ARSIP BULANAN : July 2024

Cita-Cita dan Pemilihan Karir

08 July 2024 06:27:24 Dibaca : 195

Cita-Cita dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Cita-cita seseorang akan menjadi faktor yang turut menentukan ketika seseorang memilih karir yang akan dijalaninya. Pemilihan karir dimaksud seperti memilih sekolah lanjutan, memilih program pada sekolah lanjutan, memilih kegiatan-kegiatan untuk pengembangan karirnya, dan tentu saja dalam memilih pekerjaan yang akan ditekuni sebagai sumber pendapatan bagi diri dan keluarganya.

            Secara umum cita-cita menggambarkan tujuan atau harapan yang ingin dicapai seseorang dalam perjalanan hidupnya, baik dalam bidang pribadi, pendidikan, sosial dan karir. Cita-cita adalah kebutuhan yang mendasar bagi individu. Cita-cita merupakan bagian dari hirarki kebutuhan manusia, dimana setiap individu memiliki keinginan untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik dan mencapai aktualisasi diri dengan mewujudkan kemampuan, bakat, dan potensi diri (Maslow). Cita-cita merupakan tujuan atau aspirasi yang dipengaruhi oleh keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan (Bandura). Cita-cita merupakan hasil dari perkembangan kognitif individu. Individu mulai mengembangkan cita-cita mereka saat mereka mampu berpikir abstrak dan memahami konsep masa depan (Piaget). Cita-cita merupakan bagian dari proses aktualisasi diri. Cita-cita adalah tujuan yang ditetapkan untuk membantu sesorang mencapai aktialisasi diri (Rogers). Cita-cita sebagai pemenuhan kebutuhan untuk pertumbuhan intelektual dan sosial. Individu memiliki cita-cita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka serta memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (Dewey). Cita-cita mencerminkan kecerdasan dan bakat individu. Setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan cita-cita mereka mencerminkan potensi kecerdasan tersebut (Gardner). Cita-cita berkaitan dengan kecerdasan emosional. Individu memiliki cita-cita yang terkait dengan keinginan untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan emosional dalam hidup mereka (Goleman). Cita-cita berkaitan dengan mencari makna hidup yang lebih dalam. Individu memiliki cita-cita yang berhubungan dengan nilai-nilai dan tujuan hidup yang memberikan arti dan tujuan dalam kehidupan mereka (Frankl). Cita cita adalah impian besar yang membuat hidup seseorang berarti (James).

            Bertolak dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa cita-cita merupakan impian besar yang memberikan motivasi, visi, dan arah dalam menggapai potensi terbaik serta kesuksesan dalam hidup. Cita-cita penting dalam kehidupan, sebab cita-cita akan memberikan tujuan dan arah dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi yang mendorong individu untuk berusaha lebih baik dan mengembangkan potensi terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula. Sehubungan dengan pengembangan karir, faktor cita-cita menjadi sangat penting di mana cita-cita yang dimiliki seseorang akan mengarahkan dan memotivasi seseorang dalam mendapatkan karir yang diinginkan.

Rain Therapy (Terapi Hujan)

06 July 2024 10:03:46 Dibaca : 100

Rain Therapy (Terapi Hujan)

Oleh: Maryam Rahim

            Terapi hujan merupakan teknik relaksasi yang memanfaatkan suara dan sensasi hujan untuk membantu seseorang merasa lebih tenang dan rilekas. Suara hujan sering dianggap menenangkan karena sifatnya yang ritmis dan alami. Terapi suara hujan adalah praktik yang melibatkan mendengarkan rekaman atau suara alami hujan sebagai cara untuk mencapai relaksasi, mengurangi stres, atau memperbaiki suasana hati. Beberapa manfaat yang diklaim dari terapi suara hujan termasuk:

1.      Relaksasi dan pengurangan stress, suara hujan sering kali dianggap menenangkan dan dapat membantu meredakan tingkat stres. Ini bisa membantu mengurangi ketegangan mental dan fisik.

2.      Meningkatkan konsentrasi dan tidur, bagi beberapa orang, mendengarkan suara hujan bisa membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi. Selain itu, banyak yang merasa bahwa suara ini dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak.

3.      Membantu meditasi dan mindfulness, suara hujan sering digunakan dalam praktik meditasi dan mindfulness untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan membantu dalam menenangkan pikiran.

4.      Mengurangi kebisingan lingkungan, suara hujan juga dapat berfungsi sebagai "suara latar" yang membantu mengurangi kebisingan lingkungan yang mengganggu.

5.      Memunculkan perasaan tenang, bagi beberapa orang, suara hujan bisa membangkitkan perasaan kedamaian dan kesejahteraan.

            Terapi suara hujan sering kali digunakan sebagai bagian dari terapi relaksasi dan pengelolaan stres, baik secara mandiri maupun dalam setting terapeutik. Meskipun manfaat-manfaat ini sering dilaporkan secara anekdotal, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mendengarkan suara alam seperti hujan dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental. Namun demikian, seperti halnya berbagai jenis terapi alternatif, efektivitas terapi hujan dapat bervariasi antar individu yang satu dengan individu yang lain. Terapi hujan dapat digunakan sebagai tambahan atau dukungan untuk perawatan kesehatan yang menggunakan teknik terapi lain.

Kepribadian dan Pemilihan Karir

06 July 2024 07:39:14 Dibaca : 23

Kepribadian dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Type kepribadian seseorang akan mempengaruhi pemilihan karir. Seseorang akan memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya. Hal ini telah dikemukakan John Holland dalam teorinya tentang pemilihan karir. Holland mengklasifikasi 6 (enam) tipe kepribadian, dan 6 (enam) lingkungan kerja. Menurutnya kepuasan kerja bergantung pada sejauhmana individu berhasil mencocokkan kepribadian mereka dengan suatu lingkungan pekerjaan. Setiap tipe dari enam tipe kepribadian memiliki pekerjaan yang sepadan.

        Kategori tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaan yang diklasifikasikan oleh Holland (2006) terdiri atas: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Interprising, and Coventional (RIASEC). Holland menyatakan bahwa individu mencari pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Type kepribadian dan lingkungan pekerjaaan menurut Holland, digambarkan pada tabel berikut:

Tabel: Holland’s Typology: Themes, Personal Styles, and Occupational Environment

Theme Personal Style Occupation Environment
Realistic Aggressive; prefers concrete vesus abstract work tasks,not very sociable; poor interpersonal interactions

Skilled trade (plumber, electrician, machine operator)

Technician (airplane mechanic, photographer, draftperson, some service occupations)

Investigative Intellectual: abstract thinking; analytical; independent; sometimes racial and task oriented

Scietific (chemist, physicist, mathematician)

Technical (laboratory technician, computer programmer, electronics worker)

Artistic Imaginative; values aesthetics; prefers self-expression throught the arts; rather independent and extroverted

Artistic (sculptor, artist, designer)

Musical (music teacher, orchestra leader, musician)

Literary (editor, writer, critic)

Social Gregarious; concerned with social problems; active in church and community; interested in educational activities

Educational (teacher, school administrator, professor)

Social welfare (social worker, sociologist, rehabitation counselor, nurse)

Enterprising Extroverted; aggressive; adventurous; prefers leadership roles; dominat; persuasive; has good verbal skill

Managerial (personnel director, production supervisor, sales manager)

Sales (insurance agent, realtor, car salesperson)

Conventional Pratical; controlled; sociable; somewhat concervative; prefers structured tasks; conforming Office and clerical (file clerk, teller, accountant, keypunch,operator, secretary, bookkeeper, receptionist, credit manager)

Untuk membantu memilih karir yang tepat maka mulailah dengan mengenal type kepribadian.

Kebutuhan dan Pemilihan Karir

05 July 2024 10:46:39 Dibaca : 88

Kebutuhan dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Pemilihan karir sangat erat kaitannya dengan kebutuhan manusia. Seseorang akan memilih karir yang sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti seseorang memilih karir yang akan memenuhi kebutuhannya. Karir yang dipilih akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti kepuasan pribadi, kestabilan finansial, dan perkembangan profesional. Berikut contoh hubungan antara pemilihan karir dengan kebutuhan manusia:

1.      Kebutuhan ekonomi: Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah kebutuhan akan keamanan finansial. Pemilihan karir yang tepat dapat memastikan bahwa seseorang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka dan keluarganya, seperti kebutuhan akan perumahan, pangan, pendidikan, dan kesehatan.

