MENGANGKAT DAN MEMINDAHKAN PASIEN

03 March 2021 19:06:16 Dibaca : 85242 Kategori : Artikel

Mengangkat dan memindahkan pasien merupakan hal yang terpenting dalam evakuasi pasien baik di rumah sakit maupun di pra rumah sakit. Hal ini membutuhkan kekuatan fisik yang maksimal dan tenaga yang terlatih. Ada beberapa teknik dan hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan evakuasi pasien, yaitu :

Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh merupakan suatu cara untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dalam mengangkat, bergerak dan melakukan aktivitas. Pengangkatan dan pemindahan pasien dibutuhkan mekanika tubuh yang baik, dengan mempertahankan posisi tubuh tegak lurus, jarak kaki selebar bahu, kaki menjadi tumpuan utama, tidak menggunakan otot punggung untuk mengangkat, melainkan menggunakan  otot tungkai, otot panggul & otot perut (Anna, 2008).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengangkat dan memindahkan pasien, yakni:

  1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan tim penolong, pastikan jumlah penolong yang cukup
  2. Saling berkomunikasi antar tim penolong
  3. Saat mengangkat mempertahankan posisi punggung tetap lurus
  4. Menyediakan peralatan yang tepat
  5. Memperhatikan kondisi tempat atau pijakan saat mengangkat pasien

Memindahkan Pasien pada Kondisi  Emergensi

Kondisi emergensi adalah keadaan pasien dalam bahaya, yang harus dipindahkan segera sebelum dinilai kondisinya. Adapun contoh kondisi emergensi yakni :

  1. Adanya kebakaran atau ledakan
  2. Ketidakmampuan penolong menjaga pasien terhadap bahaya lingkungan sekitarnya
  3. Usaha mencapai pasien darurat lain, yang lebih urgen.

Apapun cara pemindahan pasien non emergensi, selalu memperhatikan dan menjaga adanya patah tulang leher (fraktur servikal), terutama pada pasien dengan trauma.

Memindahkan Pasien pada Kondisi Darurat Dan Tidak Darurat

Kondisi darurat adalah pergerakan yang mendesak diperlukan saat pasien harus segera dipindahkan untuk pengobatan ancaman kehidupan segera. Pergerakan yang mendesak dilakukan dengan mencegah terjadinya cedera tulang belakang. Adapun teknik memindahkan pasien pada kondisi darurat dan tidak darurat, yakni:

Pemindahan Darurat

a. Tarikan Selimut

Pemindahan pasien dillakukan dengan teknik log roll, memposisikan pasien ke arah penolong, menarik selimut diletakkan dibawah pasien, mengembalikan posisi pasien, menyelimuti pasien, memindahkan pasien dengan cara ditarik.

b. Tarikan Lengan

Pemindahan pasien dengan cara penolong berada dibelakang pasien, kedua lengan penolong dimasukkan dibawah ketiak pasien, memegang kedua lengan bawah pasien, kemudian pasien ditarik.

c. Tarikan Baju

Dalam keadaan darurat posisi pasien susah diangkat atau susah untuk menggapainya. Maka teknik terakhir adalah mengangkat pasien dengan menarik pakaian dikeraknya

Pemindahan Tidak Darurat

Kondisi tidak darurat adalah pergerakan yang tidak mendesak, kondisi pasien stabil dan tidak ada ancaman kehidupan

a. Mengangkat dan memindahkan secara langsung

Dilakukan oleh 2 atau 3 penolong. Penolong pertama memposisikan lengannya dibawah kepala pasien, penolong kedua memposisikan lengannya dibawah pinggang pasien, penolong ketiga memposisikan  lengannya dibawah kaki pasien. Saling berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, mengangkat pasien ke lutut dan memiringkan pasien ke arah dada penolong, pindahkan pasien dengan satu gerakan. Tindakan ini tidak bisa dilakukan pada pasien yang dicurigai adanya trauma servikal.

b.  Mengangkat dan memindahkan memakai sprei

Pasien diangkat dan dipindahkan menggunakan sprei. Tindakan ini tidak dapat dilakukan pada pasien yang dicurigai adanya trauma servikal.

Perlengkapan untuk Memindahkan Pasien

Beberapa perlengkapan yang digunakan untuk memindahkan pasien, yakni Tandu Ambulans (Wheeled stretcher), Tandu Sekop (Scoop stretcher), Long Spine Board, Tandu Basket (Stokes Basket), Flexible Strecher, Kursi Tangga (Stair chair) dan Portable Strecher. Berikut ini penjelasan perlengkapan tersebut.

1. Tandu Ambulans (Wheeled stretcher)

Alat yang terpasang dikendaraan Ambulans digunakan untuk mengangkat dan memindahkan pasien dari TKP ke ambulans yang kemudian dibawah ke rumah sakit. Bisa diturunkan dan dinaikkan, dilengkapi strap menjaga keamanan pasien saat proses pemindahan.

Cara penggunaan: Salah satu penolong berada dibelakang pasien memasukkan lengan ke bawah ketiak pasien dan satu penolongnya mengangkat dari kaki, saling berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya, pasien dipindahkan ke tandu ambulans. Setelah itu dipasangkan strap menjaga keamanan pasien dan ketika memindahkan pasien tetap berada ditandu tersebut tanpa harus menurunkannya

2. Tandu Sekop (Scoop stretcher)

Tandu sekop biasa digunakan untuk memindahkan pasien yang lokasinya memiliki akses yang terbatas dan bermanfaat untuk memindahkan pasien darurat, alat ini bisa dipisahkan perangkatnya dan dilengkapi strap untuk menahan posisi pasien saat proses pemindahan

Cara penggunaan: Tandu sekop dipisahkan kemudian ditempatkan dikedua sisi pasien dan menguncinya bersama-sama, dipasangkan strap kemudian pasien dipindahkan. Hal yang perlu diperhatikan alat ini tidak dapat digunakan pada pasien yang memiliki cedera servikal

3. Long Spine Board

Tandu yang digunakan selain untuk memindahkan pasien berfungsi sebagai alat fiksasi. Alat ini sangat baik digunakan pada pasien yang dicurigai adanya fraktur servikal.

Cara penggunaan: Pemindahan pasien ke atas long Spine Board dillakukan dengan teknik log roll, memposisikan pasien ke arah penolong. Satu penolong menyokong area kepala punggung pasien dan yang lainnya memeriksa bagian belakang pasien, long Spine Board didekatkan kearah pasien. Kemudian pasien diletakkan bersamaan dengan tandu tersebut secara perlahan-lahan. Dipasangkan pengaman yang diistilahkan tali laba-laba, melakukan fiksasi kepala dan kemudian pasien dipindahkan di tandu ambulans.

4. Tandu Basket (Stokes Basket)

Tandu basket berbentuk keranjang digunakan untuk memindahkan pasien dengan atau tanpa long spine board. Terdapat juga strap untuk mengamankan pasien ketika proses pemindahan. Alat ini sering kali digunakan dalam pencarian korban yang sulit dijangkau, misalnya pada daerah dengan dataran tinggi, terdapat tali pengangkut yang akan dikaitkan pada celah lubang yang ada pada sekeliling tandu basket

Cara penggunaan: Menempatkan pasien keatas permukaan tandu, lalu dipasangkan strapnya, kemudian pasien dipindahkan di tandu ambulans

5. Flexible Strecher

Tandu yang dapat digunakan untuk memindahkan pasien ditempat terbatas dan sempit. Dipakai pada pasien tanpa cedera servikal.

Cara penggunaan: Pemindahan pasien menggunakan flexible strecher dillakukan dengan teknik log roll, memposisikan pasien ke arah penolong, flexible strecher didekatkan kearah pasien, mengembalikan posisi pasien, kemudian mengangkat pasien dengan 4 orang penolong yang kemudian dipindahkan ke tandu ambulans

6. Kursi Tangga (Stair chair)

Alat yang dapat digunakan untuk memindahkan pasien yang bisa duduk atau berdiri namun sulit untuk bergerak. Biasanya digunakan untuk memindahkan pasien melalui tangga.

Cara penggunaan: Penolong pertama berada dibelakang pasien dan penolong lainnya berada didepan pasien yang akan memandu untuk menuruni tangga, dengan memperhatikan posisi tubuh dalam mengangkat dan berkomunikasi satu sama lain. Setelah itu membantu pasien untuk pindah ke tandu ambulans

7. Portable Strecher

Alat yang digunakan untuk memindahkan pasien dari satu tempat ke tampat yang lain. Terdapat juga strap untuk mengamankan pasien ketika proses pemindahan.

Cara penggunaan: Setelah pasien berada ditandu portable, menggunakan teknik yang benar saat mengangkat, memperhatikan keseimbangan tubuh tetap tegak lurus dan saling berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya

Berdasarkan uraian tersebut transportasi pasien merupakan komponen penting dalam penyediaan layanan kesehatan. Komunikasi, kesesuaian personil, keamanan dan efisiensi dalam mengangkat dan memindahkan pasien merupakan kunci utama untuk kualitas dan keamanan transportasi pasien (Hains, Marks, Georgiou, & Westbrook, 2011). Selain itu memperhatikan keselamatan penyedia EMS, berdasarkan penelitian oleh (Maguire & Smith, 2013), didapatkan paramedis memiliki tingkat cedera sekitar tiga kali untuk semua pekerjaan, sebagian korban jiwa merupakan akibat dari insiden terkait transportasi. Sehingga perlu adanya pengembangan teknologi peralatan dan penelitian terkait teknik maupun metode pemindahan dan pengangkatan pasien yang tepat dan aman mengingat pentingnya keselamatan penolong dan pasien pra rumah sakit (Eglitis, Corrigan, Sweeney, Pierce, & Stoy, 2017).

 Daftar Pustaka

Anna. (2008). Lifting and Moving Patients. from http://emt-training.org/lifting-moving.php

Eglitis, N, Corrigan, E, Sweeney, M, Pierce, J, & Stoy, W.A. (2017). Fresh Perspectives on Safer Patient Lifting and Moving. Journal of Emergency Medical Service.

Hains, I.M, Marks, A, Georgiou, A, & Westbrook, J.I. (2011). Non emergency patient transport: what are the quality and safety issues? A systematic review. International Journal for Quality in Health Care, 23(1), 68-75. doi: 10.1093/intqhc/mzq076

Maguire, B.J, & Smith, S. (2013). Injuries and fatalities among emergency medical technicians and paramedics in the United States. Prehosp Disaster Med, 28(4), 376-382. doi: 10.1017/S1049023X13003555