Pergeseran Istilah Visual, Auditori, dan Kinestetik dari Media Komunikasi ke Teori Pendidikan

23 May 2025 08:56:30 Dibaca : 24

Pergeseran Istilah Visual, Auditori, dan Kinestetik dari Media Komunikasi ke Teori Pendidikan

Oleh: Maryam Rahim

            Istilah visual, auditori, dan kinestetik mengalami pergeseran dari teori komunikasi sebagai konsep kanal sensorik menjadi klasifikasi preferensi belajar dalam pendidikan. Tokoh-tokoh seperti Edgar Dale, Howard Gardner, Neil Fleming, dan Barbara De Porter–Mike Hernacki masing-masing memberikan kontribusi dalam evolusi konsep ini.

            Istilah visual, auditori, dan kinestetik awalnya berkembang dalam konteks media komunikasi sebagai bentuk saluran sensorik dalam penyampaian pesan. Namun, dalam perkembangannya, istilah ini mengalami pergeseran makna dan fungsi ketika diadopsi ke dalam teori pendidikan, khususnya dalam konteks gaya belajar. Teori gaya belajar sering menjadi acuan dalam dunia pendidikan untuk memahami perbedaan cara siswa menerima dan mengolah informasi. Salah satu model paling populer adalah model Visual, Auditory, Kinesthetic (VAK) yang kemudian dikembangkan menjadi VARK oleh Neil Fleming. Namun, sebelum digunakan sebagai klasifikasi gaya belajar, istilah visual, auditori, dan kinestetik terlebih dahulu dikenal dalam dunia komunikasi dan media. Selain itu, tokoh seperti Barbara De Porter dan Mike Hernacki memiliki kontribusi besar dalam menyebarluaskan konsep ini ke dunia pendidikan populer melalui pendekatan Quantum Learning.

 Asal-usul dalam Media Komunikasi

            Pada awalnya, istilah visual, auditori, dan kinestetik digunakan untuk menjelaskan saluran sensorik dalam teori komunikasi dan desain pembelajaran. Edgar Dale (1946) melalui Cone of Experience-nya menggambarkan berbagai jenis media pembelajaran berdasarkan tingkat keterlibatan indera, dari simbolik (verbal) ke konkret (pengalaman langsung). Dalam teori komunikasi klasik, Shannon dan Weaver (1949) juga membahas media sebagai kanal penyampai pesan yang bekerja melalui berbagai saluran sensorik.

Transisi ke Psikologi dan Pendidikan

            Pada era 1970–1980-an, pendekatan kognitif dalam psikologi mulai memberi ruang pada variasi dalam cara individu belajar. David Kolb (1984) mengembangkan model pembelajaran pengalaman (experiential learning) yang menekankan pentingnya keterlibatan langsung (kinestetik) dalam proses belajar. Howard Gardner (1983) memperkenalkan teori Multiple Intelligences yang mencakup kecerdasan visual-spasial dan bodily-kinesthetic, memperkuat dasar untuk pendekatan individual dalam pendidikan.

Populerisasi oleh Neil Fleming

            Neil Fleming (1992) mengembangkan model VARK, sebuah alat untuk mengidentifikasi preferensi belajar individu berdasarkan empat kategori: Visual, Auditory, Reading/Writing, dan Kinesthetic. Model ini dengan cepat menjadi populer di kalangan pendidik karena sifatnya yang praktis dan mudah diterapkan. Ia mengadaptasi istilah dari dunia media ke dalam kerangka teori pembelajaran untuk menjawab kebutuhan akan pendekatan diferensial dalam pengajaran.

Peran De Porter dan Hernacki dalam Pendidikan Populer

            Barbara De Porter dan Mike Hernacki turut berperan besar dalam menyebarluaskan model gaya belajar VAK melalui pendekatan Quantum Learning yang mereka kembangkan. Dalam bukunya Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (1999), mereka menguraikan tipe gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik secara praktis dan aplikatif, serta memberikan strategi pembelajaran untuk masing-masing tipe tersebut. Buku ini menjadi sangat berpengaruh, terutama di Indonesia, karena memadukan teori gaya belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif dan menyenangkan. Meskipun mereka tidak menciptakan model VAK, De Porter dan Hernacki berjasa dalam mempopulerkan istilah tersebut dalam dunia pendidikan global dan Indonesia, menjadikan konsep gaya belajar bagian dari pelatihan guru, modul siswa, dan pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan peserta didik.

Kritik terhadap Validitas Gaya Belajar

Meskipun model VAK dan VARK banyak digunakan, sejumlah penelitian meragukan validitasnya. Pashler et al. (2008) dalam kajiannya menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti empiris yang mendukung gagasan bahwa mengajar sesuai gaya belajar meningkatkan hasil akademik. Hal ini menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam menerapkan konsep gaya belajar secara absolut dalam pendidikan.

Daftar Pustaka

Dale, E. (1946). Audio-Visual Methods in Teaching. New York: Dryden Press.

De Porter, B., & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Fleming, N. D., & Mills, C. (1992). Not Another Inventory, Rather a Catalyst for Reflection. To Improve the Academy, 11(1), 137–155.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.

Kolb, D. A. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Pashler, H., McDaniel, M., Rohrer, D., & Bjork, R. (2008). Learning Styles: Concepts and Evidence. Psychological Science in the Public Interest, 9(3), 105–119. https://doi.org/10.1111/j.1539-6053.2009.01038.x

Shannon, C. E., & Weaver, W. (1949). The Mathematical Theory of Communication. Urbana: University of Illinois Press.