HILANGNYA ADAB DAN SOPAN SANTUN ANAK-ANAK TERHADAP ORANG TUA
- Desriyanti Amrain
- Jumadi Mori Salam Tuasikal
Sejak zaman dahulu, Indonesia telah dikenal dengan nilai-nilai adab dan sopan santun yang baik terutama terhadap orang tua. Sayangnya, jika kita melihat kondisi saat ini, banyak anak, khususnya remaja, yang sudah kehilangan nilai-nilai adab dan sopan santun. Perubahan perilaku remaja terkait budaya sopan santun di Indonesia saat ini sangat disayangkan. Tanpa disadari, kehilangan adab dan sopan santun pada remaja zaman sekarang dapat merusak jati diri mereka sebagai warga negara Indonesia. Inilah suatu masalah yang sering muncul karena hal-hal yang seharusnya mereka perhatikan sejak usia dini. Menurut saya adab adalah aturan mengenai sopan santun berdasarkan agama. Sebutan bagi orang yang Beradab sejatinya mencerminkan bahwa seseorang memahami norma-norma sopan santun yang telah ditetapkan dalam ajaran agama Islam. Adab sangat penting dalam kehidupan manusia terutama adab anak-anak terhadap orang tua,maka tidak heran jika adab sangat penting. Individu yang telah diberikan pembelajaran mengenai etika pada masa kanak-kanak akan berkembang menjadi seseorang yang lebih unggul dibandingkan dengan rekan-rekannya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan zaman yang mampu mempengaruhi adab setiap orang.Banyak anak-anak atau remaja yang dapat berubah mengikuti perubahan zaman tersebut, mulai dari perkataan dan cara berpikir mereka. Tak heran jika setiap tahunnya kita menemui kurangnya adab dan sopan santun yang ada pada diri manusia mulai dari teman sebaya sampai ke orang tua.
Bagi saya, etika sopan santun Merupakan elemen yang memiliki signifikansi besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Sopan santun melibatkan perilaku yang baik, tata krama yang sopan, adab yang baik, dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Sayangnya, pada masa sekarang, budaya sopan santun mulai pudar, terutama di kalangan remaja. Jika dibandingkan dengan remaja zaman dahulu, perbedaannya sangat mencolok. Remaja pada masa lalu menunjukkan Ucapan yang halus ketika berkomunikasi dengan orang tua, bahkan saat berjalan di depan seseorang yang sedang berbicara, mereka akan menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Hal ini berbeda dengan remaja saat ini, yang seringkali berbicara kepada orang tua dengan cara yang kurang sopan, mirip seperti berbicara dengan teman sebaya, sehingga etika sopan santun tidak lagi diterapkan dengan baik. Sungguh tidak dihargainya lagi norma adab dan sopan santun pada zaman ini, terbukti dengan tingginya kasus di mana anak-anak berperilaku kasar terhadap orang tua mereka, tidak memperhatikan keinginan dan norma-norma yang diharapkan oleh orang tua. Pendidikan di sekolah juga terlihat kurang memberikan fokus yang memadai pada pembelajaran etika dan sopan santun. Rendahnya kesadaran remaja akan pentingnya etika dan sopan santun menjadi salah satu faktor penyebab mereka kurang memperhatikan aturan tata krama yang benar. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa adab dan sopan santun tidak lagi memiliki relevansi atau hanya sebagai hal yang kurang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lunturnya perilaku sopan santun di kalangan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah pengaruh media sosial dan teknologi. Saat ini, remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada berinteraksi langsung dengan orang lain, sehingga kecenderungan mereka berkomunikasi secara online semakin meningkat. Media sosial juga berperan dalam membuat remaja lebih fokus pada diri sendiri dan kurang mempedulikan lingkungan sekitar. Faktor lain yang menyebabkan melemahnya budaya sopan santun. Ketidak pedulian orang tua menjadi faktor kurangnya perhatian di antara remaja dan kualitas pendidikan yang kurang memadai. Orang tua seringkali sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas Mereka, sehingga kekurangan waktu yang memadai untuk membentuk nilai-nilai sopan santun pada anak-anak mereka. Sebagai akibatnya, remaja lebih cenderung mengekspresikan diri secara kurang sopan dan kurang memperhatikan etika dalam berinteraksi dengan orang lain. Dampak dari menurunnya budaya sopan santun di kalangan remaja dapat merugikan mereka sendiri, terutama dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan kemampuan bekerja sama dalam tim.
Peran aktif orang tua memiliki kepentingan yang besar dalam membentuk etika pada anak-anak mereka. Proses Proses ini memerlukan durasi yang cukup lama dan harus dilakukan dengan konsistensi. Orang tua juga diharapkan mengajarkan nilai-nilai sopan santun kepada anak-anak mereka. Agar permasalahan ini dapat diatasi, diperlukan kerjasama dari berbagai elemen, terutama orang tua, pendidik, dan masyarakat secara menyeluruh. Orang tua perlu mengajarkan nilai-nilai sopan santun kepada anak-anak mereka secara mendalam dan memastikan bahwa remaja memiliki waktu yang memadai untuk berinteraksi langsung dengan orang lain, bukan hanya dengan orang tua. Selain itu, pendidik perlu memberikan perhatian ekstra terhadap pembelajaran nilai-nilai sopan santun dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum sekolah. Masyarakat juga dapat berperan aktif dengan memberikan edukasi kepada remaja mengenai pentingnya budaya sopan santun dan memberikan contoh perilaku yang baik. Media massa dapat berkontribusi melalui program edukasi yang menampilkan contoh adab yang positif. Meskipun upaya dari berbagai pihak dilakukan, hasilnya tidak akan maksimal tanpa kepedulian dari remaja itu sendiri. Oleh karena itu, remaja diharapkan ikut berperan dengan melakukan upaya untuk meningkatkan budaya sopan santun. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan memperhatikan etika saat berinteraksi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Ini dapat dicapai dengan melatih keterampilan berbicara, mendengarkan dengan baik, dan memperhatikan bahasa tubuh saat berkomunikasi.
Adat istiadat, khususnya sopan santun, perlu dijaga oleh generasi muda Indonesia agar tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman. Kepentingan nilai-nilai kesopanan sangat signifikan dalam kehidupan berkelompok dan berinteraksi dengan masyarakat luas. Dengan mempertahankan kesopanan, kita juga dapat mendapatkan penghormatan dari orang lain, menciptakan lingkungan yang bersahabat di kalangan banyak orang. Melalui pemeliharaan Adab dan tata krama yang menjadi ciri remaja sebagai pewaris masa depan bangsa. diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan Indonesia, menghormati dan melestarikan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya. Di tengah era modern seperti sekarang, diharapkan remaja mampu menjadi generasi yang beradab, sopan, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera. Untuk para generasi muda Indonesia yang pintar, bersemangat, baik, dan berwawasan luas, yang menjaga kesehatan jasmani dan rohani, Selain memiliki moral yang baik dan menghormati sopan santun, ayo bersatu dan memperkuat barisan kita. Marilah kita tingkatkan kepribadian, akhlak, dan moral kita bersama. Refleksikan diri dan pertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan sebagai generasi muda Indonesia untuk mewujudkan negara yang bersih, sehat, maju, kuat, dan cerdas, dengan fokus pada pembentukan generasi mendatang. Kita semua menyadari bahwa masa depan Indonesia terkait erat dengan peran generasi muda berikutnya yang akan menggantikan peran generasi senior. Sudah saatnya generasi senior Memberikan tanggung jawab kepemimpinan kepada generasi muda untuk menjaga dan memperbaiki kondisi negara, serta menciptakan Indonesia yang lebih baik, adil, jujur, dan terbebas dari segala hal buruk.
Telah di publis pada https://sulawesimerdeka.com/hilangnya-adab-dan-sopan-santun-anak-anak-terhadap-orang-tua/
Kategori
- ADAT
- ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- BK ARTISTIK
- BK MULTIKULTURAL
- BOOK CHAPTER
- BUDAYA
- CERITA FIKSI
- CINTA
- DEFENISI KONSELOR
- DOSEN BK UNG
- HKI/PATEN
- HMJ BK
- JURNAL PUBLIKASI
- KAMPUS
- KARAKTER
- KARYA
- KATA BANG JUM
- KEGIATAN MAHASISWA
- KENAKALAN REMAJA
- KETERAMPILAN KONSELING
- KOMUNIKASI KONSELING
- KONSELING LINTAS BUDAYA
- KONSELING PERGURUAN TINGGI
- KONSELOR SEBAYA
- KULIAH
- LABORATORIUM
- MAHASISWA
- OPINI
- ORIENTASI PERKULIAHAN
- OUTBOUND
- PENDEKATAN KONSELING
- PENGEMBANGAN DIRI
- PRAKTIKUM KULIAH
- PROSIDING
- PUISI
- PUSPENDIR
- REPOST BERITA ONLINE
- SEKOLAH
- SISWA
- TEORI DAN TEKNIK KONSELING
- WAWASAN BUDAYA
Arsip
- December 2024 (18)
- October 2024 (2)
- September 2024 (15)
- August 2024 (5)
- July 2024 (28)
- June 2024 (28)
- May 2024 (8)
- April 2024 (2)
- March 2024 (2)
- February 2024 (15)
- December 2023 (13)
- November 2023 (37)
- July 2023 (6)
- June 2023 (14)
- January 2023 (4)
- September 2022 (2)
- August 2022 (4)
- July 2022 (4)
- February 2022 (3)
- December 2021 (1)
- November 2021 (1)
- October 2021 (1)
- June 2021 (1)
- February 2021 (1)
- October 2020 (4)
- September 2020 (4)
- March 2020 (7)
- January 2020 (4)
Blogroll
- AKUN ACADEMIA EDU JUMADI
- AKUN GARUDA JUMADI
- AKUN ONESEARCH JUMADI
- AKUN ORCID JUMADI
- AKUN PABLON JUMADI
- AKUN PDDIKTI JUMADI
- AKUN RESEARCH GATE JUMADI
- AKUN SCHOLER JUMADI
- AKUN SINTA DIKTI JUMADI
- AKUN YOUTUBE JUMADI
- BERITA BEASISWA KEMDIKBUD
- BERITA KEMDIKBUD
- BLOG DOSEN JUMADI
- BLOG MATERI KONSELING JUMADI
- BLOG SAJAK JUMADI
- BOOK LIBRARY GENESIS - KUMPULAN REFERENSI
- BOOK PDF DRIVE - KUMPULAN BUKU
- FIP UNG BUDAYA KERJA CHAMPION
- FIP UNG WEBSITE
- FIP YOUTUBE PEDAGOGIKA TV
- JURNAL EBSCO HOST
- JURNAL JGCJ BK UNG
- JURNAL OJS FIP UNG
- KBBI
- LABORATORIUM
- LEMBAGA LLDIKTI WILAYAH 6
- LEMBAGA PDDikti BK UNG
- LEMBAGA PENELITIAN UNG
- LEMBAGA PENGABDIAN UNG
- LEMBAGA PERPUSTAKAAN NASIONAL
- LEMBAGA PUSAT LAYANAN TES (PLTI)
- ORGANISASI PROFESI ABKIN
- ORGANISASI PROFESI PGRI
- UNG KODE ETIK PNS - PERATURAN REKTOR
- UNG PERPUSTAKAAN
- UNG PLANET
- UNG SAHABAT
- UNG SIAT
- UNG SISTER
- WEBSITE BK UNG