2.      Kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan: Banyak orang menginginkan pengakuan atas prestasi dan kontribusi mereka. Memilih karir yang sesuai dengan minat dan bakat dapat meningkatkan kemungkinan untuk meraih pengakuan dan penghargaan dari rekan kerja, atasan, atau masyarakat.

3.      Kebutuhan akan pengembangan diri: Manusia memiliki kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi dan profesional. Pemilihan karir yang memberikan peluang untuk belajar, berkembang, dan meningkatkan keterampilan secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan ini.

4.      Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup: Banyak orang mencari makna dan tujuan dalam kehidupan mereka. Pemilihan karir yang konsisten dengan nilai-nilai pribadi, minat, dan tujuan hidup dapat memberikan rasa makna yang mendalam dalam pekerjaan sehari-hari.

5.      Kebutuhan akan hubungan sosial: Lingkungan kerja dapat menjadi sumber penting bagi hubungan sosial. Memilih karir yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang serupa dapat memenuhi kebutuhan akan hubungan sosial dan koneksi manusiawi.

6.      Kebutuhan akan keseimbangan hidup: Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional juga merupakan kebutuhan yang penting bagi banyak orang. Memilih karir yang fleksibel atau yang menawarkan jadwal kerja yang seimbang dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.

            Dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dalam konteks pemilihan karir, maka seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik dan memilih jalur karir yang memberikan kepuasan dan keseimbangan dalam kehidupan mereka. Karir yang yang dapat memenuhi kebutuhan orang yang menekuni karir tersebut tentu saja akan mempengaruhi motivasi dan komitmen orang tersebut, yang selanjutnya akan berdampak pada kepuasan hidup.

Bakat dan Minat dalam Pemilihan Karir

04 July 2024 19:05:19 Dibaca : 407

Bakat dan Minat dalam Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

Bakat (aptitude) merupakan kecakapan khusus yang dibawa individu sejak lahir. Minat (interest) dapat diartikan sebagai ketertarikan kepada sesuatu objek atau peristiwa. “Aptitude a condition or set of characteristics regarded as symptomatic of an individual’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill or set of responses, such as th ability to speak a language, to produce music…” (Bennet, dkk; 1982:5). Minat dimaknai sebagai ketertarikan individu kepada suatu objek atau peristiwa. Minat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan, atau minat diperoleh individu setelah belajar.

Terkait dengan pemilihan karir, seseorang cenderung memiliki karir yang sesuai dengan bakatnya. Demikian pula halnya dengan minat, karir yang baik tentulah karir yang sesuai dengan bakat dan minat. Optimalnya seseorang dalam menekuni karirnya sangat ditentukan oleh bakat dan juga minatnya terhadap karir yang ditekuninya itu.

Bennet, dkk: 1982) mengidentifikasi jenis-jenis bakat, yakni:

1.   Berpikir verbal (verbal reasoning), orang yang memiliki bakat verbal memiliki kemampuan mnegrti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, serta mudah berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir verbal yang tinggi kemungkinan besar akan berhasil belajar di sekolah sampai ke perguruan tinggi. Jika tidak bermaksud melanjutkan ke perguruan tinggi, ia dapat mempersiapkan diri pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kemampuan verbal, seperti pramuniaga, pramuwisata, pemasaran, dan petugas yang menerima pengaduan-pengaduan yang menutut kemampuan berpikir dan pengertian-pengertian verbal. Orang-orang yang rendah skornya dalam tes ini sebaiknya merencanakan memasuki pekerjaan yang hanya menuntut sedikit kemampuan verbal. Mungkin orang ini dapat berhasil menyelesaikan tugas-tugas adminstrasi kantor tanpa mengharapkan menjadi kepala bagian atau kepala kantor, atau mungkin berhasil dalam menyelesaikan pekerjaan pada bagian produksi dalam suatu perusahaan tanpa mengharapkan menjadi manajer atau kepala bagian produksi perusahaan tersebut.

2.    Kemampuan numerical (numerical ability), orang yang memiliki bakat ini mempunyai kemampuan mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, serta mampu berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Siswa yang memperoleh skor tinggi dalam tes kemampuan numerikal ini mungkin juga akan bekerja dengan baik dalam berhitung dan juga mengukur kemampuan yang diperlukan di kantor-kantor dagang, perusahaan-perusahaan dan toko-toko yang pekerjaannya memerlukan hitung menghitung atau tugas-tugas yang berhubungan dengan angka-angka. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata dalam tes ini dapat disarankan untuk merencanakan pendidikan di perguruan tinggi akademik.

3.    Berpikir abstrak (abstract reasoning), orang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka, juga memecahkan masalah yang tidak berupa kata-kata atau angka-angka. Seorang montir yang mencari sebab-sebab kerusakan, seorang ahli ilmu kimia, atau ahli biologi yang menyelediki suatu proses alamiah yang pelik, seorang ahli teknik, semuanya akan memerlukan kemampuan berpikir abstrak. Mengerjakan sesuatu yang mempersyaratkan penggunaan prosedur kerja yang logis juga memerlukan kemampuan ini.

4.   Berpikir mekanik (mechanical reasoning), orang yang memiliki bakat ini mempunyai kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah, sebagaimana ditunjukkan oleh seberap baik seseorang mengerti tata kerja yang berlaku dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya. Seseorang yang berhasil mengerjakan dengan baik tugas-tugas dalam berpikir mekanik biasanya, suka menyelidiki bagaimana tata kerja atau mekanisme kerja suatu perkakas. Ia sering lebih unggul  dari pada kebanyakan orang dalam mempelajari bagaimana mengkonstruksi, menjalankan atau memperbaiki perkakas-perkakas yang rumit.

5.   Relasi ruang (space relation), orang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan memvisualisasi, mengamati, atau membentuk gambar-gambar mental dari objek-objek dengan jalan melihat pada rengrengan dua dimensi. Seberapa baik seseorang dapat berpikir dalam tiga dimensi.  

Bagi seseorang yang lemah dalam kemampuan relasi ruangnya, suatu rengrengan atau desain arsitektur sebuah rumah, jembatan atau mesin mungkin dilihatnya hanya sebagai beberapa gambar daftar yang tidak bermakna.

Siswa yang tinggi skornya dalam tes relasi ruang mungkin akan mempunyai kelebihan dalam pekerjaan-pekerjaan seperti perancangan dan pengkonstruksian pakaian, mesin, gedung, dan beberapa cabang seni dan dekorasi. Seorang masinis, tukang kayu, dokter gigi atau dokter bedah memerlukan pengertian tentang bentuk dan posisi sesuatu dalam suatu ruang  

6.        Kecepatan dan ketelitian klerikal (clerical speed and accuracy), seseorang yang memiliki bakat ini cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan, atau ramu meramu yang sangat diperlukan dalam kantor-kantor, laboratorium ilmiah, perusahan-perusahaan dagang, gudang-gudang dan tempat-tempat lain di mana kartu-kartu, buku-buku, map-map pencatatan harus diatur, disimpan, dan atau dicek dicocokkan, dan sebagainya.

7.        Penggunaan bahasa (language usage), seseorang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, memiliki kemampuan retorika yang baik, kaya dalam perbendaharaan kata.

 

Minat dapat diketahui melalui perilaku yang ditunjukkan seseorang. Indikator minat dapat dijadikan sebagai petunjuk seseorang memiliki minat terhadap suatu objek atau tidak memiliki minat. Indikator tersebut adalah:

1.        Kesukaan; pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. Misalnya, ketika siswa berminat dalam belajar membuat siswa bergairah untuk belajar.

2.        Ketertarikan; siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu objek akan menunjukkan ketertarikan kepada objek tersebut.

3.        Perhatian; siswa yang mempunyai minat terhadap objek tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap objek itu, dengan menunjukan kesegaran saat belajar, konsentasi dan teliti dalam belajar.

4.        Keterlibatan; siswa yang mempunyai minat terhadap objek tertentu akan cenderung melibatkan diri secara langsung pada objek tersebut.

                Seseorang yang memilih karir yang sesuai dengan minatnya tentu saja akan menunjukkan indikator minat dalam karirnya, yakni: kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.