Kebahagiaan dan Altruisme

08 April 2025 20:14:46 Dibaca : 27

Kebahagiaan dan Altruisme

Oleh: Maryam Rahim

            Setiap orang ingin bahagia, sehingga setiap orang berusaha untuk dapat meraih kebahagiaan tersebut. Pada dasarnya terdapat banyak kegiatan atau tindakan yang dapat membuat seseorang bahagia. Salah satunya adalah melalui tindakan altruisme. Altruisme merupakan sikap dan tindakan yang mengutamakan kepentingan orang lain tanpa mengharapkan balasan atau keuntungan pribadi. Tindakan altruistik dapat berupa bantuan materil kepada sesama, dukungan emosional, atau kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Altruisme sering dikaitkan dengan empati, rasa solidaritas, dan kepedulian sosial.

            Hubungan kebahagiaan dengan altruisme dapat dijelaskana sebagai berikut:

            Pertama, altruisme dapat meningkatkan kesejahteraan emosional: banyak penelitian psikologi yang menunjukkan bahwa membantu orang lain dapat meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan hidup. Artikel hasil penelitian yang ditulis oleh Dunn, dkk (2008) merupakan salah satu studi paling terkenal yang menunjukkan bahwa menghabiskan uang untuk orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang. Penelitian ini mendemonstrasikan bahwa manfaat emosional yang diperoleh dari berbagi lebih konsisten dan dapat diandalkan dibandingkan dengan manfaat dari pengeluaran untuk kepentingan pribadi. Ketika seseorang melakukan tindakan altruistik, otak sering melepaskan endorfin serta zat kimia seperti oksitosin, yang secara fisiologis dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Studi yang dilakukan oleh Moll,J., dkk (2006) yang menggunakan teknik pemindaian otak yang disebut functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk mengamati aktivitas otak saat para partisipan membuat keputusan untuk berdonasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivasi di area otak yang berkaitan dengan penghargaan dan perasaan senang, mendukung bukti bahwa tindakan altruistik tidak hanya bermanfaat bagi penerima tetapi juga berdampak positif bagi pemberi.

         Kedua, altruisme dapat membentuk hubungan sosial yang positif; altruisme membantu memperkuat hubungan antar individu. Dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada orang lain, seseorang dapat membangun jaringan sosial yang suportif. Hubungan sosial yang kuat merupakan salah satu indikator utama kebahagiaan jangka panjang karena menyediakan dukungan emosional dan rasa memiliki.

        Ketiga, altruisme dapat membantu seseorang menemukan makna dan kepuasan hidup; Melalui tindakan altruistik, banyak orang menemukan makna yang lebih dalam dalam hidup. Perasaan berkontribusi terhadap kebaikan bersama dan membantu sesama dapat mengubah perspektif seseorang mengenai kehidupannya secara keseluruhan. Hal ini membuat individu merasa hidupnya lebih bermakna dan menghasilkan kebahagiaan batin yang lebih tahan lama.

            Keempat, altruisme dapat mengurangi rasa kesepian; tindakan altruisme dapat membantu mengurangi perasaan isolasi dan kesepian. Keterlibatan dalam komunitas, relawan, atau kegiatan sosial lainnya membantu individu merasa terhubung dengan orang lain, yang secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.

          Beberapa bukti ilmiah dan temuan penelitian terkait hubungan kebahagiaan dengan altruisme:

a.  Studi psikologi positif; penelitian di bidang psikologi positif mengungkapkan bahwa mereka yang terlibat secara aktif dalam kegiatan altruistik cenderung melaporkan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa meskipun memberikan bantuan kepada orang lain mungkin menimbulkan biaya emosional sesaat, secara keseluruhan, dampaknya adalah peningkatan kebahagiaan.

b. Teori 'helper’s high'; konsep 'helper’s high' menjelaskan keadaan perasaan euforia atau kepuasan yang muncul setelah melakukan tindakan kebaikan. Kondisi ini dihasilkan oleh pelepasan hormon-hormon seperti endorfin. Fenomena ini mendukung hipotesis bahwa tindakan altruistik tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi.

c. Penelitian neurosains; studi menggunakan teknologi pemindaian otak menunjukkan bahwa aktivitas di bagian otak yang berkaitan dengan kesenangan dan penghargaan meningkat ketika seseorang melakukan tindakan yang membantu orang lain. Hasil ini memberi bukti biologis bahwa altruisme terkait erat dengan perasaan bahagia.          

           Kebahagiaan dan altruisme saling memperkaya. Ketika altruisme membantu memperkuat hubungan sosial, memberikan makna dalam kehidupan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional, maka kebahagiaan yang diperoleh juga mendorong individu untuk lebih banyak beramal dan membantu orang lain. Keseimbangan antara dua konsep ini menciptakan siklus positif, di mana kebaikan yang diberikan kepada sesama akan membawa kebaikan kembali kepada diri sendiri. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai altruisme dalam kehidupan sehari-hari, individu tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih harmonis dan bahagia.

Referensi:           

Dunn, A. G., Aknin, L. B., & Norton, M. I. (2008). Spending money on others promotes happiness. Science, 319(5870), 1687–1688.

Moll, J., Krueger, F., Zahn, R., Pardini, M., de Oliveira-Souza, R., & Grafman, J. (2006). Human fronto–mesolimbic networks guide decisions about charitable donation. Proceedings of the National Academy of Sciences, 103 (42), 15623–15628.