ARSIP BULANAN : June 2023

Banner: Anak Dengan Ketidakmatangan Emosional

23 June 2023 17:34:56 Dibaca : 88

Banner: Anak Dengan Fungsi Intelektual

23 June 2023 17:31:30 Dibaca : 82

Banner: Perilaku Agresif

23 June 2023 17:27:41 Dibaca : 133

Banner: Perilaku Anti Sosial

23 June 2023 17:21:49 Dibaca : 53

PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

15 June 2023 18:18:45 Dibaca : 7419

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

A.    Definisi kesulitan belajar

Istilah yang digunakan untuk menyebut Anak Berkesulitan Belajar (ABB) cukup beragam. Istilah yang sering digunakan para ahli pendidikan adaah learning disabilities (Donald, 1967:1) yang diartikan sebagai “kesulitan belajar”. Dalam dunia pendidikan digunakan istilah educationally handicapped karena ank-anak ini mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan, sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya. Istilah yang digunakan oleh para medis adalah brain injured, minimal brain dysfunction, dengan alasan bahwa dari hasil deteksi secara medis anak-anak berkesulitan belajar mengalami penyimpangan dalam perkembanganotaknya yang diakibatkan oleh adanya masalah pada saat persalinan atau memang sejak dalam kandungan mengalami penyimpangan. Para ahli bahasa menyebutnya dengan istilah language disorders karena anak-anak berkesulitan belajar mengalami ganguan dalam berbahasa. Menurut canadian association for children and adults with learning disabilities adalah mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran sekolah meskipun tingkat kecerdasannya termasuk rata-rata, sedikit diatas rata-rata, atau sedikit dibawah rata-rata, dan apabila kecerdasannya lbih endah dari kondisi tersebut bukan lagi termasuk learning disabilities.Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya ketidakberfungsian sistem persarafan yang minimal di otak, atau gangguan dalam psikologi dasar, sehingga megakibatkan terhambatnya dalam melaksanakan tugas-tugas akademik dan berdampak terhadap prestasi belajar rendah.

 B.     Klasifikasi Kesulitan Belajar

Kirk dan Gallagher (1989:187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedaka dalam dua kategori besar yaitu:

  • Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) Mencakup gangguan perhatian, ingatan, motorik, persepsi, berbahasa, dan berpikir. Kesulitan belajar perkembangan dapat mempengaruhi proses penerimaan, menginterpretasian dan merespon stimulus dari lingkungan.
  • Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) Mencakup kesulitan belajar membaca, menulis, dan berhitung atau matematika. Kesulitan belajar akademik merupakan suatu kondisi yang secara signifikan menghambat proses belajar membaca, menulis dan operasi berhitung.

 C.    Penyebab Kesulitan Belajar

Roos (1976), Siegel dan Gold (1982), serta Paintig (1983) mengemukakan bahwa kesulitan belajar khusus disebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh:

  • Cedera otak pada masa perkembangan otak
  • Ketidakseimbangan zat-zat kimiawi di dalam otak
  • Gangguan perkembangan saraf
  • Kelambatan proses perkembangan individu

Hallahan dan Kauffman (1991:127-128) mengemukakan tiga faktor penyebab kesulitan belajar yaitu:

  • Faktor Organis/Biologis; Disebabkan oleh adanya disfungsi dari sistem saraf pusat.
  • Faktor genetis; Dapat disebabkan oleh faktor genetis atau keturunan sebagaimana dikemukakan oleh Finucci dan Child (1983)
  • Faktor lingkungan ; Lingkungan menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada anak, bukanlah bersifat primer (utama), tetapi lebih banyak bersifat sekunder.

Dari hasil penelitian para ahli diagnostik, ditemukan empat faktor yang dapat meperberat gangguan dalam belajar yaitu

  • Kondisi fisik; Meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan orientasi ruang body image yang rendah, hiperaktif, serta kurang gizi.
  • Faktor lingkungan; Lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah yang krang menguntungkan bagi anak, akan menghambat perkembangan sosial, psikologis, dan pencapaian prestasi akademis
  • Faktor motivasi dan afeksi; Anak yang selalau gagal pada satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas dan rendah diri. Kegagalan ini dapat membentuk pribadi anak menjadi seorang pelajar yang pasif.
  • Kondisi psikologis; Terganggu akibat dari gangguanperhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik, ketidakmampuan berpikir, dan keterlambatan dalam kemampuan berbahasa.

 D.    Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar

Secara Umum Menurut celment yang dikutip oleh Hallahan dan kauffman terdapat sepuluh gejala yang sering dijumpai pada anak berkesulitanbelajar, yaitu

  • Hiperaktif
  • Gangguan persepsi motorik
  • Emosi yang labil
  • Kurang koordinasi
  • Gangguan perhatian
  • Impulsif
  • Gangguan memori dan berpikir
  • Kesulitan pada akademik khusus (membaca, menulis,dan matematika)
  • Gangguan dalam berbicara dan mendengarkan
  • Hasil electroencephalogram (EEG) tidak teratur serta tanda neurologis yang tidak jelas

Hallahan menjelaskan bahwa tidak semua gejala sellau ditemuka pada anak yang mengalami kesulitan belajar, adakalanya hanya beberapa ciri yang tampak. Para peneliti mengelompokkan kesepuluh ciri tersebut yaitu:

  • Masalah persepsi dan koordinasi. Hallahan (1975) mengemukakan bahwa beberapa anak berkesulitan belajar menunjukkan gangguan dalampersepsi penglihatan dan pendengaran. Contoh: anak yang mengalami gagguan persepsi visual, tidak dapat membedakan huruf atau kata-kata yang bentuknya mirip, seperti huruf “d” dan “b”  atau membedakan kata “sabit” dengan “sakit”. Pada anak yang berkesulitan belajar ada yang mengalami masalah dalam koordinasi motorik yaitu gangguan keterampilan motorik halus seperti gangguan daam menulis dan keterampilan motorik kasar seperti tidak dapat melompat dan menendang bola secara tepat.
  • Gangguan dalam perhatian dan hiperkatif. Para ahli menekankanbahwaa maslahnya bukan pada kelebihan geraknya tetapi yang lebih mendasar adalah maslah sulitnya berkonsentrasi. Contoh: apabila anak diberi tugas untuk melakukan sesuatu, ia tidak dapat menuntaskan pekerjaanyya karena perhatiannya segera beralih pada objek lainnya.
  • Mengalami gangguan dalam masalah mengn=ingat dan berpikir

a. Masalah mengingat

    • Anak berkesulitan belajar kurang mampu menggunakan strategi untuk mengingat sesuatu.
    • Anak berkesulitan belajar mendapat kesulitan untuk mengingat materi secra verbal.

b. Masalah berpikir

Berpikir meliputi kemampuan ntuk memecahkan masalah sampai kepada pembentukan konsep atau pengertian. Anak berkesulitan belajar mengalami kelemahan dalam masalah tersebut.

    • Kurang mampu menyesuaikan diri. Anak yang mengalami kesulitan belajar sering mengalami kegagalan sesuai dengan tingkat kesulitanyya. Dampak dari kegagalan tersebut yaitu anak menjadi kurang percaya diri, merasa cemas, dan takut melakukan kesalahan yang akan menjadi cemoohan teman-temannya.
    • Menunjukkan gejala sebagai siswa yang tidak aktif. Contohnya: anak berkesulitan belajar tidak berani menjawab pertanyaan guru atau menjawa soal di papan tulis secara spontan.
    • Pencapaian hasil belajar yang rendah. Memiliki ketidakmampuan dalam berbagai bidang akademik, misalnya dalam membaca, pengucapan, tulisan, berhitung, dan sebagian anak lagi hanya pada satu atau dua aspek saja.

 E.     Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan Membaca

Kesulitan khusus  dalam membaca berdasarkan hasil-hasil penelitain sebagai berikut:

  1. Gangguan membaca lisan: Anak berkesulitan belajar terentu kurang percaya diri pada kemampuannya untuk mengucapkan kata-kata pada daftar kata yang mudah diucapkan. Anak yang berkesulitanbelajar kurang mampu membedakan kata-kata yang berbeda secara ortografis.
  2. Gangguan ingatan jangka pendek: Ketidakmampuan menghbungkan huruf dengan bunyi huruf secara tepat akan menghalangi pemahaman dan penyimpanan informasi dalam ingatan jangka pendek. Pada anak berkesulitan membaca, proses perekaman fonologi dalam ingatan jangka pendek tidak daat berlangsung secara sempurna.
  3. Gangguan pemahaman.: Anak-anak berkesulitan membaca menampakkan kelemahan dalam pemahaman dan pendekatan melalui teks akan memnuat anak menjadi lebih pasif. Anak berkesulitan membaca mengalami kekurangan atau ketidakmampuan menemukan teknik-teknik untuk memahami teks bacaan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan menghubugkan kata dalam kalimat dan kelemahan dalam melakukan strategi, serta menunjukkan kekurangan dalam memahami apa yang didengar.

 F.     Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan

Menurut Lovitt (1989:225) mengemukakan bahwa pelajaran menulis meliputi menulis dengan tangan, mengeja dan menulis ekspresif. Karakteristik khusus mengenai anak berkesultan menulis  yaitu:

1. Menulis dengan tangan. Anak berkesulitan belajar memiliki berbagai masalah dalam menulis tangan seperti:

  • a)      Menulis dengan lambat
  • b)      Salah dalam menulis huruf dan angka
  • c)      Tulisannyaterlalu miring
  • d)      Jarak tulisannyaterlalu rapat
  • e)      Kesulitan mengikuti garis lurus
  • f)       Tulisan tidak terbaca
  • g)      Tekanan pensil ang terlalu kuat atau erllau lemah
  • h)      Tulisan yang terbayang

2.  Mengeja: Mengeja adalah memproduksi urutan huruf secara benar dari suatu akat, baik dalam bentuk uacapan maupun tulisan. Kesulitan mengeja terjadi apabila anak tidak memiliki memori yang baik tentang huruf-huruf, baik memori visual amaupun memori auditif. Kesulitan mengeja dalam bentuk tulia ditandai dengan:

  • a)      Penambahan huruf yang toidak diperlukan (bandung-Bandunga)
  • b)      Penghilangan huruf (Bandung-Badung)
  • c)      Muncul pola-pola bicar dialektis (Bandung-Embandung)
  • d)      Muncul penggantian hruf seperti kesalahan ucapan
  • e)      Memutar balikkan huruf adalam kata seperti ibu ditulis ubi
  • f)       Memutar balikkan penempatan konsonan atau vokal dalam kata seperti berjalan ditulis bejrlan
  • g)      Memutar balikkan suku kata dalam kata seperti laba ditulis bala.
  • h)      Kombinasi dari kesalahan-kesalahn di atas

3. Menulis ekspresif.

Adalah mengungkapkan pikiran dan persaan melalui tulisan yang dapat dipahami oleh para pembaca yang sebahasa. Anak yang mengaalami kesluitam dalam menulis ekspresif ditandai dengan kurang terampilnya mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan, baik dirinjau dari segi panjang arangan, keindahan, tulisan penulisan ejan, penggunaan tata bahasa, maupun dai segi ideasi.

4. Karakter khusus anak berkesulitan matematika/berhitung

Anak berkesulitan matematika/berhitung, memiliki masalah dalam memahami istilah matematika dasar atau belajar operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian serta simbol-simbol matematika.