Meningkatkan Minat Baca Siswa/Mahasiswa
Meningkatkan Minat Baca Siswa/Mahasiswa
Oleh: Maryam Rahim
Menurut data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca, yang berarti dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Selain itu, hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023 menempatkan Indonesia di peringkat 68 dari 81 negara peserta PISA tahun 2022, dengan skor membaca 371. Kecenderungan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia penting menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Khusus minat baca di kalangan siswa dan juga mahasiswa patut menjadi perhatian guru dan dosen. Perhatian ini terwujud dalam bentuk adanya upaya dari guru dan dosen untuk meningkatkan minat membaca siswa dan mahasiswa. Upaya ini urgen dilakukan mengingat besarnya manfaat membaca bagi siswa/mahasiswa. Ungkapan yang populer bahwa “membaca adalah jendela dunia” menggambarkan pentingnya membaca sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan memahami dunia.
Beberapa tokoh pendidikan dan literasi seperti Ki Hajar Dewantara, Paulo Freire, dan John Dewey menekankan pentingnya membaca sebagai sarana untuk memberdayakan individu dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara meskipun tidak secara eksplisit menggunakan ungkapan ini, namun menurut beliau bahwa pendidikan, termasuk membaca, adalah cara untuk “memerdekakan diri” dan membangun karakter bangsa. Paulo Freire dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed berpendapat bahwa membaca bukan hanya memahami teks, tetapi juga “membaca dunia” melalui pemahaman kritis terhadap realitas. John Dewey, salah seorang filosof pendidikan percaya bahwa membaca adalah bagian penting dari pendidikan progresif, memungkin individu memahami dan berkontribusi kepada masyarakat secara lebih baik.
Pemerintah melalui Program "Merdeka Belajar" episode ke-23 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan upaya meningkatkan minat baca generasi muda melalui penyediaan buku bacaan bermutu dan pelatihan bagi guru untuk memotivasi siswa dalam membaca. Pada tahun 2022, Kemendikbudristek telah mendistribusikan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu, disertai dengan pelatihan dan pendampingan bagi guru di lebih dari 20.000 PAUD dan SD di seluruh Indonesia.
Namun demikian upaya ini perlu diperluas melalui upaya yang lebih sistematis dan terprogram, yang dilakukan oleh guru dan dosen. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Memberikan tugas membaca buku/referensi yang berkaitan dengan materi pelajaran/materi perkuliahan. Untuk memastikan siswa/mahasiswa benar-benar membaca buku/referensi tersebut, maka mereka diminta menuliskan: judul buku/ artikel, dan penulisnya, disertai lampiran foto dari lembaran buku yang dibaca, dan print-out artikel yang telah dibaca.
2. Bagi siswa diwajibkan membaca di perpustakaan sekolah, di mana kegiatan tersebut dikontrol oleh guru atau dengan bantuan petugas perpustakaan untuk memastikan siswa benar-benar membaca. Siswa wajib menuliskan secara singkat isi dari topik yang dibacanya.
3. Kerja sama dengan orang tua agar anak (bagi siswa) diminta untuk membaca di rumah, orang tua juga diharapkan menyiapkan fasilitas membaca di rumah (bahan bacaan manual: buku pelajaran, komik bergambar, buku biografi tokoh terkenal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, majalah ataupun koran). Kegiatan ini dapat pula dilakukan dengan membaca materi yang dapat akses melalui smartphone, namun perlu dikontrol untuk memastikan bahwa anak benar-benar membaca.
4. Menyiapkan tempat-tempat (spot-spot) membaca (bisa disebut pojok literasi) di alam terbuka yang ditata sedemikian rupa agar menarik minat orang untuk membaca di tempat tersebut, atau juga berupa gedung dengan fasilitas yang sederhana, memadai dan menarik.
5. Pemilihan duta literasi yang dilakukan secara kontinu dan periodik, misalnya setiap 3 bulan, setiap semester, atau setiap tahun. Bahkan di awal kegiatan, dapat dilakukan setiap 1 bulan. Perlu diberikan reward bagi yang terpilih sebagai duta literasi.
6. Lomba sekolah literasi di tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA secara periodik disertai pemberian reward bagi sekolah yang berhasil.
7. Kontinuitas pelaksanaan perkemahan literasi (Camp Literacy), sebagaimana telah dilakukan selama ini di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan perkemahan diisi dengan berbagai kegiatan membaca.
Dari beberapa upaya yang diuraikan sebelumnya, maka upaya yang dilakukan oleh guru dan dosen melalui kegiatan pembelajaran dianggap sangat berpengaruh terhadap minat baca siswa/mahasiswa. Terlebih lagi jika upaya tersebut dilakukan secara kontinu. Oleh sebab itu komitmen dari setiap guru dan dosen menjadi sangat penting.
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong