Nasionalisme Pangan Profesor Go Ban Hong
Nasionalisme Pangan Profesor Go Ban Hong
Selasa, 09 Sep 2014 16:30 WIB, 1,004x
Oleh: J Anto. Menjadi Soekarnois tak selalu identik dengan menjadi anggota atau kader dari partai politik atau ormas yang mengusung ideologi Soekarnoisme. Seorang yang disebut Soekarnois juga tak mesti pernah memiliki pertalian politik saat presiden pertama itu berkuasa. Bahkan tak mesti pula berasal dari trah biologis Soekarno itu sendiri.
Prof. Dr. Go Ban Hong jelas bukan seorang Soekarnois dalam arti ideologis seperti itu. Ia hanya seorang Guru Besar. Seorang ilmuwan yang mendedikasikan sebagian besar hidup dan ilmunya untuk pertanian, khususnya bidang penelitian ilmu tanah untuk pengembangan pertanian pangan.
Sebuah pilihan karier yang tergolong "sunyi" (dari publikasi media massa), "kering" (dari materi), namun mampu menerjemahkan idealismenya sebagai ilmuwan.
Jalan hidup Profesor Go, begitu ia dipanggil, setidaknya memang dipengaruhi oleh Soekarno. Lebih tepat lagi, ajaran Soekarno tentang kemandirian pangan. Perhatian pada isu ketahanan pangan inilah yang menautkan keduanya.
Tentang pikiran Soekarno terhadap pentingnya ketahanan pangan bagi suatu negara, menurut Andreas Maryoto (Maryoto: 2009) bisa diilacak dari tiga babak hidup Soekarno ketika menghadapi krisis pangan, mulai dari Soekarno muda hingga diturunkan sebagai presiden pada tahun 1967.
Sejumlah tulisan Soekarno muda yang terangkum dalam bukunya yang berjudul Di Bawah Bendera Revolusi menyiratkan kegelisahan Soekarno terhadap rakyat yang kesulitan pangan pada tahun 1932-1933. Salah satu topik yang sempat diperdebatkan adalah, "Mana jang lebih baik, beras atau djagung, dan mengapa?"
Bagi Prof Go sendiri, pengabdiannya terhadap pembangunan pertanian pangan bermula dari peristiwa 27 April 1952. Saat itu di Kampung Baranang Siang, Bogor, sebuah sejarah tengah ditoreh di lapangan pendidikan Indonesia. Presiden RI Dr. Ir. Soekarno meletakkan batu pertama pembangunan kampus Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, yang kelak berubah menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ada pidato Soekarno di situ. Pidato yang telah mengubah jalan hidup seorang Go Ban Hong, salah satu mahasiswa yang ikut menyaksikan acara itu. Ban Hong muda waktu itu merasa larut dalam alam pikiran Soekarno yang bicara tentang pentingnya penyediaan pangan bagi rakyat. Menurut Soekarno kecukupan pangan menentukan "mati hidupnya bangsa kita."
Dan masalah pangan menurut Soekarno hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang sungguh memahami persoalan pangan, berlatar belakang pendidikan pertanian dan pangan. Soekarno mengetuk kesadaran pemuda Indonesia agar menempuh pendidikan pertanian di Bogor karena Indononesia saat itu sangat kekurangan kader di lapangan pertanian dan peternakan.
Pidato Soekarno itu rupanya mampu menggerakkan hati Ban Hong yang saat itu tengah menunggu untuk diwisuda pada tahun berikutnya 1953. Ban Hong mengaku terkesan dengan seruan Bung Karno yang menegaskan pentingnya pertanian tanah kering atau peladangan. Seruan itulah yang memantapkan hatinya mendalami ilmu tanah dan menekuni profesi peneliti ilmu tanah.
Keputusan Ban Hong mengabdi pada ilmu tanah selain didorong keinginan kuat mewujudkan visi Bung Karno tentang kecukupan pangan juga didorong oleh munculnya kesadaran filosofis dirinya bahwa hidup mati manusia berada di atas tanah. Karena itu, pendalaman, pengembangan, dan penerapan ilmu tanah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Penulis bekerja di Kajian Informasi, Pendidikan dan Penerbitan Sumatera (KIPPAS), Medan
Kategori
- Abstract 2006
- Abstract 2009
- Abstract 2011
- Abstract 2012
- Abstract 2013
- Abstract 2014
- Abstract 2016
- Abstract 2018
- Abstract 2019
- Abstract 2020
- Abstract 2021
- Abstract 2022
- Abstract 2023
- Abstract 2024
- Buku
- Kiprah Tugas Pembantuan ASN-Dosen
- Kunjungan Luar Negeri
- Mata Kuliah
- Project 2009
- Project 2010
- Project 2013
- Project 2018
- Project 2019
- Project 2020
- Project 2021
- Project 2022
- Publikasi Ilmiahku
- Soil Scientist from Gorontalo
Blogroll
- a-SintaID
- b-Google Scholar
- c-Scopus ID
- d-Web of Science (WoS) ID
- e-ResearchGate
- f-Academia.edu
- g-SciProfiles
- h-Loop ID
- i-LinkedIn
- j-OrcidID
- k-figshare
- l-Youtube
- m-Twitter
- n-Facebook
- o-Universitas Negeri Gorontalo
- p-BIMA-Kemendikbud RI
- q-FAPERTA UNG
- r-LP2M UNG
- s- LP3M UNG
- t-SIMPPM UNG
- u-SIMLIT UNG
- v-Rispro LPDP
- w-BRIIN
- x-PDDIKTI
- y-GRS BPDPKS
- z-kampusmerdeka
- z1-ANJANI
- z10-SIAT UNG
- z11-Aplikasi SIAGA
- z12-SPADA Indonesia
- z13-SISTER
- z14-tesaurus.kemdikbud
- z15-UKBI
- z16-typoonline
- z17-Turnitin
- z18-Zetero
- z2-eHAKI
- z20-Himpunan Ilmu Tanah Indonesia(HITI)
- z21-BKN
- z21-Kementan RI
- z22-BPS Provinsi Gorontalo
- z23-BPS Kabupaten Boalemo
- z24-BPS Kabupaten Bone Bolango
- z25-BPS Kabupaten Gorontalo
- z26-BPS Kabupaten Gorontalo Utara
- z27-BPS Kabupaten Pohuwato
- z3-Arjuna
- z4-DIKTI
- z5-GARUDA Dikti
- z6-SIM Karier dan SDM Kemendikbud
- z7-KBBI
- z8-Kedaireka
- z9-RAMA