KATEGORI : Disrupsi Pendidikan

Dunia terus berubah dan bergerak lebih cepat, revolusi industri 4.0 menjadi parameter perubahan yang terjadi seiring dengan kebutuhan perkembangan teknologi. Perubahan ini tak luput untuk mempengaruhi dunia pendidikan. Sehingga mengharuskan perubahan dan penyesuaian pola pembelajaran yang lebih inovatif. Kondisi learning emergency akibat pandemi Covid-19 telah mempercepat proses perubahan tersebut. Selain itu, munculnya ancaman learning loss dan resiko yang dapat ditimbulkannya. Perubahan ini memberikan kebutuhan pembelajaran dimasing-masing Perguruan Tinggi semakin bertambah dengan menyesuaikan kondisi setiap institusi yang berbeda-beda. Sehingga hal ini membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Problematika ini menjadi perhatian semua pemangku kepentingan, khususnya di Perguruan Tinggi. Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu di setiap Perguruan Tinggi merupakan salah satu lembaga yang dapat mengambil peran untuk merespon perubahan-perubahan tersebut. Dengan perannya sebagai pelopor inovasi pembelajaran dan penjaminan mutu. Untuk mewujudkan itu, maka diperlukan kolaborasi sinergis dengan peran pengembang teknologi pembelajaran sebagai manajerial yang patut diambil dalam kebijakan pembelajaran masa kini dan masa depan. Melalui peran PTP tersebut akan menjawab perkembangan kebutuhan dan pengembangan inovasi pembelajaran di Perguruan Tinggi.

Peran pengembang teknologi pembelajaran (PTP) menjadi jabatan funsional yang memiliki fungsi dan pekerjaan banyak untuk merespon perubahan kebutuhan pembelajaran seiring perkembangan teknologi. Dalam mancapainya, maka diperlukan penyiapan pengembang teknologi pembelajaran yang relevan dan mudah diterapkan dengan kebutuhan belajar di masing-masing institusi pendidikan. Penyiapan ini harus dapat benar-benar memberikan efektivitas terhadap hasil belajar dan juga tentunya mempengaruhi keterlibatan dan pengalaman belajar mahasiswa yang sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungannya.

Dunia pendidikan dalam era revolusi industri 4.0

18 March 2019 11:16:52 Dibaca : 3772

Saat ini dunia dalam perubahan kekacauan. Saya bingung dan resah tentang hal itu membuat saya semakin penasaran untuk mengetahuinya. Saya mencoba menulusuri dengan kemampuan literasi untuk mencari dan menerjemahkan melalui beberapa tulisan yang benar-benar dapat menerangkan apakah perubahan kekacauan di dunia saat ini. Namun sebelum lebih jauh mengulas hal ini, saya coba menjelaskan apa makna perubahan kekacauan yang saya resahkan.

Saat ini telah terjadi perubahan kekacauan yang tak terelakan lagi. Kekacauan yang saya maksudkan bukan suatu kriminalisasi atau konflik berat namun sebuah era disrupsi atau era terjadinya perubahan yang begitu cepat tanpa diduga-duga sebelumnya. Perubahan tersebut adalah migrasi teknologi mesin dan komputer bukan lagi konsumsi utama melainkan hadirnya penyedia jasa ekosistem komputer yang sudah berubah menjadi digitalisasi, perubahan ini dikenal Revolusi Industri 4.0. Contoh perubahan yang terjadi saat ini yaitu banyak vendor yang berinvestasi secara online sebut saja Bukalapak, Tokopedia, Transfortasi oline dan masih banyak lagi investasi online lainnya. Kemampuan yang dibutuhkan dalam era ini adalah kemampuan melek tiga literasi; literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Ketiga literasi tersebut sangat penting dalam segala jenis aktivitas atau pekerjaan dalam era Revolusi Industri 4.0 sehingga dalam dunia pendidikan harus turut mengikuti perubahan ini. Kenapa demikian? Perlu kita ketahui generasi milenial saat ini merupakan generasi digital, kelompok yang selalu bersanding sehari-hari dengan online atau generasi 4.0.

Nah selanjutnya bagaimana dengan dunia pendidikan kita? Tentunya kita semua tak tinggal diam akan hal tersebut harus mampu melahirkan inovasi tren baru pembelajaran 4.0, hal ini tak terlepas dari peran Guru dan Dosen sebagai penyedia SDM di bangsa ini. Jika tidak segera berubah atau berinovasi khawatirnya peserta didik generasi 4.0 belajar di kelas 2.0 dididik guru dan dosen 3.0.

Tulisan ini dimaksudkan untuk merumuskan tantangan dunia pendidikan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan memberikan jalan keluar yang dapat diselaraskan di era tersebut. Secara detail tulisan ini memfokuskan pada penerapan sistem pendidikan dalam jaringan atau e-learning untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan yang bermutu melalui penerapan TIK yang tepat sebagai wahana pengembangan profesi berkelanjutan dan belajar sepanjang hayat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam tulisan: Dr. H. A. Zaki Mubarak, beliau merupakan ahli dan praktisi pendidikan di Indonesia menuliskan dengan kutipannya sebagai berikut;“Ada beberapa tantangan yang membuat dunia pendidikan kita sulit beradaptasi dengan dunia revolusi industri 4.0. Pertama SDM guru dan dosen yang kurang melek dalam literasi teknologi. Mereka disebut “Digital Immigrant” yaitu sebutan sebagai warga pendatang bagi dunia digital. Yang mereka hadapi adalah anak muda yang sudah sangat dekat dunia digital yang kita sebut dengan “Native Digital”. Yaitu, istilah penduduk aseli di dunia digital. Para pendidik merasa kehabisan energy untuk mengejar literasi data dan teknologi karena energy mereka tidak terlalu cukup untuk mengadaptasi dua literasi ini. Akhirnya, pendidik menyerah dan menutupi ketidak mampuan dengan menggunakan “dalil-dalil” konservatif yang dipaksa harus diterima oleh native digital. Kedua, literasi teknologi dan data adalah literasi yang sangat luas dan sangat cepat berubah. Data yang deras dan berhamburan di dunia digital membutuhkan energy yang sangat melelahkan untuk dianalisis. Membedakan the truth dan hoax, menelusuri mana yang referenced dan unreferenced, menyimpulkan kebenaran yang single atau yang multiple adalah beberapa kesulitan dalam literasi data. Hal inilah yang membuat pendidik kesulitan untuk move up. Teknologi yang dahulu hanya computer applied sederhana, sekarang sudah menjadi ribuan teknologi yang tidak terkejar oleh pendidik. Android sebagi market leader dalam perangkat lunak telah memberdayakan semua orang untuk berperan serta dalam membangun teknologi perangkat lunak. Hingga produknya sangat banyak dan bervariasi. Begitupun, teknologi hardware yang sangat cepat dan kadang kita tidak bisa berpikir untuk menghentikannya”.Dr. H. A. Zaki Mubarak menjelaskan lagi bahwa dua tantangan di atas merupakan hal urgen pendidik dalam mengikuti trend revolusi industri 4.0. Kadang pendidik zaman Old telah melemparkan handuk untuk tidak berpartisipasi di dalamnya dan mempercayakan segala “kemajuan” ini kepada mereka yang muda. Tidak jarang pendidik tua tidak ambisius dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran zaman Now, mereka bahkan tidak sedikit yang menyinyiri kemajuan ini. Namun, bagi mereka yang open minded pasti lebih memfasilitasi generasi mudah yang native digital citizen untuk mempelajari lebih dalam dan mereka mengikuti dari belakang.

Tantangan di atas bukanlah suatu langkah untuk membawa kita semua dalam ketertinggalan atas hadirnya era revolusi industri 4.0, akan tetapi suatu pendorong untuk kita semua sebagai pelaku pendidik agar mampu merancang dan memanfaatkan atas jasa ekosistem komputer dalam membuat konten pembelajaran digital untuk menyediakan SDM anak-anak bangsa ini yang mampu bersaing secara global.

Apa yang harus dilakukan dalam konteks ini? Pertanyaan yang menarik perlu konsep dan implementasinya.

Konsep pembelajaran yang dibangun dalam dunia pendidikan di era revolusi ini tentunya meningkatkan kemampuan pola literasi baru; Literasi data, teknologi dan manusia yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran berbasis dalam jaringan atau dikenal dengan istilah Blended Learning yaitu pembelajaran yang memadukan face to face learning atau tatap muka dengan sistem online. Face to face yang menjadi model pembelajaran klasik, online bisa dijadikan model yang memperkuat pembelajaran peserta didik. Konsep implementasi Blended Learning dirancang mulai dari penyiapan konten, cara menyampaikan konten dan cara interaktivitas konten. Fisk (2017) menjelaskan bahwa pembelajaran untuk peserta didik tidak hanya keterampilan dan pengetahuan tetapi untuk mengidentifikasi sumber untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan. Untuk itu terdapat 4 fase tujuan Learning Online Material yang terjadi pada konsep implementasi Blended Learning yaitu;

  1. Untuk pemahaman; menyediakan konten pembelajaran digital (PDF, Doc, PPT, html, swf, flv, dll)
  2. Untuk memperoleh pemahaman: beraktivitas pada Discussion forum, chatting, video conference, audio.
  3. Untuk demonstrasi pemahaman: Assignment
  4. Untuk menilai pemahaman: Quiz & Test online

Konsep pembelajaran daring memiliki beragam aktivitas baik bentuk sinkron maupun asinkron yang dapat disajikan kepada peserta didik.

Blended learning membekali peserta didik mencapai ketrampilan abad 21. Mengapa demikian? Konsep Blended learning mampu mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran yang sesuai bagi masing-masing siswa dalam kelas memungkinkan terjadinya refleksi terhadap pembelajaran. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Dr. Sutrisna Wibawa mengatakan, ketrampilan abad 21 yang dimaksud adalah ketrampilan peserta didik untuk bisa berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu ketrampilan mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta trampil menggunakan informasi dan teknologi. Dengan demikian konsep belajar ini, benar-benar dapat terintegrasi kepada lapisan pengguna belajar.

Yang diperlukan agar terwujudnya konsep pembelajaran 4.0 adalah komitmen pendidik untuk menjalankan jasa online sebagai ruang maya pembelajaran. Pemerintah telah mendukung untuk mewujudkan konsep pembelajaran ini melalui beberapa kebijakan PJJ antara lain:

Demikian ulasan saya mengenai Era Revolusi Industri 4.0 dan Dunia Pendidikan Saat Ini semoga informasi ini dapat bermanfaat baik untuk kita semua. Selamat berinovasi dalam perubahan dunia pendidikan di zaman now untuk belajar sepanjang hayat.

Gorontalo, 16 Maret 2019

Nurrijal

Referensi:

  1. Dr. H. A. Zaki Mubarak. 2018. Blended Learning: Solusi Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0.
  2. Gatot F. Hertono, Ph.D, dkk. 2019. Sosialisasi Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia 2019 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
  3. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa. 2018. Kuliah Umum Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 Bekali Peserta Didik Ketrampilan Abad 21. Yogyakarta. https://krjogja.com/web/.