Pendidikan Saat Ini dan Pendidikan di Masa Lalu: Tinjauan dari aspek Persepsi Orang Tua terhadap Guru dan Pendidikan
Pendidikan Saat Ini dan Pendidikan di Masa Lalu: Tinjauan dari aspek Persepsi Orang Tua terhadap Guru dan Pendidikan
Oleh: Maryam Rahim
Mencermati fenomena pendidikan saat ini, khususnya terkait dengan perilaku peserta didik, dan terutama menyangkut moral dan karakter mereka; serta respon orang tua peserta didik terhadap pendidikan, khususnya terhadap guru, telah menjadi alasan bagi masyarakat membandingkan antara pendidikan saat ini dengan pendidikan di masa lalu. Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan di masa lalu lebih baik dibandingkan saat ini. Penilaian seperti ini tidak dapat dibantah, sebab sangat didukung oleh kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, di mana perilaku peserta didik ataupun orang-orang yang mengalami pendidikan di masa lalu dipandang lebih baik dari perilaku peserta didik ataupun mereka yang mengalami pendidikan saat ini. Demikian pula halnya dengan respon orang tua terhadap guru. Dahulu orang tua tidak keberatan jika anaknya dihukum guru karena nakal atau memperoleh hasil belajar rendah, namun saat ini, yang terjadi adalah adanya fenomena tindakan kriminalisasi terhadap guru yang melakukan kontak fisik ataupun menghukum peserta didik. Saat ini sepertinya guru tidak lagi memiliki otoritas dalam mendidik. Muncul pertanyaan, mengapa hal ini terjadi? Jawabannya dapat dikaji dari adanya pergeseran pandangan masyarakat tentang otoritas guru dan tentang fungsi pendidikan.
Pendidikan tidak pernah berada dalam ruang hampa, tetapi selalu dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan perubahan zaman. Pada masa lalu, pendidikan bersifat sederhana dan fokus pada kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Saat ini, pendidikan berkembang menjadi sistem yang lebih luas dan kompleks. Menurut Durkheim (1956), pendidikan merupakan mekanisme sosial untuk mentransmisikan nilai-nilai sesuai kebutuhan masyarakat. Ketika masyarakat semakin kompleks, pendidikan pun ikut menjadi kompleks.
Kompleksitas pendidikan saat ini adalah berubahnya relasi antara orang tua, guru, dan sekolah. Telah terjadi perubahan pandangan masyarakat dalam hal ini orang tua terhadap guru. Dulu, guru dipandang sebagai satu-satunya sumber belajar/sumber ilmu. Dulu guru dipandang sebagai pemegang otoritas moral dan intelektual, sehingga tindakan guru terhadap peserta didiknya dianggap sebagai upaya menjadikan peserta didiknya menjadi lebih baik. Posisi guru sebagai satu-satunya sumber ilmu bersifat mutlak karena terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi. Namun, seiring masuknya era digital, teknologi informasi, dan budaya global, dunia pendidikan mengalami transformasi drastis. Saat ini, peserta didik dapat mengakses informasi secara instan melalui internet, media sosial, dan platform digital lainnya. Kini orang tua lebih memandang guru sebagai pelayan dengan menghilangkan sebagian otoritas guru.
Pergeseran persepsi orang tua terhadap fungsi pendidikan juga telah terjadi. Saat ini, sebagian besar orang tua melihat pendidikan sebagai alat mobilitas sosial dan investasi ekonomi. Persepsi ini dikhawatirkan akan mengakibatkan melemahnya pandangan sebagian orang tua terhadap pentingnya pendidikan moral dan karakter peserta didik. Pendidikan dianggap berhasil ketika lulusannya langsung terterima di dunia kerja. Menurut Ball (2003), pendidikan yang bergerak menuju orientasi pasar menciptakan relasi transaksional antara sekolah dan orang tua. Ini menambah beban pada guru untuk memenuhi ekspektasi akademik dan layanan. Guru semakin dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta didik khususnya, dan orang tua/masyarakat pada umumnya.
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong