KATEGORI : KONSELING PERGURUAN TINGGI

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Pendahuluan:

Di dalam gejolak kehidupan, sering kali kita merasakan beban berat yang mengganggu kesejahteraan mental. Dalam momen-momen sulit tersebut, konseling muncul sebagai jembatan damai yang menghubungkan individu dengan pemahaman diri dan solusi. Artikel ini akan mengeksplorasi konsep bahwa konseling bukan hanya sebagai perawatan, tetapi juga sebagai proses mendamaikan yang membawa kedamaian dalam kesehatan mental.

1. Proses Refleksi dan Pemahaman:

Konseling memberikan ruang yang aman untuk refleksi diri. Dalam dialog terbuka dengan konselor, individu dapat memahami lebih dalam tentang diri mereka sendiri, merenungkan pengalaman, dan menemukan akar permasalahan.

2. Membuka Saluran Komunikasi yang Sehat:

Konseling mendorong komunikasi yang sehat dan terbuka. Melalui percakapan yang mendalam, individu dapat merasa didengar dan dipahami, menciptakan rasa kedamaian karena memiliki saluran untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.

3. Memberikan Keterampilan Koping:

Salah satu tujuan konseling adalah memberikan keterampilan koping yang efektif. Ini mencakup strategi untuk mengatasi stres, mengelola emosi, dan merespon tantangan hidup. Dengan demikian, konseling membawa damai dengan memberikan alat untuk menghadapi situasi sulit.

4. Peningkatan Kesadaran Diri:

Konseling membantu individu meningkatkan kesadaran diri. Dengan lebih memahami kebutuhan, nilai-nilai, dan tujuan hidup, seseorang dapat mencapai kedamaian batin karena mengetahui dirinya sendiri dengan lebih baik.

5. Pengelolaan Konflik dan Trauma:

Bagi mereka yang mengalami konflik atau trauma, konseling menjadi proses penyembuhan. Merangkul pengalaman sulit dengan bantuan konselor dapat membawa pemulihan yang dalam dan membawa damai dalam menerima dan meresapi pengalaman tersebut.

6. Membangun Keseimbangan Emosional:

Keseimbangan emosional adalah kunci untuk kedamaian batin. Melalui konseling, individu dapat memahami dan mengelola rentang emosi mereka dengan lebih seimbang, menciptakan stabilitas dalam perasaan dan pikiran.

7. Menghadirkan Harapan dan Optimisme:

Konseling membawa harapan. Dalam situasi sulit, memiliki seseorang yang mendukung dan memberikan pandangan positif dapat menjadi pendorong utama untuk mencapai kedamaian dan optimisme.

8. Perjalanan Pribadi Menuju Pemulihan:

Konseling dianggap sebagai perjalanan pribadi menuju pemulihan. Dalam perjalanan ini, individu mendapati bahwa mendamaikan kesehatan mental adalah langkah-langkah kecil yang diambil setiap hari, mendorong perubahan positif yang berkelanjutan.

Penutup:

Konseling bukan hanya tentang memperbaiki masalah, tetapi lebih jauh lagi, tentang merangkul perjalanan mendamaikan diri sendiri. Dalam keberagaman pengalaman dan tantangan hidup, konseling memberikan ruang bagi individu untuk menemukan kedamaian, mengatasi beban mental, dan mengejar kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.  

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Pendahuluan:

Dalam menjalani kehidupan perkuliahan yang penuh tantangan, mahasiswa seringkali dihadapkan pada berbagai tekanan, baik akademis maupun pribadi. Kesejahteraan mental menjadi aspek kesehatan yang tak kalah pentingnya dibandingkan kesehatan fisik. Artikel ini akan membahas pentingnya konseling sebagai alat yang efektif untuk merawat kesehatan mental mahasiswa.

1. Menghadapi Tantangan Akademis dan Pribadi:

Mahasiswa seringkali dihadapkan pada tantangan akademis dan pribadi yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Konseling memberikan ruang aman untuk mengungkapkan perasaan, kekhawatiran, dan stres yang mungkin sulit dibagikan kepada orang lain.

2. Meningkatkan Koping dan Resiliensi:

Konseling membantu mahasiswa mengembangkan strategi koping yang sehat dan meningkatkan tingkat resiliensi. Dengan memahami dan mengelola stres, mahasiswa dapat lebih mudah menghadapi perubahan dan tantangan dalam kehidupan.

3. Mengurangi Stigma dan Meningkatkan Kesadaran:

Mengikuti konseling dapat membantu mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental. Meningkatkan kesadaran bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif.

4. Memberikan Perspektif dan Solusi:

Konseling melibatkan percakapan dengan profesional terlatih yang dapat memberikan pandangan objektif terhadap masalah yang dihadapi mahasiswa. Ini dapat membantu mahasiswa melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

5. Meningkatkan Kualitas Hidup:

Kesehatan mental yang baik berdampak langsung pada kualitas hidup. Konseling membantu mahasiswa merencanakan dan mencapai tujuan mereka, menciptakan hubungan yang lebih sehat, dan mengelola emosi dengan lebih efektif.

6. Mencegah Krisis Lebih Lanjut:

Mengambil langkah-langkah untuk merawat kesehatan mental melalui konseling dapat mencegah masalah yang lebih serius dan krisis mental. Mendeteksi dan menangani masalah lebih awal dapat mengurangi risiko komplikasi di masa depan.

7. Menyediakan Dukungan Profesional:

Konselor adalah profesional yang terlatih untuk membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental. Dengan berkonsultasi dengan konselor, mahasiswa mendapatkan dukungan yang terarah dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

8. Mengintegrasikan Kesehatan Mental ke dalam Kehidupan Sehari-hari:

Ayo konseling adalah panggilan untuk mengintegrasikan perawatan kesehatan mental ke dalam rutinitas sehari-hari. Merawat kesehatan mental tidak hanya tentang menangani masalah, tetapi juga tentang membangun keterampilan dan kebiasaan yang mendukung kesejahteraan mental jangka panjang.

Penutup:

Konseling bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah bijak menuju perawatan diri yang holistik. Dengan memahami pentingnya kesehatan mental dan membuka diri untuk konseling, mahasiswa dapat membangun fondasi yang kuat untuk mencapai potensi mereka secara optimal dalam lingkungan perkuliahan yang mendukung dan peduli.

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Pendahuluan:

Kesejahteraan mental adalah aspek kesehatan yang tak kalah pentingnya dibandingkan kesehatan fisik. Mahasiswa, dalam menjalani kehidupan perkuliahan yang penuh tantangan, terkadang menghadapi tekanan dan stres yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Artikel ini mengajak mahasiswa untuk mempertimbangkan opsi konseling sebagai langkah proaktif dalam merawat kesehatan mental mereka.

1. Mengatasi Stigma:

Salah satu langkah pertama untuk ayo konseling adalah mengatasi stigma terkait konseling. Mengakui bahwa mencari bantuan profesional untuk kesehatan mental adalah tindakan yang kuat dan cerdas.

2. Pentingnya Kesehatan Mental:

Kesehatan mental memainkan peran krusial dalam kesejahteraan umum. Dengan memahami dan merawat kesehatan mental, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mengatasi stres, meningkatkan konsentrasi, dan mencapai potensi akademis dengan lebih baik.

3. Konseling sebagai Sarana Dukungan:

Konseling bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk dukungan yang dapat membantu mahasiswa mengelola masalah pribadi, akademis, atau emosional. Konselor terlatih dapat memberikan pandangan objektif dan solusi konstruktif.

4. Proaktif dalam Mencari Solusi:

Konseling tidak hanya untuk mereka yang menghadapi krisis. Ayo konseling juga berarti menjadi proaktif dalam menjaga kesehatan mental. Mahasiswa dapat menggunakan konseling sebagai alat untuk memahami diri sendiri, mengelola stres, dan meningkatkan kualitas hidup.

5. Berbicara Tanpa Batasan:

Sesuai dengan prinsip kerahasiaan, konseling memberikan ruang aman bagi mahasiswa untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Ini menjadi platform di mana perasaan, kekhawatiran, dan pikiran dapat diungkapkan dengan bebas.

6. Rencana Tindakan:

Konseling membantu mahasiswa merumuskan rencana tindakan untuk mengatasi tantangan mereka. Dengan dukungan profesional, mahasiswa dapat mengembangkan strategi dan keterampilan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

7. Pilihan Layanan yang Beragam:

Ada berbagai jenis layanan konseling yang tersedia, mulai dari konseling perorangan hingga kelompok. Mahasiswa dapat memilih layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

8. Mengubah Pandangan Terhadap Kesehatan Mental:

Ayo konseling juga berarti mengubah pandangan terhadap kesehatan mental. Menyadari bahwa merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik dapat mengubah budaya kampus menjadi lebih peduli dan mendukung.

Penutup:

Ayo konseling adalah undangan untuk mahasiswa agar berani melangkah mencari bantuan saat diperlukan. Dengan menghargai pentingnya kesehatan mental dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk merawatnya, mahasiswa dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan komunitas kampus secara keseluruhan. Mencari konseling bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah penting menuju kesejahteraan yang holistik.

 

KARAKTERISTIK INTEGRITAS

06 September 2022 09:36:45 Dibaca : 1320

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Andrian Gostik & Dana Telford memaparkan ada 10 karakteristik yang secara konsisten diperlihatkan oleh orang-orang dengan integritas. Integritas adalah konsistensi antara tindakan dan nilai. Orang memiliki integritas hidup sejalan dengan nilai-nilai prinsipnya. Kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan merupakan hal yang esensial. Jika setiap orang tidak lagi memegang kata-katanya, hubungan fundamental yang berkaitan dengan kepercayaan, seperti perkawinan dan keluarga, berada diambang kehancuran. Jika perusahaan tidak lagi menghormati segala komitmennya, tidak mungkin perdagangan berkembang, karena pada dasarnya kontrak, dimana salah satu pihak menyediakan barang dengan keyakinan bahwa pihak lain akan memberikan kompensasi dimasa depan, tidak terjadi jika janji-janji selalu diingkari. Konselor sebagai tenaga pendidik professional sudah seharusnya memiliki karakter yang menunjukkan bahwa ia memiliki keunggulan integritas. Adapun kesepuluh karakteristik integritas itu adalah :

  1. Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting:Agar memiliki keunggulan integritas, tidak boleh berbohong dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, tidak akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan, prestise, atau uang. Hal yang juga penting sebagai orang yang berintegritas adalah setia pada nilai moral internalnya, bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko kehilangan tempat yang nyaman di dunia.
  2. Menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna abu-abu): Untuk mendapatkan keunggulan integritas, seseorang tidak boleh mengambil keputusan sendiri. seseorang mengajukan pertanyaan, menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh ke depan. Ringkasnya, pastikan bahwa mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas pribadi.
  3. Bertanggung jawab: Untuk memiliki keunggulan integritas, harus menyadari bahwa pencarian integritas merupakan bagian yang integral dari kepemimpinan. Untuk memiliki integritas harus bersikap terbuka dan jujur, mengungkapkan cerita yang baik maupun yang buruk secara lengkap. Selain itu, berbagi semua informasi penting, tidak hanya informasi yang menguntungkan konselor, mengaku ketika berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya
  4. Menciptakan budaya kepercayaan: Dengan memiliki keunggulan integritas seseorang membantu menciptakan lingkungan kerja yang benar, memperkuat integritas itu melalui prinsip, control, dan teladan pribadi serta memberikan penghargaan pribadi dalam segala tindakan mereka.
  5. Menepati janji: Untuk memperoleh keunggulan integritas, perlu berlaku penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan.
  6. Peduli terhadap kebaikan yang lebih besar: Untuk memiliki keunggulan integritas, hatus berkomitmen sangat kuat untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat bernaungnya.
  7. Jujur namun rendah hati: Untuk memiliki keunggulan integritas, tidak memproklamasikan kebaikan atau kejujurannya. Itu seperti menyombongkan kerendahan hati. Hal yang seharusnya dilakukan adalah membuat tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata.
  8. Bertindak sebagai sedang diawasi: Untuk memiliki keunggulan integritas, perlu berfikir bahwa setiap tindakannya selalu diawasi. Selain itu juga perlu memastikan bahwa integritasnya itu diteruskan ke generasi-generasi mendatang melalui teladan yang telah diberikan.
  9. Mempekerjakan Integritas: Untuk memiliki keunggulan integritas, perlu mempekerjakan dan mengelilingi dirinya dengan orang-orang berintegritas tinggi. Selain itu perlu juga mempromosikan orang yang memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya.
  10. Konsisten: Untuk memiliki keunggulan integritas, harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup mencerminkan keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakannya.

Sedangkan menurut Cloud (2005) integritas lebih dari sekedar kejujuran. Dalam integritas terdapat enam kualitas karakter yang mendefinisikan integritas, yaitu : a) mampu terhubung dengan orang lain dan membangun rasa percaya, b) berorientasi pada kenyataan, c) menyelesaikan dengan baik, d) merangkul yang negatif, e) berorientasi pada peningkatan dan f) memahami hal-hal transenden. Konselor adalah tenaga pendidik professional. Seorang professional sudah seharusnya menjadi pribadi yang berintegritas tinggi. Untuk menjadi seorang konselor yang berintegritas, konselor sudah semestinya menerapkan karakteristik integritas tersebut.

 

Oleh: Jumadi Mori Salam Tuasikal

A. Konsep Program

Program pelayanan konseling di Perguruan Tinggi tidak berbeda jauh dengan pelayanan di sekolah menengah, dimana dapat dipahami juga sebagai Suatu rangkaian kegiatan bimbingan dapat di konsepkan yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Satuan program pelayanan bimbingan konseling berupa rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung BK pada periode tertentu yang diselenggarakan di Universitas/ Sekolah Tinggi/ Akademi/ Politeknik/ ataupun Institut. Kegiatan pelayanan terorganisir melalui unit pelayanan bimbingan dan konseling (UPBK), unit inilah yang menjadi wadah penyelenggara kegiatan pelayanan BK bagi mahasiswa, warga kampus dan anggota masyarakat lainnya.

B. Ketentuan

Ketentuan yang menjadi dasar pemikiran, pedoman/panduan pelaksanaan, ataupun petunjuk teknis baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan dilaksanakannya kegiatan pelayanan BK di perguruan tinggi antara lain yaitu :

  1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dimana dalam UU Sisdiknas disampaikan pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan menegaskan bahwa konselor adalah pendidik. Selain itu dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa paradigm pembiasaan yang harus dibangun adalah pemberian keteladanan, pembangunan kemauan dan pengembangan kreativitas dalam konteks kehidupan sosial kultural sekolah. Dan Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana.
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat, bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
  3. UU No. 14/2005 Tentang Guru dan dosen.
  4. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kulaifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Setiap satuan pendidikan wajib mempekerjakan konselor yang memiliki standar kualifikasi akademik dan kopetensi konselor yang berlaku secara nasional.
  5. Statuta Perguruan Tinggi.
  6. Permendiknas N0. 20/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Bidang Pendidikan.
  7. Permendiknas No. 28/2005 tentang BASN-PT.
  8. Permendiknas No. 63/2009 tentang Sistem Penjamin Mutu Pendidikan.
  9. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
  10. Permendiknas No. 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan-pengendalian dan pembinaan Program diploma Sarjana dan Pascasarjana.
  11. Tridharma Perguruan Tinggi.

C. Jenis-Jenis Program

Berdasarkan segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan khususnya di Perguruan Tinggi ada lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan BK yaitu

  1. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
  2. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  3. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
  4. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  5. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.

Lebih jauh secara khusus dari segi bentuk kegiatan pelayanannya terdapat beberapa jenis yaitu program pelayanan akademik (PPA), program informasi karir/pekerjaan, program instrumentasi, dan program layanan masyarakat.

D. Dasar Penyusunan Program

Penyusunan program pelayanan BK pada Perguruan Tinggi didasarkan pada kebutuhan mahasiswa (Need Assessment) yang diperoleh dari aplikasi intrumentasi dan himpunan data. Artinya keseluruhan program kegiatan pelayanan memang merupakan suatu pelayanan yang benar-benar menjadi kebutuhan mahasiswa itu sendiri sehingga relevan untuk dilaksanakan, dasar pertimbangan lain yang perlu diperhatikan ialah adanya perbedaan (Diferensial) individu, faktor IPOLEKSOSBUD dan kebijakan lokal, upaya pencapain tujuan pendidikan tinggi, dinamika serta tuntutan perkembangan individu.

E. Syarat-Syarat Program

Kegiatan bimbingan konseling yang dilaksanakan melalui pertimbangan yang matang dan terpadukan dalam program pelayanan bimbingan konseling yakni :

  1. Berdasarkan kebutuhan, bagi pengembangan siswa sesuai dengan kondisi pribadinya serta jenjang dan jenis pendidikannya.
  2. Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis layanan dan kegiatan pendukung serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
  3. Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu serta dibagi-bagi secara logis.
  4. Terbuka dan luwes, mudah menerima masukan untuk pengembangan dan penyempurnaannya tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh
  5. Memungkinkan kerjasama, dengan semua pihak yang terkait dalam rangka memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan konseling.
  6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut, untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program bimbingan konseling pada umumnya

F. Unsur-Unsur Program BK

Unsur-unsur yang ada dalam program pelayanan BK di perguruan tinggi antara lain memuat kebutuhan sasaran layanan/ kegiatan pendukung, bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar dan karier), jenis layanan/ kegiatan pendukung, sarana/ prasarana yang dibutuhkan, pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang dilibatkan, volume, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan layanan, kemungkinan kerjasama dengan pihak lain, evaluasi serta pengawasan.

G. Materi Program BK

Materi yang ada dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan BK di Perguruan Tinggi mencakup materi-materi yang berkenaan dengan dinamika perkembangan individu mahasiswa yang termasuk dalam kajian bidang bimbingan konseling serta berkenaan dengan pengembangan program akademik dan atau program lain sesuai aspirasi dan kemampuan dirinya, ketentuan yang berlaku, dan kondisi lingkungan yang ada.

H. Penyusunan Program

Penyusunan program kegiatan pelayanan BK diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan (Need Assesment) yang kemudian dikoordinasikan dengan unsur pimpinan perguruan tinggi dan disusun dengan menetapkan tujuan, sasaran, indikator, rancangan program, pelaksanaan, waktu pelaksanaan, tempat dan skala prioritas.

I. Sosialisasi Program

Melalui penyebaran leaflet BK, brosur dan flowchart, pengisian rubrik surat kabar, penyampaian materi pada kegiatan orientasi mahasiswa baru, perkuliahan dan rapat-rapat akademik ataupun kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan.

J. Tahap-Tahap Pelaksanaan Program

Tahapan dalam pelaksanaan program pelayanan BK di Perguruan Tinggi mulai dari awal hingga akhir secara bertahap dapat dibagi kedalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penilaian, tahap analisis hasil, serta tahap tindak lanjut/ arah kedepan. Setiap tahapan tersebut memiliki karakteristik dan langkah kerja konkret yang berkesinambungan dengan tahapan berikutnya.

K. Pengawasan Pelaksanaan Program

Pengawasan sebagai bagian dari upaya controling dalam rangka untuk memastikan terselenggarakannya program pelayanan BK di Perguruan Tinggi secara baik dan benar dapat dilakukan secara intern yaitu oleh Pimpinan Perguruan Tinggi, dilakukan secara ekstern yaitu oleh Pengawas Ditjen DIKTI. Pengawasan ditujukan kepada profesionalitas konselor dalam melaksanakan program. Hasil pengawasan dianalisis, didokumentasikan dan ditindak lanjuti untuk program selanjutnya.

L. Masalah dan Solusi

  1.  Permasalahan di lapangan:Dari beberapa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan pengalaman yang dimiliki penulis ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling di perguruan tinggi antara lain minimnya ketersediaan konselor di Perguruan Tinggi, UPBK yang ada saat ini hanya dimiliki Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan/prodi BK, kurangnya perhatian dari unsur pimpinan Perguruan Tinggi, kurangnya sosialisasi pemanfaatan UPBK pada mahasiswa dan juga civitas akademik lainnya, anggaran dana dan dasar ketentuan pelaksanan ataupun teknis yang belum memadai.
  2. Solusi: Dari beberapa permasalahan yang ditemukan dilapangan perlu kiranya dilakukan upaya solusi konkret untuk memecahkannya antara lain dengan pengadaan tenaga konselor pada perguruan tinggi, optimalisasi UPBK dan sosialisasi yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan, pembentukkan dan penetapan anggaran dana serta dasar ketentuan pelaksanaan maupun teknis yang jelas dan aspiratif mampu mengakomodir kepentingan warga kampus.

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:ABKINPrayitno, dkk. 2013. Pembelajaran melalui Pelayanan BK di Satuan Pendidikan. Jakarta.Unit Pelyanan Bimbingan dan Konseling (UPBK). 2005. Padang: UNP Press.Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional