Nilai-Nilai Karakter dalam Ajaran Islam

30 January 2025 08:21:35 Dibaca : 7

Nilai-Nilai Karakter dalam Ajaran Islam

Oleh: Maryam Rahim

            Islam telah mengajarkan tentang karakter baik yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam ajaran Islam, pembentukan karakter dasar atau akhlak mulia sangat ditekankan sebagai bagian dari ibadah dan cerminan keimanan. Beberapa karakter dasar yang diajarkan dalam Islam:

1. Sidq (jujur); kejujuran adalah salah satu nilai utama dalam Islam. Allah memerintahkan umat Islam untuk berkata dan bertindak dengan benar (QS Al-Ahzab: 70, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar."). Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Amanah (tanggung jawab); Islam mengajarkan untuk menjaga amanah dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, maupun agama (QS An-Nisa: 58, yang artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.). Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang yang tidak memiliki amanah." (HR. Ahmad).

3. ‘Adl (adil); bersikap adil merupakan kewajiban yang harus ditegakkan, bahkan terhadap diri sendiri atau orang terdekat (QS An-Nisa: 135, yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan). Islam melarang keras kezaliman dan mendorong umat Islam untuk berlaku adil dalam setiap keputusan dan perbuatan.

4. Rahmah (kasih sayang); Islam menganjurkan sikap kasih sayang kepada sesama manusia, hewan, dan alam (QS Al-Anbiya: 107, yang artinya: Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam). Rasulullah SAW bersabda: "Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, maka kalian akan disayangi oleh yang ada di langit." (HR. Tirmidzi).

5. Ikhlas (niat lurus dan tulus); segala amal perbuatan harus dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT (QS Al-Bayyinah: 5, yang artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus). Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Sabar; kesabaran adalah karakter penting yang diajarkan dalam Islam, baik dalam menghadapi ujian maupun menjalankan ketaatan (QS Al-Baqarah: 153, yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar). Allah menyukai orang-orang yang sabar dan menjanjikan pahala yang besar bagi mereka (QS Az-Zumar: 10, yang artnya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas).

7. Syukur; Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah (QS Ibrahim: 7, yang artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”). Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat oleh Allah."

8. Tawadhu’ (rendah hati); Islam melarang kesombongan dan menganjurkan sikap rendah hati dalam pergaulan (QS Al-Furqan: 63, yang artinya: Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”). Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan meninggikan derajatnya." (HR. Muslim).

9. Husnuzan (berprasangka baik); Islam menganjurkan untuk selalu berprasangka baik terhadap Allah dan sesama manusia (QS Al-Hujurat: 12, yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.). Berprasangka buruk hanya akan merusak hubungan sosial dan menimbulkan dosa.

10. Empati (tafahum artinya pemahaman), mencerminkan kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam Islam, konsep empati berkaitan dengan tasamuh, toleransi, atau tenggang rasa. Empati merupakan sikap terpuji yang sepatutnya dimiliki oleh setiap orang. QS Al Maidah ayat 2 yang artinya: "...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak beriman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim). Disebutkan pula dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim: "Perumpamaan orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim).

11. Disiplin; ketaatan pada aturan. Islam mengajarkan tentang pentingnya disiplin, termasuk disiplin waktu. QS An-Nisâ ayat 59, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."  Rasulullah SAW bersabda: Ada dua nikmat yang sering dilupa oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR. Bukhari). Rasulullah SWA menasehati: pergunakan lima waktu ini sebelum datang waktu yang lain yaitu: mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang masa sakitmu, kayamu sebelum datang fakirmu, waktu luangmu sebelum masa sibukmu dan hidupmu sebelum datang ajalmu. (HR. Hakim).

            Nilai-nilai karakter ini tidak hanya menjadi dasar pembentukan individu Muslim yang baik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang harmonis dan diridhai Allah SWT. Implementasinya dapat dilakukan melalui pembiasaan ibadah, pembelajaran Al-Qur'an dan Hadist, serta teladan dari Rasulullah SAW.