ARSIP BULANAN : December 2025

Gorontalo — Kalau Anda berpikir pembelajaran IPA itu kaku, penuh angka, dan jauh dari kehidupan sehari-hari, bersiaplah terkejut. Sebuah penelitian terbaru yang dimuat di Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII, 2025) menunjukkan bahwa pembelajaran IPA justru makin efektif ketika dikawinkan dengan kearifan lokal Gorontalo: Huyula, plus media pembelajaran yang bervariasi.

Penelitian ini dilakukan oleh tim UNG yang diketuai Dr. A. H. Odja bersama dosen-dosen FMIPA UNG, termasuk Wahyu Mu’zizat Mohamad yakni dosen dari Pendidikan Fisika UNG.

Dan hasilnya? Tidak hanya berhasil… tapi sukses besar!

 

Belajar IPA Pakai Nilai Huyula? Kok Bisa?

Pertama-tama, mari jujur. Banyak siswa kalau dengar “IPA” langsung: “Duh… rumus lagi… otak panas lagi.”

Tapi ketika pembelajaran IPA dimasukkan nilai Huyula—nilai gotong royong, saling membantu, saling mendukung—hasilnya berubah total.

Siswa yang biasanya diam seperti batu bata, tiba-tiba jadi aktif. Siswa yang biasanya takut salah, sekarang malah saling bantu menjawab.

Dan lucunya, beberapa guru yang awalnya skeptis pun bilang:

Ternyata benar… kalau dipadukan dengan budaya lokal, anak-anak lebih hidup!

 

Hasil Penelitian: Tidak Main-Main

Penelitian ini dilakukan pada 323 siswa reguler dan 12 siswa berkebutuhan khusus dari 5 sekolah inklusif.

Hasilnya:

  • Nilai siswa naik signifikan
  • N-Gain rata-rata 0.74 (kategori tinggi!)
  • Hasil uji Wilcoxon z = -15.84 — signifikan banget
  • Efek ukuran (rank-biserial) = -1.00 — efeknya super kuat

Artinya, metode ini benar-benar berhasil, bukan coba-coba.

Bahkan siswa berkebutuhan khusus pun menunjukkan peningkatan kategori sedang, artinya pembelajaran ini inklusif beneran—bukan sekadar jargon.

Mengapa Ini Penting?Karena zaman sekarang, belajar tidak bisa lagi pakai metode “guru ceramah, siswa mengantuk”. Dunia berubah. Anak-anak berubah. Dan pendidikan pun harus berubah.

Pendekatan berbasis budaya lokal seperti Huyula membuat IPA terasa dekat, masuk akal, dan tidak menakutkan. Inilah pendidikan yang manusiawi, bukan hanya “mengajar rumus”.

Dan UNG sudah melakukannya.

Untuk Para Orang Tua: Ingin Anak Cerdas dan Berkarakter? Ini Tempatnya.Banyak orang tua bertanya: “Bagaimana agar anak saya pintar IPA tapi tetap punya karakter baik?

Jawabannya sederhana: Pendidikan Fisika UNG.

Kenapa?

  • Pembelajaran modern tapi tetap berakar pada kearifan lokal
  • Dosen-dosennya aktif riset nasional dan internasional
  • Prodi yang memperjuangkan pendidikan inklusif, bukan basa-basi
  • Mahasiswa dilatih jadi guru masa depan yang kompeten dan peka sosial

Inilah kampus yang tidak hanya membentuk otak, tapi juga hati.

Untuk Calon Mahasiswa: Mau Kuliah yang Seru, Berfaedah, dan Penuh Makna?Kalau Anda hanya ingin kuliah demi ijazah, mungkin banyak kampus bisa. Tapi kalau Anda ingin kuliah yang:

  • mengubah cara berpikir,
  • membuat Anda ahli mengajar,
  • dekat dengan budaya,
  • dekat dengan teknologi,
  • dan dibutuhkan sekolah-sekolah,

maka Pendidikan Fisika UNG adalah jawabannya.

Tegasnya Begini…Kalau Anda ingin pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya—bukan robot rumus— maka Anda harus mempertimbangkan UNG.

Dan kalau Anda guru, peneliti, atau pemerhati pendidikan: ini saatnya belajar dari penelitian UNG tentang nilai budaya dalam pembelajaran.

Ingin Baca Artikel Aslinya?Langsung klik (akses) di sini:       Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII)       https://journal.unnes.ac.id/journals/jpii

Di era ketika hampir setiap orang menggenggam gadget lebih dari empat jam sehari, muncul satu kekhawatiran besar: apakah teknologi membuat generasi muda semakin kurang fokus belajar?

Namun, seorang dosen Pendidikan Fisika Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Wahyu Mu’zizat Mohamad, justru melihat peluang di balik masalah itu. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa gadget bukan hanya sumber gangguan—gadget justru bisa menjadi mesin percepatan belajar jika digunakan dengan cara yang tepat.

Melalui tesisnya, ia mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Google Classroom dan simulasi PhET untuk mata kuliah Fisika Dasar. Hasilnya mengejutkan: mahasiswa menjadi lebih tertib mengumpulkan tugas, lebih aktif berdiskusi, dan — yang paling penting — hasil belajar mereka meningkat secara nyata.

Belajar Fisika Lewat Simulasi “Hidup”

Selama ini, banyak pelajar menganggap fisika sulit karena hanya bertemu dengan rumus dan angka. Padahal, fisika adalah ilmu tentang fenomena sehari-hari.

Simulasi PhET yang digunakan dalam penelitian ini menghadirkan konsep-konsep fisika dalam bentuk visual interaktif:

  • Gerak benda,
  • Gaya,
  • Gelombang,
  • hingga Konsep listrik dan energi.

Mahasiswa bisa menggeser benda virtual, mengubah kondisi percobaan, dan langsung melihat efeknya secara real-time di layar gadget mereka. Ini membuat fisika terasa seperti permainan, bukan beban.

Google Classroom: Dari “Gangguan” Menjadi Pengingat Belajar

Penelitian ini menunjukkan bahwa notifikasi pada gadget — yang biasanya membuat mahasiswa terdistraksi — dapat disulap menjadi pemicu belajar. Setiap tugas, pengumuman, dan materi baru langsung muncul di layar mereka. Hasilnya:

  • Mahasiswa lebih disiplin,
  • Interaksi dosen–mahasiswa meningkat,
  • Pembelajaran jadi lebih fleksibel dan tidak terikat ruang kelas.

Hasil Penelitian: Valid, Praktis, dan Efektif

Instrumen pembelajaran yang dikembangkan telah dinilai oleh para ahli dan diuji langsung di lapangan. Kesimpulannya jelas:

  • Valid — layak digunakan secara akademik
  • Praktis — mudah dipakai baik oleh dosen maupun mahasiswa
  • Efektif — meningkatkan hasil belajar, minat, dan partisipasi mahasiswa

Dengan kata lain, fisika bisa diajarkan lebih menyenangkan, dan teknologi dapat menjadi jembatan, bukan hambatan.

Mengapa Ini Penting bagi Orang Tua dan Calon Mahasiswa?

Penelitian ini memberi pesan sederhana:

Jika gadget tidak bisa dihindari, maka jadikanlah ia alat untuk membangun masa depan.

Program S1 dan S2 Pendidikan Fisika UNG konsisten mengembangkan inovasi seperti ini. Para mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga:

  • Praktik mengajar modern,
  • Teknologi pembelajaran terkini,
  • Penelitian berbasis kebutuhan lapangan,
  • dan Pendekatan yang dekat dengan dunia milenial.

Bagi orang tua, ini adalah kesempatan agar anak Anda belajar di lingkungan yang akademis, kreatif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Bagi calon mahasiswa, Pendidikan Fisika UNG bukan hanya tempat belajar fisika — tetapi tempat membentuk diri sebagai pendidik masa depan yang inovatif dan dibutuhkan bangsa.

Taekwondo dikenal sebagai seni bela diri yang menonjolkan teknik tendangan cepat, pukulan eksplosif, lompatan tinggi, dan kelincahan tubuh. Namun, sedikit yang menyadari bahwa di balik setiap gerakan itu terdapat hukum dan prinsip fisika yang bekerja secara jelas dan dapat diukur secara ilmiah. Dengan memanfaatkan ilmu fisika, taekwondo tidak hanya menjadi olahraga seni bela diri, tetapi juga menjadi laboratorium alami yang menunjukkan bagaimana tubuh manusia bergerak menurut hukum-hukum alam.

Artikel ini membahas secara lengkap berbagai aspek fisika yang dapat diukur dan dianalisis dalam olahraga taekwondo. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi dosen, pelatih, atlet, peneliti olahraga, hingga mahasiswa fisika yang ingin memahami aplikasi nyata konsep fisika dalam aktivitas sehari-hari.

Kecepatan dalam Gerakan TaekwondoKecepatan merupakan aspek paling mendasar dalam analisis gerakan taekwondo. Setiap tendangan, pukulan, atau gerak kaki dipengaruhi oleh seberapa cepat anggota tubuh digerakkan. Kecepatan dapat diukur menggunakan kamera berkecepatan tinggi, sensor gerak, atau software analisis video.

Dalam taekwondo, kecepatan kaki atau tangan yang tinggi akan menghasilkan serangan yang lebih sulit diantisipasi lawan dan menghasilkan momentum pukulan yang lebih besar. Kecepatan juga berpengaruh langsung terhadap skor dalam pertandingan, terutama ketika menggunakan sensor elektronik yang mendeteksi seberapa keras dan cepat tendangan mengenai rompi lawan.

Percepatan sebagai Kunci Gerakan EksplosifSelain kecepatan, percepatan menjadi faktor penting yang membedakan atlet pemula dan atlet berpengalaman. Percepatan menggambarkan seberapa cepat seseorang dapat meningkatkan kecepatan dari keadaan diam hingga mencapai puncak kecepatan tendangan. Atlet dengan percepatan tinggi dapat menghasilkan tendangan yang jauh lebih eksplosif dan efektif dalam waktu yang sangat singkat.

Percepatan dapat diukur dengan alat seperti accelerometer atau kamera analisis gerakan. Dalam latihan taekwondo, pemahaman terhadap percepatan membantu pelatih mengembangkan latihan yang meningkatkan kekuatan otot dan koordinasi gerak, sehingga teknik menjadi lebih cepat dan efisien.

Momentum dan Dampak TendanganMomentum adalah besaran fisika yang diperoleh dari perkalian massa dan kecepatan. Momentum menentukan seberapa besar dampak sebuah tendangan terhadap lawan atau target. Dalam taekwondo, momentum besar diperoleh ketika atlet mengombinasikan kecepatan tinggi dengan massa tubuh yang tersalurkan melalui teknik yang tepat.

Mengukur momentum memberikan gambaran objektif tentang seberapa kuat sebuah tendangan. Hal ini penting terutama dalam pengembangan teknik dollyo chagi, yeop chagi, dan back kick yang mengandalkan transfer momentum yang maksimal.

Gaya yang Menghasilkan SeranganGaya adalah manifestasi fisika yang terlihat langsung dari hasil tendangan atau pukulan. Gaya dapat diukur melalui force plate, sensor tekanan, atau alat pengukur impact. Dalam taekwondo, gaya menjadi indikator penting untuk mengetahui efektivitas serangan. Gaya yang besar menunjukkan bahwa atlet tidak hanya cepat, tetapi juga mampu mengeluarkan kekuatan yang maksimal.

Pengukuran gaya membantu pelatih menentukan apakah teknik atlet sudah tepat atau masih ada energi yang terbuang. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam latihan fisik seperti latihan kekuatan, plyometric, dan latihan tahanan.

Energi Kinetik dalam TendanganEnergi kinetik menggambarkan besarnya energi gerak yang dihasilkan oleh tubuh atau anggota tubuh tertentu. Energi kinetik yang tinggi biasanya berkaitan dengan gerakan yang cepat dan kuat. Dalam taekwondo, energi kinetik dapat dihitung dari massa kaki yang bergerak dan kecepatan tendangan.

Pemahaman mengenai energi kinetik membantu menjelaskan mengapa atlet dengan massa tubuh lebih kecil tetap dapat menghasilkan tendangan yang kuat, yaitu melalui kecepatan gerak yang sangat tinggi.

Torsi dan Rotasi TubuhBanyak teknik tendangan dalam taekwondo seperti spinning kick, tornado kick, bahkan roundhouse kick sangat mengandalkan rotasi tubuh. Rotasi ini dihasilkan oleh torsi, yaitu momen gaya yang membuat tubuh berputar. Torsi yang baik dihasilkan dari kekuatan pinggul, rotasi bahu, posisi kaki tumpuan, serta koordinasi antara bagian tubuh.

Mengukur torsi membantu pelatih memahami seberapa efektif rotasi tubuh atlet dan bagaimana memperbaiki teknik rotasi agar tendangan lebih cepat dan lebih kuat.

Keseimbangan dalam Teknik dan FootworkKeseimbangan merupakan aspek krusial dalam taekwondo. Atlet harus mampu mempertahankan stabilitas meski melakukan gerakan eksplosif atau tendangan satu kaki. Fisika dapat mengukur keseimbangan melalui analisis pusat massa dan luas bidang tumpuan.

Atlet dengan keseimbangan yang baik mampu melakukan tendangan tinggi tanpa kehilangan kontrol, sekaligus mampu mengantisipasi serangan lawan dengan cepat.

Sudut Gerak yang TepatSudut gerak dalam taekwondo sangat mempengaruhi efektivitas teknik. Sudut angkat lutut, sudut putaran pinggul, sudut ayunan kaki, dan sudut kontak kaki dengan target merupakan variabel yang dapat diukur dan dianalisis secara ilmiah.

Sudut yang optimal menghasilkan transfer energi yang efisien, meminimalkan energi terbuang, dan mengurangi risiko cedera.

Frekuensi TendanganFrekuensi tendangan menggambarkan seberapa banyak tendangan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu. Ini merupakan indikator kecepatan, stamina, dan efisiensi gerak atlet. Frekuensi tinggi sangat penting dalam pertandingan yang mengandalkan hitungan skor dari banyaknya kontak sensor.

Pengukuran frekuensi biasanya dilakukan dengan interval 10 detik atau 30 detik untuk menilai kecepatan repetisi tendangan.

Efisiensi Gerakan AtletFisika membantu menganalisis seberapa efisien seorang atlet menggunakan energi saat melakukan teknik. Atlet yang efisien dapat bergerak cepat dan kuat dengan tenaga minimal. Sebaliknya, atlet yang tidak efisien cenderung cepat lelah dan gerakannya tidak optimal.

Analisis efisiensi mencakup pengamatan lintasan kaki, sudut gerak, kecepatan rotasi, dan sinkronisasi tubuh.

Impuls pada Kontak TendanganImpuls adalah hasil kali gaya dan waktu kontak antara kaki dan target. Meski waktu kontak tendangan dengan target biasanya sangat singkat, impuls sangat menentukan seberapa besar efek tendangan terhadap target.

Pengukuran impuls memberikan gambaran tentang kekuatan serangan dan kualitas teknik.

Trajektori Gerakan KakiLintasan gerakan kaki atau trajektori sangat penting dalam menentukan kecepatan dan efektivitas tendangan. Trajektori yang lurus dan bersih menghasilkan tendangan yang lebih cepat dan sulit diprediksi lawan. Sebaliknya, trajektori yang tidak efisien membuat gerakan mudah terbaca dan sulit mencapai kekuatan maksimal.

Elastisitas Otot dan KelenturanKelenturan otot dapat diukur melalui sudut fleksibilitas, panjang otot, dan kemampuan otot kembali ke posisi semula setelah peregangan. Kelenturan yang baik sangat penting dalam taekwondo yang banyak menggunakan tendangan tinggi.

Fisika membantu menjelaskan hubungan antara elastisitas otot, sudut gerak, dan efisiensi tendangan.

Daya atau PowerDaya merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan. Dalam taekwondo, daya terlihat jelas dalam gerakan lompat, tendangan eksplosif, serta pukulan cepat. Pengukuran daya membantu pelatih menyusun program latihan yang meningkatkan performa atlet.

Tinggi LompatanTinggi lompatan menggambarkan seberapa tinggi pusat massa tubuh bergerak saat atlet melakukan teknik udara seperti flying kick. Pengukuran ini melibatkan konsep energi potensial gravitasi dan gaya dorong dari otot kaki.

Atlet yang mampu melompat tinggi memiliki keunggulan dalam teknik serangan udara dan kombinasi gerakan.

KesimpulanIlmu fisika memberikan pendekatan ilmiah yang sangat kaya untuk menganalisis, memahami, dan meningkatkan performa atlet taekwondo. Dengan mengukur berbagai aspek seperti kecepatan, gaya, percepatan, torsi, keseimbangan, efisiensi gerak, hingga tinggi lompatan, pelatih dan atlet dapat mengembangkan latihan yang lebih efektif dan berbasis data.

Pendekatan ini menjadikan taekwondo tidak hanya sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai bidang kajian ilmiah yang dapat dikembangkan menjadi penelitian, modul pembelajaran fisika, dan inovasi dalam dunia olahraga.

 

Hak Antar Sesama Dosen Jurusan

11 December 2025 10:52:38 Dibaca : 5

Bagaimana dampaknya jika hadits pertama dalam Kitaabul Jaami’ diterapkan antar sesama dosen jurusan?

 

Hadits:

 

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: (1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) Jika ia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan mengucapkan ‘Yarhamukallah’, (5) Jika ia sakit maka jenguklah dan (6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.”

(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)

 

Mari kita bahas satu per satu

 

 1. Mengucapkan Salam Ketika Bertemu

Dampaknya di lingkungan jurusan

  •  Membangun suasana kerja penuh keberkahan: Salam membawa doa keselamatan - menciptakan atmosfer akademik yang lebih teduh.
  •  Mengurangi sekat hierarki antara dosen senior dan junior.
  •  Melembutkan komunikasi sehingga diskusi akademik lebih mudah dan tidak tegang.
  •  Menguatkan ukhuwah yang menjadi fondasi kerja sama penelitian, pengabdian, dan kegiatan kampus.

  2. Memenuhi Undangan

Dampaknya

  •  Partisipasi meningkat dalam kegiatan jurusan (seminar, rapat, workshop, yudisium).
  •  Sense of belonging pada jurusan semakin kuat.
  •  Kolaborasi ilmiah tumbuh, karena sering bertemu dan didorong kehadiran pada kegiatan ilmiah.
  •  Menghilangkan budaya individualistik dimana dosen hanya fokus pada urusan pribadi.

  3. Memberi Nasihat Ketika Diminta

Dampaknya

  •  Budaya saling membimbing (mentorship) berkembang.
  •  Dosen junior mendapat arahan tentang penelitian, BKD, publikasi, dan karier akademik.
  •  Mengurangi kesalahpahaman karena nasihat diberikan secara ikhlas, bukan dalam bentuk kritik destruktif.
  •  Kualitas akademik jurusan meningkat, sebab dosen saling menguatkan dan mengoreksi dengan adab.

  4. Mendoakan Ketika Bersin dan Mengucap “Alhamdulillah”

Dampaknya

  •  Interaksi sosial menjadi hangat dan penuh adab.
  •  Mengingatkan bahwa adab kecil menguatkan hubungan besar.
  •  Muncul budaya saling perhatian terhadap kesehatan dan kondisi masing-masing.
  •  Menambah nuansa keislaman dalam kehidupan kerja sehari-hari.

  5. Menjenguk Ketika Sakit

Dampaknya

  •  Dosen yang sakit merasa memiliki keluarga kedua di kampus.
  •  Menghilangkan rasa kesepian dan mempercepat pemulihan secara psikologis.
  •  Memperkuat kekompakan sehingga masing-masing dosen merasa dihargai di luar urusan akademik.
  •  Jurusan menjadi tempat kerja yang lebih manusiawi dan penuh empati.

  6. Mengiringi Jenazah Ketika Meninggal Dunia

Dampaknya

  •  Meningkatkan solidaritas dan rasa hormat antar sesama dosen.
  •  Menjadi pengingat kuat tentang siklus kehidupan, sehingga: a) mengurangi konflik internal jurusan; b) menumbuhkan sikap saling memaafkan; c) mengarahkan fokus pada amal jariyah berupa ilmu; serta d) menjadikan lingkungan dosen lebih saling menyayangi dan menghargai.

### Kesimpulan Umum

Jika enam hak ini hidup dan dihidupkan antar sesama dosen, maka:

 Jurusan akan berubah menjadi:

  • Lebih kompak
  • Penuh keberkahan dan ketenangan
  • Minim konflik
  • Kolaboratif secara ilmiah
  • Berorientasi pada ukhuwah dan profesionalitas

 

Hadits ini bukan sekadar adab personal, tetapi framework etika sosial yang dapat membentuk budaya kerja akademik yang sehat, produktif, dan damai.

Blogroll

  • Masih Kosong