Tutuhiya Bukan Budaya Gorontalo

28 March 2015 20:41:09 Dibaca : 1627

Tutuhiya secara etimologis berasal dari kata tutuhi = galah khusus untuk menjolok buah dan atau benda lainnya, bukan untuk menolak perahu, dan juga bukan untuk menjemur pakaian. Dalam bahasa Gorontalo, tutuhi khusus hanya untuk menjolok.

Secara morfologis kata tutuhi mendapatkan partikel -ya menjadi bermakna saling.
Makna leksikalnya saling menjolok, sementara makna konotatifnya bisa berarti saling menjatuhkan antara satu sama lain.
Bila tutuhiya disebut budaya sementara budaya diartikan sebagai budi daya manusia Gorontalo maka ini memberi kesan bahwa orang Gorontalo adalah orang-orang yang memiliki tabiat untuk menjatuhkan orang lain. Orang Gorontalo tidak senang melihat orang lain berada lebih dari kehidupan yang didapatnya. Bila ini yang berlaku, maka Gorontalo tidak pernah ada kemajuan layaknya sekarang ini.
Bahayanya, orang luar Gorontalo akan hati-hati pula dengan orang asli Gorontalo. Tidak bisa dijadikan teman karena suatu saat pasti akan menikam dari belakang. Olehnya, orang akan kurang kebanggaannya untuk mengaku sebagai orang asli Gorontalo.
Budaya selalu bersentuhan nilai, norma yang diyakini dan dipegang oleh suatu masyarakat kebenaran dan kemurnian nilainya Dapat dikatakan bahwa suatu budaya pastilah nilai yang baik dan benar yang dipegang oleh masyarakat pemiliknya.
Bila itu terjadi pada suatu masyarakat dan bernilai negatif didalamnya namun kecenderungan kejadiannya sudah berulang walau banyak yang tidak menginginkannya maka itu bukan budaya masyarakat itu, sebagaimana fenomena tutuhiya dalam kehidupan di Gorontalo.
Di bangsa Amerika contohnya, kita mengenal dengan mereka dengan individualistiknya sebagai budaya dan perilaku kehidupan masyarakatnya. Namun individualistik bukan pemaknaan harfiah individual lantas orang Amerika hanya mementingkan dirinya sendiri. Sementara untuk perilaku buruk saling menjatuhkan tutuhiya di Amerika bukan hanya dengan membangun opini negatif dan menjatuhkan tetapi malah sudah dalam bentuk geng mafia yang saling bunuh dengan senapan. Namun tidak ada sebutan bahwa budaya Amerika adalah budaya mafia. Mafia adalah perilaku menyimpang di masyarakat Amerika.
Dalam bahasa Gorontalo, bahwa untuk perilaku menyimpang yakni saling menjatuhkan dianalogikan dengan galah yang berguna untuk menjolok.
Jadi tutuhiya bukan budaya tetapi sekedar istilah untuk analogi perilaku menyimpang dalam bahasa Gorontalo. Istilah ini bisa ditujukan kepada siapa saja. Entah itu orang Gorontalo ataupun bukan Gorontalo.
Fenomena tutuhiya ini ada kemiripan dengan bahasa Banjar. Bahasa Banjar menggunakan "bacakut papadaan" bukan berarti mereka orang Banjar sebentar-sebentar berkelahi, tidak mau orang lain lebih darinya. Bacakut papadaan bukanlah budaya orang Banjar, tetapi adalah istilah terhadap perilaku menyimpang yang terjadi di Banjar yang malah diupayakan untuk dihindari dalam masyarakatnya.

Tulisan ini sebenarnya adalah bentuk kegelisahan saya terhadap implementasi CAR di Indonesia.

Berawal dari salah Konferensi Internasional Bahasa Inggris (TEFLIN) di UIN Malang, saya mengikuti workshop yang mengambil tema Classroom Action Research (PTK).

Pada workshop tersebut keynote speakernya adalah Prof Anne Barnes dari Australia.
Pemaparan beliau sangat menarik hingga semua peserta yang hampir semuanya pengajar bahasa Inggris (dosen, instruktur guru dan lain-lain) memperhatikan dengan seksama. Beberapa pertanyaan muncul dan lancar dijawab oleh sang profesor. Namun, sang profesor sempat tertegun dan mengatakan tidak menjawab satu pertanyaan yang berbunyi, "Bagaimanakah membuat suatu proposal PTK yang baik"? Beliau malah balik bertanya mengapa sampai pertanyaan tentang proposal ini muncul?

Singkat cerita, ternyata di Indonesia PTK kita masih terjebak pada penelitian yang harus diproposalkan untuk diajukan penganggrannya. Kemungkinan lain yang telah menambah keterparahan ini adalah keterjebakan kita orang Indonesia dalam menerjemahkan dan memahami kata Classroom Action Research menjadi Penelitian Tindakan Kelas. Kata “Research” yang diterjemahkan menjadi kata “Penelitian” yang dipisahkan dari kata gabungnya yakni”Penelitian Tindakan.” Pada umumnya kata penelitian yang yang terpisahlah yang diartikan serta merta menjadi suatu proses pekerjaan yang harus diproposalkan guna penganggrannya. Sementara Action Reserach adalah pekerjaan yang membutuhkan suatu desain sebelum pelaksanaannya namun membutuhkan ketersegeraan waktu. Bila seorang pengajar mendapatkan permasalahan dikala mengajar -entah itu permasalahan pada siswa, metode, strategi, dan aspek lainnya-, maka pada saat itu pula sang pengajar mestinya segera melakukan “Tindakan” berdasarkan langkah-langkah ilmiah. Bukan nanti menunggu waktu yang panjang lagi sambil mengusulkan proposal. Permasalahan pasti tidaklah sama apabila “Action-nya” nanti dilakukan pada waktu yang harus menunggu lama. Permasalahan akan berubah apabila berubah obyek, subyek, serta faktor lainnya yang disebabkan oleh terlalu lama waktu menunggu; apalagi hanya karena menunggu pengganggaran.

Menurut saya PTK bukanlah penelitian yang harus dianggarkan. Guru harus memikirkan apapun yang terjadi secara maksimal siasat peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran yang diasuhnya. PTK mengajak guru lebih kreatif, inovatif dan taktis. Menunggu anggaran adalah jauh dari item yang diperhatikan dalam PTK, olehnya adalah lucu dikala PTK harus diproposalkan.

Mohon sharingnya. Semoga bermanfaat.

Salam kemajuan!

 

The Laws of Computing (Jokes)

23 January 2013 10:19:47 Dibaca : 1024

When computing, whatever happens, behave as though you meant it to happen.When you get to the point where you really understand your computer, it's probably obsolete.The first place to look for information is in the section of the manual where you'd least expect to find it.When the going gets tough, upgrade.For every action, there is an equal and opposite malfunction.To err is human...to blame your computer for your mistakes is even more human, its downright natural.He who laughs last, probably has a back-up.The number one cause of computer problems is computer solutions.A complex system that doesn't work is invariably found to have evolved from a simpler system that worked just fine.A computer program will always do what you tell it to do, but rarely what you want it to do.

Sent by: Joke Labs ~ Jul 7th, 2012

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong