Fantasi sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling
Fantasi sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling
Oleh: Maryam Rahim
Fantasi dapat digunakan sebagai salah satu metode layanan bimbingan dan konseling. Metode ini dilaksanakan dengan meminta siswa/konseli membayangkan dirinya sebagai seseorang (misalnya: ilmuwan, tokoh agama, tokoh nasional, pahlawan bangsa, pengusaha sukses), atau pohon (misalnya: pohon beringin, pohon kelapa, dan lainnya), atau tanaman (misalnya padi, jagung, dan lainnya), atau benda-benda lainnya (misalnya meja, kursi, dan lainnya), dan meminta siswa/konseli menjelaskan alasan mengapa ia ingin seperti sesuatu yang dibayangkannya itu. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan layanan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Contoh pertanyaan yang diajukan:
- Seandainya Anda jadi pohon, maka Anda ingin seperti pohon apa?
- Jelaskan alasan Anda mengapa memilih menjadi pohon tersebut!
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka siswa akan membayangkan dan memikirkan pohon apa yang ingin dipilihnya, serta memikirkan alasan dirinya memilih menjadi pohon tersebut, misalnya dari segi manfaatnya, kondisi pohonnya, dan karakteristik lain dari pohon tersebut.
Fantasi dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisis, kemampuan menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan berfantasi/ berimajinasi.
Penggunaan metode fantasi dalam layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Tahapan Pelaksanaan
1) Tahap pembentukan:
a) Mempersiapkan siswa/konseli untuk mengikuti layanan
b) Memulai kegiatan layanan dengan berdoa
c) Menyampaikan tujuan layanan
d) Menyampaikan topik layanan
2) Tahap peralihan
a) Memastikan kesiapan siswa/konseli untuk menggikuti layanan
b) Mengenali suasana hati siswa/konseli
c) Menekankan asas-asas bimbingan dan konseling
3) Tahap inti
a) Meminta siswa/konseli untuk membayangkan dirinya sebagai suatu obyek, misalnya orang, pohon, atau benda lainnya, disertai alasan mengapa dirinya ingin seperti obyekyang dibayangkannya itu.
b) Meminta siswa/konseli lain untuk memberikan pendapat tentang penyampaian temannya.
c) Memberikan kesempatan kepada siswa/konseli untuk bertanya hal-hal yang belum jelas
d) Memberikan kesempatan kepada siswa/konseli lain untuk merespon pertanyaan temannya
e) Memberikan penguatan kepada siswa/konseli
f) Memastikan semua siswa/konseli telah memahami materi layanan
4) Tahap akhir
a) Mengajak siswa/konseli bersama-sama membuat kesimpulan layanan
b) Mengevaluasi ketercapaian tujuan layanan
c) Meminta siswa/konseli membuat komitmen untuk merubah perilaku atau meningkatkan perilaku yang sudah baik sesuai dengan tujuan layanan.
d) Menutup kegiatan layanan.
Metode fantasi dapat digunakan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Penggunaan metode ini dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisis, kemampuan menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan berfantasi/ berimajinasi pada diri siswa/konseli.
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong