ARSIP BULANAN : November 2024

Danau

19 November 2024 07:59:19 Dibaca : 7

 

 

Dulu saat kecil, saya dkk ke danau untuk menyaksikan Duwiwi yang belakangan saya tahu para begawan memanggilnya Dendrocygna arcuata atau Belibis Kembang. Setelahnya kami uji nyali, berjalan di atas kangkung danau yang kait mengait, di bawahnya tentu saja air danau yang dalam dan lintah yang haus darah. Bila menemukan perahu nelayan, kami mendorongnya ke arah danau dan berlari sejadi-jadinya ketika diteriaki gembala sapi di padang rumput subur dekat danau. Sampai di situ saya bersyukur memiliki masa kecil yang indah di sebuah kampung di utara Danau Limboto.

Hari ini, saya kembali ke danau, sebagai dosen pendamping tim mahasiswa yang penelitiannya (Alhamdulillah) lolos dan didanai Ristekdikti, sebuah kementerian di Jakarta sana. Danau telah banyak berubah, tak saya temukan Duwiwi, pun tak ada anak-anak yang berlarian penuh suka cita. Hanya ada beberapa gembala sapi, sapi-sapi yang melahap rumput - makan sepuasnya lalu berak sesukanya, nelayan yang hilir mudik dengan perahu di danau yang semakin sempit dan ikan-ikan yang mati meranggas.

Saya memantau tim yang menginjeksi arus listrik ke bawah permukaan lalu berdiskusi sebentar tentang bentuklahan. Peneliti-peneliti muda ini akan menggabungkan model geologi 4 dimensi dengan citra radar di daerah timur danau yang selalu dijambangi banjir. Mereka tahu banjir adalah bencana lalu akan merubahnya menjadi potensi wisata. Sampai di sini saya bersyukur telah ditakdirkan menjadi mitra mahasiswa.

Sesungguhnya, danau masa kecil saya tetap indah. Kenangan yang membuatnya lebih indah.

Kami lantas pulang melalui jalan sempit dan melompat-lompat menghindari 'ranjau' sapi. Sesekali berpapasan dan saling menyapa dengan pengembala. Langit mendung, di sebelah barat daya telah turun hujan. Saya selipkan doa, semoga Allah memudahkan penelitian anak-anak ini. Semoga sukses selalu menyertai mereka. Allah menyukai orang yang berbuat baik. Tujuan anak-anak ini baik, mari kita doakan mereka.

Salam sukses. Panjang umur Danau Limboto.

Limboto-Gorontalo, 1 April 2019.

___

Tulisan yang sama dapat dibaca pada link eksternal.

Tanah Lima Puluh Lima Juta Tahun Lalu

19 November 2024 07:32:42 Dibaca : 10

 

Waktu melemparnya ke tanah itu, ke 'Tanah Lima Puluh Lima Juta Tahun yang Lalu'.

Dari delapan penjuru mata angin, serupa dingin, sunyi menusuk-nusuk.

Cahaya pun menyibak kata yang terpahat pada granit, diorit dan berupa-rupa formasi.

 

Tadi malam - tak sengaja - Aku diberitahu

Hanyalah - dan hanya - benda langit kecil

dalam sebuah galaksi

(Sept 25, 2011)

 

Jika melihat tempat aku berdiri pada Landsat 7 di atas dan membawaku ke lembar bertahun 1993 oleh S. Bachri, Sukido dan N. Ratman serta lembar bertahun 1997 oleh T. Apandi dan S. Bachri maka kawan akan mendapatiku berdiri lalu bergerak pada satuan Endapan Danau (Qpl). Qpl atau Quartenary pleistocene lake mengisyaratkan bahwa satuan Endapan Danau Limboto (Deposite Limboto Lake) telah ada sejak Kala Plistosen, sekitar 2,6 juta tahun yang lalu. Trail (1974) mengatakan bahwa tempat aku berdiri dan bergerak ini mencapai tebal 94 m dan termampatkan lemah.

Jika pada kedua lembar ini kawan melakukan merge lalu zoom-out maka kawan akan mendapati bahwa aku dikelilingi oleh bermacam-macam formasi dengan formasi paling tua adalah Formasi Tinombo (Teot) yang telah ada sejak Zaman Tertiary Kala Eocene, sekitar 55 juta tahun yang lalu.

Kawan, tanah 55 juta tahun yang lalu ini adalah Gorontalo. Tanah kelahiranku yang dibelah oleh major intracontinental strike-slip faults yang bergerak sekitar 11 mm/tahun.

Gorontalo adalah bagian kecil dari Indonesia yang merupakan bagian kecil dari bumi. Bumi adalah bagian kecil dari Tata Surya yang merupakan bagian kecil dari galaksi Bimasakti. Galaksi Bimasakti bersama Andromeda dan galaksi lainnya mengelilingi pusat galaksi. Dan entah pusat galaksi mana yang dikelilingi oleh pusat galaksi ini dan ada berapa lagi pusat galaksi-galaksi.

Jika bumi kita dengan keliling 40.075,017 km dan massa 5,97219×1024 kg adalah satu titik kecil dalam keluasan jagad raya lalu bagaimana dengan aku, kawan dan kesombongan duniawi?

___

Tulisan yang sama dapat dibaca pada link eksternal.