Karyawisata sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling

30 November 2024 16:31:47 Dibaca : 7

Karyawisata sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling

Oleh: Maryam Rahim

Karyawisata dapat digunakan sebagai salah satu metode layanan bimbingan dan konseling. Metode ini dilakukan dengan cara membawa siswa/ konseli ke tempat-tempat atau objek yang memiliki suasana dan kondisi yang sesuai dengan topik layanan. Tempat atau objek dimaksud seperti: pabrik yang memproduksi barang tertentu, pantai, museum, sanggar seni, dan lainnya.

Melalui metode karyawisata ini siswa/konseli akan melakukan sesuatu (berkarya) sambil berwisata. Misalnya: ketika berkaryawisata ke pabrik, maka siswa/konseli dapat mengamati langsung situasi kerja di pabrik tersebut, dapat melakukan wawancara dengan para pekerja tentang perasaan, kepuasaan kerja, maupun berbagai hambatan yang mereka temui pada saat bekerja bekerja di tempat tersebut; dapat melakukan wawancara dengan pengelola pabrik, bertanya tentang gaji pekerja, fasilitas lain yang diperoleh oleh pekerja, dan lainnya. Demikian halnya ketika berkaryawisata ke sanggar seni, siswa/konseli dapat mengamati kegiatan yang terjadi di tempat tersebut, wawancara dengan para seniman, belajar melukis, menari, menggunakan alat musik, dan lainnya. Kegiatan-kegiatan seperti ini tentu saja akan meberikan pengalaman yang aktual dan berharga bagi pengembangan diri siswa/konseli, baik di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Agar kegiatan karyawisata benar-benar membantu siswa memperoleh atau mengembangkan perilaku sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan layanan, maka sebelum pelaksanaan karyawisata perlu dipersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan siswa/konseli pada saat kunjungan, misalnya: pedoman observasi, pedoman wawancara. Kegiatan karyawisata ini akan lebih bermakna jika siswa/konseli diminta untuk membuat laporan pelaksanaan karyawisata. Laporan tersebut dapat dilaksanakan secara individual ataupun kelompok. Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelas besar/lintas kelas.

Metode karyawisata dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai perilaku, baik perilaku sebagai individu/pribadi (seperti pengembangan bakat/minat, kemampuan berpikir kritis), perilaku sosial (seperti kerjasama, tanggung jawab bersama), perilaku belajar (seperti belajar mengorganisasi kegiatan), dan pengembangan karir (pengembangan bakat/minat, pemahaman dunia kerja).

Langkah-langkah penggunaan metode karyawisata sebagai metode layanan bimbingan dan konseling:

1)  Tahap awal (dilaksanakan beberapa hari sebelum pelaksanaan karyawisata)

a)     Merumuskan tujuan layanan

b)     Menetapkan tempat/objek karyawisata

c)     Menetapkan kegiatan, misalnya wawancara dan topik wawancara, observasi dan aspek-aspek yang diobservasi, serta menetapkan sumber data (pihak yang diwawancarai atau objek yang diobservasi)

d)     Mengirim surat pemberitahuan ke pihak yang dikunjungi tersebut (misalnya manajer pabrik, pengelola museum)

e)     Menetapkan pihak-pihak yang terlibat dan ikut serta pada saat kegiatan, seperti: kepala sekolah, guru-guru bidang studi/wali kelas

f)      Mempersiapkan peralatan dan instrumen-instrumen yang akan digunakan

2)    Tahap kegiatan

Pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah dirancang pada tahap awal, seperti: wawancara, observasi, dan lainnya

3)     Tahap akhir (dilaksanakan sehari atau beberapa hari setelah pelaksanaan karyawisata)

a)  Meminta siswa/konseli memasukkan laporan pelaksanaan karyawisata

b)  Mengajak siswa/konseli bersama-sama membuat kesimpulan layanan/kegiatan

c)  Mengevaluasi ketercapaian tujuan layanan

d)     Meminta siswa/konseli membuat komitmen untuk merubah perilaku atau meningkatkan perilaku yang sudah baik sesuai dengan tujuan layanan.

e)     Menutup kegiatan layanan/kegiatan.

Kegiatan karyawisata sebagai metode layanan bimbingan dan konseling ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan karyawisata yang dilaksanakan oleh sekolah, atau dirancang khusus sebagai layanan bimbingan dan konseling.