The Tanjung Kramat area is one of the areas on the southern coast of Gorontalo which is polluted by plastic waste. Activities are needed to increase public knowledge. The purpose of community service is to socialize the dangers of plastic waste to health and the environment and to carry out an action program to clean up the coastal and marine environment. Methods are identification and survey, socialization, and action program. The results show that through socialization and action programs there is a change in mindset and attitude patterns in the community. The community admitted that they only got knowledge about plastic waste during socialization activities. People expressed concern about the dangers of plastic waste. In the community action program, they no longer burn plastic waste. The community said that they could reduce the use of plastic waste, for example by replacing plastic shopping bags with shopping bags made of woven rattan. This community service is the first step for reducing the use of plastic waste in the Tanjung Kramat area.

Manyoe, I.N., Napu, S. S. S., Supriadi, S., Hidayansya, T., & Sugawara, H. (2022). Action Program and Socialization of Plastic Waste Hazards for Health and Environment in Tanjung Kramat, Gorontalo. Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 52-58.

Indexed in Sinta, S6.

Desa Ipilo didominasi oleh topografi perbukitan yang sebagian besar dijadikan lahan bertani jagung oleh masyarakat sehingga kejadian erosi yang berimbas pada penurunan kesuburan tanah menjadi ancaman yang serius terhadap keberlangsungan aktivitas pertanian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat akan kondisi lahan serta memperkenalkan cara tanam yang lebih berkelanjutan yakni pola tanam mengikuti garis kontur. Melalui metode sosialisasi dan praktek olah tanah langsung pada lahan, kegiatan ini dapat mengembalikan kesuburan tanah dan memperkecil besaran erosi yang terjadi. Berdasarkan hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa masyarakat mampu membuat titik-titik tanam sesuai garis kontur dengan konsep agroforestry serta mampu menerapkannya. Melalui kelompok tani yang dilatih langsung, diharapkan seluruh lahan bertani didaerah perbukitan Desa Ipilo mampu menekan kebutuhan pupuk kimia sehingga produktifitas dapat terus meningkatkan keuntungan Para petani.

Ayuba, S.R., Jaya, R., Taslim, I., & Manyoe, I. N. (2022). Penerapan Pola Tanam Garis Kontur pada Lahan Pertanian Berbukit dalam Rangka Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Mengendalikan Besaran Erosi. JURNAL ABDIMAS DOSMA (JAD), 1(1), 19-23.

Indexed in Google Scholar.

Gorontalo's geological diversity can be utilized for the development of geotourism, but the study of geotourism in Gorontalo has not been carried out comprehensively. The purpose of this study is to assess the geosite and geomorphosite of islands in Kwandang Bay, North Gorontalo, namely Ponelo Island, Saronde Island, Bogisa Island, and Hulawa Island. Stages of research include the stage of field data collection through geological surveys, processing, and data analysis. Geosite and geomorphosite assessments use the Kubalikova method. The results showed that there were eight sites on the islands, namely basalt cliffs, wave-cut platforms, tombolo, Saronde white sand, spit, andesite, and Hulawa white sand. The highest score gotten by Ponelo Island and Bogisa Island is on the economic value due to its good accessibility. The highest score of Saronde Island is on educational value because it has a geotourism aspect and is a public visited place. The highest score for Hulawa Island is the additional value because there are aspects of history and archeology of the Netherland colonial. The total values of geosite and geomorphosite assessment in Ponelo, Saronde, Bogisa, and Hulawa Island consecutively are 7.5, 8.5, 6.5, and 8.5. Geosite and geomorphosite on the islands in Kwandang Bay are valuable in terms of scientific, educational, conservation, economic and additional value.

Keywords: Marine landforms, Geology, Geomorphology, Culture.

Manyoe, I. N., Pongoliu, Y. I., & Napu, S. S. S. (2022). Geosite and geomorphosite assessment for geotourism purpose: Case study of the islands in Kwandang Bay, North Gorontalo. Tunas Geografi, 11(1), 11-18.

Indexed in Sinta, S3.

Suatu kontrol utama pembentukan alterasi dan mineralisasi adalah struktur geologi, karena dapat menjadi jalur fluida hidrotermal yang membawa mineral ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi geologi dan menganalisis kontrol struktur geologi terhadap mineralisasi. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan. Observasi lapangan terdiri dari pengamatan geomorfologi, struktur geologi dan litologi. Geomorfologi terdiri pengamatan bentang alam dan stadia sungai. Struktur geologi berupa kekar dan sesar. Litologi meliputi alterasi dan mineralisasi. Hasil observasi lapangan dianalisis geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi serta analisis laboratorium seperti petrografi dan mineragrafi. Hasil penelitian mendapatkan satuan geomorfologi punggungan vulkanik Motomboto dan satuan perbukitan erosional Motomboto. Hasil analisis stratigrafi dan analisis petrografi didapatkan satuan latit, satuan riolit porfiri, satuan breksi vulkanik dan satuan endapan aluvial. Hasil dari analisis struktur geologi mendapatkan arah umum kekar NE-SW, NW-SE, N-S, NEE-SWW dan sesar terdiri sesar geser dan sesar normal. Secara megaskopis dan analisis mineragrafi, mineral logam yang teramati adalah pirit, kalkopirit, galena, sfalerit, tenanntit-tetrahedrit, kovelit, arsenopirit, emas dan azurit. Hasil analisis kontrol struktur terhadap mineralisasi, mineralisasi terbatas pada breksi hidrotermal yang merupakan batuan hasil dari zona hancuran zona sesar, kemudian terisi oleh fluida hidrotermal yang membawa mineral ekonomis. Struktur geologi daerah penelitian dapat menjadi jalur masuk fluida hidrotermal.

Keywords: Struktur geologi, Mineralisasi, Breksi hidrotermal, Motomboto.

Banto, A. T., Kasim, M., Manyoe, I. N., & Setiono, S. Structural Control on Mineralization High Sulphidation Deposits in Motomboto Area. Jurnal GEOSAPTA, 8(1), 73-83.

Indexed in Sinta, S3.

Desa Oluhuta memiliki kekayaan geo diversity dan bio diversity yang melimpah, namun perlu untuk diptomalisasikan, misalnya dengan cara memproduksi sebuah geo produk. Dari hasil survei tim PHP2D UKM Literasi, di Desa Oluhuta terdapat banyak sekali fosil kerang di sekitaran pantai Oluhuta yang bisa dikreasikan menjadi sebuah geo produk. Tujuan penulisan artikel ini yakni untuk menjelaskan serta menguraikan proses pembuatan geo produk khas desa Oluhuta yang diberi nama ‘Makrame Oluhuta’ serta tahapan yang dilakukan dalam memperkenalkan geo produk tersebut pada masyarakat setempat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Makrame Oluhuta yang diproduksi masyarakat setempat mempunyai nilai jual dan daya tarik yang tinggi, dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dari hasil penjualannya, serta menjadi salah satu instrumen pendukung bagi Desa Oluhuta untuk menjadi desa edu-geowisata.

Keywords: Geo Produk, Makrame, Edu-geowisata.

Kadekoh, N. I., Warsono, P., Ardiman, A., & Manyoe, I. N. (2022). Pembuatan Geo Produk ‘Makrame Oluhuta’Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Oluhuta. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(1), 155-164.

Indexed in Sinta, S4.