PERTOLONGAN PERTAMA PADA PERDARAHAN
- Tekan bagian yang luka dengan apapun yang dapat menghentikan atau memperlambat aliran darah selama 15 s/d 20 menit (jangan lupa gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan latex, masker dan kacamata pelindung). Anda sedang bertindak sebagai penyumbat untuk mengendalikan keluarnya darah dan mengendalikan perdarahan.
- Jika perdarahan bertambah banyak, hubungi dan atau bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.
- Tetap tekan area luka hingga pertolongan datang.
Simak Juga :
Pertolongan Pertama pada Kasus "Perdarahan"
Apa yang dapat saya gunakan untuk menekan luka tersebut?
Gunakan apa saja yang tersedia, tidak perlu kain atau kapas perlengkapan pertolongan pertama. Anda dapat menggunakan tangan anda, tangan penderita, kaus, handuk, atau apa saja yang dapat menutupi luka atau memperlambat aliran darah
Apakah saya harus membersihkan lukanya?
Untuk luka kecil atau bekuan darah, anda dapat membersihkan lukanya untuk menghilangkan kotoran. Jangan membersihkan luka yang mengalami perdarahan berat. Jika anda membersihkan luka yang mengalami perdarahan berat, anda justru akan menghilangkan pembekuan darah dan akhirnya perdarahan akan semakin bertambah banyak.
Apa yang harus saya lakukan jika ada benda yang melekat. menancap pada lukanya?
Jangan dicabut, itu dapat membantu menutupi lubang dan menghentikan aliran darah. Sebaliknya, tekan saja disekitar banda tersebut. Bila benda yang menancap/ melekat dicabut makan dapat memperberat perdarahan.
PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA MAHASISWA PROFESI NERS ANGKATAN XII DI RSUD TOMBULILATO
Senin, 8 Februari 2021 Program Studi Profesi Ners Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo, menyelenggarakan penerimaan mahasiswa praktek profesi stase keperawatan jiwa angkatan XII oleh RSUD Tombulilato, yang diikuti oleh 72 mahasiswa dan dihadiri oleh Ketua Jurusan Yuniar Mansye Soeli, S.Kep, Ns, M.Kep.,Sp.Kep.J, Koordinator profesi ners Ika Wulansari, S.Kep, Ns, M.Kep.,Sp.Mat, koordinator stase keperawatan jiwa Mihrawaty S. Antu, S.Kep., Ns, M.Kep dan dosen pembimbing praktek. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa diberikan pengarahan oleh Hastuti Pakaya, S.Kep, Ns sebagai Kasie Keperawatan di RSUD Tombulilato, mengenai gambaran kegiatan praktek profesi ners selama 3 minggu kedepan yang terdiri dari 3 gelombang, mulai tanggal 8-26 Februari 2021. Selain itu, mahasiswa diberikan gambaran mengenai target kompetensi, penugasan, dan tata tertib selama praktik, dengan harapan mahasiswa dapat bekal ilmu dan mencapai target kompetensi untuk praktek stase keperawatan jiwa.
Selain itu, arahan dari Ketua Jurusan Keperawatan yang diwakili oleh dosen pembimbing praktek Dewi Hiola S.Kep, Ns, M.Kep, dalam sambutannya, mahasiswa diharapkan dapat menjalankan proses pembelajaran Profesi Ners dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mencapai semua target kompetensi. Pentingnya motivasi diri dan menjaga kesehatan juga menjadi topik utama yang disampaikan oleh Dewi Hiola S.Kep, Ns, M.Kep. Mahasiswa perlu mendapatkan motivasi karena mereka akan dihadapkan dengan kompleksitas permasalahan diagnosa keperawatan pada individu-indivudu di lahan praktik yang sedikit berbeda dengan kajian literature yang selama ini menjadi sumber utama pembelajaran mahasiswa, yang mana praktek stase jiwa ini akan dijalani oleh mahasiswa 1 pekan di RSUD Tombulilato dan 2 pekan di Puskemas yang telah dibagikan oleh koordinator stase jiwa, yakni di PKM Tapa, PKM Kabila, PKM Suwawa, PKM Kota Selatan, PKM Kota Tengah dan PKM Telaga. Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat menjaga kesehatannya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19 dengan menggunakan APD Level 2 yakni menggunakan masker bedah, pelindung wajah (Face shield), sarung tangan dan gaun.
Penulis dan Editor : Zulkifli B. Pomalango, S.Kep, Ns, M.Kep
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN TRAUMA THORAX/ DADA
A. Pengertian
Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematoma pneumothoraks.
B. Etiologi dan Klasifikasi
- Tamponade jantung : Disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/ daerah jantung
- Hematotoraks : Disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan
- Pneumothoraks : Disebabkan oleh trauma, Insersi CVP, penggunaan ventilasi dengan tekanan positif
TIPS PENANGANAN JIKA TERJADI GEMPA BUMI
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
Di Dalam Rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Di Sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
Di Luar Rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas ataupun apapun yang anda bawa.
Di Gedung, Mall, Bioskop dan Lantai Dasar Mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
Di Dalam Lift
Jangan menggunakan lift jika saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
PANDUAN RJP BAGI TENAGA KESEHATAN
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan pelayanan kesehatan yang mengembalikan kesadaran, meresusitasi atau mempertahankan hidup seseorang yang mengalami henti jantung atau henti nafas. Tujuan dilakukannya RJP, yakni untuk mencegah kerusakan otak dan kematian ketika seseorang mengalami henti jantung
Metode RJP | Rasio Kompresi/ Ventilasi | Kecepatan Kompresi (Menit) | Kedalaman Kompresi | Pemeriksaan Denyut (Arteri) | Posisi Tangan saat Kompresi |
Dewasa, 1 penolong | 30:2 | 100-120 kali | Minimal 2 inci (5cm) | Karotis | Tumit 2 telapak tangan pada bagian tengah dada diantara garis puting |
Dewasa, 2 penolong | 30:2 | 100-120 kali | Minimal 2 inci (5cm) | Karotis | Tumit 2 telapak tangan pada bagian tengah dada diantara garis puting |
Anak, 1 penolong | 30:2 | 100-120 kali | Minimal 1/3 kedalaman dada, sekitar 2 inci (5cm) | Karotis atau femoralis | Tumit 1 atau 2 telapak tangan pada bagian tengah dada diantara garis puting |
Anak, 2 penolong | 15:2 | 100-120 kali | Minimal 1/3 kedalaman dada, sekitar 2 inci (5cm) | Karotis atau femoralis | Tumit 1 atau 2 telapak tangan pada bagian tengah dada diantara garis puting |
Bayi, 1 penolong | 30:2 | 100-120 kali | Minimal 1/3 kedalaman dada, sekitar 1,5 inci (4 cm) | Brakialis | 2 jari pada bagian tengah dada, tepat di bawah garis puting |
Bayi, 2 penolong | 15:2 | 100-120 kali | Minimal 1/3 kedalaman dada, sekitar 1,5 inci (4 cm) | Brakialis | Teknik 2 ibu jari tangan melingkar pada bagian bawah sternum ketiga |
Sumber : Panduan Klinis BLS, ACLS dan PALS