Mananggu, dan Paguyaman Pantai dengan nilai LQ >1. Mangga merupakan komoditi basis di Kecamatan Tilamuta, Wonosari dan Paguyaman. Nangka merupakan komoditi basis untuk Kecamatan Botumoito, Wonosari dan Tilamuta. Hasil analisis LQ tanaman perkebunan menunjukkan bahwa Kelapa dan Kakao merupakan komoditi basis di Kecamatan dan Paguyaman Pantai, Botumoito, Tilamuta dan Mananggu dengan nilai LQ >1. Sedangkan tebu merupakan komoditi basis di Kecamatan Wonosari, Paguyaman dan Dulupi.

Gambar 3. Observasi Lahan

Hasil analisis hirarki pengembangan wilayah untuk sektor Pertanian menunjukkan bahwa pengembangan ordo I terdapat di Kecamatan Wonosari. ordo II terdapat di Kecamatan Paguyaman, ordo III terdapat di Kecamatan Mananggu, ordo IV terdapat di Kecamatan Tilamuta, ordo V terdapat di Kecamatan Botumoito, ordo VI terdapat di Kecamatan Dulupi dan ordo VII terdapat di Kecamatan Paguyaman Pantai. Dan Kecamatan Paguyaman Pantai termasuk ordo VII. Hasil analisis pewilayahan komoditi menunjukkan bahwa di Kabupaten Boalemo terdapat 4 zona agroekologi, yaitu : zona IV (IV/Wrfhe, IV/Dfhe, IV/Wj), zona III (III/Dfhe), zona II (II/Def, II/De) dan zona I (I/De, I/Dj).

Gambar 4. Seminar Akhir

Berdasarkan hasil uji persepsi petani terhadap penerapan teknologi menunjukkan bahwa teknologi yang diketahui oleh relatif lebih banyak orang adalah pengolahan lahan, panen dan pascapanen. Di samping itu, tampak bahwa sebagian responden mengungkapkan cukup puas dengan teknologi yang ada dan sumber informasi teknologi dominan dari kegiatan kontak tani. Tingkat penerapan teknologi juga dominan pada persentase 75100%. Inisiatif sendiri merupakan motif terbesar yang mendorong penerapan teknologi tersebut. Disamping itu, kendala yang dihadapi dalam penerapan teknologi dominan karena harga yang tidak terjangkau. Ketika mendapat kendala maka PPL merupakan pilihan terbesar. Keanggotaan dalam kelompok tani juga besar dengan peran yang cukup besar pula.

Kata Kunci: Komoditi Unggulan, Karakteristik, Potensi, Sumberdaya, Kesesuaian Lahan, Keunggulan Wilayah, Pertanian

Funding: Funding: APBD Kabupaten Boalemo, DPA Bapppeda Kabupaten Boalemo T.A 2009

Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Boalemo Tahun 2018

20 February 2024 20:55:01 Dibaca : 28

HASIL PENYUSUNAN PROFIL DAERAH KABUPATEN BOALEMO

Nurdin1, Wawan K. Tolinggi2, Rival Rahman1

1Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

2Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Hasil akhir dari penyusunan profil daerah Kabupaten Boalemo dimuat dalam cetakan buku yang telah disepakati terlebih dahulu baik itu dalam seminar awal maupun dalam semnar akhir. Dalam kesepakatan ini isi profil daerah kabupaten boalemo terdiri dari :

  1. Profil boalemo di cetak dalam bentuk cetakan buku berukuran B5 dan dimuat dalam bentuk CD.
  2. Terdiri dari Halaman Sampul, bagian awal yang memuat tentang Sambutan Bupati Kabupaten Boalemo serta Kata pengantar dari Kepala Bappeda, bagian isi dan Penutup berupa daftar pustaka dan Biografi Kepala BAPPEDA.
  3. Profil Kabupaten Boalemo di buat dalam dua versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
  4. Pada bagian isi profil darah Boalemo berisi 20 bab pembaahasan diantaranya:

Bab 1. Selayang Pandang

Bab 2. Kondisi Geografis Wilayah

Bab 3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Bab 4. Pendidikan dan Keagaman

Bab 5. Kondisi Kesehatan

Bab 6. Kondisi Pertanian dan Perkebunan

Bab 7. Kondisi Peternakan

Bab 8. Kondisi Kelautan dan Perikanan

Bab 9. Kehutanan, Pertambangan dan Energi

Bab 10. Kondisi Pariwisata

Bab 11. Perhubungan, Pos dan Telekomunikasi

Bab 12. Koperasi, UKM dan Lembaga Keuangan

Bab 13. Perusahaan Berbadan Hukum

Bab 14. Perdagangan dan Perindustrian

Bab 15. Pendapatan dan Pengeluaran Regional

Bab 16. Pengeluaran Penduduk

Bab 17. Perekonomian Regional (PDRB

Bab 18. Kemiskinan

Bab 19. Indeks Pembangunan Manusia

Bab 20. Keunggulan Wilayah

Selain dalam bentuk buku, profil daerah Kabupaten Boalemo juga dibuat dalam bentuk cetakan booklet yang merupakan gambaran secara umum profil daerah Kabupaten Boalemo. Dalam penyusunan buku ini penyusun menerima berbagai macam saran dan masukan dalam perbaikan profil daerah, yang berasal dari berbagai SOPD yang ada di Kabupaten Boalemo. Saran dan masukan ini disampaikan pada saat seminar awal dan seminar akhir penyusunan profil daerah Kabupaten Boalemo. Saran dan masukan ini diberikan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku profil daerah Kabupaten Boalemo yang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan daerah.

Info Grafis

Funding: Funding: APBD Kabupaten Boalemo, DPA Bapppeda Kabupaten Boalemo T.A 2018

 

RINGKASAN EKSEKUTIF

Nurdin1, Akub Z. Busura2, Wawan K. Tolinggi3, Rival Rahman1

1Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

2Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Gorontalo

3Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

A.    Kesimpulan  

  1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruangan wilayah Kabupaten Boalemo ke depan adalah untuk mewujudkan wilayah kabuapetn yang produktif dan berkualitas bagi kehidupan dengan memanfaatkan sumberdaya berbasis pertanian dan pariwisata secara efisien serta berkelanjutan yang diwujudkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten melalui 8 (delapan) tahap sesuai dengan subsatansi Raperda.
  2. Strategi penataan ruang meliputi strategi perwujudan pengembangan wilayah, Strategi pengembangan ruang fungsional, strategi pengaturan dan pengendalian, strategi pemantapan prasarana, strategi perwujudan kawasan lindung, strategi perlindungan terhadap manusia dan kegiatannya, strategi peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara; 
  3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Boalemo ke depan  meliputi rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang terdiri dari sistem pusat kegiatan meliputi sistem perkantoran, sistem pedesaan; dan sistem jaringan wilayah meliputi sistem perasarana utama, sistem prasarana lainya serta rencana struktur tersebut tertuang dalam peta struktur ruang
  4. Kelembagaan dan Ketentuan Pidana dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boalemo ke depan, dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor atau antar daerah bidang penataan ruang dibentuk BKPRD melalui penetapan Bupati dengan tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Sedangkan ketentuan pidana memuat sanksi tindak pidana ringan (TIPIRING) dengan kurungan selama-lamanya 1 (satu) bulan penjara dan sebesar-besarnya Rp. 1.000.000,- (satu juta).  

Gambar 1. Suasana Kegiatan Seminar

 B.    Saran 

1.     Dalam menyusun rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu kepada:

a.      Rencana tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;

b.     Pedoman dan petunjuk pelaksana bidang penataan ruang; dan

a.      Rencana pembangunan jangka panjang daerah.

2.     Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 

a.      Perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten;

b.     Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;

c.      Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;

d.     Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

e.      Rencana pembangunan jangka panjang daerah;

f.       Rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan dan;

g.      Rencana tata ruang wilayah kawasan strategis kabupaten.

Gambar 2. Suasana Diskusi antar Pihak

Secara umum naskah akademis ini dibuat dengan menggunakan logika pemikiran filosofis fositivisme pragmatis, hanya dengan mempelajari fakta, kenyataan, espektasi dan aspirasi  mengenai permasalahan yang ada dan menginternalisasi, merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam proses legislasi, para legislator dalam merencanakan, mempersiapkan, melalui teknik penyusunan, perumusan, pembahasan dan pengesahan peraturan daerah ini.

Funding: APBD Kabupaten Boalemo, DPA Bapppeda Kabupaten Boalemo T.A 2018