Moralitas dan Perilaku

24 April 2025 19:04:25 Dibaca : 3

Moralitas dan Perilaku

Oleh: Maryam Rahim

            Kehidupan bermasyarakat yang positif, dalam arti kehidupan yang aman secara psikologis, jauh dari perasaan tertekan, bebas dari perasaan tidak dihargai dan terdzolimi, serta saling menghormati antara anggota masyarakat, antara lain ditandai dengan perilaku bermoral yang ditunjukkan oleh anggota masyarakat itu sendiri, mulai dari pemimpin, tokoh masyarakat hingga anggota masyarakat pada umumnya. Moralitas dalam perilaku menjadi pembentuk kehidupan sosial yang mendukung kelangsungan interaksi sosial yang positif di antara anggota komunitas sosial. Bagaimanakah korelasi antara moralitas dengan perilaku? Moralitas dan perilaku memiliki korelasi yang sangat erat, dimana moralitas menjadi dasar atau fondasi seseorang berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

            Korelasi moralitas dan perilaku ditunjukkan seperti berikut:

1. Moralitas sebagai panduan perilaku; moralitas mencakup nilai-nilai tentang apa yang dianggap benar dan salah dalam suatu masyarakat atau oleh individu. Nilai-nilai ini membentuk kerangka berpikir seseorang dalam bertindak. Seseorang yang memiliki moralitas tinggi cenderung menghindari kebohongan dan berusaha jujur dalam perilakunya, moralitas yang menghargai keadilan akan memengaruhi perilaku untuk tidak berbuat curang atau menindas orang lain.

2. Konsistensi antara moral dan tindakan. Dalam banyak kasus, orang berusaha menyelaraskan tindakan mereka dengan keyakinan moral mereka (integritas). Ketika ada ketidaksesuaian (misalnya, seseorang percaya mencuri itu salah namun tetap melakukannya), hal ini dapat menimbulkan konflik batin atau rasa bersalah.

3. Pengaruh sosial dan budaya. Moralitas dipengaruhi oleh budaya, agama, dan norma sosial. Oleh sebab itu perilaku yang dianggap bermoral di satu tempat dapat saja berbeda dengan tempat lain. Namun, dalam banyak budaya, ada nilai-nilai moral universal yang berlaku, misalnya: berlaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin, tidak menyakiti orang lain tanpa alasan, menolong sesama, menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.

4. Moralitas dan pembentukan karakter. Moralitas berperan penting dalam pembentukan karakter. Karakter yang kuat biasanya menunjukkan perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai moral seperti: tanggung jawab, kejujuran, disiplin. Perilaku seperti ini membuat seseorang dapat dipercaya dan dihormati oleh orang lain.

            Beberapa hasil penelitian tentang korelasi moralitas dengan perilaku:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lawrence Kohlberg (1958, 1981), menunjukkan bahwa orang dengan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi cenderung membuat keputusan yang lebih etis. Semakin tinggi seseorang dalam tahap reasoning moral (misalnya pada tahap post-konvensional), semakin besar kemungkinan ia berperilaku secara moral dalam situasi nyata.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aquino & Reed (2002) terkait konsep “moral identity” (identitas moral), yaitu sejauh mana seseorang melihat nilai moral sebagai inti dari siapa dirinya, sangat berpengaruh terhadap perilaku nyata seperti kejujuran, kepedulian sosial, dan keadilan. Identitas moral yang kuat berkorelasi positif dengan tindakan altruistik dan etis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Batson et al. (1997) terkait studi tentang empati dan moralitas menemukan bahwa ketika seseorang memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, ia lebih cenderung untuk bertindak secara moral, misalnya membantu orang lain bahkan dengan mengorbankan kepentingan sendiri.

          Mencermati adanya korelasi positif antara moralitas dengan perilaku, maka menjadi sesuatu yang urgen bahwa setiap orang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat harus memiliki moralitas yang tinggi.