Belajar dari Buku "Bersikap Tegas dalam Segala Situasi" Karya Sue Hadfield dan Gill Hasson
By. Jumadi Mori Salam Tuasikal
Sikap tegas dalam kehidupan sehari-hari bukanlah sekadar pilihan, melainkan keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Dalam buku "Bersikap Tegas dalam Segala Situasi" karya Sue Hadfield dan Gill Hasson, penulis menyajikan panduan lengkap mengenai bagaimana cara untuk bersikap tegas dengan penuh rasa hormat dan empati, tanpa harus menjadi agresif atau pasif. Buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya membangun keberanian dalam menghadapi situasi sulit dan bagaimana menghadapi tekanan sosial serta profesional dengan percaya diri.
Tegas, dalam konteks buku ini, bukan berarti keras atau tidak toleran. Sebaliknya, tegas adalah kemampuan untuk menyampaikan kebutuhan, keinginan, dan batasan dengan jelas dan tanpa rasa takut, sambil tetap mempertahankan rasa hormat terhadap orang lain. Hal ini sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Dalam banyak situasi, kita sering kali merasa terjebak antara menjadi terlalu lembek atau terlalu dominan. Buku ini mengajarkan kita untuk menemukan keseimbangan di antara keduanya. Salah satu konsep utama yang dibahas adalah perbedaan antara bersikap tegas, pasif, dan agresif. Dalam banyak kesempatan, seseorang mungkin merasa tidak nyaman mengatakan "tidak" atau mengekspresikan pendapat karena takut menyinggung perasaan orang lain. Namun, jika kita terus mengabaikan kebutuhan dan keinginan kita sendiri, kita akan mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan diri kita. Tegas, dalam hal ini, memberi kita kemampuan untuk mengekspresikan diri tanpa merugikan orang lain, sambil tetap menghargai diri sendiri.
Buku ini menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif sebagai inti dari sikap tegas. Saat kita mampu mengomunikasikan batasan dengan cara yang konstruktif, kita membuka ruang untuk pemahaman yang lebih baik antara kita dan orang lain. Penulis mengajak pembaca untuk lebih sadar terhadap bahasa tubuh dan nada suara yang digunakan, karena keduanya memainkan peran yang sangat penting dalam mengomunikasikan ketegasan. Salah satu topik menarik yang diangkat oleh Hadfield dan Hasson adalah pentingnya mengenali hak kita untuk mengatakan "tidak". Banyak orang merasa terpaksa untuk memenuhi harapan orang lain, terutama dalam situasi sosial atau profesional yang menuntut kesediaan untuk selalu membantu atau berkompromi. Buku ini menegaskan bahwa kita berhak untuk menetapkan batasan tanpa merasa bersalah. Kemampuan untuk mengatakan "tidak" dengan tegas akan membantu kita untuk mengelola waktu, energi, dan emosi dengan lebih baik.
Penulis juga mengajak pembaca untuk menghadapi ketakutan yang sering muncul ketika berusaha untuk bersikap tegas. Rasa takut akan penolakan atau konflik bisa sangat menghalangi seseorang untuk berbicara dengan tegas. Namun, dengan latihan dan kesadaran, kita bisa mengurangi kecemasan tersebut dan mulai berbicara dengan lebih jelas dan lugas. Tegas bukan berarti agresif, melainkan menyampaikan kebutuhan kita dengan cara yang tidak merugikan orang lain. Selain itu, buku ini membahas tentang pentingnya rasa percaya diri dalam bersikap tegas. Ketika kita yakin dengan diri sendiri, kita lebih mudah untuk mengungkapkan pendapat dan kebutuhan kita tanpa takut dihukum atau ditolak. Kepercayaan diri ini bukan datang begitu saja, tetapi perlu dibangun melalui pemahaman diri yang lebih baik dan penguatan keyakinan akan hak kita untuk didengar. Konsep tegas juga sangat relevan dalam hubungan interpersonal. Dalam konteks hubungan pertemanan, keluarga, atau pasangan, sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana kita perlu membicarakan masalah atau ketidaknyamanan. Menyelesaikan masalah ini dengan cara yang tegas dan tidak menyakiti perasaan orang lain memerlukan keterampilan komunikasi yang baik. Buku ini menawarkan pendekatan yang memungkinkan kita untuk mengungkapkan perasaan kita tanpa menyakiti orang lain, yang pada akhirnya membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis.
Dalam lingkungan profesional, kemampuan untuk bersikap tegas juga sangat krusial. Banyak orang merasa tertekan untuk selalu menyetujui permintaan atau harapan dari atasan atau rekan kerja, padahal hal tersebut bisa berdampak negatif pada kualitas pekerjaan atau keseimbangan hidup. Buku ini mengajarkan cara untuk menegosiasikan permintaan dengan cara yang tegas namun tetap profesional, menjaga keseimbangan antara memenuhi kewajiban dan menjaga kesejahteraan pribadi. Tegas juga berarti mampu mengelola konflik dengan cara yang konstruktif. Konflik dalam hubungan atau tempat kerja tidak selalu buruk; yang penting adalah bagaimana kita menanggapi dan menyelesaikannya. Tegas mengajarkan kita untuk tetap tenang, mengungkapkan pandangan kita secara jujur, dan berusaha menemukan solusi yang saling menguntungkan. Dengan keterampilan ini, kita bisa mengurangi ketegangan dan meningkatkan kolaborasi dalam situasi yang penuh tekanan.
Dalam konteks kehidupan sosial, buku ini juga mengingatkan kita untuk menjadi tegas dalam menetapkan batasan terhadap perilaku orang lain yang mungkin tidak kita sukai. Banyak kali kita merasa terjebak dalam interaksi sosial karena tidak tahu bagaimana cara untuk berkata "tidak" tanpa merasa bersalah. Sue Hadfield dan Gill Hasson mengajarkan kita bahwa kita berhak untuk melindungi diri sendiri dan menuntut rasa hormat dari orang lain. Kemampuan untuk bersikap tegas juga mendukung perkembangan pribadi kita. Dengan sering berlatih untuk menyatakan pendapat dan keinginan kita, kita secara tidak langsung memperkuat rasa percaya diri dan mengasah kemampuan kita untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Ini adalah langkah penting dalam menuju kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.
Buku ini juga menekankan pentingnya latihan dalam mengembangkan sikap tegas. Seperti halnya keterampilan lainnya, ketegasan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan perlu dipraktikkan secara konsisten. Setiap orang bisa belajar untuk lebih tegas dalam menghadapi situasi yang menantang, dan semakin sering kita melakukannya, semakin alami pula sikap tegas itu dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penulis juga menyarankan untuk memperhatikan dampak dari keputusan kita terhadap orang lain. Bersikap tegas tidak berarti mengabaikan perasaan orang lain, tetapi lebih kepada menemukan cara untuk menyampaikan pesan kita tanpa menyakiti atau merugikan mereka. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang saling mendukung dan saling menghormati.
Buku ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya mengetahui kapan kita harus berbicara dan kapan kita harus diam. Dalam beberapa situasi, berbicara dengan tegas bisa menjadi sangat penting, tetapi dalam situasi lain, diam dan mendengarkan bisa lebih bijaksana. Kemampuan untuk menilai situasi dan mengambil keputusan yang tepat tentang kapan harus bersikap tegas atau tidak berbicara adalah keterampilan yang perlu diasah dalam kehidupan. Menerapkan sikap tegas dalam kehidupan sehari-hari juga berarti berani untuk tidak selalu mengikuti arus atau harapan orang lain. Buku ini mengajarkan bahwa kita memiliki kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang. Tegas bukan berarti melawan, tetapi memilih untuk mengikuti jalan yang benar bagi diri kita.
Sebagai penutup, "Bersikap Tegas dalam Segala Situasi" mengajak pembaca untuk lebih sadar akan kekuatan mereka dalam mengendalikan hidup mereka sendiri melalui komunikasi yang tegas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam buku ini, kita bisa menjadi individu yang lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih mampu menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Ketegasan bukan hanya tentang mengungkapkan pendapat, tetapi tentang menghargai diri sendiri dan orang lain dalam setiap interaksi yang kita lakukan.
Kategori
- ADAT
- ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- BK ARTISTIK
- BK MULTIKULTURAL
- BOOK CHAPTER
- BUDAYA
- CERITA FIKSI
- CINTA
- DEFENISI KONSELOR
- DOSEN BK UNG
- HKI/PATEN
- HMJ BK
- JURNAL PUBLIKASI
- KAMPUS
- KARAKTER
- KARYA
- KATA BANG JUM
- KEGIATAN MAHASISWA
- KENAKALAN REMAJA
- KETERAMPILAN KONSELING
- KOMUNIKASI KONSELING
- KONSELING LINTAS BUDAYA
- KONSELING PERGURUAN TINGGI
- KONSELOR SEBAYA
- KULIAH
- LABORATORIUM
- MAHASISWA
- OPINI
- ORIENTASI PERKULIAHAN
- OUTBOUND
- PENDEKATAN KONSELING
- PENGEMBANGAN DIRI
- PRAKTIKUM KULIAH
- PROSIDING
- PUISI
- PUSPENDIR
- REPOST BERITA ONLINE
- SEKOLAH
- SISWA
- TEORI DAN TEKNIK KONSELING
- WAWASAN BUDAYA
Arsip
- December 2024 (18)
- October 2024 (2)
- September 2024 (15)
- August 2024 (5)
- July 2024 (28)
- June 2024 (28)
- May 2024 (8)
- April 2024 (2)
- March 2024 (2)
- February 2024 (15)
- December 2023 (13)
- November 2023 (37)
- July 2023 (6)
- June 2023 (14)
- January 2023 (4)
- September 2022 (2)
- August 2022 (4)
- July 2022 (4)
- February 2022 (3)
- December 2021 (1)
- November 2021 (1)
- October 2021 (1)
- June 2021 (1)
- February 2021 (1)
- October 2020 (4)
- September 2020 (4)
- March 2020 (7)
- January 2020 (4)
Blogroll
- AKUN ACADEMIA EDU JUMADI
- AKUN GARUDA JUMADI
- AKUN ONESEARCH JUMADI
- AKUN ORCID JUMADI
- AKUN PABLON JUMADI
- AKUN PDDIKTI JUMADI
- AKUN RESEARCH GATE JUMADI
- AKUN SCHOLER JUMADI
- AKUN SINTA DIKTI JUMADI
- AKUN YOUTUBE JUMADI
- BERITA BEASISWA KEMDIKBUD
- BERITA KEMDIKBUD
- BLOG DOSEN JUMADI
- BLOG MATERI KONSELING JUMADI
- BLOG SAJAK JUMADI
- BOOK LIBRARY GENESIS - KUMPULAN REFERENSI
- BOOK PDF DRIVE - KUMPULAN BUKU
- FIP UNG BUDAYA KERJA CHAMPION
- FIP UNG WEBSITE
- FIP YOUTUBE PEDAGOGIKA TV
- JURNAL EBSCO HOST
- JURNAL JGCJ BK UNG
- JURNAL OJS FIP UNG
- KBBI
- LABORATORIUM
- LEMBAGA LLDIKTI WILAYAH 6
- LEMBAGA PDDikti BK UNG
- LEMBAGA PENELITIAN UNG
- LEMBAGA PENGABDIAN UNG
- LEMBAGA PERPUSTAKAAN NASIONAL
- LEMBAGA PUSAT LAYANAN TES (PLTI)
- ORGANISASI PROFESI ABKIN
- ORGANISASI PROFESI PGRI
- UNG KODE ETIK PNS - PERATURAN REKTOR
- UNG PERPUSTAKAAN
- UNG PLANET
- UNG SAHABAT
- UNG SIAT
- UNG SISTER
- WEBSITE BK UNG