By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan atau permohonan khusus kepada dosen dapat menjadi tantangan, terutama jika permintaan tersebut tidak sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang berlaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut:

1. Pahami Motivasi di Balik Permintaan:

Pertama-tama, cobalah untuk memahami motivasi atau alasan di balik permintaan mahasiswa. Terkadang, mahasiswa dapat menghadapi tantangan atau situasi pribadi yang mempengaruhi kinerja akademis mereka.

2. Terapkan Kebijakan dengan Konsisten:

Pastikan untuk menerapkan kebijakan dan prosedur yang berlaku secara konsisten. Ini menciptakan lingkungan yang adil dan setara untuk semua mahasiswa.

3. Berikan Penjelasan Tentang Kebijakan:

Jelaskan dengan jelas kebijakan dan prosedur yang berlaku kepada mahasiswa. Berikan pemahaman yang baik tentang aturan yang harus diikuti dan konsekuensinya.

4. Sediakan Alternatif atau Solusi yang Adil:

Jika memungkinkan, coba cari solusi alternatif atau opsi yang adil yang dapat membantu mahasiswa tanpa melanggar kebijakan. Terkadang, terdapat cara untuk membantu tanpa mengorbankan integritas akademis.

5. Buat Pertemuan Pribadi:

Jika permintaan mahasiswa masih terus berlanjut, pertimbangkan untuk mengatur pertemuan pribadi. Ini dapat memberikan kesempatan untuk mendengarkan secara lebih mendalam dan menjelaskan implikasi dari setiap kebijakan.

6. Fokus pada Pembelajaran dan Peningkatan:

Ajak mahasiswa untuk fokus pada pembelajaran dan pengembangan pribadi. Berbicara tentang cara-cara untuk meningkatkan kinerja akademis mereka dan mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

7. Tunjukkan Empati:

Tunjukkan empati terhadap mahasiswa, terutama jika mereka menghadapi masalah pribadi atau kesulitan. Memberikan dukungan emosional dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung.

8. Hindari Perlakuan yang Diskriminatif:

Pastikan bahwa tidak ada perlakuan yang diskriminatif terhadap mahasiswa. Perlakukan setiap permintaan dengan adil dan setara tanpa memandang latar belakang atau karakteristik pribadi.

9. Jangan Ragu untuk Menegakkan Kebijakan:

Meskipun penting untuk menunjukkan empati, jangan ragu untuk menegakkan kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan. Ini penting untuk menjaga konsistensi dan keadilan.

10. Libatkan Pihak Lain Jika Diperlukan:

Jika situasi semakin kompleks, pertimbangkan melibatkan pihak lain, seperti penasihat akademis, koordinator program, atau pihak administrasi yang berwenang, untuk membantu menangani kasus tersebut.

11. Dorong Kemandirian Mahasiswa:

Dorong mahasiswa untuk mengembangkan kemandirian akademis. Bantu mereka memahami bahwa tanggung jawab akademis ada pada diri mereka sendiri, dan bagian dari pengalaman perguruan tinggi adalah belajar untuk mengatasi tantangan.

12. Berikan Saran untuk Perbaikan:

Jika ada kesempatan, berikan saran konstruktif untuk perbaikan. Bicarakan tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan kinerja akademis mereka.

Dalam menghadapi mahasiswa yang selalu meminta kebijaksanaan, penting untuk menciptakan lingkungan yang adil, transparan, dan mendukung pertumbuhan akademis. Pemahaman, komunikasi terbuka, dan penekanan pada tanggung jawab pribadi dapat membantu mencapai keseimbangan antara memberikan dukungan dan menegakkan kebijakan.

 

MAHASISWA DAN INTERVENSI ALUMNI DALAM KEGIATAN KAMPUS

29 November 2023 16:47:20 Dibaca : 99

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Partisipasi alumni dalam kegiatan kampus, termasuk keterlibatan mereka dengan mahasiswa junior, bisa menjadi aset berharga untuk pengalaman pendidikan dan pengembangan mahasiswa. Namun, perlu diingat untuk memastikan bahwa interaksi tersebut tetap positif dan membangun. Berikut beberapa cara untuk menangani intervensi alumni yang masih terlibat dalam kegiatan junior di kampus:

1. Jalin Kolaborasi Positif:

Upayakan kolaborasi positif antara alumni dan mahasiswa junior. Alihkan fokus dari keterlibatan berlebihan menjadi kontribusi yang konstruktif dan mendukung.

2. Tentukan Batasan yang Jelas:

Tentukan batasan yang jelas terkait peran dan keterlibatan alumni. Hal ini dapat melibatkan pembuatan kebijakan atau pedoman yang mengatur partisipasi mereka agar tetap sejalan dengan visi dan misi institusi.

3. Sosialisasikan Kebijakan Keterlibatan Alumni:

Sosialisasikan kebijakan atau pedoman keterlibatan alumni kepada seluruh komunitas kampus. Pastikan agar semua pihak, termasuk mahasiswa junior dan alumni, memahami batasan dan harapan yang telah ditetapkan.

4. Fokus pada Pembimbingan Positif:

Dorong alumni untuk terlibat dalam pembimbingan dan pembangunan keterampilan positif. Misalnya, mereka dapat memberikan wawasan karir, berbagi pengalaman, atau membantu dalam proyek-proyek pengembangan profesional.

5. Facilitasi Kegiatan Formal:

Facilitasi kegiatan formal atau acara di mana alumni dapat memberikan kontribusi positif tanpa menggangu jalannya kegiatan kampus. Seminar, workshop, atau mentoring formal adalah contoh kegiatan ini.

6. Buat Kelompok Alumni Terstruktur:

Jika ada minat yang besar dari alumni untuk tetap terlibat, pertimbangkan untuk membentuk kelompok alumni terstruktur. Kelompok ini dapat memiliki tujuan dan kegiatan tertentu yang mendukung perkembangan mahasiswa tanpa mengganggu keterlibatan yang positif.

7. Perkuat Program Mentor-Mentee:

Perkuat program mentor-mentee yang terorganisir dengan baik. Pastikan bahwa interaksi antara alumni dan mahasiswa junior terjadi dalam kerangka pembinaan yang positif dan terkendali.

8. Berikan Pelatihan Khusus:

Jika diperlukan, berikan pelatihan khusus kepada alumni tentang bagaimana mereka dapat berkontribusi secara positif dan efektif dalam perkembangan mahasiswa. Ajarkan etika dan batasan yang berlaku.

9. Fasilitasi Komunikasi Terbuka:

Fasilitasi komunikasi terbuka antara mahasiswa junior, alumni, dan pihak administrasi kampus. Dukung dialog yang konstruktif untuk mencari solusi bersama.

10. Perkuat Peran Pembimbing dan Dosen:

Pastikan bahwa peran pembimbing dan dosen diperkuat. Mereka dapat berperan sebagai mediator dan memberikan arahan terkait norma dan nilai-nilai kampus.

11. Evaluasi dan Tinjau secara Berkala:

Lakukan evaluasi secara berkala terhadap keterlibatan alumni. Tinjau apakah interaksi mereka memberikan manfaat positif atau jika diperlukan perubahan pada kebijakan keterlibatan.

12. Buka Ruang untuk Umpan Balik Mahasiswa:

Buka ruang untuk umpan balik dari mahasiswa. Dengan mendengarkan perspektif mereka, Anda dapat menilai dampak keterlibatan alumni dan membuat penyesuaian jika diperlukan.

13. Jaga Keterbukaan dan Fleksibilitas:

Jaga keterbukaan dan fleksibilitas dalam menanggapi dinamika kegiatan kampus. Terkadang, situasi dan kebutuhan dapat berubah, dan perlu adanya penyesuaian.

Dengan pendekatan yang bijaksana dan terkoordinasi, keterlibatan alumni dapat menjadi sumber daya berharga dan dapat meningkatkan pengalaman mahasiswa tanpa mengganggu proses pembelajaran dan pengembangan.

STRATEGI SUPAYA WISUDA 7 SEMESTER

29 November 2023 16:40:38 Dibaca : 36

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Wisuda dalam waktu tujuh semester merupakan pencapaian yang ambisius dan memerlukan perencanaan yang matang. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda mencapai tujuan wisuda pada semester ketujuh:

1. Pilih Program Studi dengan Bijak:

Sejak awal, pilih program studi yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Hal ini dapat membantu Anda mempertahankan motivasi dan fokus pada studi.

2. Buat Rencana Studi yang Realistis:

Buat rencana studi yang realistis dan sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Pertimbangkan beban kerja, prasyarat mata kuliah, dan kebutuhan lainnya.

3. Bertemu dengan Penasihat Akademis:

Sering berkomunikasi dengan penasihat akademis Anda untuk mendiskusikan rencana studi, mengidentifikasi batasan yang mungkin Anda hadapi, dan mencari solusi.

4. Ambil Beban Studi yang Sesuai:

Pilih beban studi yang sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu Anda. Terlalu banyak mata kuliah dapat mengakibatkan stres dan penurunan kualitas belajar.

5. Manfaatkan Program Akselerasi:

Beberapa perguruan tinggi menawarkan program akselerasi atau mata kuliah. Manfaatkan kesempatan ini untuk mengejar kredit tambahan dan mempercepat progres studi Anda.

6. Prioritaskan Studi:

Berikan prioritas tertinggi pada studi Anda. Hindari distraksi yang tidak perlu dan alokasikan waktu yang cukup untuk membaca, mempersiapkan tugas, dan menghadiri kelas.

7. Manfaatkan Sumber Daya Kampus:

Manfaatkan sumber daya kampus seperti perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas studi Anda.

8. Bergabung dalam Kelompok Belajar:

Bergabung dengan kelompok belajar atau studi dapat membantu meningkatkan pemahaman Anda dan memberikan dukungan rekan sejawat.

9. Pantau Kemajuan Studi:

Pantau kemajuan studi Anda secara berkala. Jika ada tanda-tanda kesulitan, segera cari bantuan dari dosen, penasihat akademis, atau layanan bimbingan akademis.

10. Jaga Keseimbangan Hidup:

Meskipun penting untuk fokus pada studi, jangan lupakan keseimbangan hidup. Pastikan Anda menyisihkan waktu untuk istirahat, olahraga, dan kegiatan rekreasi yang Anda nikmati.

11. Jelajahi Kesempatan Khusus:

Cari peluang khusus seperti program pertukaran mahasiswa, magang, atau penelitian. Ini dapat memberikan nilai tambah pada pengalaman Anda dan memperkaya portofolio akademis Anda.

12. Cari Kredit Transfer (jika memungkinkan):

Jika diperbolehkan, cari opsi kredit transfer atau pengakuan mata kuliah sebelumnya. Ini dapat membantu mempercepat perjalanan studi Anda.

13. Sesuaikan Rencana Jika Diperlukan:

Sementara Anda dapat memiliki rencana awal, bersedia untuk menyesuaikan rencana studi Anda jika diperlukan. Terkadang, perubahan situasi atau minat dapat memerlukan penyesuaian.

14. Pertahankan Semangat Positif:

Pertahankan semangat positif dan motivasi. Fokus pada pencapaian Anda dan tetapkan tujuan yang realistis.

15. Berpartisipasi dalam Program Pengembangan Diri:

Ikuti program pengembangan diri, seminar, atau pelatihan yang ditawarkan oleh kampus. Ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan pemahaman Anda di luar mata kuliah inti.

Ingatlah bahwa setiap mahasiswa memiliki tantangan dan kebutuhan unik. Fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan akan menjadi kunci kesuksesan Anda dalam mencapai tujuan wisuda dalam waktu tujuh semester.

PENTINGNYA MAHASISWA MENJADI ASISTEN DOSEN

29 November 2023 16:34:10 Dibaca : 441

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Peran mahasiswa sebagai asisten dosen memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk mahasiswa itu sendiri tetapi juga untuk dosen, institusi pendidikan, dan komunitas akademis secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjadi asisten dosen bisa sangat penting:

1. Pengalaman Praktik:

Menjadi asisten dosen memberikan mahasiswa pengalaman praktik dalam dunia akademis. Mereka dapat terlibat langsung dalam proses pengajaran, penelitian, atau kegiatan administratif yang berkaitan dengan dunia perkuliahan.

2. Pengembangan Keterampilan:

Peran sebagai asisten dosen memungkinkan mahasiswa mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan komunikasi, manajemen waktu, kepemimpinan, dan kerja tim. Ini dapat memberi mereka keunggulan kompetitif dalam dunia kerja di masa depan.

3. Pemahaman Lebih Mendalam tentang Materi Pelajaran:

Dengan terlibat dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran. Mereka dapat melihat bagaimana konsep-konsep teoritis diterapkan dalam praktiknya.

4. Pembelajaran Kolaboratif:

Sebagai asisten dosen, mahasiswa dapat berkolaborasi lebih dekat dengan dosen dan rekan mahasiswa. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih kolaboratif dan saling mendukung.

5. Peningkatan Pengajaran Dosen:

Melalui umpan balik dan partisipasi aktif mahasiswa, dosen dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana meningkatkan metode pengajaran dan menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang lebih efektif.

6. Keterlibatan dalam Proses Penelitian:

Bagi mahasiswa yang tertarik pada penelitian, menjadi asisten dosen dapat memberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek penelitian. Hal ini memungkinkan mereka belajar lebih banyak tentang metode penelitian dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan.

7. Pengenalan pada Dunia Profesional:

Peran sebagai asisten dosen dapat menjadi pengenalan awal bagi mahasiswa terhadap dunia profesional di bidang akademis. Hal ini dapat membantu mereka memahami dinamika dan harapan dalam pekerjaan di dunia pendidikan.

8. Meningkatkan Kepercayaan Diri:

Melalui tanggung jawab sebagai asisten dosen, mahasiswa dapat mengembangkan kepercayaan diri mereka. Hal ini terjadi melalui pengalaman mengajar, berbicara di depan umum, dan menghadapi tantangan-tantangan dalam lingkungan akademis.

9. Peningkatan Hubungan Mahasiswa-Dosen:

Terlibat sebagai asisten dosen dapat membuka pintu untuk hubungan yang lebih erat antara mahasiswa dan dosen. Ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih terbuka dan mendukung.

10. Peluang Jaringan:

Dengan bekerja bersama dosen dan rekan-rekan mahasiswa, mahasiswa yang menjadi asisten dosen dapat membangun jaringan yang bermanfaat untuk masa depannya, baik dalam hal pekerjaan atau pengembangan profesional.

Secara keseluruhan, menjadi asisten dosen merupakan pengalaman yang kaya dan memberikan manfaat substansial untuk pengembangan pribadi dan akademis mahasiswa. Hal ini juga membantu membentuk masa depan profesional mereka dalam dunia akademis atau di luarnya.  

 

CIRI-CIRI TEMAN DOSEN YANG COCOK UNTUK DIHINDARI

29 November 2023 16:29:40 Dibaca : 36

By: Jumadi Mori Salam Tuasikal

Sementara tidak selalu tepat untuk menggeneralisir dan menghindari teman dosen secara keseluruhan, ada beberapa ciri-ciri perilaku atau sikap tertentu yang mungkin menjadi peringatan dan perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa ciri yang dapat menjadi pertanda bahwa Anda mungkin perlu berhati-hati dalam berinteraksi dengan teman dosen:

1. Tidak Etis:

Jika teman dosen terlibat dalam perilaku tidak etis, seperti plagiat, manipulasi data, atau pelanggaran etika akademis lainnya, hal ini dapat menjadi tanda untuk dihindari.

2. Berkeliaran di Luar Batas Etika Profesional:

Jika teman dosen terlibat dalam hubungan yang tidak etis dengan mahasiswa, seperti memfavoritkan atau menguntungkan secara tidak adil, hal ini dapat menimbulkan konflik dan masalah etika.

3. Tidak Transparan atau Tidak Jujur:

Teman dosen yang tidak transparan atau tidak jujur dalam interaksinya dapat menciptakan ketidakpercayaan dan memunculkan potensi masalah di masa depan.

4. Sering Menyalahkan Orang Lain:

Jika teman dosen cenderung selalu menyalahkan orang lain untuk masalah atau kesalahan yang terjadi, ini bisa menjadi tanda kurangnya tanggung jawab atau kemampuan untuk menghadapi kesalahan sendiri.

5. Perilaku Manipulatif:

Perilaku manipulatif, seperti mencoba mengendalikan orang lain atau memanipulasi situasi untuk keuntungan pribadi, bisa menjadi tanda untuk diwaspadai.

6. Ketidakprofesionalan dalam Komunikasi:

Teman dosen yang tidak menggunakan bahasa yang sesuai atau berkomunikasi secara tidak hormat dapat menciptakan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak profesional.

7. Tidak Konsisten dalam Pemenuhan Tugas atau Janji:

Jika teman dosen sering tidak konsisten dalam pemenuhan tugas atau janji, ini dapat menciptakan ketidakstabilan dan kesulitan dalam bekerja sama.

8. Menggunakan Wewenang dengan Tidak Adil:

Penggunaan wewenang dengan tidak adil, seperti memanfaatkan posisi dosen untuk kepentingan pribadi, dapat menjadi tanda perilaku yang tidak etis.

9. Kurangnya Respek terhadap Mahasiswa atau Rekan Kerja:

Kurangnya rasa hormat terhadap mahasiswa atau rekan kerja dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak mendukung.

10. Tidak Bersedia Menerima Kritik:

Jika teman dosen sulit menerima kritik atau umpan balik, ini bisa menjadi pertanda bahwa kolaborasi dan komunikasi sulit terjalin dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa setiap situasi dan individu unik, dan saran untuk menghindari teman dosen harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Jika Anda menghadapi perilaku yang meresahkan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan atasan atau otoritas terkait di institusi pendidikan Anda