SELENGKAPNYA DISINI

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, media pembelajaranpun juga mengalami perubahan yang begitu cepat dan tak dapat dibendung kehadirannya. Perubahan besar yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut, ditandai dengan banyaknya bentuk inovasi pembelajaran yang melibatkan berbagai ragam teknologi belajar sebagai media untuk penyampaian pembelajaran. Salah satunya adalah penerapan pembelajaran daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring dinilai memiliki pengaruh besar terhadap pengalaman dan keterlibatan belajar peserta didik. Sebab desain dari pembelajaran ini, mampu mendesai ruang belajar baru bagi peserta didik yang sesuai dengan kondisi lingkungannya yang terintegrasi dengan media teknologi. Konsep belajar ini menciptakan bentuk interaksi baru bagi peserta didik dengan media digital sebagai ruang belajarnya.

Kehadiran media pembelajaran dapat berfungsi sebagi alat bantu pembelajaran yang dapat meningkat pemahaman dan kemampuan peserta didik. Dapat kita renungkan, jika seandainya seorang guru mengajar di sekolah dari menit awal sampai dengan menit akhir, guru menggunakan lesan (verbal) untuk menerangkan atau menjelaskan suatu materi pelajaran? Bagaimana reaksi peserta didik? Tentunya  akan cepat bosan, ngantuk dan  konsentrasi belajar mudah beralih ke hal lain. Media pembelajaran memiliki peran yang sangat urgen dalam memfokuskan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan masih banyak aspek lain yang menguntungkan proses belajar peserta didik.

Namun, siapa sangka pemberlakuan pembelajaran dengan media pembelajaran digital dalam jangka panjang justru membawa ancaman baru. Seperti penerapan pembelajaran daring yang berlaku sejak Maret 2020 masih diterapkan disejumlah daerah di Indonesia hingga saat ini. Lebih dari 10 bulan diterapkan, pembelajaran daring membawa kekhawatiran akan terjadinya learning loss atau kehilangan kesempatan belajar di tanah air. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah pembelajaran daring merupakan alasan terjadinya learning loss di tanah air? Dan apa yang dapat dilakukan pemerintah serta masyarakat Indonesia terutama para guru untuk membantu meminimalisir dampak dari learning loss ini?

Acaman ini sekiranya perlu untuk mewaspadai terjadinya mortalitas belajar. Kematian lonceng belajar merupakan suatu tanda muculnya gejala learning loss seperti di masa emergency pandemi Covid-19 pada beberapa waktu yang lalu. Kondisi ini dapat mempengaruhi ketertinggalan belajar, karena;

  1. Parameter keberhasilan belajar berubah.
  2. Beralihnya pusat belajar ke luar kurikulum terstruktur.
  3. Belajar hanya yang disukai (bukan dibutuhkan).
  4. Prosedur belajar mandiri (rapuhnya social skill untuk to live together).
  5. Kehilangan pengetahuan “aku ada di mana”, “dari mana mau ke mana”, “sudah sampai dimana”, “teman-temanku ada dimana”.
  6. Kehilangan penghayatan “di atas langit masih ada langit”, “di depan ada orang dan di belakang juga ada”.
  7. Kehilangan kesempatan belajar berbagi cipta-rasa-pelihara.

Gejala-gejala di atas patut untuk diwaspadai, maka setiap guru termasuk mahasiswa calon guru harus dapat menjawab tantangan ini. Jangan biarkan anak-anak bangsa berhenti mendengar lonceng belajar, waspadai gejala learning loss. Mengawali ini, terdapat beberapa pertanyaan dan catatan penting yang dapat menjadi acuan kita bersama.

  1. Teknologi media pembelajaran apa yang tepat untuk mewaspadai ancaman learning loss ?
  2. Perubahan apa yg terjadi di dunia belajar dan pembelajaran ? Apakah  perubahan itu sistemik dan membawa dampak sistemik ?
  3. Kebutuhan baru di era baru: apa saja, dan bagaimana memenuhinya ?
  4. Bagaimana peran guru ?
  5. Bagaimana dampaknya pada profesi guru ?
  6. Bagaimana peran sekolah ?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, mengarahkan adanya era normal baru. Namun, apa dan bagaimana konteks era normal baru tersebut ? Protokol Covid-19 SOCIAL/PHISICAL DINTANCING, cuci tangan, pakai masker berdampak pada hilangnya kebiasaan lama (disruptive new normal), atau disruptive culture. Serupa dengan disruptive technology di era Revolusi Teknologi 4.0. Pertanyaan: bagaimana penerapannya di dunia belajar ? Apa yang hilang di dunia belajar ? Pembelajaran tatap muka akan hilang, selanjutnya sekolah, dan profesi guru.

Dengan demikian diperlukan sebuah pembiasaan baru yang tak pernah diramalkan sebelumnya oleh siapapun. Terjadi karena munculnya makhluk mini tak terlihat mata. Apa jawabannya ? Ubah paradigma face to face ke online learning ! Namun ini, tak kunjung sampai disini. Sebab perubahan belajar ini, turut merubah konsep belajar dan pembelajaran. Apakah konsep-konsep yang ada dapat dipakai begitu saja untuk online learning ? TIDAK ! Karena konsep, teori, model dan media pembelajaran yang telah teruji sahih yang ada semua dikembangkan berbasis pembelajaran tatap muka, sedangkan yang berbasis online sedang dalam proses pengembangan dan pengujian.

Menyikapi berbagai perubahan pembelajaran dimasa kini dan masa depan, maka sangat membutuhkan terobosan baru melalui formulasi media pembelajaran digital yang terukur secara efektif berdampak terhadap peserta didik. Anda sebagai mahasiswa calon guru biologi, mempunyai peran yang sama untuk memberikan kontribusi pada keberhasilan belajar yang optimal terutama di situasi new normal saat ini. Selain itu, potensi learning loss patut menjadi perhatian kita bersama. Oleh karena itu, berdasarkan uraian ini cobalah anda menindaklanjutinya dengan melakukan studi terhadap potensi-potensi masalah yang dapat menurunkan performa belajar khususnya ancaman learning loss pada mata pelajaran biologi di sekolah pada masa new normal saat ini. Temukan ide kongkritnya yang dapat diformulasikan menjadi solusi tindakan yang tepat atas masalah-masalah tersebut.

Untuk memulai studi ini, Anda dapat secara kolaboratif dalam tim merencanakan sebuah kegiatan project pemecahan masalah yang dihadapi di lapangan (sekolah).

Bayangkan anda bekerja dalam satu kelompok desain pembelajaran ! Setiap tim tersebut diminta merancang media pembelajaran Biologi di Sekolah untuk pencapaian belajar peserta didik yang disesuaikan dengan silabus. Media pembelajaran tersebut dirancang dalam konteks tertentu dengan situasi dan kondisi tertentu. Sehingga media pembelajaran seperti apa yang menurut tim anda paling tepat ? Seperti apakah konteks dan karakteristik media pembelajaran yang sesuai dengan masalah pembelajaran yang dihadapi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ? Media pembelajaran apa saja yang paling relevan untuk digunakan ? Media dan teknologi belajar seperti apa yang paling sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah ?

Sumber:

Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd. 2021. Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Webinar Nasional FKMA S3 TEP UM.

Prof. Dr. Mustaji, M.Pd. 2022. S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

Brainstorming adalah teknik untuk pembuatan daftar ide dengan cara yang kreatif melalui ruang diskusi yang ramah dan terbuka. Tujuan dari brainstorming adalah untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin dalam waktu singkat. Alat utama dalam brainstorming adalah "membuat jurnal,". Dengan membuat jurnal dapat menjadi cara yang efektif untuk merekam ide-ide yang dipikirkan secara spontan. Dengan membuat jurnal, dapat mengumpulkan pemikiran yang nantinya menjadi daftar sumber ide. Selama proses brainstorming, semua ide dicatat dan tidak ada ide yang diabaikan atau dikritik. Setelah daftar panjang ide dihasilkan, seseorang dapat kembali dan meninjau ide untuk mengkritisi kekurangan atau kelebihannya.

Apabila Anda ingin menghasilkan ide terbaik melalui brainstorming, sebaiknya terapkan beberapa tips berikut agar lebih maksimal.

  1. Hal paling penting untuk menemukan ide melalui metode ini adalah memiliki seseorang yang bertindak sebagai fasilitator yang mengkoordinator jalannya proses brainstorming.
  2. Tetapkan tujuan, hal paling pertama yang harus dilakukan dalam cara melakukan brainstorming adalah menentukan tujuan yang hendak dicapai. Pasalnya tanpa mengetahui tujuan, sesi brainstorming hanya berjalan tanpa arah. Tanyakan pada diri, untuk apa sesi brainstorming tersebut diadakan, masalah apa yang hendak diselesaikan, dan kendala apa yang dihadapi. Dengan menentukan tujuan dan menyampaikan hal tersebut sebelumnya, setiap peserta memiliki pemahaman yang sama terhadap masalah yang dihadapi saat brainstorming dimulai. 
  3. Tetapkan batas waktu, menetapkan waktu sangatlah penting dan hal ini biasanya tergantung pada kerumitan masalahnya . Normalnya, brainstorming dilakukan selama 15–60 menit.
  4. Mulailah dengan masalah/ringkasan target, anggota harus memiliki pertanyaan, rencana, atau tujuan yang jelas sesuai dengan topik.
  5. Menahan diri dari penilaian/kritik, seluruh peserta tidak boleh bersikap negatif dalam menanggapi ide dari peserta lain, meski hanya melalui bahasa tubuh.
  6. Dorong ide-ide aneh dan unik, bebaskanlah semua orang merasa untuk melontarkan ide (asalkan sesuai topik).
  7. Jangan mengikuti satu alur pemikiran terlalu lama, pastikan untuk menghasilkan banyak ide berbeda, dan jelajahi ide individu secara mendetail.
  8. Manfaatkan visual, gunakan diagram untuk membantu menghidupkan ide dan membantu orang lain melihat sesuatu dengan cara yang berbeda.
  9. Berikan waktu bagi anggota tim untuk memikirkan ide. Cara melakukan brainstroming lainnya dalam melakukan brainstorming adalah dengan memberikan waktu bagi setiap anggota tim untuk memikirkan ide dan konsep sebelum sesi berlangsung. Pasalnya, dengan memberikan waktu tersebut maka saat hadir dalam sesi brainstorming, masing-masing anggota sudah memiliki ide dan konsep yang hendak diajukan sehingga brainstorming pun dapat berjalan lebih produktif. Cara ini juga akan mendorong setiap anggota tim memiliki gagasan yang mandiri, bukan lagi hanya menyetujui ide orang lain saja. 
  10. Petakan ide, hal yang tidak boleh dilewatkan dalam cara melakukan brainstorming adalah mencatat ide-ide yang ada. Salah satu cara mudahnya adalah dengan memetakan ide ke dalam kerangka berpikir mind map. Gunakan papan tulis untuk membuat gambaran mind map atas pokok-pokok ide yang muncul selama brainstorming berlangsung. Lewat mind map, kamu dan tim tetap bisa fokus pada ide sentral sambil mengatur dan mengelompokkan ide-ide lain pada jenis yang tepat. Dengan begitu kamu pun dapat lebih mudah menemukan ide yang paling potensial terhadap permasalahan yang dihadapi. 
  11. Ciptakan ruang diskusi yang ramah dan terbuka, jika kamu berperan sebagai pemimpin dalam brainstorming ini, maka pastikan kamu telah menciptakan ruang diskusi yang ramah dan terbuka bagi setiap partisipan. Ramah dan terbuka dalam artian, kamu mendukung dan menyambut semua ide yang dilontarkan oleh partisipan. Brainstorming adalah zona di mana setiap ide diapresiasi. Dengan menciptakan ruang yang terbuka tersebut maka partisipan pun akan lebih percaya diri dan kreatif menggali ide. 

Sumber:

https://faculty.washington.edu/ezent/imdt.htm

https://www.ekrut.com/media/cara-melakukan-brainstorming

https://www.orami.co.id/magazine/brainstorming

Menyusun RPS dengan Pendekatan OBE sesuai dengan SN-Dikti

15 March 2022 12:27:15 Dibaca : 397

 

 

Ruang belajar zaman now

13 March 2022 12:36:40 Dibaca : 213