PEMBELAJARAN CASE METHOD PASIEN COPD

03 March 2021 18:57:26 Dibaca : 260 Kategori : Artikel

Kasus COPD

The emergency department contacts you to say that a 60 year-old woman has brought in by ambulance from home. Mrs Sinha is a lifelong smoker and has a long history of chronic obstructive pulmonary disease (COPD), with many previous admission to hospital. Mrs Sinha had been more breathless than normal over the past few days with a cough, producing green sputum. In the early hours of the morning, Mrs Sinha became acutely short of breath. She tried using her nebuliser at home, but did not improve and dialled 999. The paramedic crew gave Mrs Sinha a further salbutamol and ipratropium bromide nebuliser, and 15 L of oxygen via a non-rebreath mask. The referring doctor believes that this illness represents an exacerbation of COPD. On your arrival Mrs Sinha is drowsy and disoriented but responding to voice and obeying commands. Mrs Sinha’s respiratory rate 8 breath/min, with a prolonged expiratoryphase and ‘purs lip’ breathing. Saturation read 97% on 15 L of oxygen via non-rebreathing mask. Mrs Sinha’s heart rate is 130 beat/min, with a blood pressure of 130/70 mmHg and she is aprexial. Auscultation of the lung fields reveals generally poor air entry throught with a few scattered wheezes but no other added sounds.

Buatlah analisis kasus diatas menggunakan dasar literatur baik buku maupun jurnal penelitian

 

Analisis Kasus COPD oleh Zulkifli B.Pomalango

1.    What is exacerbation of chronic obstructive pulmonary disease (COPD)?

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang umum, dapat dicegah dan dapat diobati yang ditandai dengan gejala pernapasan yang persisten dan pembatasan aliran udara yang disebabkan oleh kelainan jalan napas yang biasanya disebabkan oleh paparan partikel atau gas berbahaya. Gejala pernafasan yang paling umum adalah dyspnea, batuk dan atau tanpa produksi sputum. Faktor risiko utama COPD adalah kebiasan merokok, paparan bahan bakar biomassa dan polusi udara.

Eksaserbasi PPOK merupakan periode gejala perburukan PPOK akut, kondisi klinis pasien dengan keluhan batuk meningkat, produksi sputum bertambah dan terjadi sesak. Eksaserbasi PPOK memberikan dampak perburukan terhadap kondisi pasien, mempercepat tingkat penurunan fungsi paru, meningkatkan morbiditas dan mortalitas secara signifikan (Agusti, Decramer, Celli, 2017)

 2.    What immediate management is required?

Berdasarkan kasus diatas, pasien sudah mengalami eksaserbasi dan indikasi terjadi penurunan kesadaran karena pasien mengalami disorientasi. Sehingga pasien dilakukan mobilisasi ke ruang Intensive Care unit (Agusti, Decramer, Celli, 2017). Selain itu terapi yang segera diberikan kepada pasien mengalami eksaserbasi berupa pemberian broncodilator yaitu salbutamol, sebagai antiinflamasi diberikan ipratropium bromide nebuliser (MacIntyre, 2008)

 3.    Why is patient drowsy/ confused?

Pasien mengalami ngantuk dan bingung dikarenakan kurangnya suplai oksigen ke otak. Hal ini disebabkan pada kasus PPOK terjadi inflamasi kronik, yang menyebabkan gangguan pertukaran oksigen pada paru, sehingga paru tidak mampu menyuplai oksigen yang cukup ke seluruh sel terutama ke otak. Ketidakadekuatan oksigen ke otak yang menyebabkan pasien ngantuk dan bisa sampai terjadi penurunan kesadaran (Brill, Wedzicha, & Jadwiga, 2014).

4.    How can narcosis be corrected?

Karbondioksida narcosis dapat dikoreksi dengan pemeriksaan analisis gas darah. Analisis gas darah merupakan pemeriksaan yang mengukur derajat keasaman (pH) dan jumlah oksigen (O2) serta karbondioksida (CO2) dalam darah. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan nilai tekanan karbondioksida di dalam pembuluh darah arteri tinggi (PaCO2).

 5.    What further information is required?

Informasi yang perlu dikaji lebih lanjut yakni faktor pencetus dari masalah yang dialami oleh pasien dan faktor yang dapat memperparah keadaan pasien. Mengkaji riwayat sebelumnya, terutama riwayat gangguan pernafasan, riwayat keluarga yang mengidap penyakit yang sama, riwayat penyakit yang mendasari. Hal ini dapat berhubungan dengan intervensi apa yang dapat diberikan.

 6.    What further investigation is required?

Penatalaksanaan yang perlu dilakukan :

a)    Pemeriksaan analisis gas darah

b)    Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adanya infeksi.

c)    Pemeriksaan sputum purulen sebagai indikasi perlu pemberian terapi antibiotik

d)    EKG untuk pemeriksaan kelainan pada jantung, membantu dalam mengkaji riwayat penyakit yang mendasari

e)    Foto Thorax untuk membedakan diagnose PPOK dengan penyakit paru yang lainnya.

 7.    What is the causes of this exacerbation?

Exacerbasi PPOK dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab yang paling sering adalah infeksi saluran pernafasan baik yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Selain itu memiliki kebiasaan merokok dan kondisi terdapat penyakit yang mendasari diantaranya pneumonia, emboli paru, efusi pleura dan penyakit jantung kongestif.

 8.    Why Mrs Sinha deteriorated and what action should be taken?

Keadaan pasien semakin memburuk dikarenakan adanya faktor yang memperburuk atau yang dapat menyebabkan eksaserbasi PPOK, yakni pasien sudah lanjut usia, memiliki riwayat merokok, memiliki masalah jantung dan eksaserbasi yang berulang.

Tindakan yang perlu dilakukan, yakni :

a.    Kolaborasi pemberian terapi pengobatan, pemberian alat bantu pernafasan jika kondisi pasien tidak membaik, pemberian terapi oksigen dengan memperhatikan hasil analisa gas darah untuk mencegah terjadinya retensi karbondioksida

b.    Jika kondisi pasien tidak membaik, terjadi sesak yang semakin berat, terjadi penurunan kesadaran, perubahan status hemodinamik yang tidak stabil, maka pasien perlu mendapat pengobatan dan perawatan lebih intensive di ruang Instalasi Care Unit (ICU)

9.    What assessment should be taken at prehospital? (describe your assessment: scene size-up, primary, history taking, secondary, reassessment, and mergency medical care)

a)  Scene size-up

  • ­Pemasangan Alat Proteksi Diri (APD) berupa sarung tangan dan masker
  • Memastikan keamaan lingkungan bagi pasien dan petugas.
  • Triase awal yaitu jumlah pasien satu orang dengan keluhan sulit bernafas dan dikategorikan label merah.
  • Peralatan yang dibutuhkan yaitu : Alat pemeriksaan TTV, IV Line set, Oksigen, Nebulizer, Nasal Kanul, NRBM,  Obat-obatan berupa Bronkodilator atau Ekspektoran

b)  Primary

  • Airway : Klien tampak sesak, adanya sumbatan jalan nafas akibat penumpukan sputum. Suara nafas terdengar wheezing

Tindakan yang diberikan : Berikan posisi semifowler dan kolaborasi pemberian Salbutamol dan ipratropium bromide nebulizer

  • ­Breathing : RR 8x/min dengan fase ekspirasi memanjang, tampak bernafas menggunakan pernafasan mulut.      

Tindakan yang diberikan : Pemberiaan oksigen dengan NRBM 15 l/m

  • ­Circulation : Tekanan Darah 130/70 mmhg, Nadi 130x/min, BP 130/70 mmhg, tampak sedikit sianosis.
  • ­Disability: Pasien  disorientasi, namun pasien dapat memberikan respon terhadap suara yang diberikan dan mengikuti perintah.
  • Exposure & environment

c)  History taking

Alergi          : Tidak didapatkan riwayat alergi

Medicine     : Obat untuk Nebulizer

Past Illnes : PPOK berulang

Last meal   : Tidak terkaji

Event         : Keluhan batuk dan sesak nafas sebelum masuk rumah sakit dan memiliki riwayat kebiasaan meroko yang cukup lama

d)  Secondary Assessment

Pemeriksaan Fisik : Head to toe

Spesifik pemeriksaan pada bagian thorax

e)  Reassessment

Reassessment dilakukan untuk mengevaluasi kembali pengkajian primer dari kondisi pasien, didapatkan :      Jalan napas pasien belum paten. TTV: TD : 130/70 mmhg, Nadi 130x/menit, Sp02 97%. Kesadaran tampak bingung dan mengantuk.

f)    Emergency medical care

  • Pemberian posisi yang nyaman : Semifowler atau Fowler
  • ­Pemberian Oksigen yang adekuat : NRBM 15 l/m
  • ­Pemberian obat Salbutamol dan Nebulizeripratropium bromide
  • ­Pemasangan IV line sekaligus pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan penunjang
  • ­Melakukan observasi kondisi pasien selama perjalanan ke RS

Daftar Pustaka

Agusti, A, Decramer, B, Celli, M. 2017. Pocket guide to COPD diagnosis, management, and prevention. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Brill, S.E, Wedzicha, Jadwiga, A. 2014. Oxygen therapy in acute exacerbations of chronic obstructive pulmonary disease. international Journal of COPD

MacIntyre, N.H, Yuh, C. 2008. Acute Exacerbations and Respiratory Failure in Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Atsjournal. 5.530-535