Strategi Belajar dan Strategi Pembelajaran
Strategi Belajar dan Strategi Pembelajaran
Oleh: Maryam Rahim
A. Strategi Belajar
Strategi belajar adalah metode, atau teknik yang dirancang dan digunakan oleh seorang pebelajar agar aktivitas belajarnya lebih efektif dan efisien. Strategi belajar melibatkan berbagai cara atau langkah yang digunakan untuk memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan atau keterampilan baru. Tujuan utama dari strategi belajar adalah untuk memaksimalkan potensi individu dalam memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari.
Beberapa strategi belajar yang dapat digunakan oleh pebelajar dalam membantu meningkatkan keefektifan proses belajarnya:
1. Strategi belajar aktif (active learning) oleh Dr. Alison KingDr.
Alison King menekankan pentingnya "active learning," yaitu proses belajar di mana pebelajar/siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti aktif dalam diskusi, menjawab pertanyaan, atau simulasi. Menurut King pembelajaran aktif membantu siswa memahami materi dengan lebih mendalam dibandingkan hanya mendengarkan ceramah atau membaca.
2. Strategi metakognisi oleh John Flavell
Menurut John Flavell, strategi metakognisi mencakup kemampuan untuk mengenali dan mengontrol proses berpikir sendiri. Ini termasuk merencanakan strategi sebelum belajar, memonitor pemahaman selama belajar, dan mengevaluasi hasil setelah belajar. Dengan strategi ini, pebelajar/siswa lebih mampu mengenali kesulitan dan mencari cara mengatasinya.
3. Teknik pengulangan berjarak oleh Hermann Ebbinghaus
Hermann Ebbinghaus menemukan bahwa pengulangan materi dengan jarak waktu yang teratur (spaced repetition) dapat membantu menguatkan daya ingat. Metode ini memungkinkan informasi dipelajari dan diingat dalam jangka waktu yang lebih panjang, berbeda dengan belajar dalam satu waktu yang cenderung mudah dilupakan.
4. Strategi belajar visual dan verbal oleh Richard Mayer
Menurut Richard Mayer, memadukan elemen visual (gambar, grafik) dengan elemen verbal (teks atau suara) bisa membantu pemahaman pebelajar/siswa. Mayer menekankan pada “multimedia learning,” di mana pembelajaran menjadi lebih efektif ketika informasi disajikan melalui berbagai saluran, seperti visual dan verbal, karena membantu otak memproses informasi dengan lebih baik.
5. Self-regulated learning (pembelajaran yang diatur sendiri) oleh Zimmerman & Schunk
Menurut Barry Zimmerman dan Dale Schunk, self-regulated learning adalah strategi belajar di mana pebelajar/siswa menetapkan tujuan mereka sendiri, memilih strategi yang cocok, dan mengevaluasi progres mereka. Kondisi ini memberikan kendali ada pebelajar/siswa kendali atas pembelajaran mereka dan meningkatkan motivasi serta disiplin diri.
6. Pembelajaran kontekstual oleh Jean Lave dan Etienne Wenger
Jean Lave dan Etienne Wenger memperkenalkan konsep pembelajaran kontekstual (situated learning), yang menyatakan bahwa belajar akan lebih efektif jika dikaitkan dengan situasi nyata atau kontekstual. Pembelajaran semacam ini lebih mudah diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Strategi belajar dengan mind mapping oleh Tony Buzan
Tony Buzan mengembangkan konsep mind mapping untuk membantu belajar dan memori. Mind mapping adalah teknik yang melibatkan pembuatan diagram visual dengan ide-ide utama di tengah dan ide-ide turunan yang bercabang dari sana. Teknik ini mempermudah pemahaman dan pengorganisasian informasi kompleks.
Penggunaan beberapa strategi ini, dapat membantu pebelajar/siswa mengoptimalkan aktivitas belajarnya, sehingga membuat aktivitas belajar lebih efisien dan bermakna serta memberikan hasil yang optimal pula.
B. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merujuk pada pendekatan dan metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pebelajar/siswa dengan cara yang efektif sehingga dapat mengstimulasi aktivitas belajar pebelajar/siswa. Jenis-jenis strategi pembelajaran yang umum digunakan:
1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
a. Fokus pada penyampaian informasi secara langsung dari guru ke pebelajar/siswa.
b. Cocok untuk pelajaran yang membutuhkan penguasaan fakta atau prosedur, seperti matematika atau ilmu pengetahuan.
c. Contoh: Ceramah, demonstrasi, latihan dan praktek.
2. Strategi pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)
a. Pebelajar/siswa dihadapkan pada masalah nyata yang harus dipecahkan.
b. Mendorong keterampilan berpikir kritis dan analitis.
c. Contoh: Studi kasus, proyek penyelesaian masalah.
3. Strategi pembelajaran kolaboratif (collaborative learning)
a. Pebelajar/siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
b. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kerja tim, dan empati.
c. Contoh: Diskusi kelompok, tugas kelompok, permainan peran.
4. Strategi pembelajaran inkuiri (inquiry-based learning)
a. Mengajarkan pebelajar/siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, dan menemukan jawaban sendiri.
b. Mendorong rasa ingin tahu dan keterampilan penelitian.
c. Contoh: Eksperimen, observasi, wawancara, penyelidikan proyek.
5. Strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)
a. Berfokus pada penyelesaian proyek yang kompleks dalam jangka waktu tertentu.
b.Meningkatkan keterampilan manajemen proyek, kreatifitas, dan kemampuan memecahkan masalah.
c. Contoh: Proyek desain, laporan penelitian, penciptaan produk.
6. Strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
a. Mirip dengan pembelajaran kolaboratif, tetapi lebih terstruktur dengan peran yang jelas dalam kelompok.
b. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengajar bagian tertentu kepada anggota lainnya.
c. Contoh: Jigsaw, STAD (Student Teams Achievement Divisions), Think-Pair-Share.
7. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi (competency-based learning)
a. Fokus pada pengembangan keterampilan spesifik dan kompetensi yang terukur.
b. Peserta didik bergerak maju berdasarkan penguasaan kompetensi tertentu, bukan waktu
c. Contoh: Modul pelatihan, tugas keterampilan, ujian kompetensi.
8. Strategi pembelajaran berbasis teknologi (technology-based learning)
a. Menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.
b. Memungkinkan penggunaan multimedia, simulasi, dan pembelajaran jarak jauh.
c. Contoh: Pembelajaran online, e-learning, penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif.
9. Strategi pembelajaran diferensiasi (differentiated instruction)
a. Menyesuaikan metode pembelajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar pebelajar/siswa.
b. Mencakup variasi dalam konten, proses, produk, dan lingkungan belajar.
c. Contoh: Materi tambahan untuk pebelajar/siswa yang cepat memahami, dukungan ekstra bagi yang membutuhkan, tugas dengan tingkat kesulitan yang bervariasi.
10. Strategi pembelajaran berbasis game (game-based learning)
a. Menggunakan permainan sebagai media untuk memfasilitasi pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pengalaman belajar yang menyenangkan
c. Contoh: Permainan edukatif, simulasi, kuis berbasis game.
11. Strategi pembelajaran metakognitif
a. Mengajarkan peserta didik untuk menyadari proses berpikir mereka sendiri.
b. Membantu dalam mengembangkan strategi belajar yang efektif dan refleksi diri.
c. Contoh: Penggunaan jurnal refleksi, strategi berpikir kritis, teknik pemetaan pikiran (mind mapping).
12. Strategi pembelajaran flipped classroom
a. Pembelajaran berlangsung di luar kelas melalui materi yang diberikan sebelumnya, dan waktu di kelas digunakan untuk aktivitas yang lebih interaktif.
b. Mendorong partisipasi aktif dan belajar mandiri.
c. Contoh: Menonton video instruksional di rumah, diskusi atau pemecahan masalah di kelas.
Pemilihan strategi pembelajaran oleh guru disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik pebelajar/siswa, dan konteks/karakteristik materi yang diajarkan. Kombinasi dari beberapa strategi sering kali digunakan untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
Sumber: disadur dari ChatGPT
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong