By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Pendahuluan

Bimbingan dan konseling memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan akademik mahasiswa di perguruan tinggi. Unit penunjang akademik yang bertanggung jawab dalam bidang ini menyajikan program-program yang tidak hanya membantu mahasiswa mengatasi berbagai masalah pribadi, tetapi juga memberikan panduan untuk mengembangkan potensi akademik mereka. Melalui program-programnya, unit penunjang akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa untuk menjelajahi minat dan bakat mereka, membantu mereka membangun rencana studi yang efektif, dan memberikan dukungan emosional selama proses belajar. Melalui bimbingan dan konseling ini, mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mereka, mengatasi stres akademik, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di perguruan tinggi. Peran dan program unit penunjang akademik bimbingan dan konseling sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dapat mencapai potensi penuh mereka dalam dunia akademik. Dengan dukungan dan panduan yang diberikan, mahasiswa dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di perguruan tinggi. 

 Definisi Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Unit penunjang akademik bimbingan dan konseling adalah lembaga di perguruan tinggi yang bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa. Unit ini berperan penting dalam membantu mahasiswa mengatasi masalah pribadi dan mengembangkan potensi akademik mereka. Unit penunjang akademik ini terdiri dari profesional yang terlatih dalam bidang bimbingan dan konseling. Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan bantuan yang efektif kepada mahasiswa. Program-program yang disediakan oleh unit penunjang akademik bimbingan dan konseling mencakup berbagai aspek kehidupan mahasiswa, seperti pengembangan diri, pengaturan waktu, manajemen stres, dan pengembangan keterampilan belajar. Dengan program-program ini, mahasiswa dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk mencapai kesuksesan akademik.

 Pentingnya Bimbingan dan Konseling bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung mahasiswa di perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bimbingan dan konseling sangat penting:

  • Mengatasi masalah pribadi: Mahasiswa sering menghadapi berbagai masalah pribadi yang dapat mempengaruhi kinerja akademik mereka. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengatasi masalah ini dan membantu mereka menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik.
  • Pengembangan potensi akademik: Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengembangkan potensi akademik mereka dengan memberikan panduan dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini membantu mahasiswa merasa termotivasi dan lebih fokus dalam belajar.
  • Manajemen stres: Perguruan tinggi seringkali memberikan tekanan yang tinggi bagi mahasiswa. Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengatasi stres akademik dan memberikan strategi untuk mengelola waktu dan tugas dengan efektif.
  • Pengembangan keterampilan belajar: Bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akademik. Ini termasuk keterampilan seperti membaca efektif, mengambil catatan, dan mengelola informasi.
  • Dengan bantuan bimbingan dan konseling, mahasiswa dapat mengoptimalkan potensi mereka dalam mencapai kesuksesan akademik.

 Manfaat Program Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Program-program yang disediakan oleh unit penunjang akademik bimbingan dan konseling memiliki berbagai manfaat bagi mahasiswa. Beberapa manfaat utama dari program ini adalah sebagai berikut:

  • Penemuan minat dan bakat: Program-program ini membantu mahasiswa menjelajahi minat dan bakat mereka. Mahasiswa dapat mendapatkan bimbingan untuk memilih program studi yang sesuai dengan minat mereka dan mengembangkan potensi akademik mereka.
  • Rencana studi yang efektif: Unit pendukung akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa membangun rencana studi yang efektif. Mereka memberikan panduan tentang mata kuliah yang harus diambil dan membantu mahasiswa dalam merencanakan jadwal belajar yang efisien.
  • Dukungan emosional: Program-program ini juga memberikan dukungan emosional kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat berbicara dengan konselor tentang masalah pribadi atau stres akademik yang mereka hadapi. Dukungan ini membantu mahasiswa merasa didengar dan dihargai.
  • Pengembangan keterampilan belajar: Program-program ini membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akademik. Mahasiswa dapat belajar tentang strategi membaca efektif, mengambil catatan, dan mengelola waktu.
  • Dengan manfaat-manfaat ini, program-program unit pendukung akademik bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik dan menghadapi tantangan yang ada di perguruan tinggi.

 Keberhasilan Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi

Program bimbingan dan konseling di perguruan tinggi telah terbukti sukses dalam membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik. Berikut adalah beberapa statistik yang menunjukkan keberhasilan program-program ini:

  • Meningkatnya tingkat kelulusan: Perguruan tinggi yang memiliki program bimbingan dan konseling yang efektif memiliki tingkat kelulusan yang lebih tinggi. Program ini membantu mahasiswa mengatasi hambatan akademik dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
  • Penurunan tingkat drop-out: Program-program bimbingan dan konseling juga membantu mengurangi tingkat drop-out di perguruan tinggi. Dengan memberikan dukungan yang tepat, mahasiswa merasa lebih termotivasi untuk tetap melanjutkan studi mereka.
  • Meningkatnya kepuasan mahasiswa: Mahasiswa yang mendapatkan bantuan dari program bimbingan dan konseling umumnya merasa lebih puas dengan pengalaman mereka di perguruan tinggi. Mereka merasa didukung dan dihargai oleh institusi mereka.
  • Statistik ini menunjukkan bahwa program-program bimbingan dan konseling memiliki dampak positif yang signifikan pada kesuksesan akademik mahasiswa di perguruan tinggi.

 Strategi Implementasi Program Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling

Implementasi program-unit program penunjang akademik bimbingan dan konseling memerlukan strategi yang baik. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan program ini:

  • Kolaborasi dengan fakultas: Unit penunjang akademik bimbingan dan konseling harus bekerja sama dengan fakultas dan staf akademik untuk memastikan bahwa program-program ini terintegrasi dengan baik dalam kurikulum. Kolaborasi ini membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa dan menyediakan bantuan yang sesuai.
  • Pemberdayaan mahasiswa: Mahasiswa juga perlu dilibatkan dalam implementasi program bimbingan dan konseling. Mereka dapat menjadi bagian dari tim pengembangan program dan memberikan masukan tentang apa yang mereka butuhkan dari program ini.
  • Evaluasi program secara teratur: Penting untuk melakukan evaluasi program secara teratur untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei mahasiswa, diskusi kelompok, atau wawancara individu. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan program yang ada.
  • Dengan strategi implementasi yang baik, program-unit pendukung akademik bimbingan dan konseling dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

 Membuat Rencana Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi

Membuat rencana program bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan pemikiran dan perencanaan yang matang. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam membuat rencana program ini:

  • Identifikasi kebutuhan mahasiswa: Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa. Ini dapat dilakukan melalui survei, wawancara, atau observasi. Identifikasi ini membantu dalam menentukan fokus program.
  • Tentukan tujuan program: Setelah mengidentifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan program. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu.
  • Rancang program: Setelah menentukan tujuan, selanjutnya adalah merancang program. Program ini harus mencakup berbagai kegiatan dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
  • Implementasikan program: Setelah merancang program, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Hal ini melibatkan kolaborasi dengan fakultas, staf akademik, dan mahasiswa.
  • Evaluasi program: Evaluasi program secara teratur untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui survei, evaluasi kinerja, atau wawancara.
  • Dengan mengikuti langkah-langkah ini, rencana program bimbingan dan konseling dapat disusun dengan baik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa di perguruan tinggi.

 Tips Efektif dalam Memberikan Bimbingan dan Konseling kepada Mahasiswa

Memberikan bimbingan dan konseling yang efektif kepada mahasiswa memerlukan keterampilan khusus. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam memberikan bimbingan dan konseling yang efektif:

  • Dengarkan dengan empati: Dengarkan dengan empati dan berikan perhatian penuh kepada mahasiswa. Ini membantu mereka merasa didengar dan dihargai.
  • Bersikap terbuka dan tidak memihak: Bersikap terbuka dan tidak memihak adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mahasiswa. Mereka harus merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka.
  • Gunakan teknik konseling yang sesuai: Gunakan teknik konseling yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Hal ini dapat meliputi teknik mendengarkan aktif, refleksi, dan pertanyaan terbuka.
  • Berikan panduan dan saran yang konstruktif: Berikan panduan dan saran yang konstruktif kepada mahasiswa. Bantu mereka mengidentifikasi solusi yang mungkin untuk masalah yang mereka hadapi.
  • Jaga kerahasiaan: Jaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh mahasiswa. Ini penting untuk membangun kepercayaan dan menjaga privasi mereka.
  • Dengan mengikuti tips-tips ini, bimbingan dan konseling dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

 Peran Medsos dalam Program Bimbingan dan Konseling

 Media sosial seperti X, Facebook, dan Instagram dapat memainkan peran penting dalam program bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mahasiswa dan menyebarkan informasi tentang program bimbingan dan konseling. Ini dapat mencakup pengumuman acara, jadwal konseling, atau artikel pendidikan yang relevan

 

 

SIKAP SOSIAL

09 April 2024 02:44:15 Dibaca : 7441

A. Pengertian Sikap Sosial

Sikap sosial adalah sebagai sarana berkomunikasi untuk membangun keharmonisan sesama manusia. Kita ketahui bersama manusia adalah makhluk sosial artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Sikap sosial itu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan sikap kita dapat merealisasikan keadaan perasaan kita, apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, dengan sikap sosial juga seseorang dapat menduga bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dengan mengetahui sikapnya. Menurut Gerungan (2004:150) attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupkan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi itu. Sedangkan menurut Bruno, (Syah, 2002 : 141) sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sedangkan menurut Thursione mengatakan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek spikologi. Aspek psikologi yang dimaksud adalah simbol, kata – kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya (Ahmadi, 2007:150). Menurut Krech and Crutchfield, sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu, (David, dkk, 1985 : 137). 

Definisi sikap menurut Rahayuningsih (2008 : 56)

  • Berorientasi kepada respon : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek
  • Berorientasi kepada kesiapan respon terdiri dari dua yaitu (1). sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. (2) suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.
  • Berorientasi kepada skema triadik : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Meskipun ada beberapa perbedaan mengenai pengertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula para ahli cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 2007:151). Sedangkan kata sosial, berasal dari kata lain societas, yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang lain-lain, misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan sebagainya.Berdasarkan pengertian di atas maka sikap sosial yang dimaksuddalam penelitian ini adalah suatu perbuatan, perilaku yang berkenaan dengan masyarakat.

B. Ciri- ciri Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (Ahmadi, 2007 : 153)

  1. Sikap itu dipelajari (learnability): Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.
  2. Memiliki kestabilan (Stability): Sikap memulai dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. Mislanya: perasaan like dan dislike terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang-ulang atuau memiliki frekuensi yang tinggi.
  3. Personal - societal significance: Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.
  4. Berisi cognisi dan affeks: Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
  5. Approach – avoidance directionality: Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan menghindarinya.

Sedangkan ciri-ciri sikap menurut Gerungan, 2004 : 163.

  1. Sikap tidak dibawa orang sejak dilahirkan, tetapi akan terbentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
  2. Sikap dapat berubah-ubah, karena sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat dapat berubah pada pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
  3. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
  4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Dari ciri-ciri sikap yang dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap seseorang tidak dibawah sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah-ubah dan dapat dipelajari atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahan sikapnya pada orang lain. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenan pada suatu objek saja, melainkan juga dapat berkenan dengan deretan-deretan objek-objek yang serupa.

C. Faktor Penyebab Perubahan Sikap

Berdasarkan ciri-ciri sikap diatas bahwa manusia tidak dilahirkan dengan sikap tertentu melainkan dapat dibentuk sepanjang perkembangannya. Dengan demikian pembentukan sikap tidak dengan sendirinya tetapi berlangsungnya dalam sebuah interaksi sosial. Pembentukan sikap pembinaan moral dan pribadi pada umumnyaterjadi melalui pengalaman sejak kecil. Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ini bukan berarti orang tidak bersikap. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap.

  • Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengelolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
  • Faktor ekstern: yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok.

D. Indikator Sikap Sosial

Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

 

TUMBILOTOHE GORONTALO

09 April 2024 02:01:42 Dibaca : 3281

Tumbilotohe adalah tradisi adat masyarakat Gorontalo yang merupakan warisan budaya Gorontalo. Peranan tumbilotohe dalam pembangunan budaya dan kehidupan masyarakat adalah sebagai petanda datangnya bulan yang sakral dan sebagai alat penerangan bagi masyarakat untuk melintasi jalan ke Masjid, tempat masyarakat muslim beribadah. Tumbilotohe diadakan selama 3 hari pada malam hari dan akan berakhir pada malam Idul Fitri.

Berdasarkan arti morfologinya, tumbilotohe berasal dari dua kata: tumbilo (menyalakan) dan tohe (lampu). Tumbilotohe berarti menyalakan lampu, namun lampu yang dimaksudkan pada adat tumbilotohe ini bukanlah lampu biasa, tetapi lampu yang terbuat dari damar, terbungkus dengan daun woka, dan biasanya disebut tohetutu atau lampu asli. Sejarah tumbilotohe mulai dari abad ke-15 atau 16, dimulai dengan penggunaan lampu penerangan yang terbuat dari wamuta atau seludang yang dihaluskan dan diruncingkan, kemudian dibakar. Selanjutnya, alat penerangan seiring perkembangan zaman, bahan lampu buat penerangan di ganti dengan minyak tanah, dan sekarang ini sering ditambahkan dengan ribuan lampu listrik.

Tumbilotohe diadakan secara turun temurun dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang miskin, kaya, pegawai, pendatang, Bupati, Gubernur, dan lain-lain. Tradisi ini memiliki nilai yang sangat dalam, karena masyarakat Gorontalo mengekspresikan diri dalam mensunyikan jiwa dengan melaksanakan tradisi tumbilotohe. Tumbilotohe juga memiliki nilai kesadaran dari keturunan yang sama, nilai kembali pada yang fitri puasa Ramadhan, dan nilai kepuasan spiritual.

Dalam pelaksanannya, tumbilotohe menggunakan atribut adat yang semuanya dapat ditemui di alamat atau lingkungan sekitar, seperti alikusu (gapura adat), tohe tutu (lampu damar), padamala (lampu minyak kelapa), tonggolo’opo (lampion), dan lain-lain. Tumbilotohe juga memiliki daya pikat yang cukup tinggi, sehingga setiap tahun menjadi salah satu alasan orang datang ke Gorontalo.

  • https://main.mui-gorontaloprov.or.id/2023/04/17/tumbilotohe-gorontalodimensi-spiritual-kultural-dan-ekonomi/
  • https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa/article/download/794/1676/10036
  • https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/05/23/makna-setiap-atribut-tradisi-tumbilotohe-di-gorontalo
  • https://gorontalopost.id/2022/04/28/tumbilotohe-budaya-yang-kental-dengan-nuansa-religius/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbilo_tohe
  • Sumber gambar: https://phinemo.com/wp-content/uploads/2017/10/tumbilotohe-tradisi-lampu-di-gorontalo-dari-abad-ke-15-170223l.jpg 

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Sokrates, Plato, dan Aristoteles merupakan tiga tokoh filosofi Yunani kuno yang memiliki perbedaan dalam pandangan mereka, meskipun Plato adalah murid dari Sokrates dan Aristoteles adalah murid dari Plato. Berikut adalah beberapa perbedaan utama dalam pandangan mereka:

1. Metode Filosofis:

  • Sokrates: Fokus utamanya adalah pada dialog dan dialektika. Ia menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong orang berpikir secara kritis dan mencari kebenaran sendiri.
  • Plato: Mengembangkan metode dialog seperti yang digunakan oleh Sokrates, tetapi kemudian menekankan penulisan sebagai cara untuk menyampaikan pemikirannya. Menurutnya, realitas dunia ini adalah pantulan atau bayangan dari dunia ide yang lebih tinggi.
  • Aristoteles: Mengutamakan observasi dan penelitian empiris. Ia menciptakan metodologi ilmiah yang membentuk dasar bagi banyak disiplin ilmu modern.

 2. Teori Pengetahuan:

  • Sokrates: Lebih fokus pada etika dan moralitas. Ia percaya bahwa pengetahuan tentang kebenaran moral dapat ditemukan melalui dialog dan refleksi pribadi.
  • Plato: Memisahkan antara dunia fisik yang berubah dan dunia ide yang abadi. Menurutnya, pengetahuan sejati hanya dapat ditemukan dalam dunia ide, bukan melalui pengamatan dunia fisik.
  • Aristoteles: Menekankan pengetahuan empiris dan memahami dunia melalui pengalaman indera. Ia menilai pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan yang utama.

 3. Pandangan tentang Realitas:

  • Sokrates: Fokus pada kenyataan moral dan etika, tidak secara eksplisit mengembangkan teori tentang realitas fisik atau dunia ide.
  • Plato: Memisahkan dunia fisik sebagai dunia bayangan dan dunia ide sebagai kenyataan sejati. Ide-ide ini adalah bentuk-bentuk abadi yang menjadi dasar dari realitas.
  • Aristoteles: Melihat dunia fisik sebagai objek penelitian yang sah. Ia tidak memisahkan dunia fisik dan dunia ide, dan memandang keduanya sebagai bagian integral dari realitas.

 4. Pemahaman tentang Keadilan:

  • Sokrates: Berfokus pada penelitian keadilan melalui dialog dan pertanyaan etika. Ia lebih menekankan pada pemahaman pribadi dan kebijaksanaan batiniah.
  • Plato: Menyajikan ide Keadilan dalam karyanya "Republik," di mana ia menggambarkan negara yang diatur oleh para filsuf raja yang memiliki pengetahuan tertinggi tentang keadilan.
  • Aristoteles: Mengembangkan konsep keadilan sebagai keseimbangan dan proporsi yang sesuai dengan hukum alam.

Meskipun terdapat perbedaan dalam pandangan mereka, kontribusi Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah memberikan dasar filosofis yang mendalam bagi pemikiran Barat dan mempengaruhi banyak bidang ilmu dan humaniora selama berabad-abad.

 

 

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Salam Sukses, Mahasiswa Pemberani!

Hari ini, kalian adalah bukti hidup bahwa tekad dan semangat bisa mengubah takdir. Mendapatkan beasiswa kuliah adalah prestasi luar biasa, terutama bagi kita yang mungkin harus melalui jalan yang penuh tantangan. Saya ingin menyampaikan beberapa nasehat yang mungkin bisa menjadi pendorong bagi perjalanan kalian yang inspiratif ini.

 Bersyukur dan Bangga:

Pertama-tama, selalu bersyukurlah. Beasiswa ini adalah hasil dari kerja keras kalian, kecerdasan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Banggalah menjadi bagian dari kelompok mahasiswa yang mendukung dan menghargai potensi sejati.

 Tetap Fokus pada Tujuan:

Tetapkan tujuan jelas dan rentangkan mimpi kalian. Beasiswa ini adalah peluang besar untuk mengubah hidup dan masa depan. Gunakan kesempatan ini untuk membangun fondasi yang kuat menuju impian kalian.

 Jangan Ragu Meminta Bantuan:

 Jika kalian menghadapi kendala atau kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan. Fakultas, staf, dan teman-teman kalian di kampus siap membantu. Ada banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk memastikan keberhasilan kalian.

 Terus Berinovasi dan Belajar:

Jangan pernah berhenti belajar. Meskipun kalian telah melewati rintangan besar untuk sampai ke kampus, dunia akademis memberikan banyak peluang untuk terus tumbuh dan berkembang. Manfaatkan setiap pelajaran, setiap tugas, dan setiap kesempatan.

 Jadilah Inspirasi untuk Orang Lain:

Kenyataan bahwa kalian miskin tidak menghalangi kalian untuk menjadi inspirasi bagi orang lain. Perjalanan kalian adalah kisah hidup yang menginspirasi dan memberi harapan kepada mereka yang mungkin merasa kehilangan arah.

 Pertahankan Semangat dan Keberanian:

Setiap perjalanan memiliki tantangan, dan kalian mungkin akan menghadapi rintangan. Pertahankan semangat dan keberanian. Ingatlah, keberanian sejati bukanlah ketiadaan ketakutan, tetapi kemampuan untuk melanjutkan meskipun takut.

Dalam setiap langkah kalian, ingatlah bahwa kalian adalah agen perubahan bagi diri kalian sendiri dan komunitas. Perjalanan kalian tidak hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi juga tentang menciptakan perubahan positif di dunia. Teruslah berjuang, teruslah bermimpi, dan teruslah menjadi inspirasi.

 Semangat!