Review: Biotic Pump
Biotic pump merupakan suatu hipotesis dan paradigma baru dalam dunia sains khususnya masalah yang tekait dengan iklim, hidrologi, dan biodiversitas. Jika kita mencermati lebih dalam masalah yang terjadi dimuka bumi tidak telepas dari persoalan iklim, hidrologi, dll. Melalui hipotesis baru yang di ungkapkan oleh Makarieva dan Gorshkov menganai Biotic Pump, bukan merupakan suatu hal yang mustahil masalah yang telah disebutkan dapat teratasi melalui penerapan Biotic Pump.
Oleh Douglas Sheil dan Daniel Murdiyarso hipotesis ini dapat diyakini oleh banyak orang khusus ilmuan, jika Biotic Pump di dudukung oleh peran hutan dalam menjaga stabilitas yang terjadi, baik di permukaan maupun di atmosfer khususnya proses hidrologi. Seperti yang kita ketahui bahwa peran hutan tidak terlepas dari mengatasi masalah perubahan iklim yang menyebabkan kondisi iklim itu sendiri cenderung fluktuatif.
Jika dilihat secara cermat bahwa hubungan antara Biotic Pump dan hutan memiliki banyak aspek yang dapat di jadikan objek kajian yang menarik bagi setiap peneliti. Dari sekian aspek yang terlibat dalam Biotic Pump dan hutan, salah satu yang menarik untuk di kaji yaitu dari aspek iklim. Dimana komponen biotik seperti tumbuhan dan organisme lain yang hidup didalamnya sangat mempengaruhi komponen abiotik seperti suhu, kelembaban, air dll yang notabene nya merupakan beberapa unsur iklim, dimana pada proses interaksi komponen biotik dan abiotik melibatkan peran fisika dapat terjadi pada interkasi tersebut seperti; terjadinya perpindahan energi, dan transfer momentum.
Peristiwa perpindahan energi dan transfer momentum yang terjadi dalam ekosistem tersebut, ketika tanaman atau hewan yang terkena radiasi, energi yang diserap oleh tanaman dan hewan dapat digunakan dalam tiga cara: untuk pemanasan, untuk penguapan, dan reaksi fotokimia (Monteith dan Unsworth, 1990). Neraca energi permukaan pada hutan berbeda dengan daerah sekitarnya karena pebedaan tutupan lahan dan karakteristik permukaan.
Peran hutan dapat mengubah struktur angin vertikal dan horizontal dalam beberapa cara yaitu mengubah gaya dan tekanan yang menimbulkan agin. Variasi ketinggian tanaman dapat memperbesar turbulen sehingga memperkuat konveksi. Ketika angin berhembus kuat, tanaman-tanaman yang terdapat di lingkungan tersebut akan menjadi alasan terhadap variasi dari kecepatan angin tersebut. Tanaman dengan berbagai ketinggian akan memperlambat kecepatan agin sehingga menciptakan variasi angin.
Peran hutan juga dapat melibatkan peristiwa evaporasi dan transpirasi. Evaporasi menjadi proses penting dalam siklus hidrologi, karena melalui proses evaporasi air di permukaan bumi dapat dikembalikan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Kemudian uap air ini akan terkondensasi di atmosfer dan turun kembali sebagai hujan. Jika kita mengamati persoalan yang muncul di Indonesia yang beriklim tropis lebih banyak terjadi di perkoataan maka perlu menerapkan urban forest yang merupakan strategi mengurangi Uraban Heat Island.