INTERPRETATION OF SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA'S NOVEL DIAN YANG TAK KUNJUNG PADAM
This study aims to uncover the implicit meaning contained in Sutan Takdir Alisjahbana’snovel Dian yang Tak Kunjung Padam through Yuri Lotman's semiotic approach. The first editionof this novel was published in 2007 by Dian Rakyat with a total of 156 pages. The method used inthis study was qualitative method. The data were collected from two sources, namely intra textualdata which was Sutan Takdir Alisjahbana’s novel Dian yang Tak Kunjung Padam and extra textualdata which were correlated to the novel. The results showed that the structure of the novel wasformed by semantic units in the form of binary oppositions which were equivalent to each other.The semantic units led to an archiseme which was a spatial form of the aristocracy view of lifenamely longing vs. hate. In the novel, the aristocracy view of life in Palembang society was placedin opposition to the structure of another view of life, the proletariat. The later was evaluated basedon the aristocracy. The codes of aristocracy and proletariat in the text of the novel were related tothose outside the text. The main semantic units of Palembang aristocracy are bilateral vs. personaland wealth vs. love.
Link:
https://ojs.unm.ac.id/retorika/article/view/13847
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui Pengelolaan Sistem Tipologi Desa untuk Pencapaian SDGs di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang kompleks memiliki pengaruh dalam sistem tipologi desa masyarakat pesisir Kec. Pagimana. Dari sistem sosial seperti beragamnya status sosial dan kurangnya hubungan sosial karena banyak warga pendatang sehingga keakraban belum memunculkan sikap kebersamaan untuk maju, dan selanjutnya sistem budaya, masih bercampurnya budaya setempat karena faktor urbanisasi yang berdampak pada mengikisnya budaya masyarakat pesisir setempat. Permasalahan ini akan menjadi kendala dalam pencapaian SDGs sehingga perlu ada perhatian khusus dalam menangani masalah tersebut. Tujuan pelaksanaan KKN Desa Membangun ini adalah untuk melakukan pendampingan program pada masyarakat pesisir terkait dengan pengelolaan sistem tipologi desa untuk pencapaian SDGs di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Dengan demikian target dan lauran dari kegiatan pengabdian ini terdapatnya data tipologi desa SDGs yang dapat digunakan dalam merusmuskan perencanaan program kegiatan desa dan secara berkelanjutan masyarakat desa teredukasi serta terlatih dalam pengembangan ekonomi sebagai usaha desa yang berbasis keunggulan desa tersebut. Disamping itu yang menjadi luaran juga adalah publikasi berupa jurnal nasional. Program pengabdian melalui KKN Tematik Universitas Negeri Gorontalo tahun 2021 di Desa Toipan, Kec. Pagimana, Kab. Banggai memiliki 5 program inti di antarnya; pelatihan komputer, pembuatan tapal batas, sosialisasi tentang lingkungan, pelatihan Public Speaking, sedangkan program di Desa Pisou Kecamatan Pagimana, Kabupaten Bangga yakni launching Perdana WASERDA (Warung Serba Ada), Pelatihan Pembuatan Buah Pepaya menjadi Stik Pepaya dan Pengenalan Alat dan Bahan Kopi untuk UMKM, dan Pengenalan dan Pelatihan Google Forms kepada Aparat Desa.
REPRESENTASI UNSUR-UNSUR MULTIKULTURALISME DALAM NOVEL LUKISAN TANPA BINGKAI KARYA UGI AGUSTONO J
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi unsur-unsur multikultural dalam novelLukisan Tanpa Bingkai karya Ugi Agustono J. Penelitian menggunakan metode deskriptif interpretatifyakni memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Pengumpulandata dilakukan dengan teknik baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan model analisis konten.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Lukisan Tanpa Bingkai karya Ugi J mengandungtujuh unsur multikulturalisme, yakni: (1) solidaritas dan persaudaraan, (2) kesetaraan gender, (3)perdagangan terbuka, (4) nilai kekeluargaan, (5) penghormatan terhadap tata susila, (6) merasa cukupdalam hidup, (7) berbagi dan kontrol kekuasaan.
Link:
https://sawerigading.kemdikbud.go.id/index.php/sawerigading/article/view/1002/457
HASRAT PENGARANG DALAM NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS (KAJIAN PSIKOANALISIS LACAN)
Dalam novel Salah Asuhan, tokoh Hanafi mengalami rentang waktu kehidupannya dengan kekuatan hasratnyauntuk menjadi orang yang berbeda. Tokoh Hanafi menjadi perwakilan suara pengarang terhadap berbagaipengalamannya dalam menghadapi pergaulan bersama orang Eropa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikanhasrat pengarang yang dimanifestasikan dalam novel Salah Asuhan baik “hasrat menjadi” dan “hasrat memiliki”.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode psikoanalisis Lacan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melaluitokoh Hanafi tergambar jelas bahwa hasrat pengarang adalah hasrat untuk menjadi orang Eropa dan akhirnyahasrat untuk memiliki atribut orang Eropa. Hasrat menjadi orang Eropa bagi pengarang sebenarnya untukmenolak diskriminasi orang Belanda terhadap orang Timur. Abdul Muis sebagai pengarang menginginkanuntuk berpakaian gaya Eropa karena pendidikan yang ia peroleh di Eropa, tetapi mendapat pertentangan dariorang Eropa sehingga dianggap Liyan oleh bangsa Eropa. Hal ini menunjukkan sikap diskriminasi terhadappribumi sehingga melalui tokoh Hanafi sebenarnya menggambarkan bahwa sebagai orang pribumi harus tetapmengakui dirinya sebagai orang Timur dan sebagai sebuah kritik terhadap diskriminasi orang Eropa terhadappribumi.
Link:
https://sawerigading.kemdikbud.go.id/index.php/sawerigading/article/view/1002/457
MORFOLOGI CERITA RAKYAT GORONTALO PERANG PANIPI: KAJIAN NARATOLOGI VLADIMIR PROPP
Penelitian ini mengkaji morfologi Cerita Rakyat Gorontalo Perang Panipi berdasarkan teori naratologi Propp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur cerita rakyat Perang Panipi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis struktural naratologi. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka (dokumentasi). Data yang telah ditemukan dianalisis menggunakan teknik analisis struktural. Diawali dengan menganalisis hasil temuan dari pembacaan heuristik dan hermeneutik terutama memfokuskan pada morfemmorfem cerita yakni fungsi pelaku yang membangun cerita menurut Vladimir Propp terdiri atas 31 fungsi pelaku. Selanjutnya dimasukan ke dalam lingkungan aksi tokoh yang akan memperjelas perilaku tokoh dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua belas fungsi naratif utama, 3 pola cerita dengan 4 lingkaran aksi dalam cerita rakyat Perang Panipi.
Link: https://journal.uwks.ac.id/index.php/sarasvati/article/viewFile/1741/1117