FENOMENA DOSEN DIJEBAK OKNUM MAHASISWA: PERSPEKTIF MULTIDISIPLINER

20 June 2024 22:41:01 Dibaca : 67 Kategori : KAMPUS

By. Jumadi Mori Salam Tuasikal

          Fenomena dosen dijebak mahasiswa merupakan salah satu isu yang menimbulkan keprihatinan dalam dunia pendidikan tinggi. Kasus-kasus ini biasanya melibatkan mahasiswa yang memanipulasi situasi untuk menjebak dosen dengan tujuan tertentu, seperti mendapatkan nilai tinggi, menghindari sanksi akademik, atau bahkan balas dendam pribadi. Fenomena ini tidak hanya merusak hubungan antara dosen dan mahasiswa tetapi juga mencoreng integritas akademik institusi pendidikan.

A. Perspektif Multidisipliner

  1. Perspektif Sosiologi

Dari perspektif sosiologi, fenomena dosen dijebak mahasiswa dapat dilihat sebagai refleksi dari dinamika kekuasaan dan konflik dalam institusi pendidikan. Mahasiswa yang merasa tidak berdaya atau dirugikan mungkin menggunakan strategi ini sebagai cara untuk mendapatkan kontrol atau kekuasaan atas dosen. Fenomena ini juga mencerminkan adanya masalah dalam struktur sosial dan nilai-nilai yang dianut oleh komunitas akademik, di mana etika dan integritas sering kali dikorbankan demi keuntungan pribadi. Struktur sosial yang kompetitif dan tekanan untuk mencapai prestasi tinggi dapat menciptakan lingkungan di mana tindakan tidak etis menjadi lebih mungkin terjadi.

2. Perspektif Antropologi

Antropologi menyoroti bagaimana budaya dan nilai-nilai masyarakat mempengaruhi perilaku individu. Dalam konteks ini, budaya akademik dan nilai-nilai yang dipegang oleh komunitas kampus memainkan peran penting. Jika dalam budaya akademik terdapat toleransi terhadap perilaku tidak etis atau jika pencapaian akademik dijadikan satu-satunya tolok ukur kesuksesan, maka mahasiswa mungkin merasa terdorong untuk mengambil langkah-langkah ekstrem seperti menjebak dosen. Antropologi juga akan melihat pada ritual, norma, dan praktik-praktik sehari-hari di kampus yang dapat mendukung atau menentang tindakan semacam ini.

3. Perspektif Agama

Dari sudut pandang agama, tindakan menjebak dosen biasanya dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan etika. Mayoritas agama mengajarkan tentang pentingnya kejujuran, integritas, dan penghormatan terhadap orang lain, termasuk guru atau dosen. Mahasiswa yang menjebak dosen mungkin melanggar ajaran agamanya tentang perilaku yang benar dan etis. Perspektif agama dapat menawarkan pendekatan bimbingan dan konseling yang berfokus pada nilai-nilai spiritual dan moral untuk mencegah perilaku semacam ini.

4. Perspektif Ekonomi

Perspektif ekonomi dapat menjelaskan motivasi di balik tindakan menjebak dosen dari sudut pandang insentif dan biaya. Mahasiswa mungkin melihat tindakan ini sebagai cara untuk menghindari biaya yang lebih tinggi, seperti pengulangan mata kuliah atau kehilangan beasiswa. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, insentif untuk mencari jalan pintas melalui cara-cara tidak etis bisa menjadi lebih besar. Perspektif ini juga menekankan pentingnya menyediakan dukungan finansial dan sumber daya lain yang memadai bagi mahasiswa agar mereka tidak merasa perlu menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuan akademis mereka.

5. Perspektif Psikologi

Dari perspektif psikologi, tindakan menjebak dosen dapat dilihat sebagai manifestasi dari berbagai faktor psikologis, termasuk stres, kecemasan, dan dorongan untuk berprestasi. Mahasiswa yang merasa tertekan oleh tuntutan akademis mungkin mencari cara-cara yang dianggap lebih mudah untuk mengatasi tekanan tersebut. Selain itu, fenomena ini juga bisa dilihat dari perspektif teori perilaku sosial, di mana mahasiswa yang melihat tindakan serupa di antara rekan-rekannya mungkin merasa lebih cenderung untuk menirunya. Peran self-esteem dan moral reasoning juga penting dalam memahami mengapa seorang mahasiswa memilih untuk melakukan tindakan tidak etis tersebut.

6. Perspektif Bimbingan dan Konseling

Dalam perspektif bimbingan dan konseling, fokus utama adalah pada pencegahan dan intervensi. Konselor dapat bekerja untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang etika akademik dan dampak jangka panjang dari tindakan tidak etis. Pendekatan yang berpusat pada individu dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan coping yang sehat dan menemukan cara yang lebih konstruktif untuk mengatasi tekanan akademis. Konseling juga bisa memberikan dukungan emosional dan psikologis bagi mahasiswa yang merasa tertekan, serta memberikan platform untuk mendiskusikan masalah mereka secara terbuka tanpa takut dihukum atau dihakimi.

 

B. Faktor Penyebab Munculnya 

Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya fenomena ini.

  1. Tekanan akademik yang tinggi sering kali membuat mahasiswa mencari jalan pintas untuk mencapai hasil yang diinginkan. Beberapa mahasiswa mungkin merasa terdesak untuk mendapatkan nilai tinggi demi beasiswa, peluang kerja, atau kelulusan tepat waktu. Dalam kondisi ini, mereka mungkin tergoda untuk menggunakan cara-cara tidak etis, termasuk menjebak dosen.
  2. Hubungan yang kurang harmonis antara dosen dan mahasiswa juga bisa menjadi pemicu. Jika mahasiswa merasa diperlakukan tidak adil atau mengalami konflik dengan dosen, mereka mungkin merencanakan aksi balas dendam. Misalnya, merekam percakapan atau situasi tertentu secara diam-diam dan mengeditnya untuk menimbulkan kesan buruk tentang dosen tersebut.
  3. Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang etika akademik di kalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa mungkin tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari tindakan mereka atau menganggap jebakan sebagai hal yang sepele. Pendidikan tentang etika akademik dan pentingnya integritas dalam proses belajar mengajar perlu ditingkatkan.

C. Dampak dan Konsekuensi

Dampak dari fenomena dosen dijebak mahasiswa sangat luas dan beragam.

  1. Bagi dosen yang menjadi korban, jebakan ini bisa merusak reputasi profesional dan karier mereka. Tuduhan yang tidak berdasar atau manipulasi informasi dapat menyebabkan dosen menghadapi sanksi dari institusi, kehilangan kepercayaan dari kolega, dan bahkan kehilangan pekerjaan.
  2. Bagi mahasiswa, tindakan menjebak dosen tidak hanya merusak hubungan mereka dengan dosen tetapi juga merusak integritas akademik mereka sendiri. Jika terbukti bersalah, mereka bisa menghadapi sanksi akademik seperti skorsing atau bahkan dikeluarkan dari institusi. Selain itu, mereka akan kehilangan kepercayaan dari dosen dan rekan-rekan mereka, yang dapat mempengaruhi pengalaman belajar mereka secara keseluruhan.
  3. Secara institusional, fenomena ini mencoreng reputasi universitas atau perguruan tinggi. Kasus-kasus semacam ini menunjukkan adanya masalah dalam sistem pendidikan dan pengawasan yang mungkin kurang efektif. Ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan tersebut dan mempengaruhi citra akademiknya.

D. Penanganan dan Solusi

Mengatasi fenomena dosen dijebak mahasiswa memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pendidikan Etika Akademik:

Institusi pendidikan harus meningkatkan pendidikan tentang etika akademik dan pentingnya integritas dalam proses belajar mengajar. Program orientasi bagi mahasiswa baru dapat mencakup materi tentang etika akademik dan konsekuensi dari pelanggaran.

2. Pengawasan yang Ketat:

Implementasi pengawasan yang lebih ketat dalam proses belajar mengajar. Penggunaan teknologi untuk merekam kelas secara resmi dapat membantu memastikan bahwa interaksi antara dosen dan mahasiswa berlangsung secara transparan dan adil.

3. Sistem Pengaduan yang Efektif:

Membentuk sistem pengaduan yang adil dan transparan bagi mahasiswa dan dosen. Sistem ini harus memastikan bahwa semua laporan ditangani secara objektif dan profesional, serta melindungi hak-hak kedua belah pihak.

4. Pengembangan Hubungan Positif:

Mendorong hubungan yang positif dan konstruktif antara dosen dan mahasiswa. Kegiatan di luar kelas, seperti diskusi kelompok dan bimbingan akademik, dapat membantu mempererat hubungan dan meningkatkan saling pengertian.

5. Penegakan Sanksi:

Menegakkan sanksi yang tegas bagi mereka yang terbukti melakukan tindakan tidak etis. Sanksi yang jelas dan konsisten akan memberikan efek jera dan menunjukkan komitmen institusi terhadap integritas akademik.

          Fenomena dosen dijebak mahasiswa merupakan isu kompleks yang melibatkan berbagai faktor sosial, budaya, agama, ekonomi, psikologis, serta etika akademik. Pendekatan multidisipliner yang melibatkan sosiologi, antropologi, agama, ekonomi, psikologi, dan bimbingan dan konseling dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan holistik tentang penyebab dan solusi untuk masalah ini. Dengan memahami berbagai perspektif ini, institusi pendidikan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah dan menangani fenomena tersebut, serta menciptakan lingkungan akademik yang lebih sehat dan etis.