ARSIP BULANAN : November 2023

PENDEKATAN DALAM KONSELING

30 November 2023 08:37:48 Dibaca : 1667

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Konseling melibatkan berbagai pendekatan yang dirancang untuk membantu individu dalam menjelajahi dan memahami masalah mereka, mengatasi kesulitan emosional atau perilaku, dan mencapai perubahan positif dalam hidup mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan umum dalam konseling:

1. Pendekatan Kognitif:

Deskripsi: Pendekatan ini fokus pada pemahaman dan perubahan pola pikir atau kognisi klien. Terapis bekerja bersama klien untuk mengidentifikasi pemikiran negatif atau distorsi kognitif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih sehat dan realistis.

Tujuan: Mengubah pola pikir yang merugikan untuk meningkatkan kesejahteraan mental.

2. Pendekatan Behavioral:

Deskripsi: Pendekatan ini berfokus pada perilaku observable dan bagaimana perilaku tersebut dapat dimodifikasi atau ditingkatkan. Terapis bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi perilaku yang tidak diinginkan dan mengembangkan strategi untuk menggantinya dengan perilaku yang lebih positif.

Tujuan: Mengubah perilaku yang merugikan atau tidak diinginkan.

3. Pendekatan Psikodinamik:

Deskripsi: Pendekatan ini berasal dari teori psikoanalisis dan menggali ke dalam alam bawah sadar untuk memahami konflik internal dan pengalaman masa lalu yang mungkin memengaruhi perilaku dan emosi saat ini.

Tujuan: Meningkatkan pemahaman diri dan mengatasi konflik psikologis yang mendasari.

4. Pendekatan Humanistik:

Deskripsi: Pendekatan ini menekankan pengembangan pribadi dan pertumbuhan individu. Terapis bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi diri dan pengembangan potensi penuh.

Tujuan: Mendorong pertumbuhan pribadi dan pengembangan potensi individu.

5. Pendekatan Eklektik:

Deskripsi: Pendekatan eklektik melibatkan penggunaan berbagai teknik dan strategi dari beberapa pendekatan konseling yang berbeda, tergantung pada kebutuhan klien dan masalah yang dihadapi.

Tujuan: Menyediakan pendekatan yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan klien.

6. Pendekatan Sistemik:

Deskripsi: Pendekatan ini melibatkan pemahaman bahwa individu berinteraksi dalam konteks sistem yang lebih besar, seperti keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja. Terapis bekerja untuk memahami hubungan dan pola interaksi dalam sistem ini.

Tujuan: Mengidentifikasi dan mengubah pola-pola disfungsional dalam sistem interpersonal.

7. Pendekatan Solusi-Fokus:

Deskripsi: Pendekatan ini memusatkan perhatian pada solusi daripada masalah. Terapis bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi tujuan positif, kekuatan, dan sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai perubahan.

Tujuan: Mengembangkan solusi konstruktif untuk masalah dan mencapai perubahan yang diinginkan.

Penting untuk dicatat bahwa terapis sering menggunakan pendekatan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan klien dan masalah spesifik yang dihadapi. Pendekatan-pendekatan ini juga dapat diintegrasikan untuk menciptakan pendekatan konseling yang lebih holistik.

 

MENGAPA STUDY CLUB ITU PENTING BAGI MAHASISWA

30 November 2023 08:26:46 Dibaca : 436

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Kelompok studi mahasiswa adalah suatu wadah di mana sekelompok mahasiswa dengan minat atau bidang studi yang sama berkumpul untuk belajar bersama, berdiskusi, dan saling mendukung. Pentingnya kelompok studi mahasiswa tidak dapat diabaikan, karena memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi perkembangan akademis dan pribadi para anggotanya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kelompok studi mahasiswa sangat penting:

1. Pembelajaran Kolaboratif:

Kelompok studi memberikan platform untuk pembelajaran kolaboratif. Anggota kelompok dapat saling bertukar ide, berbagi pemahaman, dan membantu satu sama lain memahami konsep-konsep yang sulit. Proses belajar bersama-sama dapat meningkatkan pemahaman dan retensi materi.

2. Motivasi dan Dukungan:

Dalam kelompok studi, mahasiswa saling memberikan dukungan moral dan motivasi. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau kelelahan, rekan-rekannya dapat memberikan dorongan positif dan membantu menjaga semangat belajar.

3. Pembagian Tugas:

Kelompok studi memungkinkan pembagian tugas. Setiap anggota dapat fokus pada topik atau konsep tertentu dan kemudian berbagi pengetahuannya dengan anggota lainnya. Ini membantu dalam efisiensi belajar dan memastikan bahwa setiap aspek materi diketahui oleh setiap anggota.

4. Perspektif yang Beragam:

Setiap anggota kelompok studi biasanya memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Ini membawa perspektif yang beragam ke dalam diskusi, memperkaya pemahaman tentang topik tertentu dan membantu dalam melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.

5. Pengembangan Keterampilan Sosial:

Berpartisipasi dalam kelompok studi membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, negosiasi, dan kerjasama. Keterampilan ini penting dalam konteks akademis dan profesional.

6. Pengelolaan Waktu yang Lebih Baik:

Kelompok studi dapat membantu mahasiswa mengelola waktu dengan lebih efisien. Dengan adanya jadwal reguler untuk pertemuan kelompok studi, mahasiswa cenderung lebih terorganisir dan fokus pada tugas-tugas akademis mereka.

7. Peningkatan Kemandirian Belajar:

Meskipun kelompok studi memberikan dukungan, setiap anggota juga diharapkan untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran individu. Ini membantu meningkatkan kemandirian belajar dan tanggung jawab pribadi terhadap hasil akademis.

8. Pembentukan Jejak Karir:

Kelompok studi dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk membentuk jaringan sosial dan profesional. Hubungan yang dibangun selama sesi studi bersama dapat bermanfaat untuk pertukaran informasi, peluang magang, dan bahkan peluang karir di masa depan.

9. Reduksi Stres:

Kehadiran kelompok studi dapat membantu mengurangi tingkat stres, terutama menjelang ujian atau tenggat waktu penting. Mahasiswa dapat merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan akademis.

10. Peningkatan Kualitas Pemahaman:

Dengan mendiskusikan topik bersama-sama, anggota kelompok dapat menguji pemahaman mereka dan melihat di mana mereka perlu meningkatkan. Pemahaman yang lebih dalam dapat dicapai melalui interaksi dan refleksi bersama.

Dengan demikian, kelompok studi mahasiswa bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang membangun komunitas belajar yang mendukung pertumbuhan akademis dan pengembangan pribadi.

CARA MENGAMBIL "HATI" DOSEN

29 November 2023 16:57:06 Dibaca : 89

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Mengambil "hati" dosen melibatkan kombinasi antara menghormati, berkomunikasi dengan baik, menunjukkan dedikasi terhadap pembelajaran, dan bersikap profesional. Berikut adalah beberapa cara untuk membuat hubungan positif dengan dosen:

1. Hadiri Kelas dengan Aktif:

Hadiri kelas secara aktif, tunjukkan minat pada materi, dan berpartisipasi dalam diskusi. Dosen cenderung menghargai mahasiswa yang menunjukkan dedikasi terhadap pembelajaran.

2. Ajukan Pertanyaan yang Relevan:

Ajukan pertanyaan yang relevan selama perkuliahan atau konsultasi. Ini menunjukkan bahwa Anda tertarik dan ingin memahami lebih dalam materi yang diajarkan.

3. Sikap Positif dan Sopan:

Bersikap positif dan sopan dalam setiap interaksi dengan dosen. Hormati ruang dan waktu mereka, dan berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun.

4. Jadilah Mahasiswa yang Bertanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban akademis Anda. Perguruan tinggi menghargai mahasiswa yang menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab terhadap pendidikannya.

5. Partisipasi Aktif dalam Kelompok Studi:

Jika ada kelompok studi atau proyek kelompok, berpartisipasilah aktif dan berkontribusi pada keberhasilan kelompok. Ini menunjukkan kemampuan kolaborasi dan kerja tim.

6. Konsultasi dan Diskusi Tambahan:

Manfaatkan waktu konsultasi yang disediakan oleh dosen untuk membahas materi lebih lanjut atau mendapatkan klarifikasi. Ini dapat membuktikan bahwa Anda serius tentang pembelajaran.

7. Hormati Pandangan dan Kritik:

Hormati pandangan dan kritik konstruktif dari dosen. Tunjukkan bahwa Anda terbuka terhadap umpan balik dan siap untuk belajar dan berkembang.

8. Ikuti Pedoman dan Petunjuk:

Ikuti pedoman dan petunjuk dengan seksama, baik dalam tugas maupun ujian. Dosen akan menghargai ketelitian dan kepatuhan terhadap aturan.

9. Pamerkan Kemajuan dan Peningkatan:

Jika Anda telah mengatasi kesulitan akademis atau meningkatkan kinerja Anda, berbagilah informasi tersebut dengan dosen. Ini menunjukkan tekad dan upaya untuk berkembang.

10. Libatkan Diri dalam Kegiatan Ekstrakurikuler:

Jika mungkin, libatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler atau proyek-proyek yang terkait dengan bidang studi Anda. Hal ini dapat menunjukkan minat dan keterlibatan yang lebih besar.

11. Buat Hubungan di Luar Kelas:

Jika dosen menawarkan kesempatan untuk membahas materi di luar jam konsultasi atau mengadakan acara akademis, ambillah kesempatan tersebut untuk membangun hubungan yang lebih akrab.

12. Menghormati Waktu Dosen:

Menghormati waktu dosen adalah kunci. Pastikan untuk tiba tepat waktu pada pertemuan atau kelas, dan hindari mengganggu mereka saat mereka tidak tersedia.

13. Ucapkan Terima Kasih:

Ucapkan terima kasih kepada dosen untuk bimbingan dan dukungannya. Keterbukaan dan apresiasi dapat memperkuat hubungan Anda.

Ingatlah bahwa setiap dosen memiliki kepribadian dan preferensi yang berbeda, jadi penting untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap dinamika unik dalam hubungan Anda dengan setiap dosen.

 

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan atau permohonan khusus kepada dosen dapat menjadi tantangan, terutama jika permintaan tersebut tidak sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang berlaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut:

1. Pahami Motivasi di Balik Permintaan:

Pertama-tama, cobalah untuk memahami motivasi atau alasan di balik permintaan mahasiswa. Terkadang, mahasiswa dapat menghadapi tantangan atau situasi pribadi yang mempengaruhi kinerja akademis mereka.

2. Terapkan Kebijakan dengan Konsisten:

Pastikan untuk menerapkan kebijakan dan prosedur yang berlaku secara konsisten. Ini menciptakan lingkungan yang adil dan setara untuk semua mahasiswa.

3. Berikan Penjelasan Tentang Kebijakan:

Jelaskan dengan jelas kebijakan dan prosedur yang berlaku kepada mahasiswa. Berikan pemahaman yang baik tentang aturan yang harus diikuti dan konsekuensinya.

4. Sediakan Alternatif atau Solusi yang Adil:

Jika memungkinkan, coba cari solusi alternatif atau opsi yang adil yang dapat membantu mahasiswa tanpa melanggar kebijakan. Terkadang, terdapat cara untuk membantu tanpa mengorbankan integritas akademis.

5. Buat Pertemuan Pribadi:

Jika permintaan mahasiswa masih terus berlanjut, pertimbangkan untuk mengatur pertemuan pribadi. Ini dapat memberikan kesempatan untuk mendengarkan secara lebih mendalam dan menjelaskan implikasi dari setiap kebijakan.

6. Fokus pada Pembelajaran dan Peningkatan:

Ajak mahasiswa untuk fokus pada pembelajaran dan pengembangan pribadi. Berbicara tentang cara-cara untuk meningkatkan kinerja akademis mereka dan mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

7. Tunjukkan Empati:

Tunjukkan empati terhadap mahasiswa, terutama jika mereka menghadapi masalah pribadi atau kesulitan. Memberikan dukungan emosional dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung.

8. Hindari Perlakuan yang Diskriminatif:

Pastikan bahwa tidak ada perlakuan yang diskriminatif terhadap mahasiswa. Perlakukan setiap permintaan dengan adil dan setara tanpa memandang latar belakang atau karakteristik pribadi.

9. Jangan Ragu untuk Menegakkan Kebijakan:

Meskipun penting untuk menunjukkan empati, jangan ragu untuk menegakkan kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan. Ini penting untuk menjaga konsistensi dan keadilan.

10. Libatkan Pihak Lain Jika Diperlukan:

Jika situasi semakin kompleks, pertimbangkan melibatkan pihak lain, seperti penasihat akademis, koordinator program, atau pihak administrasi yang berwenang, untuk membantu menangani kasus tersebut.

11. Dorong Kemandirian Mahasiswa:

Dorong mahasiswa untuk mengembangkan kemandirian akademis. Bantu mereka memahami bahwa tanggung jawab akademis ada pada diri mereka sendiri, dan bagian dari pengalaman perguruan tinggi adalah belajar untuk mengatasi tantangan.

12. Berikan Saran untuk Perbaikan:

Jika ada kesempatan, berikan saran konstruktif untuk perbaikan. Bicarakan tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan kinerja akademis mereka.

Dalam menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan, penting untuk menciptakan lingkungan yang adil, transparan, dan mendukung pertumbuhan akademis. Pemahaman, komunikasi terbuka, dan penekanan pada tanggung jawab pribadi dapat membantu mencapai keseimbangan antara memberikan dukungan dan menegakkan kebijakan.

 

MAHASISWA DAN INTERVENSI ALUMNI DALAM KEGIATAN KAMPUS

29 November 2023 16:47:20 Dibaca : 99

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Partisipasi alumni dalam kegiatan kampus, termasuk keterlibatan mereka dengan mahasiswa junior, bisa menjadi aset berharga untuk pengalaman pendidikan dan pengembangan mahasiswa. Namun, perlu diingat untuk memastikan bahwa interaksi tersebut tetap positif dan membangun. Berikut beberapa cara untuk menangani intervensi alumni yang masih terlibat dalam kegiatan junior di kampus:

1. Jalin Kolaborasi Positif:

Upayakan kolaborasi positif antara alumni dan mahasiswa junior. Alihkan fokus dari keterlibatan berlebihan menjadi kontribusi yang konstruktif dan mendukung.

2. Tentukan Batasan yang Jelas:

Tentukan batasan yang jelas terkait peran dan keterlibatan alumni. Hal ini dapat melibatkan pembuatan kebijakan atau pedoman yang mengatur partisipasi mereka agar tetap sejalan dengan visi dan misi institusi.

3. Sosialisasikan Kebijakan Keterlibatan Alumni:

Sosialisasikan kebijakan atau pedoman keterlibatan alumni kepada seluruh komunitas kampus. Pastikan agar semua pihak, termasuk mahasiswa junior dan alumni, memahami batasan dan harapan yang telah ditetapkan.

4. Fokus pada Pembimbingan Positif:

Dorong alumni untuk terlibat dalam pembimbingan dan pembangunan keterampilan positif. Misalnya, mereka dapat memberikan wawasan karir, berbagi pengalaman, atau membantu dalam proyek-proyek pengembangan profesional.

5. Facilitasi Kegiatan Formal:

Facilitasi kegiatan formal atau acara di mana alumni dapat memberikan kontribusi positif tanpa menggangu jalannya kegiatan kampus. Seminar, workshop, atau mentoring formal adalah contoh kegiatan ini.

6. Buat Kelompok Alumni Terstruktur:

Jika ada minat yang besar dari alumni untuk tetap terlibat, pertimbangkan untuk membentuk kelompok alumni terstruktur. Kelompok ini dapat memiliki tujuan dan kegiatan tertentu yang mendukung perkembangan mahasiswa tanpa mengganggu keterlibatan yang positif.

7. Perkuat Program Mentor-Mentee:

Perkuat program mentor-mentee yang terorganisir dengan baik. Pastikan bahwa interaksi antara alumni dan mahasiswa junior terjadi dalam kerangka pembinaan yang positif dan terkendali.

8. Berikan Pelatihan Khusus:

Jika diperlukan, berikan pelatihan khusus kepada alumni tentang bagaimana mereka dapat berkontribusi secara positif dan efektif dalam perkembangan mahasiswa. Ajarkan etika dan batasan yang berlaku.

9. Fasilitasi Komunikasi Terbuka:

Fasilitasi komunikasi terbuka antara mahasiswa junior, alumni, dan pihak administrasi kampus. Dukung dialog yang konstruktif untuk mencari solusi bersama.

10. Perkuat Peran Pembimbing dan Dosen:

Pastikan bahwa peran pembimbing dan dosen diperkuat. Mereka dapat berperan sebagai mediator dan memberikan arahan terkait norma dan nilai-nilai kampus.

11. Evaluasi dan Tinjau secara Berkala:

Lakukan evaluasi secara berkala terhadap keterlibatan alumni. Tinjau apakah interaksi mereka memberikan manfaat positif atau jika diperlukan perubahan pada kebijakan keterlibatan.

12. Buka Ruang untuk Umpan Balik Mahasiswa:

Buka ruang untuk umpan balik dari mahasiswa. Dengan mendengarkan perspektif mereka, Anda dapat menilai dampak keterlibatan alumni dan membuat penyesuaian jika diperlukan.

13. Jaga Keterbukaan dan Fleksibilitas:

Jaga keterbukaan dan fleksibilitas dalam menanggapi dinamika kegiatan kampus. Terkadang, situasi dan kebutuhan dapat berubah, dan perlu adanya penyesuaian.

Dengan pendekatan yang bijaksana dan terkoordinasi, keterlibatan alumni dapat menjadi sumber daya berharga dan dapat meningkatkan pengalaman mahasiswa tanpa mengganggu proses pembelajaran dan pengembangan.