ARSIP BULANAN : November 2023

STRATEGI SUPAYA WISUDA 7 SEMESTER

29 November 2023 16:40:38 Dibaca : 40

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Wisuda dalam waktu tujuh semester merupakan pencapaian yang ambisius dan memerlukan perencanaan yang matang. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda mencapai tujuan wisuda pada semester ketujuh:

1. Pilih Program Studi dengan Bijak:

Sejak awal, pilih program studi yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Hal ini dapat membantu Anda mempertahankan motivasi dan fokus pada studi.

2. Buat Rencana Studi yang Realistis:

Buat rencana studi yang realistis dan sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Pertimbangkan beban kerja, prasyarat mata kuliah, dan kebutuhan lainnya.

3. Bertemu dengan Penasihat Akademis:

Sering berkomunikasi dengan penasihat akademis Anda untuk mendiskusikan rencana studi, mengidentifikasi batasan yang mungkin Anda hadapi, dan mencari solusi.

4. Ambil Beban Studi yang Sesuai:

Pilih beban studi yang sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu Anda. Terlalu banyak mata kuliah dapat mengakibatkan stres dan penurunan kualitas belajar.

5. Manfaatkan Program Akselerasi:

Beberapa perguruan tinggi menawarkan program akselerasi atau mata kuliah. Manfaatkan kesempatan ini untuk mengejar kredit tambahan dan mempercepat progres studi Anda.

6. Prioritaskan Studi:

Berikan prioritas tertinggi pada studi Anda. Hindari distraksi yang tidak perlu dan alokasikan waktu yang cukup untuk membaca, mempersiapkan tugas, dan menghadiri kelas.

7. Manfaatkan Sumber Daya Kampus:

Manfaatkan sumber daya kampus seperti perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas studi Anda.

8. Bergabung dalam Kelompok Belajar:

Bergabung dengan kelompok belajar atau studi dapat membantu meningkatkan pemahaman Anda dan memberikan dukungan rekan sejawat.

9. Pantau Kemajuan Studi:

Pantau kemajuan studi Anda secara berkala. Jika ada tanda-tanda kesulitan, segera cari bantuan dari dosen, penasihat akademis, atau layanan bimbingan akademis.

10. Jaga Keseimbangan Hidup:

Meskipun penting untuk fokus pada studi, jangan lupakan keseimbangan hidup. Pastikan Anda menyisihkan waktu untuk istirahat, olahraga, dan kegiatan rekreasi yang Anda nikmati.

11. Jelajahi Kesempatan Khusus:

Cari peluang khusus seperti program pertukaran mahasiswa, magang, atau penelitian. Ini dapat memberikan nilai tambah pada pengalaman Anda dan memperkaya portofolio akademis Anda.

12. Cari Kredit Transfer (jika memungkinkan):

Jika diperbolehkan, cari opsi kredit transfer atau pengakuan mata kuliah sebelumnya. Ini dapat membantu mempercepat perjalanan studi Anda.

13. Sesuaikan Rencana Jika Diperlukan:

Sementara Anda dapat memiliki rencana awal, bersedia untuk menyesuaikan rencana studi Anda jika diperlukan. Terkadang, perubahan situasi atau minat dapat memerlukan penyesuaian.

14. Pertahankan Semangat Positif:

Pertahankan semangat positif dan motivasi. Fokus pada pencapaian Anda dan tetapkan tujuan yang realistis.

15. Berpartisipasi dalam Program Pengembangan Diri:

Ikuti program pengembangan diri, seminar, atau pelatihan yang ditawarkan oleh kampus. Ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pemahaman Anda di luar mata kuliah inti.

Ingatlah bahwa setiap mahasiswa memiliki tantangan dan kebutuhan unik. Fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan akan menjadi kunci kesuksesan Anda dalam mencapai tujuan wisuda dalam waktu tujuh semester.

PENTINGNYA MAHASISWA MENJADI ASISTEN DOSEN

29 November 2023 16:34:10 Dibaca : 497

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Peran mahasiswa sebagai asisten dosen memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk mahasiswa itu sendiri tetapi juga untuk dosen, institusi pendidikan, dan komunitas akademis secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjadi asisten dosen bisa sangat penting:

1. Pengalaman Praktik:

Menjadi asisten dosen memberikan mahasiswa pengalaman praktik dalam dunia akademis. Mereka dapat terlibat langsung dalam proses pengajaran, penelitian, atau kegiatan administratif yang berkaitan dengan dunia perkuliahan.

2. Pengembangan Keterampilan:

Peran sebagai asisten dosen memungkinkan mahasiswa mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan komunikasi, manajemen waktu, kepemimpinan, dan kerja tim. Ini dapat memberi mereka keunggulan kompetitif dalam dunia kerja di masa depan.

3. Pemahaman Lebih Mendalam tentang Materi Pelajaran:

Dengan terlibat dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran. Mereka dapat melihat bagaimana konsep-konsep teoritis diterapkan dalam praktiknya.

4. Pembelajaran Kolaboratif:

Sebagai asisten dosen, mahasiswa dapat berkolaborasi lebih dekat dengan dosen dan rekan mahasiswa. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih kolaboratif dan saling mendukung.

5. Peningkatan Pengajaran Dosen:

Melalui umpan balik dan partisipasi aktif mahasiswa, dosen dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana meningkatkan metode pengajaran dan menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang lebih efektif.

6. Keterlibatan dalam Proses Penelitian:

Bagi mahasiswa yang tertarik pada penelitian, menjadi asisten dosen dapat memberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek penelitian. Hal ini memungkinkan mereka belajar lebih banyak tentang metode penelitian dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan.

7. Pengenalan pada Dunia Profesional:

Peran sebagai asisten dosen dapat menjadi pengenalan awal bagi mahasiswa terhadap dunia profesional di bidang akademis. Hal ini dapat membantu mereka memahami dinamika dan harapan dalam pekerjaan di dunia pendidikan.

8. Meningkatkan Kepercayaan Diri:

Melalui tanggung jawab sebagai asisten dosen, mahasiswa dapat mengembangkan kepercayaan diri mereka. Hal ini terjadi melalui pengalaman mengajar, berbicara di depan umum, dan menghadapi tantangan-tantangan dalam lingkungan akademis.

9. Peningkatan Hubungan Mahasiswa-Dosen:

Terlibat sebagai asisten dosen dapat membuka pintu untuk hubungan yang lebih erat antara mahasiswa dan dosen. Ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih terbuka dan mendukung.

10. Peluang Jaringan:

Dengan bekerja bersama dosen dan rekan-rekan mahasiswa, mahasiswa yang menjadi asisten dosen dapat membangun jaringan yang bermanfaat untuk masa depannya, baik dalam hal pekerjaan atau pengembangan profesional.

Secara keseluruhan, menjadi asisten dosen merupakan pengalaman yang kaya dan memberikan manfaat substansial untuk pengembangan pribadi dan akademis mahasiswa. Hal ini juga membantu membentuk masa depan profesional mereka dalam dunia akademis atau di luarnya.  

 

CIRI-CIRI TEMAN DOSEN YANG COCOK UNTUK DIHINDARI

29 November 2023 16:29:40 Dibaca : 47

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Sementara tidak selalu tepat untuk menggeneralisir dan menghindari teman dosen secara keseluruhan, ada beberapa ciri-ciri perilaku atau sikap tertentu yang mungkin menjadi peringatan dan perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa ciri yang dapat menjadi pertanda bahwa Anda mungkin perlu berhati-hati dalam berinteraksi dengan teman dosen:

1. Tidak Etis:

Jika teman dosen terlibat dalam perilaku tidak etis, seperti plagiat, manipulasi data, atau pelanggaran etika akademis lainnya, hal ini dapat menjadi tanda untuk dihindari.

2. Berkeliaran di Luar Batas Etika Profesional:

Jika teman dosen terlibat dalam hubungan yang tidak etis dengan mahasiswa, seperti memfavoritkan atau menguntungkan secara tidak adil, hal ini dapat menimbulkan konflik dan masalah etika.

3. Tidak Transparan atau Tidak Jujur:

Teman dosen yang tidak transparan atau tidak jujur dalam interaksinya dapat menciptakan ketidakpercayaan dan memunculkan potensi masalah di masa depan.

4. Sering Menyalahkan Orang Lain:

Jika teman dosen cenderung selalu menyalahkan orang lain untuk masalah atau kesalahan yang terjadi, ini bisa menjadi tanda kurangnya tanggung jawab atau kemampuan untuk menghadapi kesalahan sendiri.

5. Perilaku Manipulatif:

Perilaku manipulatif, seperti mencoba mengendalikan orang lain atau memanipulasi situasi untuk keuntungan pribadi, bisa menjadi tanda untuk diwaspadai.

6. Ketidakprofesionalan dalam Komunikasi:

Teman dosen yang tidak menggunakan bahasa yang sesuai atau berkomunikasi secara tidak hormat dapat menciptakan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak profesional.

7. Tidak Konsisten dalam Pemenuhan Tugas atau Janji:

Jika teman dosen sering tidak konsisten dalam pemenuhan tugas atau janji, ini dapat menciptakan ketidakstabilan dan kesulitan dalam bekerja sama.

8. Menggunakan Wewenang dengan Tidak Adil:

Penggunaan wewenang dengan tidak adil, seperti memanfaatkan posisi dosen untuk kepentingan pribadi, dapat menjadi tanda perilaku yang tidak etis.

9. Kurangnya Respek terhadap Mahasiswa atau Rekan Kerja:

Kurangnya rasa hormat terhadap mahasiswa atau rekan kerja dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak mendukung.

10. Tidak Bersedia Menerima Kritik:

Jika teman dosen sulit menerima kritik atau umpan balik, ini bisa menjadi pertanda bahwa kolaborasi dan komunikasi sulit terjalin dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa setiap situasi dan individu unik, dan saran untuk menghindari teman dosen harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Jika Anda menghadapi perilaku yang meresahkan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan atasan atau otoritas terkait di institusi pendidikan Anda

 

MENGHADAPI TEMAN DOSEN YANG SUKA BERBOHONG

29 November 2023 16:17:34 Dibaca : 27

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Menghadapi teman dosen yang suka berbohong dapat menjadi situasi yang sulit, tetapi penting untuk mempertahankan integritas dan memperlakukan situasi ini dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Kumpulkan Bukti:

Sebelum mengambil tindakan apa pun, pastikan Anda memiliki bukti yang mendukung bahwa teman dosen tersebut memang suka berbohong. Ini dapat berupa catatan tertulis, email, atau saksi yang dapat memberikan kesaksian.

2. Pertimbangkan Motif dan Dampak:

Coba pemahaman tentang mengapa teman dosen tersebut mungkin berbohong. Apakah ada motif tertentu atau dampak yang ingin dicapainya? Memahami hal ini dapat membantu Anda menangani situasi dengan lebih baik.

3. Berbicara dengan Teman Dosen Secara Pribadi:

Jika Anda merasa nyaman melakukannya, pertimbangkan untuk berbicara dengan teman dosen tersebut secara pribadi. Jelaskan kekhawatiran Anda dengan sopan dan jujur, dan berikan kesempatan baginya untuk memberikan klarifikasi atau menjelaskan sisi ceritanya.

4. Gunakan Komunikasi yang Jelas:

Gunakan bahasa yang jelas dan spesifik ketika berbicara dengan teman dosen Anda. Hindari berspekulasi dan fokus pada perilaku yang konkrit dan dapat diverifikasi.

5. Jangan Menjadi Bagian dari Bohongan:

Hindari menjadi bagian dari atau mendukung berbohong. Jika Anda mengetahui informasi yang salah atau tidak akurat, hindari menyebarkannya lebih lanjut dan prioritaskan kejujuran.

6. Cari Bantuan dari Pihak Terkait:

Jika berbicara secara pribadi tidak menghasilkan solusi atau jika situasinya semakin rumit, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari pihak terkait, seperti kepala departemen atau dekan. Sampaikan kekhawatiran Anda dengan rinci dan bawa bukti yang relevan.

7. Melibatkan Pihak Ketiga yang Netral:

Jika diperlukan, pertimbangkan melibatkan pihak ketiga yang netral, seperti mediator atau perwakilan etika universitas. Mediator dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan mencari solusi yang adil.

8. Prioritaskan Etika Profesional:

Tetapkan standar tinggi untuk etika profesional Anda sendiri dan tunjukkan dengan contoh. Jangan terlibat dalam perilaku yang meragukan atau tidak etis sebagai tanggapan terhadap perilaku teman dosen.

9. Pelajari Kode Etik Universitas:

Ketahui dan pelajari kode etik atau kebijakan universitas terkait etika akademis dan perilaku dosen. Hal ini dapat memberikan panduan tentang bagaimana menangani situasi ini.

10. Jaga Kesehatan Mental Anda:

Menghadapi situasi seperti ini dapat menimbulkan stres. Pastikan untuk menjaga kesehatan mental Anda dengan mencari dukungan dari teman, keluarga, atau konselor jika diperlukan.

Ingatlah bahwa menghadapi teman dosen yang suka berbohong dapat menjadi situasi yang kompleks dan sensitif. Setiap langkah yang Anda ambil harus mempertimbangkan konteks dan konsekuensi yang mungkin terjadi.

 

MENGHADAPI TEMAN SEJAWAT DOSEN YANG MENYEBALKAN

29 November 2023 16:13:57 Dibaca : 51

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Berhadapan dengan teman sejawat dosen yang menyebalkan dapat menjadi tantangan, tetapi penting untuk menjaga profesionalisme dan mencari cara untuk mengatasi situasi tersebut. Berikut adalah beberapa saran yang mungkin membantu:

1. Maintain Professionalism:

Pertahankan sikap profesional. Hindari merespons dengan sikap yang sama atau berbicara dengan orang lain tentang masalah ini di belakang teman sejawat Anda. Fokus pada interaksi profesional.

2. Kenali Pola dan Pemicu:

Cobalah untuk mengidentifikasi pola perilaku dan pemicu ketidaknyamanan Anda. Mungkin ada sesuatu yang memicu perilaku menyebalkan, dan memahami hal ini dapat membantu Anda mengatasi situasi dengan lebih baik.

3. Bicarakan Secara Langsung (Jika Memungkinkan):

Jika Anda merasa nyaman melakukannya, pertimbangkan untuk berbicara secara langsung dengan teman sejawat Anda. Sampaikan kekhawatiran Anda dengan sopan dan jujur, fokus pada perilaku yang spesifik dan dampaknya.

4. Gunakan Komunikasi Efektif:

Gunakan komunikasi yang efektif dan bijak. Pilih kata-kata dengan hati-hati, hindari menyalahkan, dan fokus pada perasaan dan persepsi Anda daripada menyerang karakter.

5. Buat Batasan Pribadi:

Tentukan batasan pribadi. Jika interaksi dengan teman sejawat yang menyebalkan dapat dihindari atau diminimalkan, pertimbangkan untuk melakukan itu tanpa merusak hubungan profesional.

6. Mencari Dukungan dari Orang Lain:

Jika perlu, cari dukungan dari teman-teman atau rekan dosen lainnya. Kadang-kadang berbicara dengan orang lain dapat memberikan perspektif tambahan atau solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

7. Pertimbangkan Mediasi:

Jika hubungan semakin memburuk dan mengganggu kesejahteraan Anda atau pekerjaan Anda, pertimbangkan mediasi. Mediator yang tidak memihak dapat membantu memfasilitasi dialog dan mencari solusi.

8. Fokus pada Profesionalisme dan Tanggung Jawab Anda:

Tetap fokus pada tugas dan tanggung jawab profesional Anda. Hindari terlibat dalam drama atau konflik yang tidak perlu. Jaga kualitas pekerjaan Anda dan jalani rutinitas sehari-hari sebaik mungkin.

9. Beri Prioritas Kesehatan Mental Anda:

Pastikan untuk memberi prioritas pada kesehatan mental Anda. Jika situasinya sangat membebani, pertimbangkan untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental.

10. Beri Tahu Pihak Terkait Jika Diperlukan:

Jika situasi tidak dapat diatasi dan berdampak negatif pada kesejahteraan Anda atau pekerjaan Anda, pertimbangkan untuk memberi tahu pihak terkait, seperti kepala departemen atau dekan, tentang masalah tersebut.

Ingatlah bahwa setiap situasi unik, dan langkah yang tepat dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kepribadian individu yang terlibat. Jangan ragu untuk mencari saran dari orang-orang yang dipercayai atau profesional di bidangnya.