Teka-Teki Silang sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling

30 December 2024 07:05:46 Dibaca : 32

Teka-Teki Silang sebagai Metode Layanan Bimbingan dan Konseling

Oleh: Maryam Rahim

            Teka-teki silang (TTS) adalah permainan atau aktivitas mengisi kotak-kotak kosong dengan huruf-huruf sehingga membentuk kata-kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Kata-kata yang dimasukkan harus sesuai dengan arah yang telah ditentukan, yaitu mendatar (horizontal) dan menurun (vertikal). Permainan ini memiliki manfaat seperti: (1) meningkatkan kosakata, dalam hal ini membantu menambah pengetahuan tentang kata-kata baru, (2) melatih logika dan daya ingat, dengan melakukan pengisian TTS akan membantu mempertajam kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, dan (3) sebagai hiburan yang edukatif, sebab aktivitas ini menyenangkan sekaligus memberikan manfaat kognitif.

            Memperhatikan cara menggunakan TTS dan manfaat aktivitas TTS ini, maka aktivitas ini dapat digunakan sebagai metode atau teknik dalam layanan bimbingan dan konseling, khususnya bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Metode atau teknik TTS digunakan dalam memberikan layanan dengan cara meminta siswa mengisi kotak-kotak yang telah disiapkan oleh guru. Materi yang digunakan dalam teka-teki silang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai atau dikembangkan melalui layanan tersebut, misalnya siswa mampu mengenal/memahami jenis-jenis pekerjaan, memahami kiat-kiat agar memiliki percaya diri.

            Penggunaan metode ini mengharuskan guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki kemampuan dalam merancang pertanyaan/pernyataan dan kotak-kotak yang akan diisi oleh siswa/konseli dengan jawaban terhadap pertanyaan/pernyataan yang telah disiapkan. Seandainya guru tidak mampu merancangnya, maka guru dapat meminta bantuan orang lain, bahkan akan lebih bermakna jika yang membuatnya adalah siswa yang memiliki kemampuan tersebut.

Metode teka-teki silang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai perilaku yang diharapkan dimiliki siswa/konseli setelah mengikuti layanan, termasuk melatih kemampuan berpikir, kemampuan memahami makna dari berbagai istilah dan ketelitian.

             Penggunaan metode teka-teki silang dilaksanakan melalui tahapan berikut:

1)   Tahap pembentukan:

      a)   Mempersiapkan siswa/konseli untuk mengikuti layanan

      b)   Memulai kegiatan layanan dengan berdoa

      c)   Menyampaikan tujuan layanan

      d)   Menyampaikan topik layanan

2)   Tahap peralihan

     a)    Memastikan kesiapan siswa/konseli untuk mengikuti layanan

     b)               Mengenali suasana hati siswa/konseli

     c)    Menekankan asas-asas bimbingan dan konseling

3)   Tahap inti

      a)    Menjelaskan topik layanan dan teknik/metode teka-teki silang

      b)   Siswa/konseli secara individual atau kelompok mengisi teka-teki silang yang telah disiapkan oleh guru bimbingan dan konseling/konselor

      c)    Meminta siswa/konseli secara individual atau kelompok menyampaikan hasil kerjanya

     d)   Memberikan penjelasan tambahan tentang makna teka-teki silang yang telah diisi

     e)    Memastikan semua siswa/konseli telah memahami materi layanan

     f)    Memberikan penguatan-penguatan kepada siswa/ konseli

     g)   Memberikan penguatan-penguatan kepada siswa/ konseli tentang halhal positif yang terjadi pada saat kegiatan layanan

4)        Tahap akhir

     a)    Mengajak siswa/konseli bersama-sama membuat kesimpulan layanan

     b)   Mengevaluasi ketercapaian tujuan layanan

     c)    Meminta siswa/konseli membuat komitmen untuk merubah perilaku atau meningkatkan perilaku yang sudah baik sesuai dengan tujuan layanan.

    d)   Menutup kegiatan layanan.

 

                Penggunaan metode/teknik TTS dalam layanan bimbingan dan konseling akan memberikan situasi yang menarik dan menyenangkan bagi siswa/konseli. Situasi ini tentu saja akan memotivasi siswa untuk senantiasa aktif dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling.