ARSIP BULANAN : December 2024

Perkembangan Manusia menurut Perspektif Al Qur'an

26 December 2024 18:42:20 Dibaca : 3

Perkembangan Manusia menurut Perspektif Al-Qur’an

 Oleh: Maryam Rahim

            Perkembangan manusia dari sejak lahir menurut perspektif Al-Qur'an dapat dipahami melalui beberapa tahap yang dijelaskan dalam ayat-ayat tertentu. Al-Qur'an memberikan gambaran yang cukup rinci tentang proses penciptaan dan perkembangan manusia, yang meliputi tahap fisik dan spiritual. Berikut beberapa tahapan utama perkembangan manusia dari perspektif Al-Qur'an:

1. Penciptaan dari tanah

a. Al-Qur'an menyatakan bahwa asal mula penciptaan manusia adalah dari tanah. Dalam surah Al-Mu’minun (23:12), Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.”

b. Tahap ini menggambarkan penciptaan asal manusia pertama, yaitu Nabi Adam, yang merupakan awal dari garis keturunan umat manusia.

2. Nutfah (setetes air mani)

a. Setelah penciptaan asal dari tanah, Al-Qur'an menjelaskan bahwa setiap individu manusia berasal dari nutfah (setetes air mani). Dalam surah Al-Insan (76:2), Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya; karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”

b. Tahap ini adalah awal dari proses biologis kehidupan manusia yang dimulai dari pembuahan.

3. Alaqah (segumpal darah)

a. Setelah tahap nutfah, Al-Qur'an menyebutkan perkembangan janin menjadi alaqah, yaitu segumpal darah yang menempel di dinding rahim. Dalam surah Al-Alaq (96:2), Allah menyebutkan: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (alaq)."

b. Tahap ini menandakan perkembangan awal embrio.

4. Mudghah (segumpal daging)

a. Dari alaqah, perkembangan manusia berlanjut menjadi mudghah, yaitu segumpal daging yang mulai memiliki bentuk dasar. Ini disebutkan dalam surah Al-Mu’minun (23:14): "Kemudian Kami menjadikannya segumpal daging (mudghah)..."

b. Ini adalah tahap di mana organ tubuh mulai terbentuk.

5. Pembentukan tulang dan pembungkusan daging

a. Setelah menjadi mudghah, tahap berikutnya adalah pembentukan tulang yang kemudian dilapisi dengan daging. Lanjutan ayat di surah Al-Mu’minun (23:14) berbunyi: "...lalu dari segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging."

b. Tahap ini menandakan pembentukan tubuh manusia yang lebih jelas.

6. Peniupan ruh

a. Setelah penciptaan fisik, tahap penting dalam perkembangan manusia adalah peniupan ruh oleh Allah. Dalam surah As-Sajdah (32:9), Allah berfirman: “Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya.”

b. Peniupan ruh ini memberikan aspek spiritual dan kesadaran pada manusia, menjadikannya makhluk yang unik dengan potensi intelektual dan moral.

7. Perkembangan pasca kelahiran

    Setelah lahir, manusia melalui fase-fase perkembangan yang disebutkan secara umum dalam  Al-Qur'an:

a. Masa bayi dan kanak-kanak: Dalam surah Al-Ahqaf (46:15), Allah menyebutkan fase dari kehamilan hingga masa penyapihan selama dua tahun.

b. Masa kematangan fisik dan intelektual: Dalam surah Al-Kahfi (18:46) disebutkan tentang "perhiasan kehidupan dunia", yang mengacu pada perkembangan kekuatan fisik, pemikiran, dan pengetahuan.

c. Masa dewasa dan tanggung jawab: Pada usia tertentu, manusia mencapai kematangan yang disebutkan dalam surah Yusuf (12:22), ketika Yusuf mencapai kedewasaan.

d. Masa tua: Dalam beberapa ayat, Al-Qur'an menggambarkan masa tua sebagai fase di mana kekuatan manusia mulai berkurang (Surah Yasin 36:68).

8. Kematian dan kehidupan setelah mati

       Akhir dari perkembangan manusia dalam perspektif Al-Qur'an adalah kematian, yang merupakan transisi ke kehidupan akhirat. Ini disebutkan dalam banyak ayat, termasuk Al-Baqarah (2:28): “Bagaimana kamu bisa ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali; kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

            Secara keseluruhan, Al-Qur'an tidak hanya membahas perkembangan fisik manusia sejak dalam kandungan hingga masa tua, tetapi juga menekankan pentingnya aspek spiritual dan moral dalam kehidupan manusia. Penciptaan manusia dianggap sebagai tanda kebesaran Allah, serta tugas manusia untuk mengenal Tuhan dan menjalankan misi sebagai khalifah di muka bumi.

Disadur dari ChatGPT

Strategi Belajar dan Strategi Pembelajaran

26 December 2024 16:57:15 Dibaca : 4

Strategi Belajar dan Strategi Pembelajaran

Oleh: Maryam Rahim

A.    Strategi Belajar          

            Strategi belajar adalah metode, atau teknik yang dirancang dan digunakan oleh seorang pebelajar agar aktivitas belajarnya lebih efektif dan efisien. Strategi belajar melibatkan berbagai cara atau langkah yang digunakan untuk memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan atau keterampilan baru. Tujuan utama dari strategi belajar adalah untuk memaksimalkan potensi individu dalam memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari.

            Beberapa strategi belajar yang dapat digunakan oleh pebelajar dalam membantu meningkatkan keefektifan proses belajarnya:

1. Strategi belajar aktif (active learning) oleh Dr. Alison KingDr.

Alison King menekankan pentingnya "active learning," yaitu proses belajar di mana pebelajar/siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti aktif dalam diskusi, menjawab pertanyaan, atau simulasi. Menurut King pembelajaran aktif membantu siswa memahami materi dengan lebih mendalam dibandingkan hanya mendengarkan ceramah atau membaca.

2. Strategi metakognisi oleh John Flavell            

Menurut John Flavell, strategi metakognisi mencakup kemampuan untuk mengenali dan mengontrol proses berpikir sendiri. Ini termasuk merencanakan strategi sebelum belajar, memonitor pemahaman selama belajar, dan mengevaluasi hasil setelah belajar. Dengan strategi ini, pebelajar/siswa lebih mampu mengenali kesulitan dan mencari cara mengatasinya.

3. Teknik pengulangan berjarak oleh Hermann Ebbinghaus            

Hermann Ebbinghaus menemukan bahwa pengulangan materi dengan jarak waktu yang teratur (spaced repetition) dapat membantu menguatkan daya ingat. Metode ini memungkinkan informasi dipelajari dan diingat dalam jangka waktu yang lebih panjang, berbeda dengan belajar dalam satu waktu yang cenderung mudah dilupakan.

4. Strategi belajar visual dan verbal oleh Richard Mayer            

Menurut Richard Mayer, memadukan elemen visual (gambar, grafik) dengan elemen verbal (teks atau suara) bisa membantu pemahaman pebelajar/siswa. Mayer menekankan pada “multimedia learning,” di mana pembelajaran menjadi lebih efektif ketika informasi disajikan melalui berbagai saluran, seperti visual dan verbal, karena membantu otak memproses informasi dengan lebih baik.

5. Self-regulated learning (pembelajaran yang diatur sendiri) oleh Zimmerman & Schunk            

Menurut Barry Zimmerman dan Dale Schunk, self-regulated learning adalah strategi belajar di mana pebelajar/siswa menetapkan tujuan mereka sendiri, memilih strategi yang cocok, dan mengevaluasi progres mereka. Kondisi ini memberikan kendali ada pebelajar/siswa kendali atas pembelajaran mereka dan meningkatkan motivasi serta disiplin diri.

6. Pembelajaran kontekstual  oleh Jean Lave dan Etienne Wenger           

Jean Lave dan Etienne Wenger memperkenalkan konsep pembelajaran kontekstual (situated learning), yang menyatakan bahwa belajar akan lebih efektif jika dikaitkan dengan situasi nyata atau kontekstual. Pembelajaran semacam ini lebih mudah diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Strategi belajar dengan mind mapping oleh Tony Buzan          

Tony Buzan mengembangkan konsep mind mapping untuk membantu belajar dan memori. Mind mapping adalah teknik yang melibatkan pembuatan diagram visual dengan ide-ide utama di tengah dan ide-ide turunan yang bercabang dari sana. Teknik ini mempermudah pemahaman dan pengorganisasian informasi kompleks.

            Penggunaan beberapa strategi ini, dapat membantu pebelajar/siswa mengoptimalkan aktivitas belajarnya, sehingga membuat aktivitas belajar lebih efisien dan bermakna serta memberikan hasil yang optimal pula.

B.     Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merujuk pada pendekatan dan metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pebelajar/siswa dengan cara yang efektif sehingga dapat mengstimulasi aktivitas belajar pebelajar/siswa. Jenis-jenis strategi pembelajaran yang umum digunakan:

1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

a. Fokus pada penyampaian informasi secara langsung dari guru ke pebelajar/siswa.

b. Cocok untuk pelajaran yang membutuhkan penguasaan fakta atau prosedur, seperti matematika atau ilmu pengetahuan.

c. Contoh: Ceramah, demonstrasi, latihan dan praktek.

2. Strategi pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)

a. Pebelajar/siswa dihadapkan pada masalah nyata yang harus dipecahkan.

b. Mendorong keterampilan berpikir kritis dan analitis.

c. Contoh: Studi kasus, proyek penyelesaian masalah.

3. Strategi pembelajaran kolaboratif (collaborative learning)

a. Pebelajar/siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.

b. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kerja tim, dan empati.

c. Contoh: Diskusi kelompok, tugas kelompok, permainan peran.

4. Strategi pembelajaran inkuiri (inquiry-based learning)

a. Mengajarkan pebelajar/siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, dan menemukan jawaban sendiri.

b. Mendorong rasa ingin tahu dan keterampilan penelitian.

c. Contoh: Eksperimen, observasi, wawancara, penyelidikan proyek.

5. Strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)

a. Berfokus pada penyelesaian proyek yang kompleks dalam jangka waktu tertentu.

b.Meningkatkan keterampilan manajemen proyek, kreatifitas, dan kemampuan memecahkan masalah.

c. Contoh: Proyek desain, laporan penelitian, penciptaan produk.

6. Strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

a. Mirip dengan pembelajaran kolaboratif, tetapi lebih terstruktur dengan peran yang jelas dalam kelompok.

b. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengajar bagian tertentu kepada anggota lainnya.

c. Contoh: Jigsaw, STAD (Student Teams Achievement Divisions), Think-Pair-Share.

7. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi (competency-based learning)

a. Fokus pada pengembangan keterampilan spesifik dan kompetensi yang terukur.

b. Peserta didik bergerak maju berdasarkan penguasaan kompetensi tertentu, bukan waktu

c. Contoh: Modul pelatihan, tugas keterampilan, ujian kompetensi.

8. Strategi pembelajaran berbasis teknologi (technology-based learning)

a. Menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.

b. Memungkinkan penggunaan multimedia, simulasi, dan pembelajaran jarak jauh.

c. Contoh: Pembelajaran online, e-learning, penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif.

9. Strategi pembelajaran diferensiasi (differentiated instruction)

a. Menyesuaikan metode pembelajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar pebelajar/siswa.

b. Mencakup variasi dalam konten, proses, produk, dan lingkungan belajar.

c. Contoh: Materi tambahan untuk pebelajar/siswa yang cepat memahami, dukungan ekstra bagi yang membutuhkan, tugas dengan tingkat kesulitan yang bervariasi.

10. Strategi pembelajaran berbasis game (game-based learning)

a. Menggunakan permainan sebagai media untuk memfasilitasi pembelajaran.

b. Meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pengalaman belajar yang menyenangkan

c. Contoh: Permainan edukatif, simulasi, kuis berbasis game.

11. Strategi pembelajaran metakognitif

a. Mengajarkan peserta didik untuk menyadari proses berpikir mereka sendiri.

b. Membantu dalam mengembangkan strategi belajar yang efektif dan refleksi diri.

c. Contoh: Penggunaan jurnal refleksi, strategi berpikir kritis, teknik pemetaan pikiran (mind mapping).

12. Strategi pembelajaran flipped classroom

a. Pembelajaran berlangsung di luar kelas melalui materi yang diberikan sebelumnya, dan waktu di kelas digunakan untuk aktivitas yang lebih interaktif.

b. Mendorong partisipasi aktif dan belajar mandiri.

c. Contoh: Menonton video instruksional di rumah, diskusi atau pemecahan masalah di kelas.

            Pemilihan strategi pembelajaran oleh guru disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik pebelajar/siswa, dan konteks/karakteristik materi yang diajarkan. Kombinasi dari beberapa strategi sering kali digunakan untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

Sumber: disadur dari ChatGPT