ARSIP BULANAN : November 2023

CARANYA JIKA MARAH SAMA DOSEN

29 November 2023 16:09:08 Dibaca : 98

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Menghadapi situasi di mana Anda merasa marah terhadap seorang dosen memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terkendali. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Tenangkan Diri Anda:

Sebelum mengambil tindakan apa pun, berikan diri Anda kesempatan untuk meredakan emosi dan memastikan bahwa Anda dapat berpikir dengan jernih. Jika perlu, berikan diri Anda waktu untuk mengendalikan diri sebelum berbicara dengan dosen.

2. Rencanakan Pembicaraan Pribadi:

Jika kemarahan Anda bersifat pribadi dan memerlukan klarifikasi, pertimbangkan untuk mengatur pertemuan pribadi dengan dosen. Hindari mengungkapkan kemarahan di depan umum atau di kelas.

3. Jelaskan Perasaan Anda dengan Jelas:

Ketika berbicara dengan dosen, ungkapkan perasaan Anda secara jelas dan jujur. Gunakan bahasa yang sopan dan hindari kata-kata kasar. Fokuskan pada perilaku atau situasi yang menyebabkan kemarahan Anda.

4. Berikan Contoh Spesifik:

Jelaskan dengan contoh spesifik mengapa Anda merasa marah. Ini dapat membantu dosen memahami perspektif Anda dan mungkin membantu dalam memecahkan masalah.

5. Dengarkan Tanggapan Dosen:

Berikan kesempatan bagi dosen untuk menjelaskan atau memberikan tanggapannya. Dengarkan dengan seksama tanpa terputus-putus, bahkan jika Anda tidak setuju. Ini dapat membantu dalam memahami sudut pandang dosen.

6. Jangan Mengambil Tindakan Tergesa-gesa:

Hindari mengambil tindakan yang tergesa-gesa atau impulsif. Pilih untuk mengekspresikan ketidakpuasan Anda dan mencari pemahaman sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

7. Gandakan Upaya untuk Pemecahan Masalah:

Sarankan solusi atau tindakan yang dapat diambil bersama untuk mengatasi masalah. Terlibatlah secara konstruktif untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak.

8. Pertimbangkan Bantuan dari Pihak Ketiga:

Jika pembicaraan langsung dengan dosen tidak menghasilkan solusi atau jika masalahnya lebih kompleks, Anda mungkin ingin mencari bantuan dari pihak ketiga, seperti koordinator program atau dekan.

9. Hindari Konfrontasi Publik:

Meskipun Anda mungkin merasa frustasi, hindari konfrontasi publik. Ini tidak hanya dapat merugikan hubungan Anda dengan dosen, tetapi juga dapat menciptakan ketegangan di antara rekan-rekan Anda.

10. Evaluasi Apakah Perlu Langkah Selanjutnya:

Setelah berbicara dengan dosen dan mencari pemahaman, pertimbangkan apakah situasi memerlukan langkah-langkah selanjutnya. Jika perlu, Anda bisa mencari saran dari penasehat akademis atau pejabat administratif yang relevan.

Penting untuk diingat bahwa komunikasi terbuka dan jujur seringkali merupakan kunci untuk mengatasi ketidakpuasan atau konflik. Namun, menjaga sopan santun dan menghindari konfrontasi yang tidak perlu dapat membantu mempertahankan hubungan yang sehat dalam konteks akademis.

 

PERTANYAAN YANG DAPAT DISAMPAIKAN KETIKA MENAJADI HOST PODCAST

29 November 2023 16:00:13 Dibaca : 1403

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Tentu, berikut beberapa pertanyaan yang mungkin cocok jika Anda menjadi host dalam podcast:

1. Pertanyaan Pengantar:

Apa kabar hari ini?

Bagaimana perasaan Anda?

Bisakah Anda memperkenalkan diri Anda kepada pendengar?

2. Topik Umum:

Apa hal menarik yang terjadi dalam hidup Anda baru-baru ini?

Apakah ada berita atau tren terbaru yang Anda temukan menarik?

3. Pertanyaan Mengenai Keahlian atau Pengalaman Tamu:

Dapatkah Anda menceritakan lebih lanjut tentang latar belakang dan keahlian Anda?

Bagaimana Anda memulai di bidang ini?

4. Pertanyaan Khusus Topik:

Mari kita bicara tentang [topik tertentu]. Bagaimana Anda terlibat dalam hal ini?

Apa pendapat Anda mengenai perkembangan terbaru dalam [bidang tertentu]?

5. Pertanyaan Personal dan Motivasi:

Apa yang memotivasi Anda untuk melakukan pekerjaan ini?

Apakah ada pengalaman tertentu yang membentuk pandangan atau nilai-nilai Anda?

6. Pertanyaan Seputar Proyek atau Karya Terbaru:

Dapatkah Anda berbagi tentang proyek atau karya terbaru Anda?

Bagaimana proses kreatif Anda ketika bekerja pada [nama proyek]?

7. Pertanyaan Tentang Tantangan dan Pembelajaran:

Apa tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi dalam karir Anda?

Bagaimana Anda mengatasi hambatan atau kesulitan dalam pekerjaan Anda?

8. Pertanyaan Mengajak Pendengar Berpartisipasi:

Bagaimana pendengar dapat terlibat atau berkontribusi dalam topik ini?

Apakah ada pertanyaan dari pendengar yang ingin kita jawab?

9. Pertanyaan Tentang Pandangan Masa Depan:

Bagaimana Anda melihat perkembangan di [bidang tertentu] dalam beberapa tahun ke depan?

Apakah ada tren atau inovasi yang Anda antisipasi?

10. Pertanyaan Pengepakan (Closing):

Apakah ada pesan atau nasihat terakhir yang ingin Anda sampaikan kepada pendengar?

Di mana pendengar dapat menemukan lebih banyak informasi tentang Anda atau pekerjaan Anda?

Pastikan untuk menyesuaikan pertanyaan ini dengan gaya dan tujuan podcast Anda serta mempertimbangkan audiens Anda. Fleksibilitas dalam bertanya juga penting agar percakapan terasa alami dan menarik.

 

KATA-KATA YANG DIPERLUKAN SAAT DEBAT

29 November 2023 13:38:42 Dibaca : 1943

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Kata-kata yang perlu digunakan dalam debat harus dipilih dengan hati-hati untuk memperkuat argumen, meyakinkan audiens, dan menciptakan dampak yang positif. Berikut adalah beberapa jenis kata-kata yang dapat meningkatkan kualitas debat:

1. Kata-kata Kekuatan dan Keyakinan:

"Saya yakin bahwa..."

"Bukti yang kuat menunjukkan bahwa..."

"Tidak dapat disangkal bahwa..."

"Dengan keyakinan yang kuat, saya menyatakan bahwa..."

2. Kata-kata Pengantar dan Transisi:

"Pertama-tama, mari kita lihat..."

"Selanjutnya, kita akan membahas..."

"Pindah ke poin berikutnya,..."

3. Kata-kata Persuasif:

"Dengan begitu banyak bukti yang mendukung,..."

"Logikanya, kita dapat menyimpulkan bahwa...""Ketika kita mempertimbangkan fakta ini,..."

"Apakah Anda setuju bahwa..."

4. Kata-kata Klarifikasi dan Elaborasi:

"Mari kita perjelas bahwa..."

"Ini dapat dijelaskan lebih lanjut dengan..."

"Apa yang saya maksudkan adalah..."

"Mari kita tinjau lebih rinci..."

5. Kata-kata Lawan Pendapat:

"Namun, perlu diperhatikan bahwa..."

"Saya memahami bahwa pandangan ini umum, tetapi..."

"Ada pendapat bahwa..., namun saya ingin menunjukkan bahwa..."

6. Kata-kata Pengecualian:

"Sebagian besar waktu,..., tetapi ada pengecualian ketika..."

"Meskipun pada umumnya..., tetapi dalam kasus ini..."

"Tentu saja, ada situasi di mana..."

7. Kata-kata Keterkaitan dan Konsistensi:

"Argumen ini konsisten dengan..."

"Ketika kita melihat secara keseluruhan,..."

"Fakta ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa..."

8. Kata-kata Kesimpulan:

"Dengan demikian,..."

"Dalam ringkasan,..."

"Dari argumen di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa..."

9.Kata-kata Statistik dan Fakta:

"Menurut data terbaru,..."

"Fakta menunjukkan bahwa..."

"Statistik membuktikan bahwa..."

"Angka-angka ini memberikan pandangan yang jelas tentang..."

10. Kata-kata Moral dan Etika:

"Dari sudut pandang moral,..."

"Dari perspektif etika,...""

Mengingat nilai-nilai kita,..."

11. Kata-kata untuk Menjaga Etika Debat:

"Saya menghargai pendapat Anda, namun...""

Mari kita tetap berfokus pada fakta dan argumen,..."

"Saya ingin menekankan bahwa kita dapat memiliki pandangan berbeda tanpa..."

12. Kata-kata untuk Membangun Kesepakatan:

"Apakah kita setuju bahwa..."

"Mungkin kita dapat menemukan titik tengah dalam..."

"Bisakah kita sepakat bahwa..."

Ingatlah untuk tidak hanya fokus pada kata-kata tertentu, tetapi juga pada bagaimana Anda menyusun kalimat dan argumen secara keseluruhan. Konsistensi, klarifikasi, dan logika yang baik juga merupakan faktor kunci dalam membangun argumen yang kuat dalam debat

 

MEMAINKAN PSIKOLOGIS LAWAN DEBAT

29 November 2023 13:33:32 Dibaca : 694

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Bermain secara psikologis dengan lawan saat berdebat melibatkan strategi untuk mempengaruhi emosi, pemikiran, dan perilaku lawan agar mendukung posisi atau argumen Anda. Namun, perlu diingat bahwa etika dan kesopanan tetap harus dijaga selama berdebat. Berikut adalah beberapa cara untuk memainkan psikologis lawan saat berdebat:

1. Ketegasan dalam Penyampaian Poin:

Tunjukkan ketegasan dan keyakinan dalam penyampaian poin Anda. Cara Anda berbicara dan mengekspresikan diri dapat memengaruhi persepsi lawan terhadap kekuatan argumen Anda.

2. Penggunaan Nada Suara yang Efektif:

Gunakan variasi nada suara dan intonasi untuk menekankan poin-poin penting. Hal ini dapat memperkuat kesan bahwa argumen Anda lebih kuat dan berbobot.

3. Pertahankan Kontak Mata:

Pertahankan kontak mata dengan lawan sepanjang berdebat. Kontak mata yang kuat dapat menciptakan kepercayaan diri dan memberikan kesan bahwa Anda yakin dengan argumen Anda.

4. Pertimbangkan Non-Verbal Communication:

Gunakan bahasa tubuh dengan bijak. Sikap tubuh yang percaya diri, gerakan yang terkendali, dan ekspresi wajah yang mendukung dapat memengaruhi psikologis lawan.

5. Beri Respon dengan Bijaksana:

Berikan respon dengan bijaksana terhadap argumen lawan. Hindari reaksi emosional yang berlebihan dan pertahankan kekalemannya untuk menunjukkan bahwa Anda dapat berpikir dengan jernih.

6. Menggoda Secara Intelektual:

Jika ada kelemahan atau kekurangan dalam argumen lawan, tanyakan pertanyaan yang memunculkan keraguan tanpa menyerang secara langsung. Ini dapat merangsang pemikiran kritis dan membuat lawan merasa perlu untuk mempertahankan argumennya.

7. Berikan Pujian yang Tepat:

Jika lawan menyampaikan argumen yang baik atau menyajikan poin dengan baik, berikan pujian yang tepat. Ini dapat menciptakan atmosfer yang lebih positif dan membuat lawan lebih terbuka terhadap ide Anda.

8. Gunakan Analogi atau Perumpamaan:

Gunakan analogi atau perumpamaan yang kuat untuk menyokong argumen Anda. Ini dapat membantu membangun citra mental yang mendukung pandangan Anda.

9. Berikan Komentar dengan Senyuman:

Berikan komentar atau tanggapan dengan senyuman. Senyuman dapat memberikan kesan bahwa Anda santai dan percaya diri, bahkan dalam situasi debat yang serius.

10. Pertahankan Ketenangan dalam Konflik:

Jika debat memanas dan ada konflik, pertahankan ketenangan dan sikap yang bersahabat. Ini dapat memberikan kesan bahwa Anda tidak terpengaruh oleh emosi dan tetap fokus pada argumen.

11. Pertimbangkan Pilihan Kata dengan Hati-Hati:

Pilih kata-kata dengan hati-hati agar tidak menyinggung lawan secara langsung. Hindari serangan pribadi dan fokuslah pada argumen dan data.

12. Gunakan Penekanan Kata:

Gunakan penekanan kata untuk merangsang perhatian pada poin-poin kunci. Ini dapat memastikan bahwa pesan Anda tetap teringat dalam pikiran lawan.

13. Lakukan Teknik Pembalikan:

Jika lawan menggunakan argumen yang tampaknya efektif, pertimbangkan untuk membalikkannya dengan membawa perspektif lain yang mendukung posisi Anda.

Perlu diingat bahwa tujuan berdebat seharusnya adalah untuk menciptakan diskusi yang bermutu dan membangun pemahaman bersama. Tidak etis untuk memanipulasi lawan secara berlebihan atau menggunakan taktik yang bersifat merendahkan. Tetaplah berfokus pada argumen dan ide, dan pertahankan tingkat profesionalisme yang tinggi dalam setiap debat.  

 

ASPEK PSIKOLOGI DALAM BERDEBAT

29 November 2023 13:28:25 Dibaca : 121

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Psikologi memainkan peran penting dalam berdebat, baik dari perspektif debater maupun penonton atau juri. Berikut adalah beberapa aspek psikologi yang dapat memengaruhi proses berdebat:

1. Pemahaman Audiens:

Psikologi audiens menjadi faktor penting dalam menentukan strategi dan pendekatan berbicara. Debater perlu memahami preferensi, nilai-nilai, dan pengetahuan umum audiens untuk menyampaikan pesan dengan lebih efektif.

2. Pengaruh Emosi:

Emosi dapat memengaruhi cara informasi diterima dan diinterpretasi. Debater perlu memahami cara menggunakan emosi secara tepat untuk membangun koneksi dengan audiens dan memengaruhi persepsi mereka terhadap argumen.

3. Keseimbangan Logos, Pathos, dan Ethos:

Psikologi pendekatan berbicara dapat dipahami melalui konsep Logos (logika), Pathos (emosi), dan Ethos (etika). Sebuah argumen yang kuat menggabungkan elemen-elemen ini dengan seimbang untuk memengaruhi pikiran, perasaan, dan kepercayaan audiens.

4. Ketahanan terhadap Tekanan:

Psikologi debater dalam menghadapi tekanan menjadi kunci. Kemampuan untuk tetap tenang dan berpikir jernih bahkan dalam situasi tegang dapat memengaruhi kinerja secara signifikan.

5. Persepsi Keberhasilan dan Kegagalan:

Psikologi debater dapat dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap keberhasilan dan kegagalan. Rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja, sementara kecemasan atau keraguan dapat menjadi penghambat.

6. Kesadaran Diri:

Kesadaran diri menjadi kunci untuk mengenali kekuatan dan kelemahan dalam presentasi serta untuk menyesuaikan komunikasi dengan lebih baik. Debater yang sadar diri dapat merespons lebih baik terhadap audiens dan lawan.

7. Empati terhadap Lawan:

Psikologi debater juga melibatkan kemampuan untuk memahami dan meresapi perspektif lawan. Hal ini dapat membantu dalam merancang respons yang lebih efektif dan menciptakan kesan yang positif.

8. Pengaruh Kepribadian:

Kepribadian seorang debater dapat memainkan peran penting dalam bagaimana pesan disampaikan. Sifat-sifat seperti kepercayaan diri, kepemimpinan, dan kejujuran dapat memengaruhi cara debater diterima oleh audiens.

9. Penggunaan Bahasa Tubuh:

Psikologi bahasa tubuh dan ekspresi wajah memainkan peran penting dalam komunikasi non-verbal. Bahasa tubuh yang tepat dapat memperkuat pesan verbal dan meningkatkan daya tarik debater.

10. Faktor Motivasi:

Psikologi motivasi dapat mempengaruhi seberapa keras seorang debater berusaha untuk berhasil. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat memainkan peran dalam tingkat dedikasi dan konsistensi dalam berdebat.

11. Kemampuan Mengatasi Konflik:

Psikologi dalam mengatasi konflik menjadi penting, terutama saat berdebat dengan lawan yang memiliki pandangan berbeda. Kemampuan untuk tetap tenang dan mengatasi konflik dengan bijaksana dapat memengaruhi persepsi audiens.

12. Efek Sosial:

Psikologi kelompok dan efek sosial dapat memainkan peran dalam bagaimana audiens merespons argumen dan presentasi. Konsep seperti tekanan kelompok dan norma sosial dapat memengaruhi sikap dan pandangan audiens.

Pemahaman psikologi dalam berdebat membantu debater untuk lebih efektif berkomunikasi, memahami kebutuhan audiens, dan menyesuaikan strategi mereka dengan lebih baik. Selain itu, penonton dan juri juga dapat menggunakan pemahaman psikologi untuk menilai secara objektif dan merespons presentasi dengan lebih baik.