LABEL : kampus

Perjalanan saya sebagai Dosen Pembimbing Lapangan dimulai dengan langkah pertama di tanah Gorontalo, sebuah daerah yang menyimpan sejuta potensi namun masih memerlukan banyak sentuhan pendidikan. Gorontalo, yang terletak di kawasan Teluk Tomini, dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, namun juga dihadapkan pada tantangan pembangunan yang nyata. Dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah, daerah ini memerlukan upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya melalui pendidikan.

Saya masih mengingat dengan jelas hari pertama saya tiba, disambut oleh senyuman ramah penduduk setempat dan semangat para mahasiswa yang siap untuk memulai petualangan baru dalam program Kampus Mengajar. Sebagai Dosen Pembimbing, tugas saya tidak hanya mengawasi dan memberikan arahan, tetapi juga menjadi bagian dari proses transformasi yang dialami oleh para mahasiswa. Mereka, yang datang dari berbagai daerah dengan latar belakang yang beragam, berkumpul dengan satu tujuan: memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan di Gorontalo.

Saya belajar bahwa peran sebagai pembimbing tidak sekadar memberikan bimbingan akademis. Saya harus mampu menjadi pendengar yang baik serta solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa. Setiap hari adalah pelajaran baru, baik bagi saya maupun mahasiswa yang saya bimbing. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kami mengadakan kegiatan belajar bersama di sebuah sekolah dasar di desa terpencil. Melihat antusiasme anak-anak dalam menerima pelajaran, meskipun dengan keterbatasan fasilitas, sungguh mengharukan. Di sinilah saya menyadari betapa besar dampak dari kehadiran kami. Bukan hanya materi yang kami sampaikan, tetapi juga semangat dan harapan yang kami bawa.

Gorontalo, sebagai bagian dari Teluk Tomini, menghadapi tantangan yang cukup berat dalam hal pendidikan dan pembangunan manusia. IPM yang rendah mencerminkan kesenjangan akses terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan ekonomi yang stabil. Namun, hal ini justru memacu semangat kami untuk memberikan yang terbaik. Kami percaya bahwa melalui pendidikan, kami bisa membantu mengukir masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak di Gorontalo.Fokus utama kami dalam program ini adalah meningkatkan literasi dan numerasi. Kami mengadakan berbagai kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca dan berhitung anak-anak, yang merupakan dasar penting bagi kemampuan akademis mereka di masa depan. Para mahasiswa yang saya bimbing bekerja keras untuk mengembangkan metode pengajaran kreatif dan menarik yang dapat merangsang minat belajar anak-anak. Tak jarang, kami harus berhadapan dengan tantangan yang tidak terduga. Mulai dari keterbatasan akses transportasi hingga kondisi cuaca yang ekstrem. Namun, setiap tantangan tersebut menjadi pelajaran berharga dan menguatkan tekad kami untuk terus berjuang. Mahasiswa yang saya bimbing juga menunjukkan keberanian dan dedikasi yang luar biasa. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga belajar dari komunitas setempat, memahami kebudayaan, dan menjadi bagian dari masyarakat.

Perjalanan ini juga memperkaya perspektif saya sebagai pendidik. Mengajarkan saya bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang membangun karakter, nilai-nilai, dan semangat juang. Melihat para mahasiswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih matang dan bijaksana adalah kepuasan tersendiri yang tidak bisa diukur dengan apapun.

Ketika program ini berakhir, kami tidak hanya meninggalkan jejak berupa peningkatan kualitas literasi dan numerasi di sekolah, tetapi juga meninggalkan bagian dari hati kami di sana. Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil bisa memberikan perubahan besar bagi masa depan seseorang.

Mengukir masa depan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kebersamaan, semangat, dan tekad yang kuat, kita mampu melakukannya. Pengalaman sebagai Dosen Pembimbing Lapangan di Gorontalo adalah salah satu babak paling berharga dalam perjalanan hidup saya sebagai pendidik. Ini adalah cerita tentang pengabdian, pembelajaran, dan harapan.