Ma'rifatullah: Jenis-Jenis Awan

07 May 2017 12:46:21 Dibaca : 11412 Kategori : Meteorologi

Luke Howard, seorang naturalis berkebangsaan Inggris membagi awan berdasarkan ketinggian dan bentuknya. Awan Cirrus, Cirrocumulus, dan Cirrostratus merupakan awan pada ketinggian 6000 meter), terdiri dari Kristal es. Meski tidak dapat menimbulkan hujan, ketinggiannya dapat menimbulkan daerah daerah bertekanan rendah (depresi) ketika ketebalnnya bertambah. Awan Altrostatus dan Altocomulus, adalah awan dengan ketinggian sedang (2000-6000 meter) terdiri dari campuran butir hujan dan kristal es. Sedangkan awan pada ketinggian rendah terdiri dari awan Nimbostratus, Stratocumulus, dan staratus ketinggian tidak lebih dari 2000 meter dan terbentuk dari butir hujan.


Sebelum ada penelitian-penelitian tentang fenomena ini, Allah SWT telah berfirman dalam Al- Quran Surah An-Nur [24]: 43;

 

 

 

 

 

 

 

"Tidaklah kamu melihat bahwa allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagiannya), kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-nya dan dipalingkan-nya dari siapa yang dikehendaki-nya. kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan."

Iman Ath-Thabari menafsirkan ayat ini: Allah berfirman kepada Rasulullah “Wahai Muhammad, tidaklah kamu melihat, bahwa Allah mengarak awan sesuai keinginan-Nya…” Sementara kata yuzji pada ayat ini memiliki makna yasuqu (menggiring, mengarahkan, mengendalikan). Imam Ath-Thabari juga menjelaskan makna kata sahaban (awan) adalah bentuk jamak. Artinya, tidak hanya ada satu awan. Ibnu Katsir menjelaskan kata Yaj’aluhu rukaman (menjadikan bertumpuk-tumpuk), tersusun sehingga membentuk suatu tumpukan awan. Setelah ada penjelasan tentang rukaman, baru datang setelahnya kalimat fatara al-wadqa (maka kelihatan olehmu hujan).

Berdasarkan penelitian tentang perilaku awan yang menyebabkan terjadinya hujan, khususnya pada awan Cumulonimbus dan Cumulus. Hujan akan terjadi hanya jika pembentukan vertikalnya sangat tinggi. Kedua awan ini dapat membentang sampai beberapa kilometer dalam ketinggian, dalam posisi saling bertumpuk. Awan Cumulonimbus berada diatas dan awan cumulus berada dibawah. Hal ini terbentuk oleh hembusan angin yang bergerak ke atas.

Allah menciptakan alam semesta dan memberi isyarat tentang berbagai rahasia kesempurnaan sistem-Nya, tetapi hanya sedikit yang mampu diungkap oleh manusia.

Sumber: