Determination of Land Suitability Criteria for Maize Hybrid in Boalemo Regency Based on Optimum Yield and Selected Land Quality
Applied and Environmental Soil Science, Volume 2023
Nurdin ,1 Asda Rauf ,2 Yunnita Rahim ,1 Echan Adam ,2 Nikmah Musa ,1Fitriah Suryani Jamin ,1 Suyono Dude ,1 Rival Rahman ,1and Hidayat Arismunandar Katili 3
1Department of Agrotechnology, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo 96583, Indonesia
2Department of Agribusiness, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo 96583, Indonesia
3Department of Agrotechnology, Tompotika Luwuk University, Luwuk 94711, Indonesia
Correspondence should be addressed to Nurdin; nurdin@ung.ac.id
Received 22 October 2022; Revised 29 December 2022; Accepted 3 January 2023; Published 18 January 2023
Academic Editor: Maman Turjaman
Copyright © 2023 Nurdin et al. Tis is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, whichpermits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Abstract
The signifcant efect of land quality on maize production has not been fully considered in the existing land suitability criteria.Terefore, this study aims to determine land suitability criteria for hybrid maize in Boalemo Regency based on the optimum yieldand land quality. It was carried out in Boalemo Regency, Indonesia, where the land unit of 67 units was surveyed to obtain landcharacteristics data. A partial least square of structural equation model (PLS-SEM) with SmartPLS 8.0 was used to select a robustland quality controlling hybrid maize yield, while the boundary line method was used to determine optimum yield and differentiating of land suitability criteria. Te result showed that land qualities that defne the optimum yield of hybrid maize wereroot conditions, nutrient availability, nutrient retentions, land preparation, and erosion hazard. Te soil characteristics wereefective depth, coarse material, organic C, total N, K exchangeable, slopes, soil erosion, rock outcrops, and surface rocks.Furthermore, the highest optimum yield of 8.54 ton/ha was achieved by the total N and slopes for a very suitable class (S1), whilethe lowest of 5.58 ton/ha was obtained by exchangeable K for class S1. Tis showed that the combination of PLS-SEM andboundary line analysis was a better approach to developing new land suitability criteria for hybrid maize.
Scopus Q2 dan WoS: https://doi.org/10.1155/2023/3800877
Impacts of parametric methods on land suitability classification and land management prioritization for porang, Amorphophallus onchophyllus in Indonesia: A comparative study
Caspian Journal of Environmental Sciences (CJES), Volume 21, Issue 4, October 2023, Pages 801-814
Nurdin1, Echan Adam2, Rival Rahman1, Ramlan Mustapa2, Wawan Pembengo1, Agustinus Moonti2,
1 Department of Agrotechnology, State University of Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
2 Department of Agribusiness, State University of Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
10.22124/CJES.2023.7130
Abstract
Porang is becoming recognized as a strategic commodity due to its high demand and substantial economic value. However, the lack of a standardized set of site-specific land suitability criteria for porang presents challenges in conducting land suitability assessments and planning for its use. Therefore, this study addressed the knowledge gap by evaluating land suitability classes and the implications of land management for porang cultivation, using different parametric methods. A comprehensive survey of 32 land units was conducted, followed by soil analysis in the laboratory. The square root (SRM) and the Rabia and Terribile (RTM) parametric methods were employed for the land suitability assessment. Subsequently, the land management priorities were determined based on the results of the land suitability class analysis derived from both methods. The results showed that land suitability for porang plants with SRM and RTM was dominated by the very suitable class (S1), however, the distribution of S1 was wider with RTM. The remaining classes with SRM consisted of moderately suitable (S2), marginally suitable (S3), currently not suitable (N1), and permanently not suitable (N2), while the remaining classes with RTM only consisted of S1, S2, and S3 classes without class N. The priority of land management for porang plants for both parametric methods is dominated by priority I, however, in SRM there are priorities II, III, and NP (not priority), while in RTM, there are only II and III. Based on land suitability class and land management priority, RTM was still better than SRM.
Keywords: Class Land Management Porang Parametric Suitability.
Scopus Q3: https://cjes.guilan.ac.ir/article_7130.html
Nasionalisme Pangan Profesor Go Ban Hong
Nasionalisme Pangan Profesor Go Ban Hong
Selasa, 09 Sep 2014 16:30 WIB, 1,004x
Oleh: J Anto. Menjadi Soekarnois tak selalu identik dengan menjadi anggota atau kader dari partai politik atau ormas yang mengusung ideologi Soekarnoisme. Seorang yang disebut Soekarnois juga tak mesti pernah memiliki pertalian politik saat presiden pertama itu berkuasa. Bahkan tak mesti pula berasal dari trah biologis Soekarno itu sendiri.
Prof. Dr. Go Ban Hong jelas bukan seorang Soekarnois dalam arti ideologis seperti itu. Ia hanya seorang Guru Besar. Seorang ilmuwan yang mendedikasikan sebagian besar hidup dan ilmunya untuk pertanian, khususnya bidang penelitian ilmu tanah untuk pengembangan pertanian pangan.
Sebuah pilihan karier yang tergolong "sunyi" (dari publikasi media massa), "kering" (dari materi), namun mampu menerjemahkan idealismenya sebagai ilmuwan.
Jalan hidup Profesor Go, begitu ia dipanggil, setidaknya memang dipengaruhi oleh Soekarno. Lebih tepat lagi, ajaran Soekarno tentang kemandirian pangan. Perhatian pada isu ketahanan pangan inilah yang menautkan keduanya.
Tentang pikiran Soekarno terhadap pentingnya ketahanan pangan bagi suatu negara, menurut Andreas Maryoto (Maryoto: 2009) bisa diilacak dari tiga babak hidup Soekarno ketika menghadapi krisis pangan, mulai dari Soekarno muda hingga diturunkan sebagai presiden pada tahun 1967.
Sejumlah tulisan Soekarno muda yang terangkum dalam bukunya yang berjudul Di Bawah Bendera Revolusi menyiratkan kegelisahan Soekarno terhadap rakyat yang kesulitan pangan pada tahun 1932-1933. Salah satu topik yang sempat diperdebatkan adalah, "Mana jang lebih baik, beras atau djagung, dan mengapa?"
Bagi Prof Go sendiri, pengabdiannya terhadap pembangunan pertanian pangan bermula dari peristiwa 27 April 1952. Saat itu di Kampung Baranang Siang, Bogor, sebuah sejarah tengah ditoreh di lapangan pendidikan Indonesia. Presiden RI Dr. Ir. Soekarno meletakkan batu pertama pembangunan kampus Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, yang kelak berubah menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ada pidato Soekarno di situ. Pidato yang telah mengubah jalan hidup seorang Go Ban Hong, salah satu mahasiswa yang ikut menyaksikan acara itu. Ban Hong muda waktu itu merasa larut dalam alam pikiran Soekarno yang bicara tentang pentingnya penyediaan pangan bagi rakyat. Menurut Soekarno kecukupan pangan menentukan "mati hidupnya bangsa kita."
Dan masalah pangan menurut Soekarno hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang sungguh memahami persoalan pangan, berlatar belakang pendidikan pertanian dan pangan. Soekarno mengetuk kesadaran pemuda Indonesia agar menempuh pendidikan pertanian di Bogor karena Indononesia saat itu sangat kekurangan kader di lapangan pertanian dan peternakan.
Pidato Soekarno itu rupanya mampu menggerakkan hati Ban Hong yang saat itu tengah menunggu untuk diwisuda pada tahun berikutnya 1953. Ban Hong mengaku terkesan dengan seruan Bung Karno yang menegaskan pentingnya pertanian tanah kering atau peladangan. Seruan itulah yang memantapkan hatinya mendalami ilmu tanah dan menekuni profesi peneliti ilmu tanah.
Keputusan Ban Hong mengabdi pada ilmu tanah selain didorong keinginan kuat mewujudkan visi Bung Karno tentang kecukupan pangan juga didorong oleh munculnya kesadaran filosofis dirinya bahwa hidup mati manusia berada di atas tanah. Karena itu, pendalaman, pengembangan, dan penerapan ilmu tanah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Penulis bekerja di Kajian Informasi, Pendidikan dan Penerbitan Sumatera (KIPPAS), Medan
Publikasi Ilmiah
2023
Characteristics and utilization of black soils in Indonesia
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
2022
2021
Analysis of Quality and Land Characteristics That Control Local Maize Production in Gorontalo
Soils in the Bulia micro watershed of Gorontalo province, Indonesia, and their quality assessment
2020
2019
2018
Air Tersedia Profil Tanah untuk Tanaman Padi pada Ustik Endoaquert
2016
Increasing rice productivity by manipulation of calcium fertilizer in ustic Endoaquert
2015
Tugas Pembantuan
2014
2013
2012
Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan Jagung di Dutohe Kabupaten Bone Bolango
Hasil Tanaman Jagung yang Dipupuk N, P, dan K di Dutohe Kabupaten Bone Bolango
Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah pada Areal Kampus I Universitas Negeri Gorontalo
Serapan Hara N, P dan K Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Dutohe Kabupaten Bone Bolango
Maize Performance in Terrace and Non-Terrace Sloping Land
Land Suitability Assessment for Maize Development in Dulamayo Garden Farming of Gorontalo Regency
2011
Development and Rainfed Paddy Soils Potency Derived from Lacustrine Material in Paguyaman, Gorontalo
Penggunaan Lahan Kering di DAS Limboto Provinsi Gorontalo untuk Pertanian Berkelanjutan
Teknologi dan Perkembangan Agribisnis Cabai di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo
Antipasi Perubahan Iklim untuk Keberlanjutan Ketahanan Pangan
2010
Tugas Belajar
2009
Kategori
- Abstract 2006
- Abstract 2009
- Abstract 2011
- Abstract 2012
- Abstract 2013
- Abstract 2014
- Abstract 2016
- Abstract 2018
- Abstract 2019
- Abstract 2020
- Abstract 2021
- Abstract 2022
- Abstract 2023
- Abstract 2024
- Buku
- Kiprah Tugas Pembantuan ASN-Dosen
- Kunjungan Luar Negeri
- Mata Kuliah
- Project 2009
- Project 2010
- Project 2013
- Project 2018
- Project 2019
- Project 2020
- Project 2022
- Publikasi Ilmiahku
- Soil Scientist from Gorontalo
Blogroll
- a-SintaID
- b-Google Scholar
- c-Scopus ID
- d-Web of Science (WoS) ID
- e-ResearchGate
- f-Academia.edu
- g-SciProfiles
- h-Loop ID
- i-LinkedIn
- j-OrcidID
- k-figshare
- l-Youtube
- m-Twitter
- n-Facebook
- o-Universitas Negeri Gorontalo
- p-BIMA-Kemendikbud RI
- q-FAPERTA UNG
- r-LP2M UNG
- s- LP3M UNG
- t-SIMPPM UNG
- u-SIMLIT UNG
- v-Rispro LPDP
- w-BRIIN
- x-PDDIKTI
- y-GRS BPDPKS
- z-kampusmerdeka
- z1-ANJANI
- z10-SIAT UNG
- z11-Aplikasi SIAGA
- z12-SPADA Indonesia
- z13-SISTER
- z14-tesaurus.kemdikbud
- z15-UKBI
- z16-typoonline
- z17-Turnitin
- z18-Zetero
- z2-eHAKI
- z20-Himpunan Ilmu Tanah Indonesia(HITI)
- z21-BKN
- z21-Kementan RI
- z22-BPS Provinsi Gorontalo
- z23-BPS Kabupaten Boalemo
- z24-BPS Kabupaten Bone Bolango
- z25-BPS Kabupaten Gorontalo
- z26-BPS Kabupaten Gorontalo Utara
- z27-BPS Kabupaten Pohuwato
- z3-Arjuna
- z4-DIKTI
- z5-GARUDA Dikti
- z6-SIM Karier dan SDM Kemendikbud
- z7-KBBI
- z8-Kedaireka
- z9-RAMA