Metode/Teknik Layanan Bimbingan Karir

09 August 2024 15:25:44 Dibaca : 89

 Metode/Teknik Layanan Bimbingan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Bimbingan karir dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode. Berikut penjelasan tentang jenis-jenis metode bimbingan karir (Rahim, dkk; 2021).

1)      Career Days (Hari-Hari Karir)

            Career days (hari-hari karir) merupakan merode layanan bimbingan karir yang dilaksanakan dengan cara menggunakan beberapa jam dalam sehari, sehari atau beberapa hari (2-3 hari) yang dikhususkan untuk kegiatan pengembangan karir siswa. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan pada career days ini misalnya: ceramah dari nara sumber yakni orang-orang yang berhasil dalam mengembangkan karirnya, latihan keterampilan, ters minatdan bakat, penyaluran bakat/minat, pameran hasil karya siswa, dan wirausaha. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki informasi atau keterampilan tertentu yang akan menjadi arah karirnya. Kegiatan career days akan lebih bermakna jika siswa/konseli diminta untuk membuat laporan kegiatan career days tersebut. Laporan itu dapat dibuat secara individual ataupun kelompok. Metode Career Days digunakan pada bimbingan kelas besar/lintas kelas.

 2) Cinema Therapy

      Cinema Therapy dalam layanan bimbingan dan konseling adalah penggunaan video/film untuk membahas topik bahasan/topik permasalahan pada saat    layanan. Sehubungan dengan bimbingan dan konseling karir maka topik yang dibahas berkaitan dengan karir, misalnya video tentang perjalan karir seseorang,        video tentang lingkungan sebuah pekerjaan, baik lingkungan psikologis maupun lingkungan fisik. Melalui pembahasan isi video/film tersebut diharapkan             siswa/konseli memiliki informasi karir yang dibutuhkan untuk pengebangan karir masing-masing

      Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Di samping itu dapat pula digunakan pada bimbingan lintas kelas namun dengan  memperhatikan kondisi tempat yang memungkinkan semua siswa/konseli dapat melihat dengan jelas tayangan film/video. Pemilihan film/video di samping harus memperhatikan kesesuaiannya dengan topik layanan lebih khusus lagi perilaku siswa/konseli yang dikembangkan atau yang ingin diubah, juga harus mempertimbangkan keamanannya dari segi moral, susila, dan etika. Film/video yang dipilih tidak boleh mengandung pornoaksi, kekerasan, dan pelanggaran etika dalam kategori berat. Film/video yang mengandung konten yang bersifat negatif ringan dapat saja digunakan untuk memperkuat pendapat/komitmen tentang perlunya berperilaku yang baik/positif, dan menghindari perilaku yang tidak baik/negatif.

 3)  Bibliokonseling

Biblio-konseling adalah bahan bacaan yang sesuai dengan topik bahasan/topik permasalahan yang digunakan pada saat layanan. Sehubungan dengan bimbingan karir, maka topik bahasan yang menjadi isi dari bacaan tersebut adalah hal-hal yang terkait dengan karir, misalnya materi tentang memahami bakat dan minat, tentang dunia kerja, dan lainnya. Melalui pembahasan isi bacaan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki informasi karir yang dibutuhkan untuk pengembangan karirnya.

Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Pemilihan isi bacaan di samping harus memperhatikan kesesuaiannya dengan topik layanan lebih khusus lagi perilaku siswa/konseli yang dikembangkan atau yang ingin diubah, juga harus mempertimbangkan keamanannya dari segi moral, susila, dan etika. Bacaan yang dipilih tidak boleh mengandung pornoaksi/pornografi, kekerasan, dan pelanggaran etika dalam kategori berat. Bacaan yang mengandung konten yang bersifat negatif ringan dapat saja digunakan untuk memperkuat pendapat/komitmen tentang perlunya berperilaku yang baik/positif, dan menghindari perilaku yang tidak baik/negatif.

 4) Karyawisata

Karyawisata merupakan metode layanan dengan membawa siswa/konseli ke tempat-tempat atau objek yang memiliki suasana dan kondisi yang sesuai dengan topik layanan. Jika digunakan dalam bimbingan karir maka tempat atau objek karyawisata yang dapat dipilih seperti: pabrik yang memproduksi barang tertentu, pantai, museum, sanggar seni, dan lainnya.

Melalui metode karyawisata ini siswa/konseli akan melakukan sesuatu (berkarya) sambil berwisata. Misalnya: ketika berkaryawisata ke pabrik, maka siswa/konseli dapat mengamati langsung situasi kerja di pabrik tersebut, dapat melakukan wawancara dengan para pekerja tentang perasaan, kepuasaan kerja, maupun berbagai hambatan yang mereka temui pada saat bekerja bekerja di tempat tersebut; dapat melakukan wawancara dengan pengelola pabrik, bertanya tentang gaji pekerja, fasilitas lain yang diperoleh oleh pekerja, dan lainnya. Demikian halnya ketika berkaryawisata ke sanggar seni, siswa/konseli dapat mengamati kegiatan yang terjadi di tempat tersebut, wawancara dengan para seniman, belajar melukis, menari, menggunakan alat musik, dan lainnya. Kegiatan-kegiatan seperti ini tentu saja akan meberikan pengalaman yang aktual dan berharga bagi pengembangan diri siswa/konseli, baik di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Agar kegiatan karyawisata benar-benar membantu siswa memperoleh atau mengembangkan perilaku sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan layanan, maka sebelum pelaksanaan karyawisata perlu dipersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan siswa/konseli pada saat kunjungan, misalnya: pedoman observasi, pedoman wawancara.

Kegiatan karyawisata ini akan lebih bermakna jika siswa/konseli diminta untuk membuat laporan pelaksanaan karyawisata. Laporan tersebut dapat dilaksanakan secara individual ataupun kelompok.

Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelas besar/lintas kelas.

 5) Menulis (Written)

Menulis (Written) merupakan metode yang dilaksanakan dengan meminta siswa/konseli untuk menulis (puisi, cerita pendek, melengkapi kalimat) tentang sesuatu yang berkaitan dengan topik layanan. Jika digunakan dalam bimbingan karir, maka tema tulisan tentu saja terkait dengan karir, misalnya siswa menulis tentang hal-hal yang dilakukannya dalam mempersiapkan diri memilih karir atau pekerjaan. Melalui kegiatan menulis tentang topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki pemahaman tentang apa yang akan dilakukannya dalam meniti karirnya.Metode written dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 6) Latihan

Latihan merupkan metode layanan yang dilaksakan dalam bentuk kegiatan untuk memberikan kesempatan kepada siswa/konseli melatih keterampilan tertentu. misalnya latihan mengembangkan kreativitas konseli, latihan mengembangkan bakat/minat, latihan membuat perencanaan karir. Melalui latihan yang terkait dengan topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan layanan yang telah dirumuskan sebelumnya, misalnya siswa/konseli memiliki kemampuan membuat perencanaan karir, memilih karir dan membuat keputusan karir. Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 7) Ceramah dari Nara Sumber

Ceramah dari narasumber adalah ceramah atau pemberian informasi yang diberikan oleh orang sumber (narasumber), seperti: seseorang yang memperoleh prestasi yang luar biasa dalam bidang akademik/belajar, seseorang yang telah berhasil dalam karir/pekerjaan, atau seseorang yang memiliki pengalaman yang unik dalam suatu bidang kehidupan, termasuk tokoh nasional, tokoh agama. Melalui ceramah dari narasumber tersebut diharapkan siswa/konseli memperoleh informasi dari sumber kangsung yang tentu saja akan sangat bermanfaat bagi pengembangan karir siswa. Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelas besar/lintas kelas.

 8) Seni  (lagu)

Membuat dan menyanyikan lagu merupakan metode melaksanakan layanan dengan meminta siswa/konseli membuat lagu sederhana (1 atau 2 bait) yang berisi syair-syair tentang perilaku, atau mengubah syair-syair lagu yang mereka sukai menjadi syair-syair tentang perilaku. Perilaku dimaksud seperti tentang empati, percaya diri, dan lainnya, sesuai dengan topik layanan. Jika digunakan dalam bimbingan karir maka isi lagu akan terkait dengan karir, misalnya memahami bakat/minat, lagu tentang pekerjaan tertentu, dan lainnya. Di samping siswa/konseli akan memperoleh informasi terkait dengan karir, metode ini juga akan memberikan kesempatan kepada siswa/konseli untuk mengembangkan bakat/minatnya di bidang seni (seni suara, seni musik). Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal.

 9) Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode layanan yang dilaksanakan melalui bermain peran, di mana siswa/konseli diberikan kesempatan untuk melakukan peran tertentu pada situasi tertentu sesuai dengan perilaku sosial yang dikembangkan. Perilaku sosial dimaksud seperti: kerjasama, empati, rela berkorban, apresiasi terhadap kebhinekaan, tanggung jawab dalam kelompok, dan lainnya. Jika digunakan dalam bimbingan karir, maka perilaku yang disosiodramakan merupakan perilaku yang terkait dengan karir atau dunia kerja, misalnya memerankan perilaku atau tugas-tugas sebagai guru, sebagai dokter, polisi, dan lain-lain; atau juga memerankan perilaku dalam bekerja, misalnya perilaku pekerja yang tidak disiplin dan yang disiplin.

Agar sosiodrama yang dilaksanakan sesuai dengan topik layanan atau perilaku yang hendak dikembangkan melalui layanan tersebut, maka hendaknya guru menyusun skenario cerita yang akan diperankan. Dalam skenario tersebut telah ditetapkan perilaku-perilaku yang akan diperankan. Skenario tersebut sebaiknya diserahkan kepada para pemeran sebelum pelaksanaan kegiatan layanan (seminggu atau sehari sebelum pelaksanaan layanan), dengan maksud agar para pemeran benar-benar menjiwai perilaku yang mereka akan perankan. Hal ini tentu saja akan membuat sosiodrama akan berjalan lancar dan menjadi lebih bermakna, dibandingkan jika skenario nanti diberikan pada saat pelaksanaan layanan.

Selain menyiapkan skenario cerita, guru juga perlu menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh para observer, agar hasil pengamatan observer tetap mengacu pada perilaku yang akan dikembangkan, tanpa menutup kemungkinan ada komentar lain dari para observer tersebut.

Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 10) Home-Room

Metode home-room merupakan metode yang dilakukan dengan cara menciptakan situasi kelas seperti situasi di rumah, sehingga antara sesama konseli merasa sebagai sebuah keluarga. Dalam situasi ini dibahas topik permasalahan yang dibicarakan, setiap konseli bisa dengan bebas mengungkapkan pendapatnya tentang permasalahan yang dibahas. Melalui pembahasan tentang topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan layanan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode home-room dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 11)  Pemberian Tugas

Pemberian tugas merupakan metode layanan yang dilakukan dengan meminta siswa/konseli mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya tugas: membaca biografi orang-orang terkenal, menulis puisi, menulis cerita pendek, menyusun otobiografi singkat. Jika digunakan dalam bimbingan karir, maka tugas-tugas yang diberikan tentu saja terkait dengan pengembangan karir siswa, misalnya tugas memahami diri dan dunia kerja, tugas membuat perencanaan karir. Untuk kefektifan penyelesaian tugas oleh siswa maka sebaiknya guru membuat lembar kerja yang berisi informasi tentang tugas yang akan dilakukan siswa, tujuan yang hendak dicapai melalui pengerjaan tugas tersebut, serta cara-cara mengerjakan tugas itu.

Tugas tersebut dapat dikerjakan siswa pada saat pertemuan (kegiatan layanan) dan juga dapat dikerjakan di luar pertemuan. Tugas dapat diberikan seminggu sebelum pertemuan, atau diberikan pada saat pertemuan. Jika tugas diberikan seminggu sebelum pertemuan, maka pada saat pertemuan (pada kegiatan inti) hasil pekerjaan siswa tersebut dibahas bersama. Jika tugas diberikan pada saat pertemuan maka hasil pengerjaan tugas tersebut dibahas bersama pada saat itu.

Metode pemberian tugas dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 12) Fantasi

Fantasi merupakan metode yang dilaksanakan dengan meminta siswa/konseli membanyangkan dirinya sebagai seseorang (misalnya: ilmuwan, tokoh agama, tokoh nasional, pahlawan bangsa, pengusaha sukses), atau pohon (misalnya: pohon beringin, pohon kelapa, dan lainnya), atau tanaman (misalnya padi, jagung, dan lainnya), atau benda-benda lainnya (misalnya meja, kursi, dan lainnya), dan meminta siswa/konseli menjelaskan alasan mengapa ia ingin seperti sesuatu yang dibayangkannya itu. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan layanan yang telah dirumuskan sebelumnya.

 13)  Ceramah dan Tanya Jawab

Ceramah dan tanya jawab adalah metode berupa penjelasan secara lisan disertai tanya jawab untuk membahas topik layanan terkait dengan karir. Tanya jawab terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan antara sesama siswa. Melalui ceramah/tanya jawab tentang topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan layanan yang telah dirumuskan sebelumnya, misalnya memperoleh informasi tentang perguruan tinggi lanjutan, cara-cara mendaftar di perguruan tinggi, dan lainnya. Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal.

 14)  Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok merupakan metode yang dilakukan dengan cara membagi kelas ke dalam beberapa kelompok untuk membahas topik layanan tentang karir, misalnya tentang persiapan memasuki sekolah/pendidikan lanjutan. Setiap kelompok membahas materi yang berbeda, misalnya kelompok 1 membahas materi terkait persiapan fisik dan dana; kelompok 2 membahas tentang persiapan psikis/mental; kelompok 3 membahas tentang dukungan orang tua/keluarga. Diskusi kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas di bawah bimbingan guru/konselor guna mendapatkan kesimpulan hasil diskusi tentang persiapan memasuki sekolah/pendidikan lanjutan. Melalui diskusi tentang topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memiliki pemahaman tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam memasuki sekolah/pendidikan lanjutan.

Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

 15)  Curah Pendapat (Brainstorming)

Metode curah pendapat (brainstorming) merupakan metode yang dilaksanakan dengan cara meminta pendapat konseli secara terbuka tentang topik permasalahan yang dibicarakan, misalnya tentang peluang karir di masa depan. Melalui curah pendapat tentang topik layanan tersebut diharapkan siswa/konseli memperoleh informasi tentang peluang karir di masa depan. Metode ini dapat digunakan pada bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.

Referensi

Rahim, M., Madina, R., dan Puluhulawa. 2021. Petunjuk Praktis Penggunaan Metode Layanan Bimbingan dan Konseling. Editor: Wenny Hulukati. UNG Press.