HILANGNYA ADAB DAN SOPAN SANTUN ANAK-ANAK TERHADAP ORANG TUA

02 December 2023 14:21:11 Dibaca : 3205
  • Desriyanti Amrain
  • Jumadi Mori Salam Tuasikal

Sejak zaman dahulu, Indonesia telah dikenal dengan nilai-nilai adab dan sopan santun yang baik terutama terhadap orang tua. Sayangnya, jika kita melihat kondisi saat ini, banyak anak, khususnya remaja, yang sudah kehilangan nilai-nilai adab dan sopan santun. Perubahan perilaku remaja terkait budaya sopan santun di Indonesia saat ini sangat disayangkan. Tanpa disadari, kehilangan adab dan sopan santun pada remaja zaman sekarang dapat merusak jati diri mereka sebagai warga negara Indonesia. Inilah suatu masalah yang sering muncul karena hal-hal yang seharusnya mereka perhatikan sejak usia dini. Menurut saya adab adalah aturan mengenai sopan santun berdasarkan agama. Sebutan bagi orang yang Beradab sejatinya mencerminkan bahwa seseorang memahami norma-norma sopan santun yang telah ditetapkan dalam ajaran agama Islam. Adab sangat penting dalam kehidupan manusia terutama adab anak-anak terhadap orang tua,maka tidak heran jika adab sangat penting. Individu yang telah diberikan pembelajaran mengenai etika pada masa kanak-kanak akan berkembang menjadi seseorang yang lebih unggul dibandingkan dengan rekan-rekannya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan zaman yang mampu mempengaruhi adab setiap orang.Banyak anak-anak atau remaja yang dapat berubah mengikuti perubahan zaman tersebut, mulai dari perkataan dan cara berpikir mereka. Tak heran jika setiap tahunnya kita menemui kurangnya adab dan sopan santun yang ada pada diri manusia mulai dari teman sebaya sampai ke orang tua.

Bagi saya, etika sopan santun Merupakan elemen yang memiliki signifikansi besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Sopan santun melibatkan perilaku yang baik, tata krama yang sopan, adab yang baik, dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Sayangnya, pada masa sekarang, budaya sopan santun mulai pudar, terutama di kalangan remaja. Jika dibandingkan dengan remaja zaman dahulu, perbedaannya sangat mencolok. Remaja pada masa lalu menunjukkan Ucapan yang halus ketika berkomunikasi dengan orang tua, bahkan saat berjalan di depan seseorang yang sedang berbicara, mereka akan menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Hal ini berbeda dengan remaja saat ini, yang seringkali berbicara kepada orang tua dengan cara yang kurang sopan, mirip seperti berbicara dengan teman sebaya, sehingga etika sopan santun tidak lagi diterapkan dengan baik. Sungguh tidak dihargainya lagi norma adab dan sopan santun pada zaman ini, terbukti dengan tingginya kasus di mana anak-anak berperilaku kasar terhadap orang tua mereka, tidak memperhatikan keinginan dan norma-norma yang diharapkan oleh orang tua. Pendidikan di sekolah juga terlihat kurang memberikan fokus yang memadai pada pembelajaran etika dan sopan santun. Rendahnya kesadaran remaja akan pentingnya etika dan sopan santun menjadi salah satu faktor penyebab mereka kurang memperhatikan aturan tata krama yang benar. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa adab dan sopan santun tidak lagi memiliki relevansi atau hanya sebagai hal yang kurang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lunturnya perilaku sopan santun di kalangan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah pengaruh media sosial dan teknologi. Saat ini, remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada berinteraksi langsung dengan orang lain, sehingga kecenderungan mereka berkomunikasi secara online semakin meningkat. Media sosial juga berperan dalam membuat remaja lebih fokus pada diri sendiri dan kurang mempedulikan lingkungan sekitar. Faktor lain yang menyebabkan melemahnya budaya sopan santun. Ketidak pedulian orang tua menjadi faktor kurangnya perhatian di antara remaja dan kualitas pendidikan yang kurang memadai. Orang tua seringkali sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas Mereka, sehingga kekurangan waktu yang memadai untuk membentuk nilai-nilai sopan santun pada anak-anak mereka. Sebagai akibatnya, remaja lebih cenderung mengekspresikan diri secara kurang sopan dan kurang memperhatikan etika dalam berinteraksi dengan orang lain. Dampak dari menurunnya budaya sopan santun di kalangan remaja dapat merugikan mereka sendiri, terutama dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan kemampuan bekerja sama dalam tim.

Peran aktif orang tua memiliki kepentingan yang besar dalam membentuk etika pada anak-anak mereka. Proses Proses ini memerlukan durasi yang cukup lama dan harus dilakukan dengan konsistensi. Orang tua juga diharapkan mengajarkan nilai-nilai sopan santun kepada anak-anak mereka. Agar permasalahan ini dapat diatasi, diperlukan kerjasama dari berbagai elemen, terutama orang tua, pendidik, dan masyarakat secara menyeluruh. Orang tua perlu mengajarkan nilai-nilai sopan santun kepada anak-anak mereka secara mendalam dan memastikan bahwa remaja memiliki waktu yang memadai untuk berinteraksi langsung dengan orang lain, bukan hanya dengan orang tua. Selain itu, pendidik perlu memberikan perhatian ekstra terhadap pembelajaran nilai-nilai sopan santun dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum sekolah. Masyarakat juga dapat berperan aktif dengan memberikan edukasi kepada remaja mengenai pentingnya budaya sopan santun dan memberikan contoh perilaku yang baik. Media massa dapat berkontribusi melalui program edukasi yang menampilkan contoh adab yang positif. Meskipun upaya dari berbagai pihak dilakukan, hasilnya tidak akan maksimal tanpa kepedulian dari remaja itu sendiri. Oleh karena itu, remaja diharapkan ikut berperan dengan melakukan upaya untuk meningkatkan budaya sopan santun. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan memperhatikan etika saat berinteraksi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Ini dapat dicapai dengan melatih keterampilan berbicara, mendengarkan dengan baik, dan memperhatikan bahasa tubuh saat berkomunikasi.

Adat istiadat, khususnya sopan santun, perlu dijaga oleh generasi muda Indonesia agar tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman. Kepentingan nilai-nilai kesopanan sangat signifikan dalam kehidupan berkelompok dan berinteraksi dengan masyarakat luas. Dengan mempertahankan kesopanan, kita juga dapat mendapatkan penghormatan dari orang lain, menciptakan lingkungan yang bersahabat di kalangan banyak orang. Melalui pemeliharaan Adab dan tata krama yang menjadi ciri remaja sebagai pewaris masa depan bangsa. diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan Indonesia, menghormati dan melestarikan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya. Di tengah era modern seperti sekarang, diharapkan remaja mampu menjadi generasi yang beradab, sopan, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera. Untuk para generasi muda Indonesia yang pintar, bersemangat, baik, dan berwawasan luas, yang menjaga kesehatan jasmani dan rohani, Selain memiliki moral yang baik dan menghormati sopan santun, ayo bersatu dan memperkuat barisan kita. Marilah kita tingkatkan kepribadian, akhlak, dan moral kita bersama. Refleksikan diri dan pertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan sebagai generasi muda Indonesia untuk mewujudkan negara yang bersih, sehat, maju, kuat, dan cerdas, dengan fokus pada pembentukan generasi mendatang. Kita semua menyadari bahwa masa depan Indonesia terkait erat dengan peran generasi muda berikutnya yang akan menggantikan peran generasi senior. Sudah saatnya generasi senior Memberikan tanggung jawab kepemimpinan kepada generasi muda untuk menjaga dan memperbaiki kondisi negara, serta menciptakan Indonesia yang lebih baik, adil, jujur, dan terbebas dari segala hal buruk.

 Telah di publis pada https://sulawesimerdeka.com/hilangnya-adab-dan-sopan-santun-anak-anak-terhadap-orang-tua/

 

PENDEKATAN DALAM KONSELING

30 November 2023 08:37:48 Dibaca : 13304

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Konseling melibatkan berbagai pendekatan yang dirancang untuk membantu individu dalam menjelajahi dan memahami masalah mereka, mengatasi kesulitan emosional atau perilaku, dan mencapai perubahan positif dalam hidup mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan umum dalam konseling:

Pendekatan Kognitif:

Deskripsi: Pendekatan ini fokus pada pemahaman dan perubahan pola pikir atau kognisi klien. Terapis bekerja bersama klien untuk mengidentifikasi pemikiran negatif atau distorsi kognitif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih sehat dan realistis.

Tujuan: Mengubah pola pikir yang merugikan untuk meningkatkan kesejahteraan mental.

Pendekatan Behavioral:

Deskripsi: Pendekatan ini berfokus pada perilaku observable dan bagaimana perilaku tersebut dapat dimodifikasi atau ditingkatkan. Terapis bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi perilaku yang tidak diinginkan dan mengembangkan strategi untuk menggantinya dengan perilaku yang lebih positif.

Tujuan: Mengubah perilaku yang merugikan atau tidak diinginkan.

Pendekatan Psikodinamik:

Deskripsi: Pendekatan ini berasal dari teori psikoanalisis dan menggali ke dalam alam bawah sadar untuk memahami konflik internal dan pengalaman masa lalu yang mungkin memengaruhi perilaku dan emosi saat ini.

Tujuan: Meningkatkan pemahaman diri dan mengatasi konflik psikologis yang mendasari.

Pendekatan Humanistik:

Deskripsi: Pendekatan ini menekankan pengembangan pribadi dan pertumbuhan individu. Terapis bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi diri dan pengembangan potensi penuh.

Tujuan: Mendorong pertumbuhan pribadi dan pengembangan potensi individu.

Pendekatan Eklektik:

Deskripsi: Pendekatan eklektik melibatkan penggunaan berbagai teknik dan strategi dari beberapa pendekatan konseling yang berbeda, tergantung pada kebutuhan klien dan masalah yang dihadapi.

Tujuan: Menyediakan pendekatan yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Pendekatan Sistemik:

Deskripsi: Pendekatan ini melibatkan pemahaman bahwa individu berinteraksi dalam konteks sistem yang lebih besar, seperti keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja. Terapis bekerja untuk memahami hubungan dan pola interaksi dalam sistem ini.

Tujuan: Mengidentifikasi dan mengubah pola-pola disfungsional dalam sistem interpersonal.

Pendekatan Solusi-Fokus:

Deskripsi: Pendekatan ini memusatkan perhatian pada solusi daripada masalah. Terapis bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi tujuan positif, kekuatan, dan sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai perubahan.

Tujuan: Mengembangkan solusi konstruktif untuk masalah dan mencapai perubahan yang diinginkan.

Penting untuk dicatat bahwa terapis sering menggunakan pendekatan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan klien dan masalah spesifik yang dihadapi. Pendekatan-pendekatan ini juga dapat diintegrasikan untuk menciptakan pendekatan konseling yang lebih holistik.

 

MENGAPA STUDY CLUB ITU PENTING BAGI MAHASISWA

30 November 2023 08:26:46 Dibaca : 1694

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Kelompok studi mahasiswa adalah suatu wadah di mana sekelompok mahasiswa dengan minat atau bidang studi yang sama berkumpul untuk belajar bersama, berdiskusi, dan saling mendukung. Pentingnya kelompok studi mahasiswa tidak dapat diabaikan, karena memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi perkembangan akademis dan pribadi para anggotanya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kelompok studi mahasiswa sangat penting:

Pembelajaran Kolaboratif:

Kelompok studi memberikan platform untuk pembelajaran kolaboratif. Anggota kelompok dapat saling bertukar ide, berbagi pemahaman, dan membantu satu sama lain memahami konsep-konsep yang sulit. Proses belajar bersama-sama dapat meningkatkan pemahaman dan retensi materi.

Motivasi dan Dukungan:

Dalam kelompok studi, mahasiswa saling memberikan dukungan moral dan motivasi. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau kelelahan, rekan-rekannya dapat memberikan dorongan positif dan membantu menjaga semangat belajar.

Pembagian Tugas:

Kelompok studi memungkinkan pembagian tugas. Setiap anggota dapat fokus pada topik atau konsep tertentu dan kemudian berbagi pengetahuannya dengan anggota lainnya. Ini membantu dalam efisiensi belajar dan memastikan bahwa setiap aspek materi diketahui oleh setiap anggota.

Perspektif yang Beragam:

Setiap anggota kelompok studi biasanya memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Ini membawa perspektif yang beragam ke dalam diskusi, memperkaya pemahaman tentang topik tertentu dan membantu dalam melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.

Pengembangan Keterampilan Sosial:

Berpartisipasi dalam kelompok studi membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, negosiasi, dan kerjasama. Keterampilan ini penting dalam konteks akademis dan profesional.

Pengelolaan Waktu yang Lebih Baik:

Kelompok studi dapat membantu mahasiswa mengelola waktu dengan lebih efisien. Dengan adanya jadwal reguler untuk pertemuan kelompok studi, mahasiswa cenderung lebih terorganisir dan fokus pada tugas-tugas akademis mereka.

Peningkatan Kemandirian Belajar:

Meskipun kelompok studi memberikan dukungan, setiap anggota juga diharapkan untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran individu. Ini membantu meningkatkan kemandirian belajar dan tanggung jawab pribadi terhadap hasil akademis.

Pembentukan Jejak Karir:

Kelompok studi dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk membentuk jaringan sosial dan profesional. Hubungan yang dibangun selama sesi studi bersama dapat bermanfaat untuk pertukaran informasi, peluang magang, dan bahkan peluang karir di masa depan.

Reduksi Stres:

Kehadiran kelompok studi dapat membantu mengurangi tingkat stres, terutama menjelang ujian atau tenggat waktu penting. Mahasiswa dapat merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan akademis.

Peningkatan Kualitas Pemahaman:

Dengan mendiskusikan topik bersama-sama, anggota kelompok dapat menguji pemahaman mereka dan melihat di mana mereka perlu meningkatkan. Pemahaman yang lebih dalam dapat dicapai melalui interaksi dan refleksi bersama.

Dengan demikian, kelompok studi mahasiswa bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang membangun komunitas belajar yang mendukung pertumbuhan akademis dan pengembangan pribadi.

CARA MENGAMBIL "HATI" DOSEN

29 November 2023 16:57:06 Dibaca : 266

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Mengambil "hati" dosen melibatkan kombinasi antara menghormati, berkomunikasi dengan baik, menunjukkan dedikasi terhadap pembelajaran, dan bersikap profesional. Berikut adalah beberapa cara untuk membuat hubungan positif dengan dosen:

Hadiri Kelas dengan Aktif:

Hadiri kelas secara aktif, tunjukkan minat pada materi, dan berpartisipasi dalam diskusi. Dosen cenderung menghargai mahasiswa yang menunjukkan dedikasi terhadap pembelajaran.

Ajukan Pertanyaan yang Relevan:

Ajukan pertanyaan yang relevan selama perkuliahan atau konsultasi. Ini menunjukkan bahwa Anda tertarik dan ingin memahami lebih dalam materi yang diajarkan.

Sikap Positif dan Sopan:

Bersikap positif dan sopan dalam setiap interaksi dengan dosen. Hormati ruang dan waktu mereka, dan berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun.

Jadilah Mahasiswa yang Bertanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban akademis Anda. Perguruan tinggi menghargai mahasiswa yang menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab terhadap pendidikannya.

Partisipasi Aktif dalam Kelompok Studi:

Jika ada kelompok studi atau proyek kelompok, berpartisipasilah aktif dan berkontribusi pada keberhasilan kelompok. Ini menunjukkan kemampuan kolaborasi dan kerja tim.

Konsultasi dan Diskusi Tambahan:

Manfaatkan waktu konsultasi yang disediakan oleh dosen untuk membahas materi lebih lanjut atau mendapatkan klarifikasi. Ini dapat membuktikan bahwa Anda serius tentang pembelajaran.

Hormati Pandangan dan Kritik:

Hormati pandangan dan kritik konstruktif dari dosen. Tunjukkan bahwa Anda terbuka terhadap umpan balik dan siap untuk belajar dan berkembang.

Ikuti Pedoman dan Petunjuk:

Ikuti pedoman dan petunjuk dengan seksama, baik dalam tugas maupun ujian. Dosen akan menghargai ketelitian dan kepatuhan terhadap aturan.

Pamerkan Kemajuan dan Peningkatan:

Jika Anda telah mengatasi kesulitan akademis atau meningkatkan kinerja Anda, berbagilah informasi tersebut dengan dosen. Ini menunjukkan tekad dan upaya untuk berkembang.

Libatkan Diri dalam Kegiatan Ekstrakurikuler:

Jika mungkin, libatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler atau proyek-proyek yang terkait dengan bidang studi Anda. Hal ini dapat menunjukkan minat dan keterlibatan yang lebih besar.

Buat Hubungan di Luar Kelas:

Jika dosen menawarkan kesempatan untuk membahas materi di luar jam konsultasi atau mengadakan acara akademis, ambillah kesempatan tersebut untuk membangun hubungan yang lebih akrab.

Menghormati Waktu Dosen:

Menghormati waktu dosen adalah kunci. Pastikan untuk tiba tepat waktu pada pertemuan atau kelas, dan hindari mengganggu mereka saat mereka tidak tersedia.

Ucapkan Terima Kasih:

Ucapkan terima kasih kepada dosen untuk bimbingan dan dukungannya. Keterbukaan dan apresiasi dapat memperkuat hubungan Anda.

Ingatlah bahwa setiap dosen memiliki kepribadian dan preferensi yang berbeda, jadi penting untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap dinamika unik dalam hubungan Anda dengan setiap dosen.

 

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan atau permohonan khusus kepada dosen dapat menjadi tantangan, terutama jika permintaan tersebut tidak sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang berlaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut:

Pahami Motivasi di Balik Permintaan:

Pertama-tama, cobalah untuk memahami motivasi atau alasan di balik permintaan mahasiswa. Terkadang, mahasiswa dapat menghadapi tantangan atau situasi pribadi yang mempengaruhi kinerja akademis mereka.

Terapkan Kebijakan dengan Konsisten:

Pastikan untuk menerapkan kebijakan dan prosedur yang berlaku secara konsisten. Ini menciptakan lingkungan yang adil dan setara untuk semua mahasiswa.

Berikan Penjelasan Tentang Kebijakan:

Jelaskan dengan jelas kebijakan dan prosedur yang berlaku kepada mahasiswa. Berikan pemahaman yang baik tentang aturan yang harus diikuti dan konsekuensinya.

Sediakan Alternatif atau Solusi yang Adil:

Jika memungkinkan, coba cari solusi alternatif atau opsi yang adil yang dapat membantu mahasiswa tanpa melanggar kebijakan. Terkadang, terdapat cara untuk membantu tanpa mengorbankan integritas akademis.

Buat Pertemuan Pribadi:

Jika permintaan mahasiswa masih terus berlanjut, pertimbangkan untuk mengatur pertemuan pribadi. Ini dapat memberikan kesempatan untuk mendengarkan secara lebih mendalam dan menjelaskan implikasi dari setiap kebijakan.

Fokus pada Pembelajaran dan Peningkatan:

Ajak mahasiswa untuk fokus pada pembelajaran dan pengembangan pribadi. Berbicara tentang cara-cara untuk meningkatkan kinerja akademis mereka dan mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Tunjukkan Empati:

Tunjukkan empati terhadap mahasiswa, terutama jika mereka menghadapi masalah pribadi atau kesulitan. Memberikan dukungan emosional dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung.

Hindari Perlakuan yang Diskriminatif:

Pastikan bahwa tidak ada perlakuan yang diskriminatif terhadap mahasiswa. Perlakukan setiap permintaan dengan adil dan setara tanpa memandang latar belakang atau karakteristik pribadi.

Jangan Ragu untuk Menegakkan Kebijakan:

Meskipun penting untuk menunjukkan empati, jangan ragu untuk menegakkan kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan. Ini penting untuk menjaga konsistensi dan keadilan.

Libatkan Pihak Lain Jika Diperlukan:

Jika situasi semakin kompleks, pertimbangkan melibatkan pihak lain, seperti penasihat akademis, koordinator program, atau pihak administrasi yang berwenang, untuk membantu menangani kasus tersebut.

Dorong Kemandirian Mahasiswa:

Dorong mahasiswa untuk mengembangkan kemandirian akademis. Bantu mereka memahami bahwa tanggung jawab akademis ada pada diri mereka sendiri, dan bagian dari pengalaman perguruan tinggi adalah belajar untuk mengatasi tantangan.

Berikan Saran untuk Perbaikan:

Jika ada kesempatan, berikan saran konstruktif untuk perbaikan. Bicarakan tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan kinerja akademis mereka.

Dalam menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan, penting untuk menciptakan lingkungan yang adil, transparan, dan mendukung pertumbuhan akademis. Pemahaman, komunikasi terbuka, dan penekanan pada tanggung jawab pribadi dapat membantu mencapai keseimbangan antara memberikan dukungan dan menegakkan kebijakan.