ARSIP BULANAN : October 2017

 

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Ayuddin, ST.,MT menemukan sebuah cara untuk memberbaiki bangunan yang retak atau hampir roboh.

Seperti diketahui bahwa bangunan yang hampir roboh disebabkan karena peristiwa alam seperti gempa bumi maupun karena usia bangunan yang sudah tua.

Untuk mengantisipasi hal ini, masyarakat biasanya memilih untuk merobohkan bangunan tersebut kemudian membangunnya kembali.

Menurut Dr. Ayudin, pembangunan kembali bangunan yang hampir roboh akan memakan biaya yang besar, sehingga melalui penelitian yang dipaparkan di Myanmar pada kegiatan ASEAN Federation for Engineering, ia menjelaskan sebuah terobosan baru untuk memperbaiki bangunan yang hampir roboh tersebut.

Dalam penelitiannya, Dr. Ayudin mengungkapkan bangunan yang hampir roboh masih dapat dipertahankan struktur yang rusak dengan diberikan tulangan eksternal berupa serat karbon di beberapa titik yang mengalami kerusakan.

“Kita tidak hanya dapat menggunakan baja tulangan untukmendirikan bangunan tetapi sudah dapat menggunakan bahan fiber untuk menopang bangunan yanghampir roboh atau sudah rusak,” tutur Ayuddin.

Dari hasil riset yang dilakukan melalui pengujian eksperimen laboratorium, terbukti dengan memberikan tulangan eksternal pada struktur beton yang memanfaatkan material serat karbon tersebut dapat meningkatkan kekuatan pada struktur beton bahkan bangunan yang rusak dapat dikembalikan sepertikekuatan semula.

“Serat fiber itu berbentuk seperti anyaman yang berfungsi mengekang struktur bangunan sehinggamenjadi pengekangan eksternal” kata doktor berdarah Makassar ini.

Oleh karenanya, dengan penelitian ini, ia berharap bangunan yang hampir roboh baik rumah, gedung maupun jembatan dapat dikembalikan struktur bangunannya seperti semula.

GORONTALO - Salah satu Dosen Jurusan Teknik Sipil Dr. Ayuddin, ST, MT berhasil mengembangkan konsep konstruksi bangunan tahan gempa. Bahkan konsep tersebut juga telah berhasil dipatenkan sebagai karya intelektual Dosen UNG yang dibuktikan dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Konsep Ayuddin Direct Deformation Concept (DDC) untuk konstruksi tahan gempa adalah konsep konstruksi bangunan yang dikembangkan, agar konstruksi sebuah bangunan dapat tahan gempa dan meminimalisir kerusakan.

Konsep tersebut dikembangkan Dr. Ayuddin, ST, MT, didasari oleh musibah gempa bumi yang melanda Jepang tahun 1995 dan Kota California tahun 1994. Dimana struktur bangunan di kota tersebut yang menggunakan konsep Forced Based Desain (FBD) mengalami keruntuhan cukup fatal dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

"Dari kasus tersebut terdapat kesalahan dalam perhitungan konsep sebelumnya. Sehingga perlu dikembangkan lagi konsep baru konstruksi tahan gempa, untuk meminimalisir kerusakan dan keselamatan manusia," ungkap Dr. Ayuddin.

Konsep Konstruksi tahan gempa mulai dikembangkannya, dengan nama Konsep Ayuddin Direct Deformation Concept (DDC) dibuatlah formulasi baru analisis struktur gempa menyempurnakan konsep sebelumnya. "Dalam konsep DDC tersebut dilakukan penyatuan elemen-elemen utama struktur bangunan dalam satu kesatuan sehingga memperkokoh suatu bangunan," jelas Dr. Ayuddin.

Dengan menerapkan konsep DDC tersebut, terdapat beberapa manfaat didapatkan dibandingkan dengan hanya mendirikan bangunan dengan konsep biasa. Dimana jika terjadi gempa dahsyat diyakini tidak akan secara langsung meruntuhkan bangunan, sehingga memungkinkan manusia yang menempatinya untuk dapat menyelamatkan diri.

"Salah satu inti dari konsep ini adalah meminimalisir korban jiwa akibat gempa. Karena jika terjadi gempa gedung tidak akan langsung roboh, namun masih mampu bertahan dengan memberikan informasi berupa retakan agar yang menempatinya dapat menyelamatkan diri," jelasnya.

Keunggulan lainnya adalah dengan terhindar dari roboh gedung secara langsung, memungkinkan untuk dapat dilakukan perbaikan sehingga tidak memerlukan biaya yang cukup banyak. Konsep yang telah dikembangkan sejak 3 tahun terakhir tersebut, telah dilakukan melalui berbagai program uji coba. Bahkan konsep ini juga sudah diaplikasikan pada beberapa bangunan baik di dalam maupun luar wilayah Gorontalo.

"Saya gencar perkenalkan dan presentasikan diberbagai konferensi internasional baik didalam maupun luar negeri. Dan Alhamdulillah konsep ini sudah dibuatkan dalam bentuk buku," pungkasnya. (wahid)

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong