Konseling Karir Nathan dan Hill
Konseling Karir Nathan dan Hill
Oleh Maryam Rahim
Nathan dan Hill (2012, 14-18) mengembangkan pendekatan konseling karir dengan menggunakan pemikiran Taylor (1985). Taylor (1985) mengidentifikasi sejumlah pertanyaan kritis yang dapat diterapkan pada konseling karir, yakni: (1) sejauhmana perasaan klien/konseli seharusnya diekspresikan dan ditangani atau menjadi fokus aspek-aspek relasional dari pengambilan keputusan?; (2) siapa yang seharusnya mengumpulkan atau menyediakan informasi, klien/konseli, konselor, atau keduanya? (3) siapa pakarnya (artinya, siapa yang seharusnya memimpin, yang memutuskan bagaimana berbagai isu timbul seharusnya ditangani?;, (4) siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk membuat keputusan, konseli atau konselor? (5) apakah gaya konselor yang seharusnya dominan-direktif, kolaboratif, interpretative, atau reflektif?; (6) Apa yang seharusnya didiskusikan di dalam konseling karir? Masalah personal/emosional, self-appraisal, pengambilan keputusan, hasil-hasil tes, informasi tentang berbagai opsi, job-hunting?
Terhadap pertanyaan tersebut Nathan dan Hill berpendapat: (1) konseling karir seharusnya membiarkan perasaan klien/konseli untuk diekspresikan bilamana ekspresi tersebut membantu tercapainya tujuan konseling karir, (2) Hal ini menjadi tanggung jawab bersama, (3) hendaknya konseli yang berperan dalam penanganan masalahnya sendiri, (4) tanggung jawab untuk memutuskan terletak di tangan konseli, konselor bertanggung jawab untuk memfasilitasi prosesnya, (5) konselor karir perlu bisa mengadaptasikan gaya mereka menurut kebutuhan konseli dan tahap proses konselingnya, (6) konseling karir mengakui interdependensi masalah-masalah itu dan bahwa isu-isu personal perlu ditangani dalam proses konseling karir. Pendapat Nathan dan Hill terhadap pertanyaan Taylor dirangkum dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1 Pendapat Nathan dan Hill terhadap pertanyaan Taylor
Taylor | Nathan dan Hill |
Sejauhmana perasaan klien/konseli seharusnya diekspresikan dan ditangani atau menjadi fokus aspek-aspek relasional dari pengambilan keputusan? | Konseling karir seharusnya membiarkan perasaan klien/konseli untuk diekspresikan bilamana ekspresi tersebut membantu tercapainya tujuan konseling karir |
Siapa yang seharusnya mengumpulkan atau menyediakan informasi, klien/konseli, konselor, atau keduanya? | Hal ini menjadi tanggung jawab bersama |
Siapa pakarnya (artinya, siapa yang seharusnya memimpin, yang memutuskan bagaimana berbagai isu timbul seharusnya ditangani? | Hendaknya konseli yang berperan dalam penanganan masalahnya sendiri |
Apakah gaya konselor yang seharusnya dominan-direktif, kolaboratif, interpretative, atau reflektif? | Konselor karir perlu bisa mengadaptasikan gaya mereka menurut kebutuhan konseli dan tahap proses konselingnya |
Apa yang seharusnya didiskusikan di dalam konseling karir? Masalah personal/emosional, self-appraisal, pengambilan keputusan, hasil-hasil tes, informasi tentang berbagai opsi, job-hunting? |
Konseling karir mengakui interdependensi masalah-masalah itu dan bahwa isu-isu personal perlu ditangani dalam proses konseling karir |
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan Taylor (1985), Nathan dan Hill mengembangkan pendekatan konseling karir. Pendekatan konseling karir tersebut digambarkan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2: Pendekatan Konseling Nathan dan Taylor
Tahap | Tugas Knseli | Tugas Konselor |
Sreening, Contractring, Exploring |
Melakukan asesmen pendahuluan tentang kesesuaian konseling karir
Melakukan persiapan tertulis, menguji kesiapan dan ketepatgunaan konseling karir Keterbukaan untuk mengeksplorasi presenting concrern dan berbagai pengaruh pada perkembangan dan pilihan karir dan pendidikan
Mengklarifikasi ekspektasi terhadap konseling karir
Mendiskusikan dan menyepakati kontrak
|
Mengedukasi dan memberikan informasi kepada klien tentang konseling karir melalui komunikasi tertulis, lisan, dan tatap muka.
Menguji kesiapan dan ketepatgunaan konseling karir, menunjukkan bentuk bantuan yang lebih cocok, jika diperlukan Membangun hubungan baik, memfasilitasi eksplorasi
Menyepakati kontrak (yaitu kerahasiaan, struktur, dll)
|
Memungkinkan konseli untuk memahami |
Mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan: Siapa aku? Di mana aku sekarang ini? Apa keinginanku? Aku ingin ke mana?
Melaksanakan latihan asesmen-diri, tes psikometrik, dan kuesioner, bilamana perlu
Siap menangani pertanyaan “Apa yang menghentikan aku?”
Meriset informasi tentang peluang kerja |
Memfasilitasi pengeksplorasian perasaan dan keyakinan yang berkaitan dengan masalah/isu karir
Membantu klien mengidentifikasi tema-tema penting dan mengintegrasikan pemahaman tentang diri sendiri
Memanfaatkan dengan tepat guna latihan asesmen-diri dan tes psikometrik dan kuesioner
Membantu klien untuk mengatasi berbagai enghalang tindakan, menggunakan keterampilan menantang bilamana perlu
Menempelkan informasi tentang berbagai kemungkinan pekerjaan
|
Tindakan, hasil, dan ending |
Menyelesaikan latihan mengambil keputusan dan merencanakan tindakan
Mengembangkan berbagai opsi dan memilih di antara opsi-opsi
Melakukan keputusan dalam bentuk tindakan
Menyetujui tugas-tugas riset, bilamana perlu
Mengatasi ketakutan akan perubahan
Mengevaluasi kebutuhan akan dukungan berkelanjutan
Mereviu kemajuan yang dibuat ke arah tujuan selama konseling karir
|
Memungkikan klien untuk menghasilkan ide-ide dan memilih di antaranya
Mendukung klien dalam mengembangkan dan memonitor rencana tindakan
Menyetujui tugas-tugas riset, bilamana perlu
Membantu klien menghadapi ambivalensi tentang masa depan
Mengeksplorasi kebutuhan klien akan dukungan berkelanjutan
Menekankan pentingnya mempertahankan momentum
Membantu klien dalam mengidentifikasi sumber daya dan sumber dukungan |
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong