VERBAL BULLYING DI KAMPUS

19 May 2024 13:58:40 Dibaca : 161

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Verbal bullying di kampus adalah bentuk perilaku yang merendahkan, mencemooh, atau mengganggu seseorang secara verbal. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, seperti di dalam kelas, kantin, asrama, atau bahkan dalam diskusi kelompok. Verbal bullying sangat berbahaya bagi korban, baik secara emosional maupun psikologis. Efeknya bisa berlangsung lama dan mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghentikan verbal bullying di kampus. 

 Apa itu verbal bullying di kampus?

Verbal bullying di kampus adalah tindakan merendahkan, mencemooh, atau mengganggu seseorang secara verbal. Bentuk-bentuk verbal bullying dapat berupa ejekan, penghinaan, ancaman, atau penolakan sosial. Hal ini bisa terjadi secara langsung, seperti dalam percakapan langsung antara pelaku dan korban, atau melalui media sosial dan pesan teks.

 Dampak verbal bullying di kampus

Verbal bullying di kampus memiliki dampak yang serius bagi korban. Secara emosional, korban dapat mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Mereka juga mungkin merasa terisolasi dan kehilangan kepercayaan diri. Dampak psikologisnya bisa berlangsung jangka panjang dan mempengaruhi kemampuan akademik dan kesejahteraan umum korban.

 Mengenali tanda-tanda verbal bullying di kampus

Mengenali tanda-tanda verbal bullying di kampus sangat penting agar kita dapat mengatasi masalah ini dengan cepat dan efektif. Beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai meliputi perubahan perilaku, penurunan motivasi atau minat dalam beraktivitas, penarikan diri dari interaksi sosial, dan perubahan emosional yang signifikan.

 Cara menghadapi verbal bullying di kampus

Menghadapi verbal bullying di kampus membutuhkan strategi yang tepat.

  • Pertama-tama, penting untuk tidak merespons dengan emosi yang negatif. Cobalah untuk tetap tenang dan tidak memberikan reaksi yang diinginkan oleh pelaku.
  • Selanjutnya, cari dukungan dari teman, keluarga, atau konselor kampus. Mereka dapat memberikan nasihat dan bantuan yang diperlukan.
  • Selain itu, melaporkan insiden verbal bullying kepada pihak berwenang kampus juga penting. Dengan melaporkan kasus-kasus ini, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mengurangi risiko terjadinya kejadian serupa di masa depan.

 Langkah-langkah mencegah verbal bullying di kampus

Mencegah verbal bullying di kampus adalah tanggung jawab kita semua. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kasus-kasus verbal bullying di kampus:

  • Sosialisasi tentang konsekuensi verbal bullying kepada mahasiswa baru dan seluruh anggota kampus.
  • Membuat kebijakan anti-bullying yang jelas dan mengkomunikasikannya kepada semua mahasiswa dan staf kampus.
  • Mengadakan pelatihan tentang kesadaran bullying dan cara menghadapinya bagi para staf dan dosen.
  • Menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan ramah bagi semua mahasiswa, tanpa diskriminasi.
  • Mendukung dan memperkuat kelompok-kelompok atau organisasi yang berfokus pada pencegahan bullying di kampus. 

Peran perguruan tinggi dalam mengatasi verbal bullying di kampus

Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mengatasi verbal bullying di kampus. Mereka harus memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk mengatasi kasus-kasus verbal bullying dan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif. Selain itu, universitas juga dapat mengadakan kegiatan-kegiatan edukatif dan kampanye kesadaran untuk mengurangi kasus verbal bullying di kampus.

 Menyebarkan kesadaran tentang verbal bullying di kampus

Menyebarkan kesadaran tentang verbal bullying di kampus dapat membantu mengurangi kasus-kasus ini. Mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan kampanye dan menyebarkan informasi tentang dampak negatif verbal bullying serta cara mengatasi dan mencegahnya. Semakin banyak orang yang menyadari masalah ini, semakin besar peluang untuk menghentikan verbal bullying di kampus.

 Mendukung korban verbal bullying di kampus

Dukungan terhadap korban verbal bullying di kampus sangat penting. Korban perlu merasa didengar dan didukung dalam menghadapi kasus yang mereka alami. Kampus dapat menyediakan layanan dukungan emosional, konseling, dan kelompok dukungan untuk membantu korban mengatasi trauma dan memulihkan diri.

 Kesimpulan

Verbal bullying di kampus adalah masalah yang serius dan harus ditangani dengan tegas. Dalam upaya menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif, kita perlu mengenali tanda-tanda verbal bullying, menghadapinya dengan bijak, dan mencegahnya secara aktif. Dengan kesadaran dan dukungan bersama, kita dapat menghentikan verbal bullying di kampus dan menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua mahasiswa. Yuk, berjuang bersama melawan verbal bullying di kampus!

 

 

TEKNIK KONSELING MENGGUNAKAN CERITA HIKMAH DAN DONGENG

17 May 2024 16:01:05 Dibaca : 280

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Selama berabad-abad, manusia telah menggunakan cerita hikmah dan dongeng untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam. Ternyata, kekuatan narasi ini juga dapat dimanfaatkan dalam konseling. Mengapa? Karena cerita dan dongeng menghadirkan emosi, pengalaman, dan pelajaran yang dapat menarik perhatian secara emosional. Konseling menggunakan cerita dan dongeng berfungsi sebagai sarana untuk menggambarkan situasi atau masalah yang dialami oleh individu yang menghadapi tantangan dalam hidup mereka. Ketika orang mendengarkan cerita atau dongeng yang menggambarkan masalah mereka secara tidak langsung, mereka dapat merasa lebih terhubung, mengurangi rasa kesepian dan isolasi yang mereka rasakan. Dalam lingkungan yang aman, mereka dapat melihat bagaimana karakter dalam cerita memecahkan masalah mereka dan menemukan inspirasi dan motivasi untuk mengatasi kesulitan mereka sendiri. Cerita dan dongeng juga efektif dalam menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Melalui proses identifikasi dengan karakter dalam cerita, individu dapat melihat bagaimana tindakan, keputusan, dan pilihan mereka dapat mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Hal ini dapat membuka pintu untuk refleksi yang lebih mendalam dan kemungkinan perubahan positif. Jadi, jika Anda sedang mencari pendekatan inovatif dalam konseling, cerita dan dongeng dapat menjadi alat yang powerful untuk membantu individu memahami dan menjelajahi diri mereka dengan lebih baik.

 Apa Itu Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng?

Konseling menggunakan cerita hikmah dan dongeng adalah pendekatan dalam bidang konseling yang menggunakan cerita atau dongeng sebagai alat untuk membantu individu memahami dan mengatasi masalah mereka. Dalam konseling ini, cerita atau dongeng digunakan sebagai sarana untuk menggambarkan situasi atau masalah yang serupa dengan yang dialami oleh individu klien. Melalui cerita atau dongeng ini, klien dapat merasa lebih terhubung dengan pengalaman mereka sendiri dan menemukan inspirasi untuk mencari solusi. Disamping itu teknik ini juga memungkinkan konselor menyampaikan cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan untuk membantu klien memahami dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Cerita-cerita ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk folklore, cerita rakyat, teks-teks agama, dan literatur klasik maupun modern.

 Manfaat Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Konseling menggunakan cerita hikmah dan dongeng memiliki banyak manfaat yang dapat membantu individu dalam proses pemulihan dan perubahan positif. Beberapa manfaat utama dari pendekatan ini adalah:

  • Mengurangi rasa kesepian dan isolasi: Mendengarkan cerita atau dongeng yang menggambarkan masalah yang serupa dapat membuat klien merasa lebih terhubung dan memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka.
  • Memberikan inspirasi dan motivasi: Melalui cerita atau dongeng, klien dapat melihat bagaimana karakter dalam cerita berhasil mengatasi masalah mereka. Hal ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi klien untuk mencari solusi yang sesuai dengan situasi mereka.
  • Membantu refleksi diri: Identifikasi dengan karakter dalam cerita dapat membantu klien melihat bagaimana tindakan, keputusan, dan pilihan mereka mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Ini membuka pintu untuk refleksi yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri.
  • Menghidupkan imajinasi: Cerita dan dongeng dapat membuka pintu imajinasi klien, memungkinkan mereka untuk melihat masalah dan solusi dari sudut pandang yang berbeda. Ini dapat membantu klien melihat pilihan yang mungkin tidak mereka pertimbangkan sebelumnya.

          Dengan manfaat-manfaat ini, konseling menggunakan cerita dan dongeng dapat menjadi metode yang efektif dalam membantu individu mengatasi masalah dan mencapai perubahan positif dalam hidup mereka.

 Statistik tentang Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Terdapat beberapa statistik yang menunjukkan efektivitas dan popularitas konseling menggunakan cerita dan dongeng. Berikut adalah beberapa data yang menarik: Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Asosiasi Konselor Amerika, 85% dari konselor yang berpartisipasi dalam penelitian ini menggunakan cerita dan dongeng dalam praktik konseling mereka. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Counseling and Values" menunjukkan bahwa konseling menggunakan cerita dan dongeng dapat membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan klien dalam proses konseling. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Konselor Profesional di Inggris menunjukkan bahwa 92% dari responden merasa bahwa konseling menggunakan cerita dan dongeng efektif dalam membantu klien memahami dan mengatasi masalah mereka. Statistik ini menunjukkan bahwa konseling menggunakan cerita dan dongeng telah menjadi pendekatan yang populer dan efektif dalam praktik konseling.

 Strategi Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam konseling menggunakan cerita hikmah dan dongeng. Berikut adalah beberapa strategi yang umum digunakan oleh para konselor:

  • Pemilihan cerita yang tepat: Konselor harus memilih cerita atau dongeng yang relevan dengan masalah yang dihadapi oleh klien. Cerita harus memiliki karakter yang dapat diidentifikasi oleh klien dan menggambarkan situasi atau masalah yang serupa.
  • Penggunaan metafora: Konselor dapat menggunakan metafora dalam cerita atau dongeng untuk membantu klien memahami dan mengatasi masalah mereka. Metafora dapat membantu menggambarkan konsep-konsep yang sulit dipahami dengan cara yang lebih mudah dimengerti.
  • Diskusi reflektif: Setelah mendengarkan cerita atau dongeng, konselor dapat memfasilitasi diskusi reflektif dengan klien. Diskusi ini dapat membantu klien mengaitkan cerita dengan pengalaman mereka sendiri, mengidentifikasi pola pikir atau pola perilaku yang tidak sehat, dan mengeksplorasi solusi yang mungkin.
  • Penerapan dalam kehidupan nyata: Konselor harus membantu klien menghubungkan pelajaran dari cerita atau dongeng ke kehidupan mereka sehari-hari. Ini dapat melibatkan perencanaan tindakan konkret yang dapat diambil oleh klien untuk mengatasi masalah mereka.

Strategi-strategi ini dapat membantu konselor dalam menggunakan cerita hikmah dan dongeng secara efektif dalam konseling mereka.

 Membuat Rencana Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Untuk menciptakan rencana konseling menggunakan cerita hikmah dan dongeng, konselor perlu mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Identifikasi masalah klien: Konselor harus memahami masalah yang dihadapi oleh klien dengan cara mendengarkan cerita hidup mereka. Ini akan membantu konselor memilih cerita atau dongeng yang relevan.
  • Pilih cerita atau dongeng yang tepat: Konselor harus memilih cerita atau dongeng yang menggambarkan masalah yang serupa dengan yang dihadapi oleh klien. Cerita harus memuat karakter yang dapat diidentifikasi oleh klien.
  • Mendengarkan cerita atau dongeng: Konselor harus mendengarkan cerita atau dongeng dengan seksama, memberikan perhatian pada detail-detail yang relevan dengan masalah klien.
  • Diskusi reflektif: Setelah cerita atau dongeng selesai didengarkan, konselor harus memfasilitasi diskusi reflektif dengan klien. Ini akan membantu klien mengaitkan cerita dengan pengalaman mereka sendiri dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik.
  • Hubungkan dengan kehidupan nyata: Konselor harus membantu klien menghubungkan pelajaran dari cerita atau dongeng ke kehidupan mereka sehari-hari. Ini dapat melibatkan perencanaan tindakan konkret yang dapat diambil oleh klien untuk mengatasi masalah mereka.

   Dengan mengikuti langkah-langkah ini, konselor dapat menciptakan rencana konseling yang efektif menggunakan cerita dan dongeng.

 Tips Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu konselor dalam menggunakan cerita dan dongeng dalam konseling:

  • Pilih cerita yang sesuai: Pastikan cerita atau dongeng yang dipilih relevan dengan masalah yang dihadapi oleh klien. Cerita harus memiliki karakter yang dapat diidentifikasi oleh klien.
  • Dengarkan dengan empati: Dengarkan cerita atau dongeng dengan penuh perhatian dan empati. Berikan ruang bagi klien untuk berbagi pengalaman mereka dengan aman.
  • Gunakan pertanyaan terbuka: Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman dan perasaan klien. Pertanyaan terbuka memberikan kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan diri dengan lebih bebas.
  • Fasilitasi diskusi reflektif: Fasilitasi diskusi reflektif dengan klien setelah mendengarkan cerita atau dongeng. Bantu klien mengaitkan cerita dengan pengalaman mereka sendiri dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik.
  • Bantu klien menghubungkan dengan kehidupan nyata: Bantu klien menghubungkan pelajaran dari cerita atau dongeng ke kehidupan mereka sehari-hari. Dorong klien untuk merencanakan tindakan konkret yang dapat mereka ambil untuk mengatasi masalah mereka.

   Dengan mengikuti tips-tips ini, konselor dapat menggunakan cerita dan dongeng secara efektif dalam konseling mereka.

 Teknik yang Digunakan dalam Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

 Ada beberapa teknik yang umum digunakan dalam konseling menggunakan ccerita hikmah dan dongeng. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan oleh konselor:

  • Visualisasi: Minta klien untuk membayangkan cerita atau dongeng dalam pikiran mereka. Ini dapat membantu klien lebih terhubung dengan cerita dan memperkuat pengalaman emosional.
  • Role-playing: Gunakan role-playing untuk membantu klien memainkan peran karakter dalam cerita atau dongeng. Ini dapat membantu klien melihat situasi dari perspektif yang berbeda dan mengeksplorasi solusi yang mungkin.
  • Menulis cerita: Minta klien untuk menulis cerita mereka sendiri yang menggambarkan masalah yang mereka hadapi. Ini dapat membantu klien mengungkapkan perasaan mereka secara kreatif dan melihat masalah mereka dengan sudut pandang yang berbeda.
  • Menggambar: Minta klien untuk menggambar gambar atau ilustrasi yang mewakili cerita atau dongeng yang mereka dengarkan. Ini dapat membantu klien mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang non-verbal.

Teknik-teknik ini dapat membantu konselor dalam menggunakan cerita dan dongeng dengan lebih kreatif dan efektif dalam konseling mereka.

 Pelatihan untuk Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Untuk menjadi seorang konselor yang terampil dalam menggunakan cerita hikmah dan dongeng dalam konseling, pelatihan yang sesuai diperlukan. Pelatihan ini dapat membantu konselor memahami teori-teori yang mendasari konseling menggunakan cerita dan dongeng, mengembangkan keterampilan praktis, dan memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan pendekatan ini. Ada berbagai pelatihan yang tersedia, baik dalam bentuk seminar, lokakarya, atau program sertifikasi. Konselor dapat mencari pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga terpercaya dalam bidang konseling dan terapi.

 Layanan Konseling Menggunakan Cerita Hikmah dan Dongeng

Banyak konselor dan terapis yang menawarkan layanan konseling menggunakan ccerita hikmah dan dongeng. Jika Anda tertarik untuk menjalani konseling menggunakan pendekatan ini, carilah konselor atau terapis yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam menggunakan cerita dan dongeng dalam praktik mereka. Anda dapat mencari informasi tentang layanan konseling menggunakan cerita dan dongeng secara online, melalui direktori konselor, atau dengan mendapatkan referensi dari teman atau keluarga yang pernah menjalani konseling menggunakan pendekatan ini.

 Manfaat Penggunaan Cerita Hikmah dan Dongeng

  • Pembelajaran Tidak Langsung: Klien dapat belajar dari pengalaman tokoh-tokoh dalam cerita tanpa merasa dihakimi atau disalahkan secara langsung.
  • Pemahaman Emosional: Cerita sering kali menyentuh sisi emosional klien, membantu mereka untuk terhubung dengan perasaan mereka sendiri.
  • Peningkatan Refleksi Diri: Klien didorong untuk merenung dan mengevaluasi perilaku serta sikap mereka melalui analogi cerita.
  • Penanaman Nilai Positif: Cerita hikmah mengandung pesan-pesan moral yang dapat membentuk nilai-nilai positif dan menginspirasi perubahan perilaku.

Proses Konseling dengan Cerita Hikmah dan Dongeng

  • Identifikasi Masalah Klien: Konselor mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi klien dan menentukan cerita yang relevan dengan situasi tersebut.
  • Penyampaian Cerita: Konselor menceritakan kisah yang dipilih dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh klien.
  • Diskusi dan Refleksi: Setelah cerita disampaikan, konselor mengajak klien untuk berdiskusi tentang makna cerita dan relevansinya dengan masalah yang dihadapi klien.
  • Aplikasi Praktis: Konselor membantu klien menerapkan pelajaran dan nilai dari cerita tersebut ke dalam kehidupan nyata mereka.

Contoh Penerapan dalam Mengatasi Bullying Verbal

  • Cerita Inspiratif: Konselor dapat menceritakan kisah tokoh yang menghadapi intimidasi dan bagaimana mereka mengatasi situasi tersebut dengan bijaksana.
  • Dongeng dengan Pesan Moral: Kisah-kisah seperti fabel atau legenda yang mengajarkan tentang keberanian, keteguhan hati, dan pentingnya menghargai orang lain.
  • Narasi Histori: Cerita dari sejarah yang menunjukkan contoh-contoh nyata dari orang-orang yang berhasil melawan ketidakadilan dan menemukan cara damai untuk mengatasinya.

Keuntungan dan Tantangan

a)     Keuntungan:

  • Meningkatkan keterlibatan emosional klien.
  • Menyediakan cara yang tidak konfrontatif untuk menghadapi masalah.
  • Memudahkan internalisasi nilai-nilai positif.

b)    Tantangan:

  • Memilih cerita yang tepat dan relevan dengan masalah klien.
  • Memastikan klien dapat memahami dan mengaitkan diri dengan cerita yang disampaikan.
  • Menghindari interpretasi yang keliru atau berlebihan dari cerita.

Kesimpulan

          Konseling menggunakan cerita dan dongeng adalah pendekatan yang inovatif dalam bidang konseling yang dapat membantu individu memahami dan menjelajahi diri mereka dengan lebih baik.  

 

 

KONSELING TERAPI PERILAKU DIALEKTIK

17 May 2024 15:54:11 Dibaca : 327

Pendahuluan

Konseling terapi perilaku dialektik adalah pendekatan terapeutik yang efektif dalam membantu individu mengatasi emosi yang tidak sehat dan mengembangkan keterampilan adaptif dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang mengalami masalah seperti depresi, gangguan bipolar, kecanduan, atau gangguan makan, terapi ini dapat memberikan dukungan yang signifikan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip dari terapi perilaku dan kesadaran, konseling terapi perilaku dialektik membantu individu mengenali pola pikir, emosi, dan perilaku yang tidak sehat. Melalui sesi konseling yang terstruktur dan terarah, individu diajarkan strategi dan keterampilan baru untuk mengelola stres, meredakan emosi yang kuat, dan meningkatkan hubungan antarpribadi. Terapi ini melibatkan kolaborasi antara terapis dan klien, dengan dukungan dan perlindungan yang tetap diberikan kepada klien sepanjang proses pemulihan. Konseling terapi perilaku dialektik adalah alat yang kuat bagi individu yang ingin mengubah hidup mereka dan menemukan keseimbangan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, jika Anda menghadapi tantangan emosional yang kuat dan ingin mengembangkan keterampilan adaptif yang lebih baik, konseling terapi perilaku dialektik bisa menjadi solusi yang tepat bagi Anda.

Definisi Konseling Terapi Perilaku Dialektik

Konseling terapi perilaku dialektik adalah pendekatan terapeutik yang dikembangkan oleh Marsha M. Linehan pada tahun 1980-an. Terapi ini awalnya dirancang untuk mengobati individu dengan gangguan kepribadian borderline, tetapi kemudian juga ditemukan efektif dalam mengatasi masalah emosi dan perilaku lainnya. Terapi perilaku dialektik menggabungkan prinsip-prinsip dari terapi perilaku kognitif, dialektik, dan kesadaran. Tujuan utama terapi ini adalah membantu individu mengembangkan keterampilan adaptif dalam menghadapi situasi yang sulit, meredakan emosi yang kuat, meningkatkan hubungan antarpribadi, dan mencegah perilaku yang merusak. Konseling terapi perilaku dialektik bertujuan untuk mengajarkan individu bagaimana mengenali dan mengubah pola pikir, emosi, dan perilaku yang tidak sehat. Terapis bekerja sama dengan klien untuk mengidentifikasi tujuan dan merumuskan strategi khusus yang sesuai dengan kebutuhan individu.

 Prinsip Konseling Terapi Perilaku Dialektik

Konseling terapi perilaku dialektik didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang membentuk kerangka kerja terapeutik. Berikut adalah prinsip-prinsip utama konseling terapi perilaku dialektik:

  • Dialektika: Terapi ini mengakui bahwa dunia bukanlah hitam-putih, melainkan penuh dengan nuansa abu-abu. Klien diajarkan untuk mengembangkan pemahaman tentang kompleksitas hidup dan menerima paradoks yang ada.
  • Kesadaran: Terapi ini menekankan pentingnya kesadaran diri yang mendalam. Klien diajarkan untuk mengamati dan mengenali pikiran, emosi, dan sensasi tubuh mereka tanpa penilaian atau penolakan.
  • Regulasi Emosi: Klien diajarkan keterampilan regulasi emosi untuk mengelola emosi yang kuat dengan cara yang sehat. Mereka belajar cara meredakan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif.
  • Keterampilan Antarpribadi: Terapi ini fokus pada meningkatkan keterampilan komunikasi dan hubungan antarpribadi. Klien diajarkan cara berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan membangun hubungan yang sehat.
  • Penerimaan dan Perubahan: Konseling terapi perilaku dialektik mengajarkan klien untuk menerima diri mereka apa adanya sambil tetap berusaha melakukan perubahan yang positif. Terapis mendukung klien dalam mengembangkan keseimbangan antara penerimaan dan perubahan.

Manfaat Konseling Terapi Perilaku Dialektik

Konseling terapi perilaku dialektik memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi individu yang mengikuti terapi ini. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari konseling terapi perilaku dialektik:

  • Mengelola emosi yang kuat: Terapi ini membantu individu mengembangkan keterampilan regulasi emosi sehingga mereka dapat mengatasi emosi yang kuat, seperti kemarahan atau kecemasan, dengan cara yang sehat.
  • Meningkatkan hubungan antarpribadi: Konseling terapi perilaku dialektik membantu individu meningkatkan keterampilan komunikasi dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Ini dapat membantu meningkatkan kualitas hubungan pribadi dan profesional.
  • Mengatasi perilaku merusak: Terapi ini membantu individu mengenali dan mengubah perilaku merusak yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Keterampilan adaptif yang dipelajari dalam terapi ini membantu individu menghindari perilaku yang destruktif.
  • Meningkatkan kualitas hidup: Konseling terapi perilaku dialektik membantu individu mengembangkan keterampilan adaptif dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari, seperti mengelola stres, mengatasi konflik, dan meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.
  • Mencegah kambuhnya masalah: Terapi ini membantu individu mengembangkan strategi pencegahan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghindari kambuhnya masalah emosional atau perilaku di masa depan.

Teknik dalam Konseling Terapi Perilaku Dialektik

Konseling terapi perilaku dialektik melibatkan penggunaan berbagai teknik dan strategi untuk membantu individu mencapai tujuan perubahan yang diinginkan. Berikut adalah beberapa teknik yang umumnya digunakan dalam terapi ini:

  • Mindfulness: Teknik kesadaran diri yang membantu individu mengamati dan mengenali pikiran, emosi, dan sensasi tubuh mereka tanpa penilaian atau penolakan. Mindfulness membantu individu mengembangkan kehadiran mental yang penuh dan lebih sadar terhadap pengalaman saat ini.
  • Regulasi emosi: Teknik ini melibatkan pembelajaran keterampilan untuk mengelola emosi yang kuat. Individu diajarkan cara meredakan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif melalui teknik seperti latihan pernapasan, visualisasi, atau aktivitas fisik.
  • Toleransi ketidaknyamanan: Teknik ini mengajarkan individu untuk mengembangkan toleransi terhadap ketidaknyamanan fisik atau emosional. Individu diajarkan untuk menghadapi ketidaknyamanan tanpa melarikan diri atau menggunakan perilaku yang merusak.
  • Keterampilan interpersonal: Terapi ini melibatkan pembelajaran keterampilan komunikasi yang efektif dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Individu diajarkan cara mendengarkan dengan empati, mengekspresikan kebutuhan mereka dengan jelas, dan memecahkan konflik dengan konstruktif.
  • Penyelesaian masalah: Terapi ini membantu individu mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, menghasilkan solusi yang efektif, dan mengimplementasikan solusi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan antara Konseling Terapi Perilaku Dialektik dan Terapi Lainnya

Konseling terapi perilaku dialektik memiliki beberapa perbedaan utama dengan terapi lainnya. Berikut adalah perbedaan antara konseling terapi perilaku dialektik dan terapi lainnya:

    • Pendekatan dialektik: Terapi ini menggunakan pendekatan dialektik yang mengakui kompleksitas dan paradoks dalam kehidupan. Pendekatan ini memungkinkan klien untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang diri mereka dan dunia sekitar.
    • Fokus pada regulasi emosi: Konseling terapi perilaku dialektik memiliki fokus yang kuat pada pengembangan keterampilan regulasi emosi. Terapi ini membantu individu mengatasi emosi yang kuat dan menghindari perilaku yang merusak.
    • Pemecahan konflik interpersonal: Terapi ini menekankan pentingnya keterampilan interpersonal yang sehat dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Individu diajarkan cara mengatasi konflik secara konstruktif dan memperbaiki hubungan yang rusak.
    • Penggunaan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari: Konseling terapi perilaku dialektik melibatkan penggunaan keterampilan adaptif dalam kehidupan sehari-hari. Individu diajarkan cara mengimplementasikan keterampilan yang dipelajari dalam terapi ini dalam situasi nyata.

Langkah-langkah dalam Sesi Konseling Terapi Perilaku Dialektik

Sesi konseling terapi perilaku dialektik biasanya melibatkan serangkaian langkah-langkah yang terstruktur. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam sesi konseling terapi perilaku dialektik:

    • Evaluasi awal: Terapis dan klien melakukan evaluasi awal untuk mengidentifikasi masalah utama dan menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam terapi.
    • Pembentukan hubungan terapeutik: Terapis dan klien membangun hubungan terapeutik yang kuat berdasarkan saling pengertian, kepercayaan, dan kolaborasi.
    • Identifikasi target terapi: Terapis dan klien bersama-sama mengidentifikasi target terapi yang spesifik dan relevan untuk dicapai dalam sesi konseling.
    • Pembelajaran keterampilan: Terapis mengajarkan keterampilan adaptif kepada klien melalui teknik-teknik seperti permainan peran, latihan pernapasan, atau penyelesaian masalah.
    • Penerapan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari: Individu diajarkan cara mengimplementasikan keterampilan yang dipelajari dalam terapi ini dalam situasi nyata. Mereka diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan baru dalam kehidupan sehari-hari mereka.
    • Evaluasi dan umpan balik: Terapis dan klien melakukan evaluasi berkala untuk melihat kemajuan yang dicapai dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
    • Perencanaan masa depan: Terapis dan klien bersama-sama merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam terapi dan menetapkan tujuan jangka panjang untuk pemulihan individu.

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Pendahuluan

Bimbingan dan konseling memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan akademik mahasiswa di perguruan tinggi. Unit penunjang akademik yang bertanggung jawab dalam bidang ini menyajikan program-program yang tidak hanya membantu mahasiswa mengatasi berbagai masalah pribadi, tetapi juga memberikan panduan untuk mengembangkan potensi akademik mereka. Melalui program-programnya, unit penunjang akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa untuk menjelajahi minat dan bakat mereka, membantu mereka membangun rencana studi yang efektif, dan memberikan dukungan emosional selama proses belajar. Melalui bimbingan dan konseling ini, mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mereka, mengatasi stres akademik, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di perguruan tinggi. Peran dan program unit penunjang akademik bimbingan dan konseling sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat mencapai potensi penuh mereka dalam dunia akademik. Dengan dukungan dan panduan yang diberikan, mahasiswa dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di perguruan tinggi. 

 Definisi Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Unit penunjang akademik bimbingan dan konseling adalah lembaga di perguruan tinggi yang bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa. Unit ini berperan penting dalam membantu mahasiswa mengatasi masalah pribadi dan mengembangkan potensi akademik mereka. Unit penunjang akademik ini terdiri dari profesional yang terlatih dalam bidang bimbingan dan konseling. Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan bantuan yang efektif kepada mahasiswa. Program-program yang disediakan oleh unit penunjang akademik bimbingan dan konseling mencakup berbagai aspek kehidupan mahasiswa, seperti pengembangan diri, pengaturan waktu, manajemen stres, dan pengembangan keterampilan belajar. Dengan program-program ini, mahasiswa dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk mencapai kesuksesan akademik.

 Pentingnya Bimbingan dan Konseling bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung mahasiswa di perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bimbingan dan konseling sangat penting:

  • Mengatasi masalah pribadi: Mahasiswa sering menghadapi berbagai masalah pribadi yang dapat mempengaruhi kinerja akademik mereka. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengatasi masalah ini dan membantu mereka menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik.
  • Pengembangan potensi akademik: Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengembangkan potensi akademik mereka dengan memberikan panduan dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini membantu mahasiswa merasa termotivasi dan lebih fokus dalam belajar.
  • Manajemen stres: Perguruan tinggi seringkali memberikan tekanan yang tinggi bagi mahasiswa. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengatasi stres akademik dan memberikan strategi untuk mengelola waktu dan tugas dengan efektif.
  • Pengembangan keterampilan belajar: Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akademik. Ini termasuk keterampilan seperti membaca efektif, mengambil catatan, dan mengelola informasi.
  • Dengan bantuan bimbingan dan konseling, mahasiswa dapat mengoptimalkan potensi mereka dalam mencapai kesuksesan akademik.

 Manfaat Program Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Program-program yang disediakan oleh unit penunjang akademik bimbingan dan konseling memiliki berbagai manfaat bagi mahasiswa. Beberapa manfaat utama dari program ini adalah sebagai berikut:

  • Penemuan minat dan bakat: Program-program ini membantu mahasiswa menjelajahi minat dan bakat mereka. Mahasiswa dapat mendapatkan bimbingan untuk memilih program studi yang sesuai dengan minat mereka dan mengembangkan potensi akademik mereka.
  • Rencana studi yang efektif: Unit pendukung akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa membangun rencana studi yang efektif. Mereka memberikan panduan tentang mata kuliah yang harus diambil dan membantu mahasiswa dalam merencanakan jadwal belajar yang efisien.
  • Dukungan emosional: Program-program ini juga memberikan dukungan emosional kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat berbicara dengan konselor tentang masalah pribadi atau stres akademik yang mereka hadapi. Dukungan ini membantu mahasiswa merasa didengar dan dihargai.
  • Pengembangan keterampilan belajar: Program-program ini membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akademik. Mahasiswa dapat belajar tentang strategi membaca efektif, mengambil catatan, dan mengelola waktu.
  • Dengan manfaat-manfaat ini, program-program unit pendukung akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik dan menghadapi tantangan yang ada di perguruan tinggi.

 Keberhasilan Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi

Program bimbingan dan konseling di perguruan tinggi telah terbukti sukses dalam membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik. Berikut adalah beberapa statistik yang menunjukkan keberhasilan program-program ini:

  • Meningkatnya tingkat kelulusan: Perguruan tinggi yang memiliki program bimbingan dan konseling yang efektif memiliki tingkat kelulusan yang lebih tinggi. Program ini membantu mahasiswa mengatasi hambatan akademik dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
  • Penurunan tingkat drop-out: Program-program bimbingan dan konseling juga membantu mengurangi tingkat drop-out di perguruan tinggi. Dengan memberikan dukungan yang tepat, mahasiswa merasa lebih termotivasi untuk tetap melanjutkan studi mereka.
  • Meningkatnya kepuasan mahasiswa: Mahasiswa yang mendapatkan bantuan dari program bimbingan dan konseling umumnya merasa lebih puas dengan pengalaman mereka di perguruan tinggi. Mereka merasa didukung dan dihargai oleh institusi mereka.
  • Statistik ini menunjukkan bahwa program-program bimbingan dan konseling memiliki dampak positif yang signifikan pada kesuksesan akademik mahasiswa di perguruan tinggi.

 Strategi Implementasi Program Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Implementasi program-unit program penunjang akademik bimbingan dan konseling memerlukan strategi yang baik. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan program ini:

  • Kolaborasi dengan fakultas: Unit penunjang akademik bimbingan dan konseling harus bekerja sama dengan fakultas dan staf akademik untuk memastikan bahwa program-program ini terintegrasi dengan baik dalam kurikulum. Kolaborasi ini membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa dan menyediakan bantuan yang sesuai.
  • Pemberdayaan mahasiswa: Mahasiswa juga perlu dilibatkan dalam implementasi program bimbingan dan konseling. Mereka dapat menjadi bagian dari tim pengembangan program dan memberikan masukan tentang apa yang mereka butuhkan dari program ini.
  • Evaluasi program secara teratur: Penting untuk melakukan evaluasi program secara teratur untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei mahasiswa, diskusi kelompok, atau wawancara individu. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan program yang ada.
  • Dengan strategi implementasi yang baik, program-unit pendukung akademik bimbingan dan konseling dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

 Membuat Rencana Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi

Membuat rencana program bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan pemikiran dan perencanaan yang matang. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam membuat rencana program ini:

  • Identifikasi kebutuhan mahasiswa: Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa. Ini dapat dilakukan melalui survei, wawancara, atau observasi. Identifikasi ini membantu dalam menentukan fokus program.
  • Tentukan tujuan program: Setelah mengidentifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan program. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu.
  • Rancang program: Setelah menentukan tujuan, selanjutnya adalah merancang program. Program ini harus mencakup berbagai kegiatan dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
  • Implementasikan program: Setelah merancang program, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Hal ini melibatkan kolaborasi dengan fakultas, staf akademik, dan mahasiswa.
  • Evaluasi program: Evaluasi program secara teratur untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei, evaluasi kinerja, atau wawancara.
  • Dengan mengikuti langkah-langkah ini, rencana program bimbingan dan konseling dapat disusun dengan baik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa di perguruan tinggi.

 Tips Efektif dalam Memberikan Bimbingan dan Konseling kepada Mahasiswa

Memberikan bimbingan dan konseling yang efektif kepada mahasiswa memerlukan keterampilan khusus. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam memberikan bimbingan dan konseling yang efektif:

  • Dengarkan dengan empati: Dengarkan dengan empati dan berikan perhatian penuh kepada mahasiswa. Ini membantu mereka merasa didengar dan dihargai.
  • Bersikap terbuka dan tidak memihak: Bersikap terbuka dan tidak memihak adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mahasiswa. Mereka harus merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka.
  • Gunakan teknik konseling yang sesuai: Gunakan teknik konseling yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Hal ini dapat meliputi teknik mendengarkan aktif, refleksi, dan pertanyaan terbuka.
  • Berikan panduan dan saran yang konstruktif: Berikan panduan dan saran yang konstruktif kepada mahasiswa. Bantu mereka mengidentifikasi solusi yang mungkin untuk masalah yang mereka hadapi.
  • Jaga kerahasiaan: Jaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh mahasiswa. Ini penting untuk membangun kepercayaan dan menjaga privasi mereka.
  • Dengan mengikuti tips-tips ini, bimbingan dan konseling dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

 Peran Medsos dalam Program Bimbingan dan Konseling

 Media sosial seperti X, Facebook, dan Instagram dapat memainkan peran penting dalam program bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mahasiswa dan menyebarkan informasi tentang program bimbingan dan konseling. Ini dapat mencakup pengumuman acara, jadwal konseling, atau artikel pendidikan yang relevan

 

 

SIKAP SOSIAL

09 April 2024 02:44:15 Dibaca : 3297

A. Pengertian Sikap Sosial

Sikap sosial adalah sebagai sarana berkomunikasi untuk membangun keharmonisan sesama manusia. Kita ketahui bersama manusia adalah makhluk sosial artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Sikap sosial itu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan sikap kita dapat merealisasikan keadaan perasaan kita, apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, dengan sikap sosial juga seseorang dapat menduga bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dengan mengetahui sikapnya. Menurut Gerungan (2004:150) attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupkan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Sedangkan menurut Bruno, (Syah, 2002 : 141) sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sedangkan menurut Thursione mengatakan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek spikologi. Aspek psikologi yang dimaksud adalah simbol, kata – kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya (Ahmadi, 2007:150). Menurut Krech and Crutchfield, sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu, (David, dkk, 1985 : 137). 

Definisi sikap menurut Rahayuningsih (2008 : 56)

  • Berorientasi kepada respon : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek
  • Berorientasi kepada kesiapan respon terdiri dari dua yaitu (1). sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. (2) suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.
  • Berorientasi kepada skema triadik : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Meskipun ada beberapa perbedaan mengenai pengertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula para ahli cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 2007:151). Sedangkan kata sosial, berasal dari kata lain societas, yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang lain-lain, misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan sebagainya.Berdasarkan pengertian di atas maka sikap sosial yang dimaksuddalam penelitian ini adalah suatu perbuatan, perilaku yang berkenaan dengan masyarakat.

B. Ciri- ciri Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (Ahmadi, 2007 : 153)

  1. Sikap itu dipelajari (learnability): Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.
  2. Memiliki kestabilan (Stability): Sikap memulai dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. Mislanya: perasaan like dan dislike terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang-ulang atuau memiliki frekuensi yang tinggi.
  3. Personal - societal significance: Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.
  4. Berisi cognisi dan affeks: Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
  5. Approach – avoidance directionality: Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan menghindarinya.

Sedangkan ciri-ciri sikap menurut Gerungan, 2004 : 163.

  1. Sikap tidak dibawa orang sejak dilahirkan, tetapi akan terbentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
  2. Sikap dapat berubah-ubah, karena sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat dapat berubah pada pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
  3. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
  4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Dari ciri-ciri sikap yang dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap seseorang tidak dibawah sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah-ubah dan dapat dipelajari atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahan sikapnya pada orang lain. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenan pada suatu objek saja, melainkan juga dapat berkenan dengan deretan-deretan objek-objek yang serupa.

C. Faktor Penyebab Perubahan Sikap

Berdasarkan ciri-ciri sikap diatas bahwa manusia tidak dilahirkan dengan sikap tertentu melainkan dapat dibentuk sepanjang perkembangannya. Dengan demikian pembentukan sikap tidak dengan sendirinya tetapi berlangsungnya dalam sebuah interaksi sosial. Pembentukan sikap pembinaan moral dan pribadi pada umumnyaterjadi melalui pengalaman sejak kecil. Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ini bukan berarti orang tidak bersikap. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap.

  • Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengelolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
  • Faktor ekstern: yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok.

D. Indikator Sikap Sosial

Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.