Kepribadian dan Pemilihan Karir

06 July 2024 07:39:14 Dibaca : 11

Kepribadian dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Type kepribadian seseorang akan mempengaruhi pemilihan karir. Seseorang akan memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya. Hal ini telah dikemukakan John Holland dalam teorinya tentang pemilihan karir. Holland mengklasifikasi 6 (enam) tipe kepribadian, dan 6 (enam) lingkungan kerja. Menurutnya kepuasan kerja bergantung pada sejauhmana individu berhasil mencocokkan kepribadian mereka dengan suatu lingkungan pekerjaan. Setiap tipe dari enam tipe kepribadian memiliki pekerjaan yang sepadan.

        Kategori tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaan yang diklasifikasikan oleh Holland (2006) terdiri atas: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Interprising, and Coventional (RIASEC). Holland menyatakan bahwa individu mencari pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Type kepribadian dan lingkungan pekerjaaan menurut Holland, digambarkan pada tabel berikut:

Tabel: Holland’s Typology: Themes, Personal Styles, and Occupational Environment

Theme Personal Style Occupation Environment
Realistic Aggressive; prefers concrete vesus abstract work tasks,not very sociable; poor interpersonal interactions

Skilled trade (plumber, electrician, machine operator)

Technician (airplane mechanic, photographer, draftperson, some service occupations)

Investigative Intellectual: abstract thinking; analytical; independent; sometimes racial and task oriented

Scietific (chemist, physicist, mathematician)

Technical (laboratory technician, computer programmer, electronics worker)

Artistic Imaginative; values aesthetics; prefers self-expression throught the arts; rather independent and extroverted

Artistic (sculptor, artist, designer)

Musical (music teacher, orchestra leader, musician)

Literary (editor, writer, critic)

Social Gregarious; concerned with social problems; active in church and community; interested in educational activities

Educational (teacher, school administrator, professor)

Social welfare (social worker, sociologist, rehabitation counselor, nurse)

Enterprising Extroverted; aggressive; adventurous; prefers leadership roles; dominat; persuasive; has good verbal skill

Managerial (personnel director, production supervisor, sales manager)

Sales (insurance agent, realtor, car salesperson)

Conventional Pratical; controlled; sociable; somewhat concervative; prefers structured tasks; conforming Office and clerical (file clerk, teller, accountant, keypunch,operator, secretary, bookkeeper, receptionist, credit manager)

Untuk membantu memilih karir yang tepat maka mulailah dengan mengenal type kepribadian.

Kebutuhan dan Pemilihan Karir

05 July 2024 10:46:39 Dibaca : 19

Kebutuhan dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Pemilihan karir sangat erat kaitannya dengan kebutuhan manusia. Seseorang akan memilih karir yang sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti seseorang memilih karir yang akan memenuhi kebutuhannya. Karir yang dipilih akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti kepuasan pribadi, kestabilan finansial, dan perkembangan profesional. Berikut contoh hubungan antara pemilihan karir dengan kebutuhan manusia:

1.      Kebutuhan ekonomi: Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah kebutuhan akan keamanan finansial. Pemilihan karir yang tepat dapat memastikan bahwa seseorang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka dan keluarganya, seperti kebutuhan akan perumahan, pangan, pendidikan, dan kesehatan.

2.      Kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan: Banyak orang menginginkan pengakuan atas prestasi dan kontribusi mereka. Memilih karir yang sesuai dengan minat dan bakat dapat meningkatkan kemungkinan untuk meraih pengakuan dan penghargaan dari rekan kerja, atasan, atau masyarakat.

3.      Kebutuhan akan pengembangan diri: Manusia memiliki kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi dan profesional. Pemilihan karir yang memberikan peluang untuk belajar, berkembang, dan meningkatkan keterampilan secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan ini.

4.      Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup: Banyak orang mencari makna dan tujuan dalam kehidupan mereka. Pemilihan karir yang konsisten dengan nilai-nilai pribadi, minat, dan tujuan hidup dapat memberikan rasa makna yang mendalam dalam pekerjaan sehari-hari.

5.      Kebutuhan akan hubungan sosial: Lingkungan kerja dapat menjadi sumber penting bagi hubungan sosial. Memilih karir yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang serupa dapat memenuhi kebutuhan akan hubungan sosial dan koneksi manusiawi.

6.      Kebutuhan akan keseimbangan hidup: Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional juga merupakan kebutuhan yang penting bagi banyak orang. Memilih karir yang fleksibel atau yang menawarkan jadwal kerja yang seimbang dapat membantu memenuhi kebutuhan ini.

            Dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dalam konteks pemilihan karir, maka seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik dan memilih jalur karir yang memberikan kepuasan dan keseimbangan dalam kehidupan mereka. Karir yang yang dapat memenuhi kebutuhan orang yang menekuni karir tersebut tentu saja akan mempengaruhi motivasi dan komitmen orang tersebut, yang selanjutnya akan berdampak pada kepuasan hidup.

Bakat dan Minat dalam Pemilihan Karir

04 July 2024 19:05:19 Dibaca : 40

Bakat dan Minat dalam Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

Bakat (aptitude) merupakan kecakapan khusus yang dibawa individu sejak lahir. Minat (interest) dapat diartikan sebagai ketertarikan kepada sesuatu objek atau peristiwa. “Aptitude a condition or set of characteristics regarded as symptomatic of an individual’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill or set of responses, such as th ability to speak a language, to produce music…” (Bennet, dkk; 1982:5). Minat dimaknai sebagai ketertarikan individu kepada suatu objek atau peristiwa. Minat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan, atau minat diperoleh individu setelah belajar.

Terkait dengan pemilihan karir, seseorang cenderung memiliki karir yang sesuai dengan bakatnya. Demikian pula halnya dengan minat, karir yang baik tentulah karir yang sesuai dengan bakat dan minat. Optimalnya seseorang dalam menekuni karirnya sangat ditentukan oleh bakat dan juga minatnya terhadap karir yang ditekuninya itu.

Bennet, dkk: 1982) mengidentifikasi jenis-jenis bakat, yakni:

1.   Berpikir verbal (verbal reasoning), orang yang memiliki bakat verbal memiliki kemampuan mnegrti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, serta mudah berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir verbal yang tinggi kemungkinan besar akan berhasil belajar di sekolah sampai ke perguruan tinggi. Jika tidak bermaksud melanjutkan ke perguruan tinggi, ia dapat mempersiapkan diri pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kemampuan verbal, seperti pramuniaga, pramuwisata, pemasaran, dan petugas yang menerima pengaduan-pengaduan yang menutut kemampuan berpikir dan pengertian-pengertian verbal. Orang-orang yang rendah skornya dalam tes ini sebaiknya merencanakan memasuki pekerjaan yang hanya menuntut sedikit kemampuan verbal. Mungkin orang ini dapat berhasil menyelesaikan tugas-tugas adminstrasi kantor tanpa mengharapkan menjadi kepala bagian atau kepala kantor, atau mungkin berhasil dalam menyelesaikan pekerjaan pada bagian produksi dalam suatu perusahaan tanpa mengharapkan menjadi manajer atau kepala bagian produksi perusahaan tersebut.

2.    Kemampuan numerical (numerical ability), orang yang memiliki bakat ini mempunyai kemampuan mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, serta mampu berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Siswa yang memperoleh skor tinggi dalam tes kemampuan numerikal ini mungkin juga akan bekerja dengan baik dalam berhitung dan juga mengukur kemampuan yang diperlukan di kantor-kantor dagang, perusahaan-perusahaan dan toko-toko yang pekerjaannya memerlukan hitung menghitung atau tugas-tugas yang berhubungan dengan angka-angka. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata dalam tes ini dapat disarankan untuk merencanakan pendidikan di perguruan tinggi akademik.

3.    Berpikir abstrak (abstract reasoning), orang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang tidak dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka, juga memecahkan masalah yang tidak berupa kata-kata atau angka-angka. Seorang montir yang mencari sebab-sebab kerusakan, seorang ahli ilmu kimia, atau ahli biologi yang menyelediki suatu proses alamiah yang pelik, seorang ahli teknik, semuanya akan memerlukan kemampuan berpikir abstrak. Mengerjakan sesuatu yang mempersyaratkan penggunaan prosedur kerja yang logis juga memerlukan kemampuan ini.

4.   Berpikir mekanik (mechanical reasoning), orang yang memiliki bakat ini mempunyai kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah, sebagaimana ditunjukkan oleh seberap baik seseorang mengerti tata kerja yang berlaku dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya. Seseorang yang berhasil mengerjakan dengan baik tugas-tugas dalam berpikir mekanik biasanya, suka menyelidiki bagaimana tata kerja atau mekanisme kerja suatu perkakas. Ia sering lebih unggul  dari pada kebanyakan orang dalam mempelajari bagaimana mengkonstruksi, menjalankan atau memperbaiki perkakas-perkakas yang rumit.

5.   Relasi ruang (space relation), orang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan memvisualisasi, mengamati, atau membentuk gambar-gambar mental dari objek-objek dengan jalan melihat pada rengrengan dua dimensi. Seberapa baik seseorang dapat berpikir dalam tiga dimensi.  

Bagi seseorang yang lemah dalam kemampuan relasi ruangnya, suatu rengrengan atau desain arsitektur sebuah rumah, jembatan atau mesin mungkin dilihatnya hanya sebagai beberapa gambar daftar yang tidak bermakna.

Siswa yang tinggi skornya dalam tes relasi ruang mungkin akan mempunyai kelebihan dalam pekerjaan-pekerjaan seperti perancangan dan pengkonstruksian pakaian, mesin, gedung, dan beberapa cabang seni dan dekorasi. Seorang masinis, tukang kayu, dokter gigi atau dokter bedah memerlukan pengertian tentang bentuk dan posisi sesuatu dalam suatu ruang  

6.        Kecepatan dan ketelitian klerikal (clerical speed and accuracy), seseorang yang memiliki bakat ini cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan, atau ramu meramu yang sangat diperlukan dalam kantor-kantor, laboratorium ilmiah, perusahan-perusahaan dagang, gudang-gudang dan tempat-tempat lain di mana kartu-kartu, buku-buku, map-map pencatatan harus diatur, disimpan, dan atau dicek dicocokkan, dan sebagainya.

7.        Penggunaan bahasa (language usage), seseorang yang memiliki bakat ini memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, memiliki kemampuan retorika yang baik, kaya dalam perbendaharaan kata.

 

Minat dapat diketahui melalui perilaku yang ditunjukkan seseorang. Indikator minat dapat dijadikan sebagai petunjuk seseorang memiliki minat terhadap suatu objek atau tidak memiliki minat. Indikator tersebut adalah:

1.        Kesukaan; pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. Misalnya, ketika siswa berminat dalam belajar membuat siswa bergairah untuk belajar.

2.        Ketertarikan; siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu objek akan menunjukkan ketertarikan kepada objek tersebut.

3.        Perhatian; siswa yang mempunyai minat terhadap objek tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap objek itu, dengan menunjukan kesegaran saat belajar, konsentasi dan teliti dalam belajar.

4.        Keterlibatan; siswa yang mempunyai minat terhadap objek tertentu akan cenderung melibatkan diri secara langsung pada objek tersebut.

                Seseorang yang memilih karir yang sesuai dengan minatnya tentu saja akan menunjukkan indikator minat dalam karirnya, yakni: kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.

Konsep Diri dan Pemilihan Karir

01 July 2024 18:55:00 Dibaca : 48

Konsep Diri dan Pemilihan Karir

Oleh: Maryam Rahim

            Konsep diri (self-concept) adalah gambaran seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri yang dimiliki seseorang mempengaruhi kehidupannya, mempengaruhi keputusan tentang berbagai hal, termasuk keputusan dalam memilih karir. Karir atau pekerjaan merupakan implementasi konsep diri (Gladding, 2004; Zunker, 1986; Kidd, 2006; Gibson dan Mitchell, 2011). Pemilihan karir dipengaruhi oleh konsep diri (self concept) individu yang memilih karir itu. Seseorang memilih karir yang sesuai dengan konsep dirinya (Super (2001).

            Konsep diri adalah persepsi atau evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri, yang mencakup pengetahuan, keyakinan, dan perasaan tentang siapa dirinya. Konsep diri mencakup aspek-aspek berikut:

a.       Identitas diri, bagaimana seseorang mendefenisikan dirinya sendiri, termasuk karakteristik pribadi, peran, dan status sosial.

b.      Harga diri: penilaian seseorang terhadap nilai dirinya sendiri, yang bisa positif atau negatif

c.       Citra diri; gambaran mental seseorang tentang penampilan fisik dan keprobadiannya.

d.      Ideal diri: gambaran bagaimana seseorang iningi menjadi atau bagaimana seharusnya dirinya.

 

             Konsep diri terbentuk sejak masa kanak-kanak akhir atau masa usia sekolah dasar. Hurlock (1980) berpendapat bahwa terbentuknya konsep diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor status sosial ekonomi, lingkungan sekolah, dukungan sosial, seks, dan inteligensi. Berikut penjelasan pengaruh faktor-faktor tersebut.

a.    Sosial eknomi: Jika anak merasa memiliki status sosial ekonomi lebih baik dari teman-teman sebayanya maka ia akan merasa lebih percaya diri, sebaliknya kalau anak merasa bahwa status sosial ekonomi keluarganya lebih rendah dari teman-temannya, maka ia cenderung merasa rendah diri.

b.      Lingkungan sekolah: pandangan dan perlakuan guru terhadap siswa akan berpengaruh pada terbentuknya konsep diri.

c.       Dukungan sosial: dukungan teman-teman dan orang tua tentang apa yang dilakukan anak akan mempengaruhi pembentukan konsep diri anak.

d.      Seks: Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih rendah dari pada peran anak laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya penilaian diri.

e.       Inteligensi: Anak yang inteligensinya kurang dari rata-rata merasakan adanya kekurangan dan merasakan ada penolakan dari kelompok membuat anak menjadi rendah diri. 

f.       Pengalaman pribadi

g.      Pola asuh orang tua

 

Cara-Cara Membentuk Konsep Diri

Membentuk konsep diri merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup. Berikut langkah-langkah penting dalam pembentukan konsep diri.

a.    Pengalaman pribadi: mengalami berbagai situasi dan peristiwa yang membantu seseorang memahami kekuatan, kelemahan, dan kemampuannya

b.      Refleksi diri, melakukan introspeksi untuk merenungkan perasaan, pemikiran, dan tindakan sendiri. Ini membantu seseorang mengenali siapa dirinya dan bagaimana perasaannya tentang dirinya sendiri.

c.    Interaksi sosial, berinteraksi denga orang lain, seperti keluarhga, teman, dan kolega. Umpan balik dari orang lain membantu sesorang memahami bagaimnana dirinya dipersepsikan oleh lingkungan.

d.   Komunikasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain serta menerima pandangan mereka membantu seesorang memperjelas dan memvalidasi konsep diri

e.    Penerimaan diri, menerima diri apa adanya, termasuk kelamahan dan kekuatan. Ini penting untuk mebangun harga diri yang sehat.

f.     Penetapan tujuan, menentukan tujuan dan aspirasi pribadi yang sesuai dengan nilai dan keyakinan diri sendiri. Pencapaian tujuan ini memperkuat konsep diri positif

g.    Pendidikan dan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melaluipendidikan formal dan informal membantu seseorang merasa lebih kompeten dan percaya diri

h.    Adapatasi dan perubahan, menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan baru, serta belajar dari kegagalan dan kesuksesan

i.      Penerimaan sosial, mendapatkan dukungan dan penerimaan dar kelompok sosial atau komunitas dapat memberikan rasa aman dan validasi diri

j.      Pemahaman budaya, menyadari dan memahami pengaruh budaya dan nilai-nilai yang dianut dalam masayarakat juga akan membentuk konsep diri.

                Sehubungan dengan pengembangan karir siswa, maka pembentukan konsep diri pada setiap siswa sangat dibutuhkan. Sejak sekolah dasar seharusnya siswa telah memiliki konsep diri, meskipun dalam perkembangannya akan terjadi perubahan, namun yang penting dasar-dasar konsep diri itu telah dimilikinya.

Kualitas Guru

30 June 2024 19:19:38 Dibaca : 35

Kualitas Guru

Oleh: Maryam Rahim

Guru merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang sampai kapanpun diakui memiliki peranan yang sangat menentukan kualitas pendidikan. Semua negara di dunia ini memberikan pengakuan akan pentingnya kedudukan guru dalam kaitan dengan pencapaian kualitas pendidikan terutama kualitas peserta didik. Dalam International Conference on Teacher Education dengan tema Towards Developing Standard of ASEAN Teacher Education yang dilaksanakan tanggal 29 Juli 2015 di Bandung dan dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN, sepakat berpendapat bahwa kualitas guru menentukan kualitas pendidikan. The quality of education cannot exseed the quality of teachers (Furqon, 2015) Dalam berbagai kasus, kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru (Beeby, 1969 dalam Samani, dkk (2006,8).

            Begitu pentingnya kedudukan guru dalam pendidikan maka persoalan kualitas guru menjadi sangat urgen. Perrenoud (Kartadinata, 2010) mengidentifikasi 10 kompetensi guru yang berkualitas, yakni: (1) organizing student learning opportunities, (2) managing student learning progression, (3) dealing with student heterogeneity, (4) developing student commitmen to working and learning, (5) working in teams, (6) participating in school curriculum and organization development, (7) promoting parent and community commitment to school, (8) using new technologies in daily practice, (9) talking professional duties and ethical dilemmas, dan (10) managing own professional development. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah menetapkan 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

            Kompetensi utuh yang dimiliki oleh guru akan berdampak pada otoritas dan kredibitas guru. Semakin positif otoritas dan kredibilitas yang dimiliki guru di hadapan para siswa, semakin kuat pula keberlangsungan pembelajaran (Jensen, 2008). Penelitian Lozanov yang dilakukan pada tahun 1979 (dalam Jensen, 2008) tentang kekuatan “otoritas guru” mengindikasikan bahwa sebagian besar pembelajaran terjadi hanya karena otoritas dan prestise guru di mata subyek/siswa.

            Kualitas guru akan menentukan kapasitas mengajar yang dimiliki oleh guru itu sendiri. Kualitas yang rendah akan berakibat pada kapasitas mengajar yang rendah, dengan kata lain kualitas guru memiliki korelasi dengan kapasitas mengajar. Di sisi lain kapasitas mengajar guru tidak lepas dari proses pengembangan kapasitas itu sendiri.

            Glickman (dalam Masaong, 2013) membagi karakteristik guru atas dua tingkatan atau level, yaitu tingkatan komitmen (level of commitment) dan tingkatan abstraksi (level of abstraction). Kedua level ini membentuk perilaku guru dalam mengembangkan diri dan dalam melaksanakan pembelajaran. Level abstraksi merujuk pada kemampuan kognitif, dan level komitmen merujuk pada kesungguhan melaksanakan tugas-tugas yang diemban.

           

            Tingkat komitmen guru dilukiskan oleh Glickman (dalam Masaong, 2013) dalam kontinum sebagai berikut:

RENDAH TINGGI
1. Sedikit perhatian terhadap siswanya 1. Tinggi perhatian terhadap siswanya

2. Sedikit waktu dan tenaga yang dikeluarkan

3. Perhatian utama mempertahankan jabatan

2. Banyak tenaga dan waktu digunakan

3. Bekerja sebanyak mungkin untuk orang lain

Tingkat abstraksi guru dilukiskan dalam kontinum berikut:

RENDAH SEDANG TINGGI
Bingung menghadapi masalah Dapat mencegah masalah Dalam menghadapi masalah selalu dapat mecari alternatif permasalahan
Tidak mengetahui cara bertindak bila menghadapi masalah Dapat menafsirkan satu atau dua kemungkinan pemecahan masalah Dapat menggeneralisasikan berbagai alternatif pemecahan masalah

Selalu memohon petunjuk

Responnya terhadap masalah biasa saja

Sulit merencanakan pemecahan masalah secara komprehensif  

Mewujudkan guru yang berkualitas maka perlu upaya pengembangan berbagai aspek, termasuk aspek komitmen dan kemampuan abstraksi. Hal ini tentu saja menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan yang mendidik calon-calon guru.   

        

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong