Membangun Ketahanan Berbasis Komunitas dalam Mengurangi Risiko Bencana
Atikel ini membahas konsep pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat sehingga dapat mewujudkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. Pelaksanaan program ketahanan bencana berbasis komunitas menggunakan pendekatan partisipatif, observasi, wawancara, sosialisasi, pelatihan, dan Forum Group Discussion (FGD). Pembentukan forum PRB dan TSBM mendapat respon positif dari masyarakat disebabkan Desa Pilomonu digolongkan sebagai desa rawan bencana khususnya tanah longsor dan banjir. Analisis indeks ketangguhan yang dilakukan oleh forum berdasarkan indikator dan capaian, diperoleh bahwa Desa Pilomonu termasuk dalam kategori ‘desa belum tangguh’ dan tingkat kesiapsiagaan yang rendah. indikator ketahanan bencana masyarakat yang telah ditetapkan dan diruaikan dalam dokumen, dapat mejadi fokus utama seluruh pihak yang terkait dengan penanggulangan risiko bencana. Forum PRB dan TSBM sebagai pihak yang memiliki akses secara menyeluruh dalam meningkatkan ketahanan bencana, sebab keterampilan forum dalam melibatkan pemangku kepentingan menjadi penentu suksesnya ketahanan bencana sampai ke masyarakat tingkat bawah. Integrasi antara program pemerintah Desa Pilomonu dan forum pengurangan risiko bencana dapat menjamin keberlanjutan kinerja forum.
Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat Melalui Pendekatan Ekosistem
Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia dan ekosistem lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) membentuk komunitas masyarakat atau forum adaptasi masyarakat, (2) melakukan sosialisasi dan pelatihan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan forum, (3) memfasilitasi penyusunan rencana aksi adaptasi untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Program ini mengunakan beberapa pendekatan, yaitu: partisipatif, wawancara, observasi, Focus Group Discussion (FGD), survey lapangan, sosialisasi dan pelatihan. Pembentukan komunitas masyarakat dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan merupakan bagian dari upaya adaptasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Hasil observasi dan identifikasi oleh Forum Adaptasi Masyarakat (ForSIKAT), diketahui bahwa Hutan Mangrove merupakan jenis penggunaan/penutupan lahan yang dominan. Pengetahuan dan keterampilan adalah unsur penting dalam melakukan adaptasi. Rencana aksi adaptasi untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang telah dilaksanakan adalah, melakukan identifikasi batas wilayah desa dan dusun, memetakan potensi sumber daya lahan di desa, dan membuat rambu peringatan dini pada lokasi yang telah ditentukan.